Tiara nama panggilan yang cantik, secantik orang yang menyandangnya
Namun siapa sangkah ada terselip kisah kelam dibalik nama cantiknya.Kehilangan orang tua, suami dan adik nya membuatnya menjadi wanita tangguh demi sang anak dan keluarga barunya
Bram ayodya seorang pembisnis kenamaan yang menyamar jadi seorang pengajar disebuah sanggar seni.
Karna hoby nya melukis Dia bisa menghabiskan waktunya berlama-lama didepan kanvas
Dion mantan suami Tiara.
pemuda baik yang hanya menjadi korban kelicikan orang-orang terdekatnya. Kehilangan cinta sejatinya hanya karna sebuah kebohongan.
Willi dokter tampan nan rupawan. Dokter ternama yang tidak pernah sepi pasien.
Elisya seorang publick figure yang sedang naik daun.
Bertemu tanpa sengaja dan menjalin persahabatan dengan Tiara, namun siapa sangkah ada kisah dibalik ketenaran Elisya
Penasaran dengan kisah mereka?
Ikuti kisah mereka dalam kisah Tiara yang Serra buat, selamat menikmati dan semoga terhibur.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Serra R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Gara-gara Sponge Cake
Tiara melangkah pasti melewati jalan setapak ditaman yang sangat terawat. Rasa gelisah yang sedari tadi menghantui hatinya ditepisnya dengan senyuman.
Ketika melewati kolam ikan kecil ditengah taman buatan itu kembali hatinya berdesir.
" Rasanya aku pernah melihat kolam ini tapi dimana?" Diantara berbagai pertanyaan dalam benaknya Tiara mencoba untuk tetap tenang. Dulu saat awal menginjakkan kaki dikota pun sama namun ini sedikit berbeda karena Tiara merasa sangat familiar dengan apa yang dilaluinya dihalaman rumah ini.
" Selamat siang mbak, bisa saya bertemu tante Amel? saya datang mengantarkan pesanan beliau."Tiara berujar sopan kala disambut seorang wanita didepan pintu besar rumah itu.
" Oh mencari Nyonya Amel, tunggu sebentar ya mbak saya akan panggilkan beliau" Wanita itu pun berjalan memasuki rumah tersebut setelah aku mengangguk memberi jawaban untuknya.
Ada sepasang kursi dan meja berada di sebelah kanan ku berdiri. Kursi berwarna hitam dengan hiasan bunga-bunga. Lagi hatiku berdesir.
" Silakan masuk mbak, sebentar lagi Nyonya Amel turun" Wanita itu kembali dan mempersilahkan aku masuk
Entah mengapa hatiku semakin tidak karuan saat melangkahkan kaki ke dalam rumah ini, sempat ragu aku berhenti tepat dilangkah pertamaku masuk. Aku sungguh kebingungan untuk menggambarkan suasana hatiku sekarang.
" Huuft, semangat!! aku pasti bisa!!" Ku semangati diri sendiri
Ini bukanlah pertama kalinya aku bertemu pelanggan, sudah sering aku lakukan bahkan semenjak awal toko di buka. Aku dan Nara sering mengambil alih tugas Lena mengantar pesanan kala dia sibuk ditoko.
Aku mengikuti langkah kaki wanita itu membawa ku terus masuk dalam ruangan.
" Silakan menunggu disini, sebentar lagi beliau akan turun" Ulang wanita itu ramah
" Makasih banyak mbak" . Wanita itu tersenyum dan melangkah meninggalkanku
Ruangan ini cukup luas, mungkin adalah ruang keluarga. Kuedarkan pandanganku keseluruh penjuru ruangan, hingga mata ini berhenti di satu titik di pojok ruangan tersebut.
" Ini.." Antara gugup dan tidak percaya
Aku memberanikan diri mendekat ke arah dimana banyak foto-foto tertatah rapi disana. Semakin dekat hatiku semakin bertalu tak menentu.
Foto keluarga harmonis
...🌹🌹🌹🌹...
Nara berjalan memasuki villa Andrew, sejuk dan tenang itulah yang Nara rasakan pertama kali. Tiara membuat sponge cake sebanyak empat loyang, satu dia persiapkan untuk sang ayah.
" Hai cantik, kita bertemu lagi. Memanglah kita ini benar-benar berjodoh ya"
Nara menoleh ke arah suara tersebut, " Ckck pengganggu" Decaknya sebal
Bagaimana tidak? pertemuan pertamanya dengan sosok laki-laki yang berdiri tidak jauh darinya itu memberi kesan yang buruk. Nara terus berjalan tanpa memperdulikan laki-laki tersebut.
" Ckckck ..cantik sih tapi kok jutek ya" Sindir sang lelaki untuk menarik perhatian Nara
Nara semakin mempercepat langkahnya, tanpa memperdulikan leleki itu
" Ckck mimpi apa aku semalam, bisa-bisanya bertemu kunyuk ini lagi" Gerutu Nara sambil terus berjalan. Mood yang tadi baik-baik saja menjadi kurang baik saat ini.
" Permisi Om" Nara melongok ke dalam ruang terbuka di samping villa.
" Tuan sedang ada di dalam, masuk saja" Leleki itu menimpali
" Apaan sih ikut campur urusan orang aja, emang nya dia siapa?" Sungut Nara dalam hati tak bergeming.
" Sudah ku bilang, tuan ada didalam. Langsung masuk saja." Kembali lelaki itu bersuara.
Karena tak kunjung mendapat respon dari Nara, lelaki itu berinisiatif mengambil bingkisan yang Nara bawa dan berniat mengejak Nara masuk.
