Saat bangun di pagi hari rena menemukan dirinya memasuki cerita novel yang dia baca tadi malam dan menjadi adik tiri yang akan mati di pertengahan bab karena kebenciannya terhadap pahlawan wanita.
Rena didalam novel sangat menyukai pemeran utama pria yang merupakan tunangannya sebelum pemeran utama wanita di bawa kembali ke rumah. Setelah kembalinya pahlawan wanita ke rumah semuanya berubah, semua yang dia miliki bukan lagi miliknya bahkan orang tua dan kakak laki-lakinya. Sehingga dia memaksakan diri untuk menikahi saudara laki-laki pemeran utama pria untuk mengganggu kehidupan pernikahan pemeran utama wanita. karena sifatnya ini rena didalam novel mati di tangan suaminya sendiri.
“dari pada mengganggu pemeran utama pria. Lebih baik fokus pada kehidupan pernikahanku. Aku harus bertemu suamiku dulu”
“apa yang kamu lakukan didepan kamarku?” teriak seorang pria
Akankah rena berhasil menghindari kematiannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ellani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22 Menandatangani Kontrak 2
Rena dan Andrew telah keluar dari toko kue.
“hah … aku sangat kesal sekali,” ucap rena.
“N-nona … kapan kita menandatangani kontrak?” tanya Andrew.
Rena melirik Andrew. “Kamu jangan panggil aku nona. Apakah kamu pelayanku?” tanya Rena.
“Baiklah kalau begitu Rena … Kapan kita menandatangani kontrak?” tanya Andrew lagi.
“Ayo kita pergi keperusahaan suamiku dulu,” ucap Rena sambil berjalan memasuki mobil.
Diperusahaan Anderson.
Viktor dan Leon masih berada diruangan Alex.
“Leon … apa kamu masih menjalani perusahaanmu LN Entertaiment?” tanya Alex.
Leon yang memakan kue kaget mendengar pertanyaan Alex dan melihat alex dengan tatapan curiga.
“Ada apa?”
“Tumben sekali kamu menanyakan tentang urusanku Alex,” ucap Leon mengangkat alisnya.
Alex mengambil teh dan menyesapnya.
“Jawab saja pertanyaanku,” ucap Alex.
Viktor yang berada diantara mereka hanya diam memperhatikan mereka sambil memakan kue.
“Aku tidak terlalu memperhatikan LN Entertaiment.”
“Tetapi pendapatan dari sana lumayan,” ucap Leon bersandar di sofa melihat langit-langit.
Leon memikirkannya, sudah lama sekali dia tidak melihat perusahaan itu. Awalnya dia membangun perusahaan itu karena wanita itu ingin memasuki dunia Entertaiment. Agar wanita itu merasa aman Leon membuatkan perusahaan untuk wanita itu tempati. Tetapi saat Leon menyuruhnya memasuki perusahaannya, wanita itu tidak mau dan mengatakan jika dia mengikuti Leon orang-orang akan mengira dia memakai orang dalam. Usahanya akan sia-sia.
Saat itu Leon hanya peduli dengan perusahaannya sebentar. Tetapi, lama-kelamaan Leon merasa bosan dan menyuruh orang lain untuk mengurus perusahaan tersebut. Leon bepikir percuma menjalankan perusahaan ini kalau wanita itu tidak ada.
Alex melihat Leon dan tahu apa yang dia pikirkan.
“Kalau kamu tidak menginginkannya … ” Alex menaruh gelas keatas meja dan melirik Leon.
“Jual perusahaan itu kepadaku.” Alex menatap Leon dengan serius.
Leon kaget mendengar ucapan alex dan bangun dari sandarannya sambil menatap Alex dengan tatapan tidak percaya.
“Aku akan menjalankan perusahaan tersebut,” ucap Alex.
Viktor yang mendengar Alex berbicarapun juga kaget.
“Hei ada apa denganmu Alex?”
“Tiba-tiba saja ingin menjalankan perusahaan Leon,” tanya Viktor.
Alex mengambil minuman lagi dan menyesapnya.
“Yah … hanya ingin saja,” ucap Alex.
