⚠️ WARNING⚠️
KHUSUS DEWASA ➕
BANYAK ADEGAN BERBAHAYA
HARAP BACA DENGAN BIJAK!!
Namanya Virus, entah kenapa orang tuanya memberinya nama itu hingga menjadi bahan Bullyan. Dia pun menjadi pembunuh di usia mudanya, dikeluarkan dari sekolah dan ditakuti semua orang.
Hidup sebatang kara sejak kecil, kemudian besarnya menjadi seorang Pembunuh Bayaran. Hingga akhirnya ia jatuh cinta pada seorang wanita yang harus dibunuhnya.
Apa yang akan Virus lakukan? Tetap membunuhnya atau menyelamatkannya? Apakah cintanya akan berakhir untuk wanita itu atau wanita lain yang lebih peduli padanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Virus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mengeluarkan Diego Dari Penjara
Virus sudah sampai di Bandara, ia mengambil penerbangan tercepat ke Nevada. Namun tiket saat itu sudah habis.
Ia pun menunggu di pintu masuk dan mencegat seseorang yang memiliki tiket ke Nevada malam itu.
Pria itu berani membayar lebih dua kali lipat atau bahkan tiga kali lipat dari harga tiket aslinya.
"Permisi pak, Ibuku sakit keras dan aku harus ke Nevada malam ini, tolong bantu aku. Aku ingin membeli tiket mu, akan ku bayar dua kali atau bahkan tiga kali lipat dari harga tiket itu," ucap Virus berbohong dengan alasan Ibunya sakit. Padahal Ibunya telah lama meninggal.
Pria itu merasa kasihan dengan Virus, dia berpikir dua kali sebelum akhirnya menjual tiket itu.
"Baiklah, kondisi ibumu jauh lebih penting. Tapi kau bayar sesuai harga tiket itu saja ya," ucap pria berbaik hati.
"Terima pak, Anda baik sekali. Semoga Tuhan selalu memberikan keberkahan untukmu," ucap Virus dan mendoakan Pria yang lebih tua darinya. Dan menyerahkan uang untuk tiketnya. Pria paruh baya itu menerima uangnya dan kemudian memberikan tiket penerbangan pada Virus.
"Amiin, tunggu kembaliannya ya," ucap pria itu seraya mengambil dompetnya untuk memberikan kembalian.
"Tidak usah pak, saya buru-buru terimakasih," ucap Virus seraya melihat nama yang tertera di tiket
"Terimakasih pak Robert," timpalnya lagi seraya pergi berlalu meninggalkan pria paruh baya itu.
"Dasar anak muda jaman sekarang, semoga ibunya baik-baik saja," ucap Robert tulus.
Virus mendapatkan tiket penerbangan yang ia inginkan. Saatnya menjelajahi kota Texas kembali. Kota dia dibesarkan dengan kekerasan. Hidupnya dipenuhi dunia hitam. Untung saja pria itu mampu bertahan untuk tidak bermain dengan wanita liar.
Kini ketika Virus merasakan cinta, ia akan mulai semuanya dari nol, meninggalkan kehidupan kelamnya dan meraih masa depan yang berwarna.
Perkataan Moza terus terngiang di kepalanya membuat pria itu sadar, jika uang bukan segalanya. Uang tidak dapat membeli sebuah keluarga. Uang tidak dapat membeli kebahagian. Kebahagiaan datang karena kita yang menciptakan. Uang memang perlu bahkan ia bernilai segalanya. Tetapi kita hidup berdampingan bukan hidup dengan uang.
"Moza...kau benar, aku pengecut. Jika aku pemberani, nyawa sekalipun akan ku hadapi tanpa harus menjadikan orang lain menjadi pengganti ku. Tunggu aku Diego," gumam Virus.
Butuh waktu 1 jam 38 menit, itupun jika tidak delay. Karena sudah setengah jam pesawat itu belum juga berangkat. Sang pilot belum datang dan belum ada pengganti dirinya.
Virus terus menunggunya hingga tertidur. Ia benar-benar lelah, terlebih harus menahan sakit di bagian punggungnya.
Tak berapa lama sang pilot datang dan memulai perjalanan. Virus terbangun dan mengecek tas yang ada dalam dekapannya. Banyak uang di dalam tas itu dan juga sebuah Laptop yang telah dimodifikasi untuk melacak seseorang. Ia kembali menyandarkan kepalanya setelah tahu isinya aman.
Sesampainya di Texas, pria itu memanggil taksi dan segera menuju ke penjara. Virus masuk kedalam kantor polisi dengan santai dan berusaha menghindari cctv.
Disebuah ruangan administrasi untuk para penjamin. Kebetulan sekali yang bertugas saat itu mengenal Virus. Virus berbicara dengan sebuah kode-kode padanya. Sebelumnya Virus menghubungi Chaky jika di dalam penjara itu bukanlah Virus melainkan Diego, seseorang yang memiliki wajah mirip dengannya
"Kau," ucap polisi Chaky yang terkejut karena Virus tidak bilang kapan dia akan tiba.
