Naya harus menerima sebuah kenyataan bahwa sang kekasih menjalin hubungan dengan orang terdekatnya
Naya yang bertekad ingin menikmati hidupnya harus terjebak dan menghabiskan malam dengan seorang pria yang selalu bersikap dingin kepada para wanita
Bagaimana bila pria tersebut ingin memiliki Naya untuk selamanya?
Apakah Naya dapat meraih kebahagiaan bersama pria tersebut?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Triana mutia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Janji Rendi
FLASH BACK
Saat itu Naya baru saja masuk perguruan tinggi dan Laura sudah duduk di kelas tiga SMA, sedangkan Rendi sudah duduk di kelas dua SMA di sekolah yang sama dengan Laura. Laura dan Rendi hanya terpaut umur satu tahun
Di pertengahan tahun mama Airin harus datang ke sekolah karena mendapatkan panggilan dari pihak sekolah, saat itu Rendi terlibat sebuah perkelahian dengan teman satu kelasnya
Saat kedua belah pihak keluarga di pertemukan mama Airin hanya bisa terdiam dan menerima luapan amarah dari pihak keluarga korban, mereka terlihat murka karena anak mereka sampai harus di rawat di rumah sakit akibat ulah Rendi saat itu
Sudah pasti kabar tersebut sampai ke telinga papa Tomi, sepulang bekerja papa Tomi langsung mengumpulkan semua orang yang ada di rumahnya. Papa Tomi benar-benar merasa marah dan harus memberikan pelajaran kepada Rendi
"Kenapa kamu melakukan hal itu?!! apa kamu itu berandalan?!! kenapa kamu selalu membuat masalah?!!" teriak papa Tomi penuh amarah
Rendi sendiri terlihat tidak ingin memberikan penjelasan apapun, papa Tomi yang merasa murka pun mendaratkan tamparan demi tamparan ke pipi Rendi. Sedangkan mama Airin hanya bisa terdiam dan menangis menyaksikan hal tersebut
"Apa alasan kamu melakukan hal itu?!! jawab?!!" teriak papa Tomi
Entah sudah berapa kali papa Tomi mendaratkan tangannya ke pipi Rendi tapi Rendi tetap menutup rapat mulutnya, jangankan untuk memberikan penjelasan bahkan Rendi tak ingin meminta maaf atas perbuatannya saat itu
"Sampai kapan kamu akan menjadi anak yang seperti ini?!! kenapa kamu selalu mencari masalah?!!" teriak papa Tomi
Papa Tomi terlihat mulai mengambil sebuah tongkat dan hendak memukul Rendi, dengan cepat mama Airin langsung memeluk tubuh sang suami dari belakang. Sebagai seorang ibu hati mama Airin terasa sakit melihat itu semua
"Sudah pah," ucap mama Airin dengan lirih
"Ini semua karena kesalahan kamu juga!! kamu selalu memanjakan anak ini sampai anak ini selalu membuat masalah di sepanjang hidupnya!!" teriak papa Tomi
"Mama minta maaf pah, biar nanti mama yang nasehatin Rendi"
Papa Tomi pun langsung meninggalkan tempat itu dan masuk ke arah kamarnya, sedangkan mama Airin memilih untuk mengikuti sang suami. Laura pun mulai bangkit dari duduknya dan menatap ke arah Rendi sambil menyilangkan kedua tangannya di depan dadanya
"Apa sekarang kamu sudah merasa puas?" tanya Laura dengan sinis
Rendi hanya terdiam dan menatap tajam ke arah sang kakak
"Aku bingung, kenapa aku harus punya adik yang memalukan seperti kamu?"
Laura pun meninggalkan ruangan tersebut dan hanya tersisa Naya di tempat itu, Naya pun mulai memindahkan posisi duduknya tepat di samping Rendi dan mengelus pipi Rendi yang terlihat merah karena ulah papa Tomi
"Apa masih sakit?" tanya Naya dengan lembut
Rendi hanya menggelengkan kepalanya
"Apa kamu mau cerita ke kak Naya alasan kamu melakukan itu?" tanya Naya dengan lembut
Saat itu Rendi terlihat enggan untuk menjelaskan semuanya
"Ga masalah kalau kamu memang ga mau cerita sama kak Naya, tapi apa kamu mau apa yang di dalam pikiran kak Naya saat ini?"
