NovelToon NovelToon
Gadis Belia Istri CEO Duda

Gadis Belia Istri CEO Duda

Status: tamat
Genre:Nikahmuda / Duda / CEO / Percintaan Konglomerat / Tamat
Popularitas:16M
Nilai: 4.5
Nama Author: Dhessy

Yang kemarin nungguin Gilang, ada di sini tempatnya. 🥰🥰

♥️♥️♥️

Banyak wanita yang menginginkannya. Tapi mengapa harus jatuh pada Belva yang masih belia?

Usianya dua puluh sembilan tahun dan berstatus duda. Tapi memiliki seorang istri yang usianya sepuluh tahun lebih muda darinya.

Gadis yang belum lama lulus sekolah menengah atas. Dia lebih memilih menjadi seorang istri ketimbang mengenyam pendidikan lebih tinggi lagi.

Redynka Belva Inara.

Gadis cantik keturunan Belanda itu lebih memilih menikah daripada harus bermain-main seperti kebanyakan gadis seusianya.

Namun sayang, cintanya ditolak oleh Gilang. Tapi Belva tak berhenti untuk berjuang agar dirinya bisa dinikahi oleh Gilang.

Sayangnya, Gilang yang masih sulit untuk membuka hati untuk orang lain hanya memberikan status istri saja untuk Belva tanpa menjadikan Belva istri yang seutuhnya. Memperistri Belva pun sebenarnya tak akan Gilang lakukan jika tidak dalam keadaan terpaksa.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dhessy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 22

"Kakak harus kembali ke Jakarta sekarang."

Ucapan Gilang membuat Belva mendongak. Masih dalam pelukan Gilang. Pipinya pun masih basah dengan air mata. Gilang sudah mengucapkan satu hal yang tidak ingin Belva dengar saat ini.

"Kenapa harus sekarang? Kakak marah sama aku? Mau menghindar dari aku? Ini hari Minggu. Masa kakak masih mau kerja juga sampai buru-buru balik ke Jakarta? Kan, bisa nanti sore, nanti malam, atau besok pagi-pagi banget baliknya. Kenapa harus sekarang?"

Gilang tersenyum lembut. Membenarkan helaian rambut Belva ke belakang telinga. Air mata di pipi Belva dia hapus dengan jemarinya dengan lembut.

"Ada masalah sedikit di sana. Dan kakak harus segera menyelesaikannya."

"Nggak bisa besok aja?"

Gilang menggelengkan kepalanya. "Masalah itu jangan dibiarkan sampai berlarut-larut. Kalau masalah kecil dibiarkan berlarut-larut, yang ada akan bertambah besar dan menambah kekacauan. Maafin kakak, ya."

Belva menepis dengan pelan kedua tangan Gilang yang menangkup kedua pipi Belva. "Terserah kakak kalau begitu. Aku mau pulang ke rumah Papa," ucap Belva pelan, namun penuh dengan kekecewaan.

Kembali masuk ke kamarnya, Belva mengambil hoodie-nya dan memakainya dengan cepat. Mengambil tasnya lalu kembali keluar kamar untuk pulang ke rumah orangtuanya.

"Iya. Ini aku mau balik ke Jakarta. Lewatnya Sragen aja biar bisa beliin kemauan kamu itu. Tapi beneran, nih, Gavin nggak marah?"

Belva menghentikan langkahnya saat mendengar Gilang tengah menelepon seseorang.

Setelah mendengar Gilang menyebut nama Gavin, Belva yakin yang sedang berbicara dengan Gilang adalah Mikha. Mantan istri yang sekarang menjadi kakak ipar Gilang.

Wanita yang membuat Gilang menutup hatinya rapat-rapat untuk semua wanita sebelum Belva mampu membuat Gilang mengatakan bahwa dia mulai mencintai Belva.

"_"

"Enggak. Dia mah santai. Aku tinggal balik ke Jakarta sekarang juga nggak apa-apa."

Apa dia bilang? Belva tidak masalah untuk ditinggal ke Jakarta? Sepertinya tadi Belva terlihat sangat kecewa mendengar Gilang harus kembali ke Jakarta. Apa Gilang menganggap rasa keberatan Belva itu tidak penting untuk Gilang?