“Apa kamu serius?” tanya Leon.
“Apa aku pernah bercanda?” tanya Alex menatap Leon.
Leon mengerutkan kening dan berpikir apakah harus menjualnya atau tidak.
Di lantai bawah.
Rena dan Andrew telah sampai di perusahaan Alex.
“Baiklah … ayo kita masuk,” ucap Rena Tersenyum.
“R-rena … apa ini baik-baik saja?” tanya Andrew sambil melihat perusahaan.
Andrew tahu ini perusahaan apa dan siapa pemiliknya. Andrew melihat Rena lagi dengan tidak percaya.
“Ada apa?” tanya Rena bingung.
“Tidak ada … baiklah ayo kita masuk,” jawab Andrew menelan ludahnya sambil menatap kedepan.
Di ruangan Alex.
“Baiklah kalau begitu aku akan menjualnya kepadamu,” ucap Leon.
Alex tersenyum dan ingin menjabat tangan Leon. Namun, tiba-tiba pintu terbuka.
“Alex,” teriak Rena.
“ …. “ Ruangan menjadi hening seketika.
Rena tidak tahu kalau Alex memiliki tamu.
Leon melirik Rena dan mata mereka saling bertemu.
“Kamu?!” teriak Rena dan Leon.
Alex bingung dengan situasi ini. Begitu juga dengan Viktor.
“Rena kenapa kamu kemari?” tanya Alex.
“Apa ada barang yang tinggal?” tanya Alex berjalan menuju Rena.
Rena masih kaget melihat Leon.
“Apa kalian saling kenal?” tanya Alex mengeerutkan kening.
“Haha … aku rasa aku harus pergi dulu,” ucap Leon mengalihkan pandangannya.
Rena dengan cepat menutup pintu.
“Mau kemana kamu?” ucap Rena menyeringai.
Leon kaget dan berlari.
Melihat ini Rena tidak tinggal diam.
“Alex jaga pintunya untukku,” teriak Rena.
“Ha?” tanya Alex bingung.
“Berani-beraninya kamu menipuku,” teria Rena mengejar Leon.
“Aku tidak menipu … kamu sendiri yang memililh kuenya,” teriak Leon sambil berlari.
“dan juga aku sudah menanyakan apa kamu yakin dengan pilihanmu?” teriak Leon lagi.
Rena terengah-engah dan akhirnya berhenti.
“Rena tenanglah … “ ucap Alex cemas.
“Leon apa yang kamu lakukan pada istriku?” tanya Alex dingin.
“Apa? Jadi itu istrimu?” tanya Leon tidak percaya.
“Hah … biarkan aku istirahat dulu,” ucap Leon berjalan menuju sofa.
“Rena minumlah ini.” Alex memberikan minuman kepada Rena.
“baiklah sekarang ceritakan apa yang terjadi,” ucap Alex.
Renapun menceritakan semuanya dari awal hingga akhir dengan sangat kesal.
“Pffffft … hahahhahaha,” tawa Viktor.
“Alex … istrimu sangat menarik haahhahaha,” tawanya lagi sambil memegang bahu Alex.
“bukan salahku … dia tidak mengatakan kalau menginginka kue satunya,” ucap Leon.
“Hah … meskipun begitu tetap saja sangat menyebalkan,” ucap Rena menatap Leon dengan kesal.
“Ya ya … aku minta maaf.”
“Aku akan mengembalikan uangnya kepadamu,” jawab Leon.
“tidak perlu … kuenya juga sudah aku makan,” ucap Rena mengerutkan bibir.
“em … permisi … maaf mengganggu … “ ucap Andrew yang terlupakan.
“Ah iya maaf aku melupakanmu,” teriak Rena.
“tidak apa-apa,” jawab Andrew.
Huhuhu … apa aku pergi saja ya?
Andrew berjalan menuju sofa dan berdiri disamping Rena.
“duduklah,” ucap Rena.
Andrewpun duduk sesuai dengan perintah Rena.
“Alex ini adalah Andrew yang aku ceritakan,” ucap Rena bersemangat.