Rendi tetap terdiam dan mulai menatap ke arah Naya
"Ga tau kenapa? tapi kak Naya merasa kalau kamu ga salah dalam hal ini"
"Kenapa kak Naya punya pemikiran seperti itu?"
Naya pun tersenyum dengan hangat
"Kak Naya tau kamu kalau kamu adalah tipe anak yang bebas, kamu akan melakukan apapun yang kamu inginkan. Tapi kak Naya juga yakin kalau kamu bukan tipe anak yang akan memukul orang lain tanpa alasan yang jelas," jelas Naya dengan lembut
Rendi pun tersenyum tipis
"Jadi tebakan kak Naya benar?" tanya Naya lalu tersenyum
Rendi pun menganggukkan kepalanya
"Kak Naya cuma berharap, lain kali sebelum kamu melakukan sesuatu pikir ulang dulu sekali lagi. Apa kamu ga kasihan kalau melihat tante Airin menangis?"
Rendi hanya terdiam sambil menatap Naya dengan serius
"Lagi pula kalau kamu terus-menerus bersikap seperti ini, siapa yang akan jadi pelindung kak Naya di kemudian hari? kan cuma kamu adik laki-laki kak Naya"
Rendi pun tersenyum tipis
"Kak Naya ga usah takut, aku yang akan jadi pelindung kakak di masa depan." jawab Rendi dengan yakin
Sejak hari itu Rendi bertekad untuk menjadi pelindung Naya di masa depan, sedikit demi sedikit dia merubah semua kebiasaan buruk yang dia miliki. Rendi bahkan memutuskan untuk menempuh pendidikan di luar negeri agar bisa menjadi sosok yang berguna bagi Naya di masa depan, saat Rendi akan meninggalkan kota itu hanya mama Airin dan Naya mengantarkan Rendi ke bandara
"Kamu jaga diri baik-baik selama di sana ya sayang," ucap mama Airin dengan lirih lalu memeluk erat tubuh Rendi
Naya pun memberikan kado yang telah dia siapkan saat mama Airin melepaskan pelukannya, tiba-tiba saja Rendi memeluk tubuh Naya dengan erat
"Kak Naya tunggu aku pulang ya, saat nanti aku pulang aku janji akan menjadi pelindung untuk kak Naya." ucap Rendi dengan bersungguh-sungguh
Rendi pun melepaskan pelukannya dan melihat Naya sedang tersenyum dengan hangat
"Jadi kamu harus janji untuk belajar dengan baik dan cepat pulang untuk kak Naya"
Rendi hanya membalas dengan anggukan kepalanya sambil tersenyum tipis
FLASH OFF
"Kamu baru aja pulang dan sudah mau membuat masalah?" tanya papa Tomi dengan penuh penekanan
Rendi pun tertawa lepas
"Ternyata predikat sebagai si pembuat masalah masih melekat di diri aku ya," ucap Rendi dengan nada sinis
Suasana di dalam ruangan tersebut terasa menjadi panas dengan kehadiran Rendi di antara mereka, Naya yang tak ingin Rendi membuat masalah pun menggenggam erat tangan Rendi seolah meminta Rendi untuk berhenti
Tapi lagi-lagi Rendi hanya memberikan senyuman yang hangat kepada Naya, saat itu Rendi seolah sedang berkata bahwa semuanya akan baik-baik saja karena ada dia di tempat itu. Rendi pun mulai menatap ke arah sang papa dengan wajah serius
"Tapi apa papa ga sadar akan sesuatu? saat ini yang membuat malu keluarga kita adalah anak kebanggaan papa, papa sendiri sudah bersikap keterlaluan dengan meminta kak Naya untuk membujuk kak Farhan." lanjut Rendi dengan serius
Papa Tomi pun segera bangkit dari duduknya
"Kamu itu cuma anak kecil!! apa yang kamu tau tentang kehidupan ini?!!' teriak papa Tomi penuh amarah
Rendi pun tersenyum sinis
"Ga masalah kalau sampai saat ini papa masih menganggap aku sebagai anak kecil, setidaknya aku masih bisa membedakan mana yang salah dan mana yang benar. Seandainya posisi kak Naya dan kak Laura di tukar, apa papa tetap akan melakukan hal yang sama?" tanya Rendi dengan tegas
Padahal Ardi sudah belajar berubah untuk lebih baik.
Ardi lebih mengutamakan Kamu.
Hubungan yang langgeng harus ada timbal balik nya.