"Berlian merah itu tidak ada yang membelinya, apa kau ingin membelinya?" Tanya Virus yang di maksud adalah 'berlian merah itu tidak ada yang mengeluarkannya, apa Chaky ingin mengeluarkannya.
"Kau menjualnya dengan harga berapa?" Tanya Chaky yang dimaksud adalah berapa harga kesepakatan mereka.
"Dua puluh ribu dollar," ucap Virus seraya menulis nama Diego di sebuah kertas kecil.
"Murah sekali biasanya berlian itu berharga empat puluh ribu dollar," ucap Chaky yang artinya ia tidak mau karena murah, pria itu mau jika bayarannya senilai empat puluh ribu dollar.
"Hemm okay di tempat biasa," ucap Virus seraya memberikan alat komunikasi mereka yang dipasang di telinga.
Virus telah menyabotase rekaman cctv untuk tiga jam kedepan. Sehingga Chaky harus mengeluarkannya dan meninggalkan kantor sebelum waktu tiga jamnya habis.
"Kamera aman, keluarkan sekarang," perintah Virus.
"Ok," ucap Chaky sembari melihat sekelilingnya.
Ia menyuruh Diego untuk ke toilet khusus polisi dan memakai baju yang baru saja ia berikan. Diego menurut dengan bingung.
"Cepatlah, mana bajumu," ucap Chaky yang meminta baju tahanan Diego.
Diego memberinya dengan melemparkan pakaiannya dari bawah pintu kamar mandi. Chaky mengambilnya dan segera membungkus dengan koran lalu melapisinya dengan plastik.
Tak berapa lama teman Chaky datang dan membuang hajatnya. Chaky berpura-pura membilas tangannya dengan air keran. Begitu temannya masuk di bilik toilet yang tertutup ia menyuruh Diego untuk segera keluar dengan mengetuk pintunya sekali.
"Bro aku pulang duluan ya," pamit Chaky.
"Oke," balas temannya yang berganti shift.
Sebelum keluar meninggalkan kantor polisi. Chaky memberi obat tidur pada botol minuman milik temannya yang ia taruh di mejanya. Kemudian polisi itu keluar dari kantornya sembari merangkul Diego yang juga berpakaian polisi keluar dari kantor polisi. Diego berjalan sedikit menunduk.
Setelah keluar dari toilet, temannya segera ke ruangannya dan melihat rekaman cctv sekilas. Lalu menyalakan televisi seraya meminum minumannya yang ada di botol. Ia tidak tahu jika minumannya itu telah diberi obat tidur. Tak berapa lama temannya mengantuk dan tertidur pulas. Sementara Chaky berhasil membawa Diego keluar dengan aman.
Di tempat biasa dibawah jembatan dekat kantor polisi. Virus memberikan sejumlah uang yang banyak untuk Chaky sebagi upahnya. Selama ini Chaky dan Virus berteman dan saling membantu.
"Ini yang kau minta, hitunglah," ucap Virus.
"Dan ini berlian mu," ucap Chaky menyerahkan Diego. Diego sedikit bingung dengan kata berlian.
"Kau bebas, tenang saja semua aman terkendali. Aku pulang bye, thanks bro," ucap Chaky yang kemudian pulang.
"Hallo pak polisi," ucap Virus, Diego tersenyum kemudian tertawa.
"Kau membuat ku gila berada di tahanan, selama itukah kau mengeluarkan aku? Tapi thanks kau telah menepati janjimu," ucap Diego.
"Maaf ada banyak masalah yang ku alami. Sekarang ayo kita pulang," ajak Virus.
"Tapi jika aku pulang bukankah aku akan jadi buronan?" ucap Diego yang kini berwajah tanpa brewok dan kumis serta kepalanya gundul.
"Tenang saja itu urusan Chaky," ucap Virus
"Kau yakin?" Tanya Diego ragu.
"Kau tidak bersalah kan? Aku yang salah jadi tenang saja," ucap Virus yang kemudian menyerahkan identitas palsu pada Diego.
"Ini identitas mu sementara sampai kita keluar dari Texas," ucap Virus.
Mereka menaiki beberapa bus dan angkutan umum untuk pergi ke Nevada. Butuh waktu 22 jam perjalanan jika menggunakan kendaraan bermobil.
Sementara Chaky membuat laporan jika Diego telah di suntik mati malam ini. Dan kemudian mencari mayat yang baru saja mati dijalan lalu menggundulinya. Chaky memasukkannya ke dalam peti es dan membawanya ke kantor polisi di bagian ruang mayat atas nama Diego. Ia harus bergerak cepat sebelum teman jaganya sadar dan sebelum cctv sekitarnya kembali normal.
siapa yang bekap mulut wasabi tuh 🏃🏻♀️
mataku ternodai 🏃🏻♀️🏃🏻♀️🏃🏻♀️😂
banyak yang ingin aku katakan tapi masih nyangkut entah dimana karena pikiranku lagi ruwet 😄😄
pokoknya terima kasih ya 😙
malah sempet di cemburuin tuh