NovelToon NovelToon
Pemain 999

Pemain 999

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Horror Thriller-Horror / TKP / Romansa / Trauma masa lalu / Permainan Kematian
Popularitas:645
Nilai: 5
Nama Author: Halo Haiyo

Marina Yuana Tia, dia menyelesaikan permainan mematikan, dan keluar sendiri dalam waktu sepuluh tahun, tetapi di dunia nyata hanya berlangsung dua minggu saja.

Marina sangat dendam dan dia harus menguak bagaimana dan siapa yang membuat permainan mematikan itu, dia harus memegang teguh janji dia dengan teman-temannya dulu yang sudah mati, tapi tak diingat keluarga mereka.

Apakah Marina bisa? Atau...

ayo baca guys

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Halo Haiyo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 11.Black hole

Bab 11

"okeh, lalu ini, apa aku butuh ini?"

"Sediakan saja. Kalau bahaya datang, bisa kapan saja."

Marina menyaku alat di saku celananya, dia bercermin, tatapannya tajam dan lurus ke cermin.

Dia melihat handphone, tertera nomor Gevan disana.

@Gevano

Aku sudah siap, samping stasiun kereta api. Aku tunggu!

Aku rela bolos hanya karena permainan bodoh ini.

@me

Ya, bagaimanapun kamu akan tetap memilih bertahan.

Bertahanlah sampai akhir, aku temani dirimu. Dan akan kuberitahu hal-hal yang kemarin lupa aku kasih tau.

@Gevano

Apa?! Kau lupa! Oh, pantes kenapa kasih info dikit doang... Ya udah cepetan, nanti yang namanya pengawas-pengawas itu malah ngambil aku lagi...

@me

Hm.

Marina keluar rumah, dia menutup pintu. Tapi belum saja pergi, bu kosan sudah menghadang jalannya.

"Eits, mau kemana nona?"

"Marina.... Udah mau dibayar belum?"

Ia menghela napas, kenapa harus saat-saat ini sih? Dia menggeleng sebagai jawaban.

"Nanti saja-"

"Nanti, nanti, nanti! Nanti terus aja, sampai saya jadi lumutan! Cepet bayar apa susahnya sih? Kemaren juga kamu baru pulang ke rumah mu yang ada dikampung kan?"

"Karena kau juga mau keluar, saya gak mau ketinggalan lagi... Cepat kasih, atau keluar dari rumah,"

'Astaga... ' keluh Marina, dia mencari sesuatu dalam sakunya.

"Aku cicil dulu ya bu,"

"Cicil? Dua ribu per hari?!"

Marina menutup gendang telinga, saking kerasnya suara bu kosan seperti toa masjid.

"Maaf bu, tapi saya ga ngantongi uang hari ini."

"Terus mau kapan?"

"Lusa? Esok? Tahun depan! Pas udah nikah?! Pas saya sudah mau sakaratul maut!!"

"Kenapa lama amat sih, jadi anak muda itu jangan gaya gengsinya yang ditinggikan, tunggakan juga harus dibayar!"

'Huh~' Marina menggeledah saku, dia meraup kantong celana sampai dikeluarkan. Ditunjukkan ke bu kos.

"Nih bu, saya ndak bawa apa-apa..."

"Lalu itu apa?"

"Hm?"

Marina ikut memandang ke bawah, dia terkejut. Matanya langsung melebar tak percaya, bahkan yang ada digenggaman bu kos adalah kartu kupon yang dulu dia buang, tak pernah diambil sama sekali.

'Ke-kenapa itu bisa ada di sakuku? Bukankah kemarin ku buang ke tong sampah? '

Marina ingin mengambil, tapi sudah kedahuluan.

"Bu, itu tak bisa... Itu hanya kartu biasa,"

"Hm? Kata siapa, dengan ini pembayaranmu lunas semua."

"Apa?"

"Nih, sudah masuk ke rekening saya."

"Tap-tapi..."

"Punya duit banyak kok gak dikasih-kasih, kikir banget. Whuu!" Seru bu kos berjalan pergi begitu saja.

Gadis itu terheran-heran, kartu kupon miliknya dia angkat dan dia lihat dengan sangat teliti.

"Aku tak melakukan apapun dengan ini, tapi sudah lunas saja? Wah, memang... Kekuatan yang luar biasa, melebihi batas manusia."

Marina membuang kupon sembarangan, ia tak peduli lagi. Mungkin, dirinya takkan sadar setiap dia pergi kartu itu akan selalu mengikuti dirinya kemanapun.

.

.

.

"Lama banget kau,"

"Aku sampai bosan sendiri."

Maklum, lelaki itu sudah seperti pohon lama tak ditebang di samping stasiun. Saking lamanya, sampai bosan sendiri dan serasa tak tau arah tujuan.

Baru saja tiba, Marina sudah memberikan catatan lebih."Ini,"

"Untukku?"

"Hm."

"Coba ku lihat-"

"Nanti saja,"

"Pengawas akan tau,"

"Apa? Dia tau gerak-gerik kita?"

Marina mengangguk, dia mengajak duduk lelaki itu."Siapkan nafasmu."

"Sejak lahir aku sudah bernafas bodoh!"

