Menceritakan tentang seorang dokter tampan,mapan dan baik hati yang belum menikah di umurnya yang menginjak 37 th,yang bernama Lucky.
Alasan dia belum menikah,bukan karena dia adalah lelaki yang pemilih atau trauma menjalin hubungan atau pun karena ingin fokus pada karier. Tapi alasan kenapa ia belum menikah itu semua karena dokter Lucky tidak tertarik dengan lawan jenis alias dirinya penyuka sesama jenis.
Namun hidupnya berubah 360° saat ia terpaksa menikahi Ayu karena sebuah insiden. Insiden yang membuat mama Lucky salah paham dan memutuskan untuk menikahkan dirinya dengan Ayu.
Akan kah pernikahan dokter Lucky dengan Ayu bisa bertahan lama?
Kira-kira bagaimana reaksi Ayu kalau tau laki-laki yang ia nikahi sebenarnya penyuka sesama jenis? Apakah Ayu akan tetap bertahan dan bisa mengembalikan dokter Lucky ke jalan yang benar? Atau Ayu memilih menyerah??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Na_Les, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22
Kini Lucky sudah menginjakkan kakinya di ibukota.
"Mas Lucky." Teriak Ayu saat melihat sosok suaminya berdiri di pintu kedatangan di bandara.
Lucky menoleh ke arah sumber suara, suara yang sangat ia yakini adalah suara istrinya.
Ayu berlari ke arah Lucky dan langsung menjatuhkan dirinya dalam pelukan sang suami.
"Kangen mas." Ucap Ayu.
"Iya, aku juga." Entah sadar atau tidak Lucky menjawab seperti itu.
Lucky menjauhkan tubuh Ayu dari tubuhnya.
"Udah makan?" Tanya Lucky basa-basi.
Ayu menggeleng.
"Ya udah, kita makan siang dulu yuk, baru pulang ke apartemen." Ajak Lucky.
Ayu menganggukkan kepalanya.
Mereka pun berjalan bergandengan tangan menuju pelataran bandara, karena mobil Lucky yang di kendarai supir mama Tyas sudah menunggu di sana.
Setelah Lucky dan Ayu masuk ke dalam mobil, supir pun mengendarai mobilnya ke restoran Jepang di dekat bandara.
"Mas Lucky. Tadi ibu bilang, mas Lucky sama mbak Ayu disuruh ke rumah ibu." Ucap sang supir.
"Oh..ya udah nanti habis makan, kita ke rumah mama." Jawab Lucky.
"Mama mau ngapain nyuruh ke rumah? Apa Ayu ada cerita yang macem-macem?" Gumam Lucky dalam hati curiga.
"Yu, kamu gak ada ngadu yang aneh-aneh kan sama mama?" Tanya Lucky pada sang istri.
"Gak kok mas." Jawab Ayu.
"Mudah-mudahan gak ada apa-apa." Doa Lucky dalam hati.
Setelah satu jam mereka mengisi perut di restoran Jepang, mereka pun melanjutkan perjalanan menuju rumah orangtua Lucky.
Jalanan yang cukup padat membuat perjalanan yang biasanya hanya memakan waktu satu jam lebih, kini harus memakan waktu sampai dua jam lebih.
Dan akhirnya setelah dua jam lebih bermacet-macetan, mobil yang di kendarai supir mama Tyas berhasil tiba di pelataran rumah orangtua Lucky.
Lucky dan Ayu pun turun dari dalam mobil. Mereka langsung masuk ke dalam rumah dan mencari keberadaan mama Tyas.
Setelah mengetahui keberadaan sang mama dari salah satu art, Lucky dan Ayu pun menghampiri mama Tyas yang ternyata sedang berada di halaman belakang.
"Mah.." panggil Lucky.
Mama Tyas yang sedang membaca majalah tentang ibu dan anak langsung menoleh ke arah Lucky dan Ayu.
"Kalian udah dateng. Sini." Mama Tyas menepuk tempat duduk di sebelahnya.
Lucky dan Ayu pun mendekat, Ayu duduk di sebelah mama Tyas sedangkan Lucky duduk di kursi sebelah mama Tyas.
"Ada apa mama nyuruh Lucky sama Ayu kesini?" Tanya Lucky sambil mendaratkan bokongnya ke kursi.
"Memangnya salah mama minta kalian datang kesini?" Mama Tyas malah bertanya balik.
Lucky terdiam tak bisa menjawab.
"Ky..Yu, kapan kalian mau ngasih mama cucu?" tanya mama Tyas to the point.
DUAAAR. Bagai petir di siang bolong, begitulah kagetnya Lucky dan Ayu mendengar pertanyaan mama Tyas.
