Budi seorang remaja tampan tak terduga mendapat warisan yang membuat nya menjadi kuat dan sakti
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bang deni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
tempat usaha
Budi melatih ilmu kebatinan, karena menurut raja Karang Setra, alam ini terbagi menjadi beberapa alam, dan ada alam yang penghuninya hanya bisa di lihat dengan mata batin, selain itu Budi juga melatih jurus jurus milik Raja Karang Setra yang ada di ingatannya, dari jurus pisau jurus pedang , dan jurus jurus tangan kosong pun ia pelajari , sedangkan untuk tenaga dalamnya ia menggunakan kertas yang ia temukan di buku yang ia pinjam dari sekolah.
Pembacaannya pada aksara Jawa pun kini sudah lancar. Kini ia mengartikan peta yang ia dapatkan .
" Gunung Arjuna" gumam Budi , setelah ia meneliti peta itu, ternyata menunjukan salah satu tempat di sisi Gunung Arjuna yang berada di Jawa Timur .
" Nanti saja kesananya, fokus sekolah saja dulu ." Ucap Budi dalam hati, sekolahnya hanya tinggal beberapa bulan lagi , tentunya ke gunung Arjuna tak bisa sebentar.
Di sekolah , semua menjadi heboh melihat Clara datang ke sekolah dengan berboncengan bersama Budi, Clara primadona sekolah mereka dan banyak yang mengejar dirinya namun Clara selalu menolak dan menjaga jarak dengan mereka , agar tak di kira memberi harapan.
Edo di sudut lapangan yang sedang nongkrong bersama Sueb dan Anton mengepalkan tinjunya.
" Kurang ajar , makin dekat saja ia bersama Clara!" Ucap Edo geram , ia sudah lama mendekati Clara tapi selalu di tolak.
" Kita cari cara lain, agar bisa ngasih pelajaran sama anak itu" ucap Anton .
" Ya nanti aku akan menyuruh anak buah ayahku menghajarnya." Sahut Edo, Edo anak seorang pengusaha kayu, ayahnya mempunyai anak buah yang sangat kuat karena sering keluar masuk hutan menebang pohon , di hutan tentu saja bahaya lebih banyak mengintai dari jalan yang licik hingga binatang buas, jadi orang tua Edo memperkerjakan orang orang yang mempunyai kekuatan besar dan nyali berani mati agar usahanya bisa trus berjalan mulus, selain itu mereka menyewa organisasi bawah tanah untuk menghabisi saingannya.
Sepulang sekolah , Budi dan Clara kembali mencari tempat untuk usaha Cafe mereka , lama berputar putar, tak mendapatkan hasil ,Budi mengajak mampir di sebuah rumah makan Padang yang berada tak jauh dari sekolahan mereka.
" Hei dari mana kalian jam segini masih pakai pakaian sekolah!" Tegur Uni Desi pemilik rumah makan yang memang mengenal Budi.
" Dari nyari tempat untuk usaha uni(sebutan kakak perempuan Padang), " jawab Budi .
" Kalian mau buka usaha apa, kan masih sekolah?" Tanya Uni Desi lagi
" Rencananya kami mau buat cafe Uni, ada informasi ga tempat yang di sewakan yang sesuai untuk buka cafe?" Tanya Budi lagi
" Kebetulan , itu di samping gang dak'wah mau di jual " jawab uni Desi cepat
" Punya pak Mus itu??" Tanya Budi " bukannya bengkel mobil!" Lanjut Budi kemudian karena ia tahu tempat yang di maksud Uni barusan .
" Iya, anaknya pak Mus , Linda lagi sakit, dia butuh dana besar , lagian sekarang bengkel mobilnya sepi semenjak pak Harry keluar dari bengkel itu" ucap Uni Desi menjelaskan
" Kalau begitu ,baiklah, nanti kami kesana setelah makan " kata Budi bersemangat.
" Iya coba saja , siapa tahu sama kamu di kasih murah" ucap Uni Desi.
Setelah makan Budi dan Clara langsung menuju tempat yang di maksud Uni Desi, bengkel itu dalam keadaan tutup, hanya pintu rumah yang di samping yang terbuka .
Tok
Tok
Tok
" Assalamualaikum" Budi mengetuk pintu dan mengucap salam di depan pintu yang terbuka .
