NovelToon NovelToon
Heera. Siapakah Aku?

Heera. Siapakah Aku?

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintamanis / Berbaikan / Cinta Seiring Waktu / Mengubah Takdir / Putri asli/palsu
Popularitas:1k
Nilai: 5
Nama Author: Dian Fauziah

Heera Zanita. Besar disebuah panti asuhan di mana dia tidak tahu siapa orang tuanya. Nama hanya satu-satunya identitas yang dia miliki saat ini. Dengan riwayat sekolah sekedarnya, Heera bekerja disebuah perusahaan jasa bersih-bersih rumah.
Disaat teman-teman senasibnya bahagia karena di adopsi oleh keluarga. Heera sama sekali tidak menginginkannya, dia hanya ingin fokus pada hidupnya.
Mencari orang tua kandungnya. Heera tidak meminta keluarga yang utuh. Dia hanya ingin tahu alasannya dibuang dan tidak diinginkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dian Fauziah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

10

"Mada. Aku ke toilet dulu."

"Ya."

Kalimat Mada mengguncang hatiku. Dia benar-benar tahu cara agar aku ragu pada diriku sendiri. Baru saja masuk, Elvi sudah menarikku ke sebuah bilik. Aku diam memandang ke arahnya.

Wanita itu berpakaian dengan baik. Bahkan beberapa bagian tubuhnya terlihat langsung. Bukan dari merek biasa, melainkan merek terkenal dengan harga yang fantastis. Sayangnya, dia tetaplah anak angkat keluarga Hilmar. Sementara aku harus hidup sederhana, padahal seharusnya aku yang menikmati semua itu.

Plak!

Sebuah tamparan mendarat di wajahku. Aku tidak mengaduh, tapi tetap tenang sembari menatap pada Elvi. Apa lagi yang bisa dia lakukan padaku.

"Apa yang kamu lakukan pada Mada sampai dia menikahimu?"

Aku diam. Tidak ada gunanya juga aku mengatakan semuanya pada Elvi. Wanita itu sudah benar-benar membenciku sejak melihatku di apartemen Mada.

"Apa kau bisu? Dengar, meski dia menikah denganmu dia tidak akan pernah meninggalkan aku. Aku adalah kunci suksesnya. Apa kau tahu itu?"

Aku masih saja diam mendengar semua ocehannya. Sampai dia mencengkeram daguku dengan kasar. Sakit, tapi aku menahannya.

"Aku akan buat Mada meninggalkanmu."

Setelah itu Elvi pergi begitu saja. Aku diam sesaat, melihat ke arah cermin. Setelah merapikan semuanya aku kembali keluar. Di mana Mada masih duduk dengan ponsel di tangannya.

Kembali aku teringat dengan pesan-pesan dari Rian. Membuat aku penasaran seperti apa Mada sebenarnya.

"Mada."

"Kau sudah selesai?"

Aku mengangguk. "Apa aku bisa ikut denganmu ke kantor?"

Mada terlihat kaget karena aku tiba-tiba meminta hal ini. Sebenarnya aku hanya ingin melihat kantor itu. Apa benar begitu besar sampai Mada memiliki banyak kuasa atau hanya perusahaan biasa. Aku harus memastikan pria di depanku ini bisa di remehkan atau tidak.

"Boleh."

Kini aku yang kaget dengan jawaban itu. Aku kira Mada akan mencari alasan agar aku kembali ke apartemen atau melakukan apa yang aku mau. Tidak aku sangka dia dengan senang hati mau membawaku ke perusahaan Jaya.

Aku mengira Elvi sudah pergi. Ternyata wanita itu berada di sisi mobil Mada. Dia tersenyum pada Mada dan menggandeng tangannya. Kembali, Mada menolak Elvi secara terang-terangan.

"Papa Aji meminta kita makan malam bersama di rumah nanti."

"Ok. Kita bertemu di rumah Papa malam ini," jawab Mada tanpa menoleh.

"Baiklah. Sampai bertemu nanti."

Apa benar Elvi tidak tahu malu atau dia punya niat lain. Namun, setelah banyak penolakan wanita itu sama sekali tidak peduli dan tetap mendekat. Apa dia juga punya niat lain dalam dirinya, tapi apa?

Mobil mulai membelah jalanan. Benar saja Kaif membawaku ke perusahaan Jaya. Gedung tinggi dengan keamanan yang sudah tidak diragukan lagi. Belum lagi fasilitas kantor yang bagiku sangat mewah. Jika sudah melihat ini, tentu perusahaan Home Clean hanyalah sebuah kutu di depan mereka.

Untung saja Pak Anton membuka jasa bersih-bersih. Bukan perusahaan teknologi dan bidang lainnya yang dikuasai oleh perusahaan Jaya.

"Ayo. Kau bilang ingin ikut."

"Benarkah aku bisa ikut masuk?"