"_"

"Demi kamu loh ini. Demi dua keponakan aku juga yang katanya lagi pengen matoa itu. Entah emang bayinya yang pengen apa emaknya yang cari kesempatan buat minta semuanya. Sehat-sehat, ya, kalian. Lagian kenapa harus yang di Sragen, sih? Di Jakarta emang nggak ada apa, ya? Atau aku bawain yang di Surabaya, deh."

See? Bahkan Gilang mengabaikan rasa kecewa Gilang hanya untuk menuruti Mikha yang sedang ngidam.

"_"

"Hahaha. Iya-iya. Nanti aku sampaikan. Bye."

Belva menghapus air mata yang kembali menetes di pipinya. Dadanya terasa begitu sakit dan sesak seperti ditimpa batu besar. Bahkan sepertinya lebih sakit mendengar ucapan Gilang daripada hanya sekedar tertimpa batu.

Sakit fisik bisa sembuh. Tapi tidak dengan sakit di hati dan mentalnya.

Kenyataannya, Gilang masih belum bisa menghilangkan cintanya untuk Mikha. Bahkan rela menaruh rasa kecewa di hati Belva demi menuruti keinginan Mikha.

Jahat! Apa yang dilakukan sangat jahat! Ternyata usianya yang bertambah tidak diikuti kedewasaan. Otak dan sikap juga lupa tidak dia bawa seiring bertambahnya usia.

Tanpa menegur Gilang atau berpamitan padanya, Belva melewati Gilang begitu saja.

"Belva udah mau berangkat? Kakak antar dulu, ya. Habis itu kakak langsung ke bandara."

Belva menghentikan langkahnya. Bahkan Gilang masih bisa berbohong dalam hal ini. Memangnya ada pesawat yang mendarat di Sragen? Sepertinya tadi Gilang mengatakan kalau dia akan lewat Sragen saja agar bisa membelikan keinginan Mikha itu.

"Nggak perlu!" ucap Belva tanpa menoleh. "Menuruti keinginan mantan istri lebih penting daripada mengantar istri sendiri. Aku bisa pulang sendiri. Hati-hati di jalan. Semoga pesanan kakak ipar kesayangan dapat, ya."

"Bel, kakak bisa jelaskan."

Belva membalikkan badannya. Bibirnya tertawa sinis menertawakan ucapan Gilang. "Basi, Kak. Kakak pasti akan jelaskan kalau kakak udah nggak ada rasa apapun sama dia, kan? Lalu ini apa? Bahkan kakak rela ninggalin aku demi dia. Kakak bohong sama aku kalau kakak balik karena urusan pekerjaan. Lantas ini apa? Kalau kakak nggak cinta sama aku, bilang!!! Nggak perlu bohong dan bilang kalau kakak cinta sama aku, sayang sama aku, dan nggak mau aku dekat dengan pria lain. Aku tau aku salah, kak. Udah bohongin kakak sampai kakak nikahin aku. Tapi, tolong! Kakak nggak perlu bohong juga sama aku. Cukup lepaskan aku tanpa mengobral kata cinta. Ini seperti aku dibawa terbang setinggi-tingginya, lalu dihempaskan ke jurang paling dalam. Bunuh aku sekalian, Kak, biar cukup satu kali aku merasakan hukuman atas kebohongan aku."

Belva menghentikan ucapannya. Napasnya memburu karena berbicara sambil meneteskan air mata itu benar-benar sesuatu yang menyiksa batinnya.

Gilang berusaha untuk meraih tubuh Belva dan berniat untuk memeluknya. Tapi tangan Belva dengan cepat menepis tangan Gilang. "Berpura-pura mencintaiku hanya akan membuatmu lelah, Kak. Pergilah! Aku baik-baik saja," ucap Belva lalu pergi meninggalkan rumah itu.

Meninggalkan Gilang dengan segala kebodohan dan kebohongan yang telah dia buat pagi ini.

Ingin mengejar Belva pulang ke rumah orangtuanya, tapi masalah akan semakin membesar jika kedua orangtua Belva tahu masalah mereka berdua.

