"Metta,, apa semua berkas yang di butuh kan untuk meeting siang ini sudah siap" tanya nya pada sekretaris yang bernama metta
"Sudah bos, semua berkas nya sudah lengkap, kita hanya perlu menunggu utusan dari pihak Klien nya saja" ucap metta sang sekretaris
"Bagus, kalau begitu antar kan surat nya ke ruangan ku, biar aku periksa kembali"
Hanna Purwati yang kerap di panggil Hanna atau bos Hanna oleh orang ² terdekat nya sekaligus bawahan nya,,, seorang wanita Yang tangguh dan mandiri, di usia yang sudah menginjak ke 27 tahun, seorang Hanna mampu meraih sebuah kesuksesan yang orang lain belum tentu bisa mendapat kan nya, bagai mana tidak,,,,
Dengan segala kegigihan dan semangat nya untuk bangkit akhirnya membuah kan hasil, ia yang dulu selalu di kucil kan dan di rendah kan bahkan di tinggal kan oleh kekasih nya sendiri hanya karna ia seorang gadis miskin sebatang kara......
****
Selanjutnya.....
Sebelum lanjut jangan lupa follow author dulu ya, agar author lebih semangat lagi🙏🙏🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mey Andani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 22
Marisa yang mendengar Ucapan adik nya itu pun, bukan nya menurut malah ia pergi meninggal Papa dan adik nya itu,,,
Dengan perasaan sedih,marah dan kecewa yang bercampur aduk menjadi satu, Hendra merasa bahwa ia telah gagal menjadi seorang ayah yang baik untuk kedua putrinya itu, Perlahan air mata nya mengalir begitu saja tanpa permisi, ia benar-benar sangat kecewa pada diri nya sendiri,,,
"Riana,,, maaf kan aku yang tak bisa menjaga putri kita dengan baik, aku telah gagal menjadi seorang ayah yang baik untuk kedua putri kita, aku gagal mendidik Marisa dan akibat dari kelalaian ku, sekarang ia telah tumbuh menjadi gadis pemberontak dan berbuat sesuka hati nya,,, aku gagal, aku gagal menjadi ayah yang baik, Hiks,,,"
Hendra menangis sejadi-jadinya, kala ia teringan akan amanah yang di berikan oleh almarhum istri nya agar bisa merawat dan membesarkan kedua putri mereka dengan baik,
"Papa, papa jangan menangis lagi, aku ada disini, papa tidak pernah gagal sebagai orang tua ku dan ka Risa, papa adalah pahlawan bagi kami,,, Sekarang lebih baik papa istirahat, biar Klaris yang beres² Rumah ya" Ucap klarisa yang menenangkan sang ayah,
Untuk sementara mereka terpaksa menyewa sebuah kontrakan kecil untuk tempat berteduh sementara hingga mereka Mendapatkan uang dan bisa membeli rumah lagi....
Di tempat lain di kediaman keluarga Chou...
"Rey, besok malam mama mau mengadakan syukuran untuk menyambut kedatangan adik sepupu mu yang datang dari Jerman, mama pengen kamu ajak Hanna kesini ya, biar sekalian mama kenalin sama adik sepupu mu, mama yakin dia pasti senang saat bertemu dengan Hanna nanti" ucap nyonya Rika pada putra tunggal nya itu ..
Rey terdiam saat mendengar apa yang di katakan dan mama barusan, Bagai mana ia bisa membawa Hanna sedangkan ia sendiri Tidak pernah bertemu lagi dengan Hanna setelah kejadian satu Minggu yang lalu,,,
"Ma, Hanya menyambut Si Curut itu saja mengapa harus ngadain syukuran segala, lagi pula Hanna juga pasti kecapekan kalau harus datang kesini, mama kan tau sendiri kalo Hanna itu CEO di perusahaan besar dan pastinya dia akan sangat sibuk" ujar Rey yang mencoba mencari alasan
"Iya, mama tau itu, tapi bagai mana pun Sebentar lagi kan Hanna akan menjadi bagian dari keluarga kita juga, jadi wajib bagi nya untuk tau dan kenal dengan semua anggota keluarga kita, Pokok nya mama gak mau tau, besok kamu harus bawa Hanna kesini jam 07 : 00 malam TITIK" Ucapan nyonya Rika memang tak pernah main², sekali ia berkata maka wajib bagi Rey untuk menuruti nya,
Rey benar² sudah kehabisan akal untuk menghadapi mama nya itu, seperti nya kali ini Rey benar² harus berpikir keras untuk bisa bertemu dengan Hanna dan memperbaiki semua nya,,,
"Astagaaaa,,,, bagai mana ini, aku harus bisa membujuk Hanna agar mau bertemu dengan ku dan berbicara dari hati ke hati"
Rey Terus menerus mengirimkan pesan kepada Hanna melalui WhatsApp, dan beberapa kali ia juga berusaha menelpon nya, semua pesan yang ia kirim sudah sampai ke Hanna namun tak satu pun pesan itu terbaca, centang nya memang sudah dua namun tetap berwarna abu,...
Sementara itu,,,
Hanna tetap Fokus pada pekerjaan nya, ia sama sekali tak ada waktu untuk sekedar memainkan ponsel nya,
.
.
.
BERSAMBUNG