Namun apalah daya, Nara yang enggan menanggapinya memepertahankan bingkisan parcel tersebut hingga menimbulkan aksi saling tarik diantara ke duanya.
" Heeemm" Andrew berdeham sedikit keras, makhlum saja ini deheman udah yang ke tiga kalinya dia lakukan.
Seakan asyik dengan aktifitas mereka berdua tidak menyadari kehadiran Andrew disana.
" Tuan" Mark segera melepas tangannya dan menunduk sopan pada Andrew
Sementara Nara sedikit gelagapan karena Mark melepaskan pegangan tangannya, untung saja Nara sigap hingga parcel tersebut tidak sampai terjatuh
" Kalian berdua sedang main apa?" Andrew berujar santai sambil memandang ke arah keduanya secara bergantian. Dalam hati nya Andrew tersenyum melihat kelakuan mereka. Sesungguh sejak awal Andrew sudah berada disana, namun saking asyiknya sampai tidak ada yang menyadari keberadaannya.
" Tiara mengirimkan ini untuk om" Nara akhirnya menyerahkan bingkisan parcel yang di bawanya pada Andrew. Walau kemasannya sudah kusut akibat ulah mereka berdua tadi
Andrew hanya menggeleng, melihat kelakuan mereka. Kemudian kembali melangkah masuk.
"Mark, ajak Nara kedalam" Perintahnya padahal Nara pun bisa mendengar karna Andrew sedikit mengeraskan suaranya.
Huuufff Nara menghembuskan nafas kesal, niatnya ingin segera berlalu dari sana gagal total karena teriakan Andrew
Mark hanya mengerling dan mengedikkan bahu, pura-pura acuh padahal dalam hatinya bersorak "Yess"
...🌹🌹🌹🌹🌹...
Langkah Tiara berhenti disudut ruangan, nafasnya tercekat. Dunia seakan berhenti berputar detik itu juga. Tubuh Tiara limbung tapi beruntung ada seseorang yang menahan tubuhnya dari belakang.
Tiara terkesiap dan langsung berusaha menguasai diri, dia harus kuat. Sekarang dia adalah Tiara bukan Sasya.
" Maaf " Ucap Tiara seraya berbalik
" Siapa kamu?" Tanya seorang wanita muda yang sedang berdiri dihadapannya kini. Wajah wanita itu tidak asing karena Tiara baru saja melihat fotonya disana.
" Aku.." Ucapan Tiara terhenti
" Sayang, liat hanphone ku tidak" Teriak sebuah suara tak bertuan menghentikan ucapan Tiara.
" Sebentar mas " Wanita itu menoleh pada Tiara " Anda tamu mama?" Tanyanya
Tiara mengangguk seraya menunjuk keatas meja dimana bingkisan parcelnya dia letakkan. Wanita itu tersenyum kemudian pamit meninggalkan Tiara yang masih berdiri ditempatnya dengan keringat dingin yang mulai datang menyerangnya.
" Huuf" Dibuangnya nafas pelan untuk mengurangi kegelisahan dan kegugupannya saat ini.
Bohong jika Tiara tidak mengenali suara yang tidak bertuan tadi, bohong juga jika Tiara tidak terkejut melihat foto lelaki yang terpajang dalam figura emas bersebelahan dengan wanita cantik tadi.
Tiara tersenyum miris, dalam hatinya dia tidak menyangkah jika pelanggan yang dia datangi rumahnya sekarang adalah rumah sang mantan suami.
Kembali Tiara mengedarkan pandangan keseluruh ruangan saat dia sudah bisa menguasai diri dan jiwanya. Pantas saja tata ruang dan warna semua sudah dirubah hingga Tiara tidak lagi bisa mengingat rumah itu. Sepertinya semua telah dirubah sedemikian rupa termasuk tata taman bunga yang dulu menjadi tempat favoritnya menghabiskan waktu.
Kembali Tiara menghela nafas, pantas saja hatinya gelisah mulai saat dia menginjak halaman rumah ini. Lima bulan lamanya dia dulu tinggal dirumah ini ternyata tidak cukup untuknya segera mengenalinya kembali.
Pada akhirnya Tiara memilih mendudukkan dirinya kembali, semakin dia mengamati semakin tergores luka dihatinya.
" Hai sayang" Nyonya Amel yang baru saja turun langsung mendekat ke arah Tiara dan memeluknya
" Maaf ya sayang, membuat kamu harus menunggu lama" Ujarnya basa basi.
" Kenapa kamu sendiri yang harus repot mengantarnya, kenapa tidak menyuruh pegawaimu saja"
"Kebetulan jalurnya sama dengan jalur ke kantor suami saya tante, jadi sekalian deh saya mampir" Tiara tersenyum
" Kalau begitu gimana kalau kita sarapan dulu bareng" Tawar Nyonya Amel.
" Makasih banyak tante, kebetulan saya sudah sarapan tadi. Lagi pula suami sedang menunggu dimobil tan"
"Aku harus cepat pergi dari sini, sebelum benar-benar bertemu dengan Dion" Pikir Tiara jujur saja dia belum siap untuk saat ini.
" Apa?? sial kenapa aku tidak menyadarinya." Bram segera berlari secepatnya dia harus membawa Tiara pergi
TO BE CONTINUE
Ehh semua bahagia pokoknya 😚😁
Mark siap2 puasa nih kata Abang, tak apa ya Mark puasa juga demi istri tercinta dan si twins buah hati kalian 😁😚
Nah, papah Bram jangan bicara sembarangan didepan Qee dia pasti keppo apa yang papahnya ucapkan😁
Semangat berkarya dan sukses selalu Thor 💪😚