"Maksudku, siapkan dirimu. Siapa tau kau tidak lagi dikenal, sedangkan hanya diriku yang kenal dengan mu..."

Gevan mendelik, dia tak bisa menahan ketakutannya. Dia saku kertas catatan dari gadis itu, mungkin setelah dia bermain ke dalam permainan mematikan, dia bisa tau cara menjadi pemenang.

Marina memegang tangan Gevan, membuat lelaki itu panas sendiri.

"Apa-apaan sih..."

"Kenapa, disaat seperti ini malah nggoda aku?"

"Dengarkan, perkataanku..."

"Mungkin kau melupakan sesuatu yang berharga, tapi dengan bermain ke permainan kamu akan mengingat satu hal yang sangat penting dalam hidupmu. Itulah gunanya setiap misi yang ditugaskan,"

"Oh benarkah?"

"Aku baru tau,"

"Tapi... Kau tak bisa ikut gitu. Nemenin atau apa lah, biar aku gak sendirian disana."

Gadis itu menggeleng, tatapannya sudah sirna. Dia tak mungkin bisa masuk kesana lagi, kesempatannya sudah habis.

Gevan yang memandang wajah Marina merasa ikut terpancing, dia tak boleh mati begitu saja.

"Awasi diriku nanti ya, kalau aku ada apa-apa!"

"Hm."

"Lalu, mulai sekarang?" Tanya lelaki itu.

Marina mengedip kecil, dia melihat tangannya yang kusut.

"okeh, sekarang lebih baik daripada nanti,"

"Daripada kamu harus sakit di akhir."

"Sakit di akhir? Apa maksudmu? Kalau tidak setuju ikut bermain gitu?"

"...."

Tak ada jawaban, seolah mereka berdua sudah tak lagi ada topik bicara. Tak memberikan pilihan, Gevan berdiri dia memantapkan diri.

Dengan percaya dirinya, dia yang sudah siap merasa akan menang.

"Aku ikuti saranmu, dan aku harus bisa keluar dari sana,"

Gadis itu berdiri, lalu memeluk Gevan tanpa diundang. Tentu membuat pipi lelaki itu memerah, karena setelah mamanya hanya perempuan ini yang berani memeluk sembarangan.

"Apa-apaan kau ini, kau kira aku akan mati semudah itu?"

"Tidak."

"Hanya saja, disana banyak orang... Yang pasti lambat laun akan berkurang dan engkau-"

"Aku? Aku kenapa?" Tanya Gevan sangat penasaran.

Gluk-Marina tak bisa bicara lancar, lehernya serasa tercekat ke dalam.

"Tak apa, jaga dirimu. Jaga pikiranmu, dan tetap waspada, walau banyak teman seperjuanganmu yang mati, kamu harus tetap menjernihkan otak, karena itu satu-satunya cara bertahan hidup,"

"Eung, okeh... Akan ku ingat..."

"Kau tau siapa kan aku? Aku adalah anggota osis bagian penyidik anak nakal, jangan remehkan aku!"

Marina sedikit terkekeh, anggota osis? Dulu banyak sekali yang mengaku pendekar, hero dan pembunuh bayaran, tapi mereka mati terlebih dahulu daripada dirinya.

Memikirkan saja sudah membuatnya pusing.

"Catatan ini lengkap kan? Awas saja kalau ada yang tidak pas."

"Aku sudah menulis banyak sekali disana, yang penting kau bisa membacanya." Jawab Marina dengan enteng.

Gevan menatap tak percaya, tapi ah bagaimana lagi? Minimal dia harus bertahan hidup.

"okeh? Siap?"

"Aduh kok aku takut-takut gini ya?"

"Bagaimana denganmu? Kau merasa takut juga, hm? Seperti pengalaman pertama? Hm?"

Dingin.

Terlalu dingin.

Gevan yang mencoba basa-basi, tapi terlalu basi. Tapi di acuhkan, tidak digubris.

'Dasar sombong, '

"Katakan, (aku terima)"

"Apa?" Tanya Gevan pura-pura tak dengar.

"Katakan, (aku terima) disini. Dengan begitu kau bisa masuk ke dalam,"

"Ke-kemana memang?!" Panik lelaki itu, takut sendiri. Marina mendorong kepala belakangnya,"CEPAT!!"

"WAKTUMU TAK BANYAK!"

"Ah! O-okeh!!"

"Tapi disini? Di stasiun?"

"Orang-orang takkan bisa melihat."

Gevan mengangguk.

Dia berteriak keras."AKU TERIMA!!!"

Swingg! Angin perlahan meniup pakaian yang dikenakan Gevan dengan sangat kencang, bahkan hampir menjatuhkannya ke belakang.

Marina berdiam diri dibelakang, menatap kosong ke depan. Ruam-ruam hitam mulai muncul, sebuah blackhole langsung menyedot Gevan untuk masuk.

Lelaki itu ikut terhipnotis.

Dibelakang Marina menatap lelaki itu,"hati-hati disana," Sambil mengikuti. Dia juga berusaha agar bisa masuk juga, tapi"BOOM!!!"

Terlempar ke belakang. Ada pisau tajam menggores pipinya. Marina melihat ke samping, senjata yang sangat familiar.

Bersambung...

1
Fanchom
silakan komen atau report kalau ada salah kata penulisan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!