Aku ragu, apa lagi melihat para karyawan yang begitu terlatih dan pakaian modis. Sementara aku hanya memakai dress rumahan yang sederhana.

"Ayo."

Mada mengulurkan tangannya padaku. Setelah mengatur nafasku, akhirnya aku menerima uluran tangan itu. Kami masuk dengan tangan yang masih bergandengan.

Benar apa yang aku pikirkan. Mereka mengira aku adalah kerabat atau orang baru yang masuk lewat jalur dalam. Tentu saja karena hampir semua orang sudah tahu jika Elvi adalah calon istri Mada.

Mada beberapa kali menenangkan aku. Aku hanya bisa tersenyum dan mengangguk tipis. Setidaknya, Mada benar-benar menganggap aku ada.

Sampai di lantai teratas. Di mana Mada mengerjakan semua kegiatan kantornya di sini. Jika melihat keluar tentu akan mendapat pemandangan yang sangat indah dan jika lantai ini transparan sampai ke bawah. Mungkin aku sudah pingsan karena aku takut ketinggian.

"Aku ada meeting. Apa kamu bisa duduk di sini dulu?"

"Tentu. Aku akan menunggu."

"Aku pergi." Mada mendekat dan langsung mencium keningku.

Hal baru tapi membuat aku senang. Mungkin jika menikah dengan cinta rasanya akan semakin indah dari ini. Membayangkan cinta diantara kita saja sudah membuat aku bisa bersemu merah.

*.*.*.*

Pesan beruntun masuk saat aku baru saja masuk apartemen. Mada masih memiliki banyak pekerjaan jadi aku di antar oleh sopir kantor. Niatku setelah ini istirahat dan sore nanti berkunjung ke rumah Oma Melati.

Namun semua pesan itu membuat aku memilih duduk diam di rumah. Aku melihat semua laporan yang diberikan oleh Rian padaku. Di mana semua identitas Mada ada di sana, yang membuat aku yakin karena Rian mengirimkan begitu banyak foto.

Apa ini alasan Mada selalu pulang sore dan berangkat lebih pagi. Dia tidak langsung ke kantor, melainkan dia datang ke tempat lain. Aku mengingat saat aku dan Mada bersama semalam, di belakang lehernya ada sebuah tato berbentuk kepala elang.

[ Dia bos mafia. ]

[ Aku mohon Heera. Pergi darinya. ]

[ Dia orang jahat Heera. ]

Pikiranku melayang jauh. Aku kira Mada menikah denganku hanya karena warisan dari ayahnya. Jika dia seorang bos mafia tentu itu hal mudah, tapi kenapa harus membawa diriku.

Kenapa Mada juga mengincar keluarga Hilmar. Keluargaku? Ada apa ini? Ini pasti tidak semudah yang aku pikirkan. Pasti ada alasan lain, aku harus mencari tahu sendiri pada Mada. Apa yang dia inginkan dariku sebenarnya.

Aku benar-benar kacau. Keluarga Hilmar, Oma Melati, Pak Arga, dan kini Mada. Aku benar-benar tidak kenal dengan mereka semua. Siapa yang harus aku percaya?

Diam-diam aku masuk ke dalam ruang kerja Mada. Di mana banyak waktu Mada di habiskan di ruangan itu. Aku mencoba melihat ke rak buku, laci-laci, bahkan beberapa almari di sana. Tidak ada hal yang mencurigakan.

Sampai aku bertemu dengan sebuah laci yang terkunci. Bukan hanya di kunci tapi juga memakai pin untuk membukanya. Rahasia apa yang sebenarnya Mada mainkan di sini. Apa aku sudah terjebak?

"Tanggal pernikahan kita."

Aku terlonjak kaget saat tahu Mada sudah berada di belakangku. Bahkan dia menekan beberapa kombinasi nomor di sana. Benar jika itu tanggal pernikahan kita.

"Kau sangat ingin tahu tentangku? Kenapa kau memilih percaya pada mantan bodohmu itu?"

Aku diam. Ada rasa takut yang tiba-tiba aku rasakan dengan nada bicara Mada saat ini.

"Kau ingin tahu siapa dirimu? Kau ingin tahu siapa aku?"

Kembali Mada bertanya padaku. Dia berjalan mendekat, aku mundur beberapa langkah. Sampai dia menarik pinggangku membuat aku tidak bisa berlari kemanapun.

"Baca semua ini dan lihat baik-baik data-data ini. Kau akan tahu kenapa aku membawamu ke dalam pusara ini. Kau akan tahu kenapa aku memilihmu menjadi istriku."

Lembaran-lembaran kertas itu Mada buang begitu saja. Setelah itu dia pergi dengan membanting pintu. Membuat aku merasa bersalah dan takut secara bersamaan.

1
Berlian Nusantara dan Dinda Saraswati
ehhh blm ada yg ketemu novel ini kah aku izin baca ya thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!