Akhirnya Gilang membiarkan Belva pergi sendiri. Hal bodoh yang dia sesali setelah Gilang berada dalam perjalanan menuju Jakarta lewat jalur darat. Demi Mikha.

Harusnya juga Gilang kembali ke Surabaya. Mementingkan Belva dan meminta maaf padanya. Tapi lagi-lagi cinta untuk Mikha yang belum sepenuhnya hilang itu membuatnya bodoh.

Hingga dirinya merasa bahwa dibutuhkan oleh Mikha. Meskipun itu hanya sekali saja dalam hidupnya.

***

"Belva kamu kenapa?"

Eliza terlihat begitu panik melihat sahabatnya datang dengan wajah sembab, rambut acak-acakan, bahkan pakaiannya pun tak serapi biasanya.

Keduanya sudah jarang bertemu semenjak mereka sama-sama kuliah. Sekalinya bertemu, keadaan Belva justru memprihatinkan di mata Eliza.

"El, aku boleh di kosan kamu dulu sampai aku tenang nggak? Aku nggak tau harus pergi kemana lagi."

Dalam kepanikan, Eliza mengangguk mengiyakan. Dia menyuruh Belva untuk masuk ke kamar kosnya yang tak seberapa luasnya.

"Lagi berantem sama Papa Mama kamu ya, Bel?"

Belva menggelengkan kepalanya. Eliza pikir Belva akan mengatakan permasalahannya. Tapi Belva justru terdiam dengan air mata yang terus mengalir.

Eliza semakin dibuat bingung. Baru kali ini dia melihat sahabatnya menangis sampai seperti ini. Seperti manusia yang tak punya lagi semangat untuk hidup.

"Apapun masalah kamu, aku cuma bisa bantu doa kalau kamu belum mau cerita. Tapi kamu istirahat dulu, ya. Sumpah, Bel. Kamu berantakan banget kali ini. Baru pertama kalinya loh aku lihat kamu kayak gini. Istirahat, ya. Tenangin dulu pikirannya."

Eliza tak berkata apapun lagi. Dia membiarkan Belva menangis sampai dia tertidur. Bahkan disaat Belva tertidur lelap pun, isakan tangis yang sering muncul setelah terlalu lama menangis pun masih belum hilang.

Hal itu menandakan bahwa hidup dan hati Belva benar-benar sedang tidak baik-baik saja.

🌻🌻🌻

"Thanks, Lang. Manis banget buahnya," ucap Mikha yang tengah menikmati buah matoa tersebut.

Gavin melengos kesal melihatnya.

"Sama-sama, Kha. Besok-besok kalau pengen apa-apa bilang aja biar aku cariin," balas Gilang yang membuat Gavin melotot ke arahnya.

"Apa-apaan kayak gitu? Nggak ada. Ini yang pertama dan terakhir istri gue minta dibeliin sesuatu sama Lo," ucap Gavin tegas tanpa bisa menutupi rasa cemburunya.

"Yaelah, kak. Lo kayak nggak kenal kata basa-basi aja, sih," sahut Gilang.

"Nggak ada kayak gitu meskipun cuma basa-basi."

Gilang menggelengkan kepalanya pelan melihat kecemburuan Gavin yang begitu besar.

Sedangkan Mikha terlihat cuek dengan perdebatan Kakak dan adik itu. Terlihat tak peduli karena dia lebih asyik menikmati buah matoa tersebut.

Gilang yang semula begitu semangat mencarikan apa yang Mikha mau lewat dirinya, harusnya dia merasa bahagia melihat Mikha begitu puas dengan hasilnya.

Tapi ternyata tidak. Dia tidak merasakan bahagia sama sekali. Nyatanya ucapan terimakasih dari Mikha saja sudah membuatnya merasa cukup.

Yang mengganggu pikiran Gilang saat ini adalah bagaimana Belva sekarang? Baik-baik sajakah dia?

Bodoh! Setelah apa yang dia lakukan, Gilang masih bisa bertanya apakah dia baik-baik saja.

"Aku pergi dulu, ya," pamit Gilang kepada Mikha dan Gavin.

"Si Belva kenapa nggak diajak?" tanya Mikha.

"Besok dia kuliah."