Alex melirik Andrew sebentar dan melihat Rena lagi.
“Nah … sekarang kamu bicarakan masalah kontrak dengan suamiku,” ucap Rena.
“Ap-apa? Tapi … “ Andrew menatap Alex dengan gemetar.
“Untuk isi kontraknya tidak ada masalah dengan nona rena …”
“Tetapi untuk menghindari adegan ciuman atau ranjang aku rasa agak sulit,” ucap Andrew mengecilkan suaranya.
Alex mengerutkan kening mendengar ini.
“Kamu tidak perlu memikirkan ini … itu semua biar aku yang mengurusnya,” jawab Alex.
“Tunggu … jadi istrimu ingin memasuki perusahaanku?” tanya Leon.
“Kalau begitu aku tidak jadi menjual perusahaanku,” ucap Leon tersenyum.
“Kenapa?” tanya Alex mengerutkan kening.
“Alex kamu ingin membeli perusahaan?” tanya Rena kaget.
“Karena aku rasa aku akan mendapatkan uang banyak,” jawab Leon menyeringai.
Alex sangat kesal mendengar Leon.
“Hei hei tenang … bagaimana kalian buat perjanjian saja?” tanya Viktor.
“Istri Alex bekerja di perusahaanmu … tentu saja Alex akan selalu berinvestasi,” ucap Viktor.
“Maka kamu Leon harus mengurus istrinya Alex di perusahaan dan menjalankan LN Entertaiment sebagaimana mestinya,” lanjut Viktor.
Leon memikirkannya dan menyetujui perkataan Viktor.
“baiklah kalau begitu,” jawab Leon.
Andrew yang mendengar semua ini masih sangat tidak percaya, yang berada didepannya adalah bossnya sendiri.
Leon melihat Andrew. “Bagaimana keadaan perusahaan?” tanya Leon.
“I-itu … “ Andrew menjawab dengan ragu-ragu.
Melihat ini Leon mengerutkan kening dengan tatapan curiga.
“Ada apa? Cepat jawab,” ucap Leon.
Andrew akhirnya memberitahu semua yang terjadi di perusahaan.
Setelah mendengar semua cerita Andrew, Leon mengerutkan kening.
“Berani sekali mereka melakukan ini di perusahaanku,” teriak Leon gemetar marah.
“Sebaiknya kamu memperbaiki ini semua,” ucap Alex.
“Dian ini … dia selama ini memberi laporan palsu kepadaku.”
“Karena aku tidak peduli … apakah menurutnya aku bodoh?” ucap Leon kesal.
Leon melirik Andrew. “ Ayo kita keperusahaan sekarang … aku harus membereskan tikus-tikus itu,” ucap Leon.
Andrew sangat bersemangat dan mengikuti Leon.
“Andrew ini sudah aku tandatangani,” teriak Rena.
“Ah iya … terimakasih banyak”
“Nanti kita bicarakan lagi,” ucap Andrew.
“Baiklah,” jawab Rena.
Setelah Leon dan Andrew pergi, ruanganpun menjadi sepi.
“Hei Rena … apa kamu mau memakan kue,” tanya Viktor.
Rena melihat kue dengan mata berbinar dan memakannya dengan bahagia.
“Siapa namamu?” tanya Rena.
“Ah … aku lupa memperkenalkan diri.”
“Perkenalkan namaku Viktor … aku pernah menghubungimu sebelumnya,” ucap Viktor tersenyum.
“Ah jadi itu kamu,” ucap Rena kaget.
“Sudahlah lebih baik kamu pergi sekarang Viktor,” paksa Alex.
“Rena apa kamu ingin mendengar cerita tentang Alex?” tanya Viktor.
“Viktor!” teriak Alex dingin.
“Ceritakan padaku,” ucap Rena bersemangat.
“Rena,” panggil Alex.
Viktorpun menceritakan kejadian saat Alex masih kecil dan mereka tertawa bersama. Hanya Alex yang diam berusaha untuk menyibukkan diri agar tidak mendengar mereka.
Akhir dari Bab 22
bintang 🌟🌟🌟🌟🌟 untuk u thor