Lucky kaget, karena sampai detik ini, dirinya masih belum bisa mensugesti dirinya untuk memberikan nafkah batin pada Ayu.
Sedangkan Ayu kaget, karena dirinya saja masih perawan, bagaimana ia mau memberikan cucu buat sang mama mertua.
"Mama udah tua Ky, tinggal kamu anak mama yang belum ngasih cucu untuk mama. Jadi sebelum mama..."
"Mah, stop!!! Lucky gak mau denger kelanjutannya!!!" Tegas Lucky karena ia tau arah pembicaraan sang mama.
"Lucky sama Ayu nikah juga belum sebulan, tapi mama udah nanya gitu. Pertanyaan mama itu akan buat Ayu tertekan mah." Ucap Lucky lagi.
"Gimana Ayu gak tertekan kalau kamu jarang ngumpul bareng istri mu.!! Kerja terus. Kamu tuh udah berumur Ky, jangan sampe nanti kamu punya anak, orang mikirnya anak kamu itu cucu kamu. Jadi mama harap kamu kurang-kurangi kesibukan kamu dan fokus untuk ngasih cucu untuk mama." Sengaja mama Tyas berbicara seperti itu, karena mama Tyas sedang menyindir Lucky. Walaupun Ayu tidak mengatakan pada mama Tyas tentang Lucky yang belum memberikan nafkah batin, tapi mama Tyas yakin kalau sampai saat ini anak bungsunya itu belum memberikan nafkah batin untuk Ayu.
Lucky memijat keningnya, pusing memikirkan alasan yang tepat agar mamanya tak menuntut soal cucu padanya.
Melihat sang suami memijat keningnya, Ayu mengambil alih pembicaraan.
"Mama gak usah khawatir soal itu, semuanya kan udah ada yang ngatur. Kalau emang di kasih cepet, nanti malam di adon, bulan depan udah jadi kok mah. Tapi kalau emang belum waktunya, yah...mau tiap malam ngadon juga gak akan jadi-jadi mah." Ucap Ayu. Ia berusaha menutupi masalah ranjangnya dengan suaminya di depan sang mama mertua.
Bukannya merasa senang karena sang istri bantu menenangkan sang mama, Lucky malah membelalakkan matanya, mulutnya juga menganga lebar karena kaget mendengar ucapan Ayu yang tak berfilter itu.
Sedangkan mama Tyas, hatinya sedikit lega. Dari jawaban yang Ayu berikan, mama Tyas pikir, kalau Lucky sudah melakukan tugasnya sebagai seorang suami.
"Huh...syukurlah. Berarti Lucky dan Ayu sudah pernah berhubungan intim." Gumam mama Tyas dalam hati.
"Mama doakan semoga usaha kalian tidak sia-sia." Kata mama Tyas menanggapi jawaban Ayu yang asal bicara itu.
Mama Tyas tak lagi membahas masalah cucu, mereka pun mengganti topik pembicaraan mereka. Mulai dari A sampai Z mereka bicarakan.
Sangking asyiknya mengobrol tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul lima sore.
"Kalian nginep disini aja Ky. Sekalian makan malem bareng sama papa." Pinta mama Tyas.
Lucky menoleh Ayu, seolah meminta pendapat Ayu, tapi sayangnya Ayu menanggapinya berbeda. Ayu pikir Lucky sedang meminta dirinya untuk menolak secara halus permintaan mama mertuanya itu.
"Weekend aja yah mah kita nginep disini, kan mas Lucky baru balik. Ayu sama mas Lucky mau kangen-kangenan dulu. Gak pa-pa kan mah."
"Uhuk...uhuk." mendengar kata-kata Ayu, Lucky sampai tersedak air liurnya sendiri.
"Ya ampun Ayu...kenapa ngomong gitu sih di depan mama!!! Bikin mama makin berharap aja!!" Gerutu Lucky dalam hati.
Mama Tyas mengernyitkan keningnya, nampak sedang mencerna kata-kata Ayu. Namun tak lama, mama Tyas tersenyum setelah tau maksud dari kata-kata Ayu.
"Ya udah kalian kangen-kangenan aja dulu. Tapi weekend dateng yah. Kalau weekend kalian masih pengen kangen-kangenan, nanti kamar Lucky mama pasangin peredam suara." Balas mama Tyas sambil mengerlingkan matanya pada Ayu dan Lucky.
Lucky mengusap wajahnya kasar. Makin kacau saja pembicaraan dua wanita yang ada di hadapannya sekarang.
Tak ingin pembicaraan makin kacau dan makin merembet kemana-mana, cepat-cepat Lucky berpamitan pada sang mama dan menarik tangan Ayu keluar dari dalam rumah orangtuanya.
BERSAMBUNG...
LIKE
KOMEN
VOTE
HADIAH
🙏🙏🙏