"Lagian suruh kuliah di sini nggak mau dianya. Emang enak LDR."

"Udah, deh, sayang. Itu urusan mereka," sahut Gavin dengan malas.

"Tanya doang, Kak."

"Buat apa?"

Gilang tak menghiraukan perdebatan Mikha dan Gavin.

Dia lebih memilih pergi. Memesan tiket pesawat ke Surabaya via aplikasi untuk penerbangan malam ini. Dia harus memperbaiki lagi hubungannya dengan Belva sebelum semuanya berlarut-larut dan menjadi boomerang untuk dirinya sendiri.

Beruntung dia mendapatkan tiket untuk penerbangan jam sebelas malam. Tak peduli kalau baru saja dia sampai di Jakarta. Dia akan ke Surabaya malam ini juga.

"Halo, Pa?"

"Kamu sudah kembali ke Jakarta, kan?"

"Sudah, Pa. Ini masih di komplek perumahan Kak Gavin. Mikha habis nitip sesuatu tadi."

"Cepat pulang, ya. Istirahat. Papa minta tolong besok pagi kamu terbang ke Thailand gantiin Papa untuk perjalanan bisnis. Badan Papa agak kurang fit."

"Papa sakit?"

"Hanya kelelahan. Karena itu Papa minta tolong sama kamu."

"Baik, Pa."

Gilang terpaksa mengatakan iya. Dia juga tidak mungkin membiarkan papanya kelelahan meskipun saat ini rasanya dia ingin menghilang saja ke Surabaya agar bisa menemui Belva.

🌻🌻🌻

Nggak tau ini nyambung apa enggak, tapi ini yang ada di kepalaku. udah aku tulis semua di sini. yang mau baku hantam sama Gilang silahkan. 😌😌

1
SumiNem
terlihat dah cemburunya.
Runik Runma
udh murah murahan lgi
Runik Runma
aduh bencana lgi
Runik Runma
wah udah otw nih jabang bayi
Runik Runma
sabar bel
Runik Runma
kasihan
Runik Runma
sabar
dillaaa
ngakak woyyyyy,disaat lagi tegang"nya malah?😂😂😂😭😭😭😭
Endang Werdiningsih
kesalahan yg slalu diulang oleh gilang..
membohongi belva..
Endang Werdiningsih
gilang punya anak dr wanita yg oernah tidur dengan'a,,begitukah???
Endang Werdiningsih
sepupu boleh dinikahi tp dr pihak mana dulu,,kalo sepupu dr pihak ibu memang boleh tp kalo dr pihak ayah ga boleh,,misal rey anak dr adik atau kakak darmawan yg cowok,,karena jika ada apa" yg jd pengganti sbg wali nikah belva ya ayah'a rey..itu setahu sy...
Endang Werdiningsih
rey sepupu belva dr pihak mana nih,,darmawan atau vita
Endang Werdiningsih
belva tdk pernah sekakipun kamu membatalkan pertunanganmu gilang,,lu aja yg memaksakan diri menjd dewa penolong buat belva,,lu umur lebih tua dr belva tp lu ga bisa menjaga oerasaan belva dgn berbohong ke istri hanya untk menyenangkan mantan istri... kesalahan lu lebih fatal,,kebohongan belva ga sebanding dgn kebohongan lu...
Endang Werdiningsih
kalo hanya soal kuliah kan bisa pindah ke universitas yg ada dijakarta drpd LDR-an ampe 4thn..
LDR-an ujung"a bnyk pelkor dan pebinor,,apalagi pernikahan belva-gilang msh disembunyikan
Fitriani Month
Luar biasa
s
Gilang kembali ke Jakarta Thor.
Echa Maricha Hehe
tidak bertele2 dan muter2
Tavia Dewi
y tuhan,,,,saya ja hamil 2 x ja badan seperti ne pa gi banyak anak bisa melar badan,,,,suami kan klo istri badan melar suka lihat cewek seksi
Sukma Wati
mana ada orang bahagia melihat orang yg dicintai bahagia dgn orang lain yg ada itu sessek tp bukan asmah
Sukma Wati
benar.. perempuan klo lagi pms gak ada lawan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!