" Waalaikum salam , " satu suara menjawab salam mereka . Dari dalam rumah keluar seorang pria separuh baya, di wajahnya terlihat jelas ia sedang mengkhawatirkan sesuatu .
" Eh, nak Budi ,ada apa ini tumben?" Ucap pak Mus begitu melihat yang datang bertamu ternyata Budi , Budi memang banyak dikenal di kampung itu karena Budi sering ikut kegiatan kerja bakti bersama dua sahabat lelakinya.
" Maaf ini pak mengganggu, saya dengar bapak mau jual bengkel nya?" Tanya Budi hati hati.
" Hais, iya nak Budi, bengkel ini sekarang sepi sejak pak Harry yang jadi montir di sini berhenti" keluh pak Mus lesu. Budi agak heran, karena ia tahu pak Harry sudah lama bekerja di bengkel milik pak Mus, bisa di bilang, awal berdiri bengkel pak Harry lah yang menjadi montir tunggal di bengkel itu. Pak Harry masih lajang dan masih berumur 32 tahun, masih di bilang cukup muda untuk ukuran seorang pria.
" Kalau boleh tahu pak, berapa harga yang bapak minta??" Tanya Budi lagi
" Saya minta semua nya termasuk alat alat bengkel satu milyar saja, sebenarnya bila Linda tak sakit aneh bapak juga ga akan menjual bengkel ini" ucap Pak Mus
" Maaf pak ga bisa kurang?" Tanya Budi lagi, " saya mau buka cafe, kalau alat alat bengkel ada yang mau silahkan saja pak di tawarkan ke orang lain dulu, saya ambil tempatnya saja." Lanjut Budi berkata.
" Ooh, saya kira nak Budi mau buka bengkel, bagaiman kalau 500 juta saja, kemarin ada yang nawar alat alat bapak 500 tapi karena belum mencukupi bapak belum jual" ucap pak Mus bersemangat , ada jalan baginya untuk mengobati anaknya ke luar negri, alat alat bengkel pak Mus tergolong sudah canggih, ada mesin hidrolik juga untuk mengangkat mobil , jadi wajar masih mahal harganya walau di jual setengah pakai.
" Kalau begitu ,ini saya transfer 300 juta dulu yah pak, nanti saya kirim sisanya setelah bapak selesai mengurus surat suratnya " ucap Budi , Clara baru saja menghubungi ayahnya dan membicarakan tentang tempat itu, menurut ayahnya ambil saja, nanti akan menjadi mahal beberapa tahun kemudian, dia juga mengirimkan uang sebesar 300 juta pada Clara agar membeli tanah itu .
" Baiklah terima kasih sebelumnya nak Budi" ucap pak Mus senang .
" Maaf pak , boleh saya lihat kak Linda" pinta Budi tiba tiba, ia tadi sekilas melihat ada sesuatu yang aneh melintas masuk dari pintu samping rumah pak Mus .
" Ooh, tentu saja boleh, ayo " pak Mus langsung berdiri dan mengajak Budi serta Clara ke kamar Linda.
" Budi mengenal Linda namun tak akrab hanya sebatas kenal saja, Linda termasuk wanita yang cantik, dan baik, dia beberapa tahun lebih muda dari Budi.
Di ranjang besi bertilam kasur tebal ,Linda berbaring tak berdaya , tubuhnya yang tadinya berisik kini kurus tak terawat.
Yang membuat Budi kaget , Budi jelas melihat satu sosok yang menghisap sari kehidupan Linda , sosok wanita tua .
" Maaf pak, apa kata dokter?" Tanya Budi, ia tak mau gegabah turun tangan.
" Dokter bilang penurunan fungsi organ, dan hanya di luar negri yang bisa mengobatinya walau hanya 50 persen" jawab pak Mus .
" Boleh saya mencobanya pak , maaf saya sedikit sedikit tahu pengobatan dari nenek" ucap Budi berbohong .
" Silahkan saja nak, tapi tidak bahaya kan untuk Linda?" Tanya pak Mus,
" Tidak pak, saya akan memeriksanya dulu, " jawab Budi .
Pak Mus awal ragu, tapi ia akhirnya mengizinkan karena ia tahu nenek Budi sering mengobati penyakit ringan. Mungkin saja Budi telah mewarisi ilmu neneknya.
