KARYA INI MISI KEPENULISAN.
Apa jadinya jika Mafia terkuat terjebak di dalam tubuh anak cupu yang pengecut dan lemah.
Sering dibully dan hidup dikucilkan dari keluarganya hanya karena kesalahan almarhum ibunya.
Kinara satu nama dengan dua orang yang berbeda.
Kinara satu tubuh dengan dua jiwa yang berbeda.
Mampukah Kinara sang Mafia papan atas mengubah pandangan orang-orang terhadap Kinara si gadis cupu yang pengecut.
Mampukah Kinara sang mafia menyelesaikan misi transformasi hidup Kinara si gadis cupu.
Mampukah Kinara sang mafia membalaskan dendamnya kepada orang-orang yang telah menghianatinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon m anha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pembuktian.
Tiara terus saja protes dan tak terima, ia bersikeras mengatakan jika itu semua belum bisa membuktikan apa-apa,
"Tiara berhenti mencari keributan, bukankah kita sudah menyaksikannya bersama-sama jika Kinara tak melakukan apa yang kau tuduhkan. Kinara sama sekali tidak menyontek dalam mengerjakan soal-soalnya, jangan bilang kau juga tak percaya pada rekaman CCTV yang baru saja kita lihat," ucap kepala sekolah pada Tiara.
Sejak awal kepala sekolah memang tidak menyetujui adanya pembuktian tersebut, ia percaya pada hasil akhir yang diberikan oleh para guru di sekolah. Namun, Tiara yang merupakan salah satu murid yang disayangi di sekolah itu, murid yang beberapa kali mengharumkan nama sekolah dengan prestasinya di ajang berbagai lomba, membuat mereka akhirnya menyetujui permintaan Tiara.
"Kita perlu membuktikannya lagi, Pak! Bisa saja 'kan Kinara melakukan kecurangan lain yang disembunyikannya. Bisa saja dia mengecoh kita dengan rekaman CCTV itu," kekeh Tiara yang masih tetap percaya pada keyakinannya jika Kinara pasti melakukan kecurangan, tak ada sedikitpun kepercayaan dalam diri Tiara jika Kinara bisa sepintar itu. Mereka saling mengenal sejak mereka masih kecil dan itu benar-benar mustahil terjadi.
"Tiara sudahlah, kalian harus menerima kenyataan jika Kinara yang menjadi pemenang tahun ini. Keputusan ini sudah mutlak keputusan yang diberikan oleh guru-guru jadi hormatilah," sahut wali kelasnya.
Tiara masih belum terima begitu juga dengan timnya, mereka masih rusuh mengatakan jika kemenangan Kinara berkat kecurangan.
"Baiklah, Pak. Kalau memang Tiara ingin membuktikan lagi, silahkan saja. Buktikan saja, buktikan apa yang ingin kau buktikan agar kau bisa menerima kekalahan mu," ucap Kinara yang membuat seisi kelas kembali terkejut mendengar pernyataannya.
Tiara tersenyum senang mendengar apa yang Kinara katakan.
"Aku akan membuktikan, jika kau memang melakukan kecurangan. Aku pasti bisa membuktikannya sepintar apapun kau menyembunyikannya," batin Tiara merasa yakin jika ia bisa mempermalukan Kinara dan menemukan bukti jika hasil ujian tersebut adalah kecurangan.
"Aku ingin kau mengerjakan soal matematika sekarang juga di sini, di depan kita semua," ucap Tiara.
Tiara sengaja memilih matematika karena matematika membutuhkan analisis yang banyak, apalagi biasanya orang-orang akan terkecoh dengan banyaknya perhitungan sedangkan Kinara hanya kurang 5 skor ia akan mendapat nilai sempurna di raport dan Tiara sama sekali tak bisa menerima kenyataan itu.
Kepala sekolah melihat Kinara begitu tenang dan yakin menerima tantangan dari Tiara.
"Ambil soal ujian matematika," pinta kepala sekolah pada salah satu guru.
Kinara pun berjalan menghampiri tempat yang sudah disediakan, dia akan mengerjakan soal-soal itu dan disaksikan semua orang yang ada di sana.
Tim Tiara sengaja menyediakan kursi dan meja untuk Kinara di tengah-tengah agar mereka bisa melihat dengan jelas bagaimana cara Kinara mengerjakan soal-soal nantinya.
Tiara langsung mengambil soal ujian dan kertas jawaban dari guru yang baru datang dari kantor.
Tiara dengan gaya angkuhnya menghampiri Kinara sambil membawa kedua kertas tersebut.
"Coba kau kerjakan saja ini dan buktikan jika kau memang pantas menjadi juara," ucap Tiara, seringai tipis terbit di bibirnya menatap Kinara. Ia yakin Kinara pasti kali ini akan kalah darinya.
Kinara dengan santainya mengambil soal ulangan dan kertas jawaban dari Tiara.
Duduk di tempat yang sudah disediakan. Sebelum mengerjakannya Kinara terlihat merenggangkan jari-jarinya.
"Apa tidak ada yang lebih susah dari ini," batinnya dan mulai membuka soal-soalnya.
Kinara membuka lembar demi lembar soal ujian tersebut, membuat Tiara semakin senang, Ia berpikir jika Kinara tak bisa mengerjakan soal-soal pertama dan melewatinya. Namun, dugaannya salah Kinara langsung mulai mengerjakan soal-soalnya dimulainya dari soal terakhir.
"Apa! Apa dia mengerjakannya dari soal terakhir," batin Tiara terkejut.
Biasanya soal terakhir adalah soal tersusah bagi murid, dan biasanya mereka selalu mengerjakan soal dimulai dari soal pertama terlebih dahulu.
Kelas menjadi hening dan terheran melihat apa yang dilakukan oleh Kinara. Semua melihat tangan Kinara yang tak berhenti menulis, mengisi lembar jawaban yang kosong dengan jawaban dari soal-soal yang dibacanya.
Semua tim Tiara yang tadinya ingin melihat kekalahan Kinara kini ternganga melihat apa yang dilakukan orang yang selama ini mereka remehkan.
Kinara hanya menggunakan waktu 36 menit untuk menyelesaikan semua soal tersebut.
Membuat semuanya kembali terheran.
Setelah mengerjakan soal nomor satu atau soal yang terakhir, Kinara meletakkan penanya dengan sedikit memberi tekanan, mungkin lebih mirip menggebrak meja daripada meletakkan pena. Membuat orang yang tadi tercengang tersentak kaget.
Bayu ketua kelas menghampiri Kinara dan mengambil kertas jawaban tersebut dan langsung memberikan kepada para guru yang ikut menyaksikan.
Dua guru matematika langsung memeriksa jawaban Kinara.
"Kami sudah memeriksanya, dan kami nyatakan semua soal yang dikerjakan Kinara benar dan tepat," ucap salah satu guru matematika.
"Hah …."
Kelas kembali bising. Namun, bukan lagi mempertanyakan keakuratan hasil ujian, tetapi mengagumi Kinara, mengakui jika Kinara memang bisa mengerjakan soal dengan benar tanpa mencontek atau melakukan kecurangan seperti yang Tiara katakan.
"Oke, aku akui Kinara memang bisa mengerjakan soal matematika dengan benar, tapi kita tidak tahu 'kan dengan soal-soal yang lainnya, bisa saja Kinara melakukan kecurangan di beberapa soal lainnya. Bagaimana jika kita juga menguji Kinara dengan soal-soal mata pelajaran lain," ucap Tiara dengan tak tahu malunya kembali ingin menguji Kinara.
"Tiara cukup. Kita sudah membuktikan dengan CCTV dan soal matematika ini, Bapak rasa itu sudah cukup. Kamu jangan berulah lagi dengan membuat keributan di sekolah, terima saja kebenarannya jika Kinara memanglah yang memiliki nilai tertinggi dan Bapak yakin 100% jika Kinara mendapatkan nilai itu murni karena kecerdasannya bukan karena kecurangan atau hasil menyontek yang seperti kau tuduhkan," ucap kepala sekolah merasa kecewa pada Tiara.
Kepala sekolah tak mengerti mengapa Tiara melakukan ini semua, jelas-jelas semua sudah dibuktikan, jika semua tuduhannya tidak benar.
Kepala sekolah yang menganggap Tiara hanya membuang waktu mereka pun keluar dari ruangan itu begitu juga beberapa guru lainnya.
"Tiara, Sudah cukup kamu membuat keributan. Kita anggap masalah nilai ini sudah selesai. Masih banyak hal yang kita harus kerjakan, bukan cuma mencari kesalahan yang kau tuduhkan," ucap wali kelas dan juga ikut keluar meninggalkan Tiara yang masih terlihat begitu tak terima.
Tiara apalagi yang kau ingin buktikan, semua sudah jelas, aku yakin kau juga sudah percaya. Namun, kau hanya tak terima dikalahkan oleh Kinara 'kan," ucap Claudia memandang mengasihi pada Tiara..
"Tiara hanya memandang balik pada Claudia, ia tak tahu harus menjawab apa. Ia juga merasa kagum dengan Kinara, tapi dia tetap tak percaya dengan semua itu.
💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖
Terima kasih sudah membaca 🙏
Jangan lupa like, vote dan Komennya 🙏
SALAM DARIKU AUTHOR M ANHA 🤗
💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖
