🛑 COBA BACA DULU 10 PART jamin nagih 😁😁😁
Karena ancaman kedatangan Iblis di Blood Moon. Alexa Aegis, putri pertama klan Penyihir harus merelakan dirinya menikahi Alexander Ostrander, pertemuan pertama mereka tidaklah meninggalkan kesan baik.
Sementara dia lebih bisa berteman dengan Ahiga, putra kedua dari Kekuatan Warewolf yang ikut bergabung. Alexander yang asing baginya tiba-tiba berada di didekatnya sepanjang waktu. Sementara ternyata dalam klannya sendiri dia punya begitu banyak wanita yang siap menumpahkan darah satu sama lain
Akankah cinta bisa menemui mereka.
🌸
Ini adalah The Light Protector Witch Series
Terdiri dari 7 Book
BOOK 1 . ALEXA ● Blood Of Love
BOOK 2 . AURORA ● The Blood Moon
BOOK 3 . SOFIA ● The Cursed Diamond
BOOK 4 . APOCALYPSE ● The Faith of Love
BOOK 5 . NEW ERA ● The Next Leader
BOOK 6 . CARA ● Rewriting The Star
BOOK 7 . ALENA ● The Dragon Hatcher (On going)
🛑Book 2+3+4 ada di AURORA
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Margaret R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 22. Bella Greene
"Alex... apa Odette dan Odelia pernah menjadi partner sexmu...?
Pertanyaanku tiba-tiba itu sukses membuat Alexander tersedak saat dia sedang meminum tehnya. Kami berada di sebuah restoran Jepang kali ini di Rivioli Le Marais.
"Apa sebenarnya yang ada dipikiranmu... " dia memandangku tajam.
"Aku cuma ingin tahu... " aku tersenyum masam. Aku sekarang mencurigai setiap gadis cantik anggota klan vampire. Kupikir mereka semua akan melemparkan dirinya ke Alexander. Kalau begitu seberapa banyak musuh yang harus kuhadapi. Aku ingin mengetahuinya. Pikiranku dipenuhi kemungkinan terburuk, setelah serangan itu aku terus merasa dibayangi oleh bahaya di sekelilingku.
"Bisakah kita menghindari topik ini Alexa. Kita sedang makan siang...Untuk pertanyaanmu, kau pikir aku gila menaruh wanita yang pernah menjadi partnerku dibarisan pengawalmu. " dia melipat tangannya didepanku. "Makanlah, jangan pikirkan hal-hal aneh dikepalamu ... " dia jelas tidak suka dengan pertanyaanku.
"Hmm ...." aku diam. Menghela napas. Alexander menatapku.
"Aku baru melihat liontin itu. Itu red emeralds? Kau baru membelinya?... " dia ternyata memperhatikan liontin ini. Bagaimana kalau aku membuatnya sedikit cemburu dengan Ourinko, aku sedang kesal padanya sekarang.
"Ini diberikan Ourinko Dluein, ini batu permata langka untuk proyeksi energi, ada mantra pelindung. Ini membantuku memproyeksikan aura pelindungku dengan sangat cepat, secepat aku menyadari ada bahaya. Makanya tadi aku bahkan berhasil menghindari seranganmu." aku mengatakannya sambil tersenyum-senyum.
"Siapa Ourinko Dluein?" haha pancingan ku mengena ? Aku akan melanjutkan ini.
"Penyihir muda tampan dari klan Dluein. Kau tau dia hanya lebih muda 2 tahun dariku tapi sudah memegang jabatan penyihir utama dari sejak umur 25 tahun, seumuran dengan Daniel adikku. Kau sudah pasti pernah melihatnya, penyihir utama muda yang berambut pirang panjang... Dia akan membantuku mempelajari mantra pikiran minggu depan, setelah kondisiku memungkinkan,.... " aku melanjutkan senyum-senyum tersipuku.
"Kenapa dia baik sekali padamu. Kau punya hubungan istimewa dengannya? Liontin itu bertabur berlian dan red berly itu bahkan bisa 2 kali lebih mahal dari satu karat berlian. Liontinmu itu setidaknya 10 karat." Aku ingin tertawa sekarang, apa aku berhasil membuatnya cemburu. Memang aku menyadari kemungkinan liontin ini mahal, tapi aku tak menyadari bahwa red emerald akan semahal itu. Mungkin dia mengetahui harga batu permata karena sering memberi hadiah ke wanitanya? Pikiran buruk muncul lagi di kepalaku. Dia belum pernah memberi hadiah sama sekali.
"Dia hanya kasihan kepadaku. Dia tahu aku terluka dan diserang semalam...Ini liontin sebenarnya untuk istrinya Aurora tapi dia memberikannya padaku untuk perlindunganku. " aku diam, well...kau saja tak pernah memberi hadiah padaku. Alexander diam. Baiklah, pembicaraan ini jelas menghancurkan moodku di makan siang ini.
"Aku akan menganti harga kalung itu." perkataan Alexander membuatku menyembunyikan sedikit senyumku.
"Dia memberikannya padaku. Aku tak mungkin menanyakan harganya. " aku jelas menolak jika aku harus menanyakan Ourinko berapa harga kalung itu.
"Aku akan menyuruh seseorang menaksir harganya dan menulis cek untuknya. Berikan kalung itu sebentar padaku." dia mengulurkan tangan.
" Tidak usah... dia tak akan mau menerimanya." Alexander diam sambil menghela napas panjang. Kami sama-sama diam untuk sementara dan sibuk dengan pikiran masing-masing.
"Baiklah, habiskan makananmu. Kau ingin memesan dessert...Kau tidak lelah, kau ingin berjalan-jalan, bagaimana kita menonton saja. Itu lebih tidak menguras energimu. " aku hanya diam saja tidak menanggapinya. Dan membolak-balik buku menu yang masih ada dimejaku. Aku kesal karena menyadari dia tidak pernah memberiku hadiah sementara wanita lain mendapatkannya, kurasa aku mulai berpikiran terlalu melankolis.
"Alexander... kejutan bertemu denganmu disini..." suara manis seorang wanita. Suara ini! Aku bersumpah mengingatkanku pada suara wanita yang mengancamku semalam. Warna suara yang sama. Walaupun ini lembut, aku masih bisa mengenalinya. Aku langsung waspada dan dengan cepat melihat ke arah wanita yang baru datang ini.
"Bella... kejutan, kau sedang di Paris rupanya. " Alexander langsung tersenyum memandang wanita berambut coklat lembut itu. Wajah cantiknya sekilas mengingatkanku pada bintang film Jennifer Lawrence. Semua wanita di hareem Alexander sepertinya punya penampilan seperti model. Tapi yang satu ini berpakaian sopan blouse kerja profesional dan rok pensil yang memamerkan pinggang langsing berlekuknya.
"Aku sedang ada pekerjaan di Paris. Tapi aku akan segera kembali besok ke New York." dia mengalihkan pandangan padaku "Nona ... kita belum pernah bertemu, tapi aku mendengar ada seorang gadis cantik tunangan Tuan Alexander. Apakah itu kau nona. Saya Bella Greene, senang berkenalan dengan Anda." wanita ini sangat sopan.
"Saya Alexa Aegis, tunangan Alexander. Senang bertemu denganmu Nona Bella Greene" aku tersenyum menjabat tangannya. Benarkah gadis manis dan sopan ini yang mengancamku kemarin.
"Ahh... suatu kehormatan bertemu denganmu Nona, dan aku harus mengucapkan selamat untuk kalian berdua." senyumnya manis dan tampaknya tulus. Apa dia bukan salah seorang wanita Alexander sehingga bisa tersenyum setulus itu. Tak mungkin, kesopanan dan keramahan seseorang tidak bisa dijadikan patokan dia baik, wanita ini ular dan pandai berakting...Aku hampir yakin warna suaranya sama dengan yang kudengar kemarin.
"Apakah kita pernah bertemu sebelumnya Nona. Aku merasa pernah melihatmu atau suaramu sepertinya familiar." Aku mencoba melihat reaksinya.
"Sepertinya belum Nona Alexa... mungkin wajah saya terlalu familiar. Beberapa orang mengatakan saya mirip dengan Jennifer Lawrence haha..." jalang ini memuji dirinya sendiri.
"Kau benar nona, tapi aku bukan wajahmu, aku merasa aku familiar dengan suaramu, entah dimana... rasanya suaramu sangat kukenal...." sebuah senyuman canggung dan kedipan mata yang lebih sering tertangkap olehku. Dia menggaruk ujung hidupnya dan sikap tubuhnya gelisah. Bingo! Dia yang menyerangku. Aku melihat ke arah Alexander yang kelihatan sedikit binggung dengan arah pertanyaanku.
"Entahlah Nona, yang jelas saya merasa belum pernah bertemu Anda... " aku akan membawa ini lebih jauh.
"Duduklah disini Nona, saya benar-benar merasa kita pernah bertemu sebelumnya, hanya saya tidak bisa mengingat dimana saya pernah mendengar suara seperti ini...rasanya jika kita berbicara lebih lama saya mungkin bisa mengingatnya. Aku mengamati sikap tubuhnya lebih intens. Dia jelas tak nyaman dengan tatapanku.
"Ahh , tidak nona, saya hanya ingin menyapa. Aku harus segera pergi. Senang bisa bertemu disini. Aku akan mengganggu kencan kalian jika berlama-lama disini. Saya ada pekerjaan menunggu. Sampai jumpa Nona Alexa , Tuan Alexander. " dia tak berani mengambil resiko untuk kukenali tentu saja, tapi aku sudah mengenalimu.
"Baiklah, Terima kasih telah menyapa kami Nona Bella, senang bisa mengenalmu, sejujurnya aku masih penasaran dimana aku pernah mendengar suaramu. "aku menekannya kembali dan akhirnya memantaskan diriku membalas sikap sopannya. Aku harus lebih waspada pada wanita ini jika bertemu lagi.
Dia beranjak pergi. Alexander mengikuti kepergian gadis cantik itu dengan matanya. Aku melihatnya, tak salah lagi gadis itu juga salah satu legiun pengemarnya.
"Dia sangat cantik, salah satu wanitamu juga?" aku memandangnya dengan sinis.
"Kau merasa tersaingi dengan penggemarku? Bukankah kita sudah pernah membicarakan ini Alexa. Kenapa kau memulai topik ini lagi....." Ya tentu, kami sudah pernah bicara soal ini. Tapi mana mungkin aku tidak akan merasa cemburu dengan wanita-wanita itu.
Kenapa tadi kau bertanya seolah kau yakin pernah mendengar suaranya? " Alexander melanjutkan, ternyata dia penasaran.
"Aku merasa dia ada hubungannya dengan serangan semalam. Aku ingat warna suaranya sama dengan orang yang mengancamku. Aku tak akan melupakan suaranya. Walaupun kemarin dia berteriak, aku merasa suara mereka sama..." Alex terdiam dengan perkataanku.
"Kau yakin..." aku mengganguk.
"Saat pertama mendengar suaranya, aku langsung teringat suara gadis semalam...Kau lihat saat aku menekannya dia bersikap gelisah, bahkan dia menyentuh hidungnya beberapa kali... dia berbohong tak pernah bertemu denganku... aku tadi mengamati ekspresinya. " Alexander mengeluarkan ponselnya dan mengetikkan sesuatu.
"Aku akan minta Sheine Oldman menyelidikinya. Dia penyelidik yang aku tugaskan dalam kasus penyeranganmu."
"Siapa gadis itu...?"
"Dia keluarga Greene salah seorang putri utama keluarga, pusat klan mereka di New York, salah satu kekuatan utama klan vampire di benua Amerika. Mereka mempunyai bisnis yang cukup luas, walaupun tidak sebesar klan Ostrander. Klan kita adalah pemegang kekuatan terbesar di bidang ekonomi dibanding klan lainnya, juga klan kita juga memiliki anggota terbanyak." Alexander menjelaskan.
"Alex... apakah kau hanya berhubungan dengan putri utama keluarga...?" Alex diam, aku tahu dia tidak ingin menjawabnya. Tapi aku perlu tahu sebagai tunangannya. Aku juga perlu mempersiapkan diriku sendiri.
"Pertanyaan ini bukan untuk mengintimidasi kehidupan pribadimu, tapi aku perlu tahu untuk kepentingan politikmu sendiri dan untuk keselamatanku. Jangan menggangap pertanyaanku pribadi, iya aku cemburu. Tapi ini bukan karena kecemburuan. Aku hanya mencoba memahami situasi yang kuhadapi" aku melipat tanganku dan duduk bersandar pada kursi, menunggu penjelasan.
"Baiklah,... kau benar aku hanya mempunyai partner dari putri keluarga utama. Dunia kami keras, dan aku bisa dikatakan adalah mungkin putra mahkota seluruh klan. Jika aku berhubungan dengan wanita biasa, wanita itu tak akan bertahan karena intimidasi wanita lain, tapi jika ia putri keluarga utama yang kuat, tidak ada yang berani mengganggunya. Di dunia kami selama kau belum terikat janji darah, kau bebas berhubungan dengan siapapun. Kecuali wanita yang sudah terikat atau pasangan yang sudah terikat. Jika melanggar maka, yang dikhianati bisa meminta hak pembunuhan atas janji yang sudah dibuat. Hubunganku dengan para wanita itu sebenarnya hampir seperti hubungan politis. Walaupun kadang ada beberapa wanita terlalu terobsesi denganku dan berharap suatu saat aku akan mengikat janji darah dengan mereka. Tapi aku tak pernah memberi janji apapun dengan salah satu diantara mereka."
"Berapa banyak Alex... ?" bagian tersulit yang harus kuterima.
"Kau yakin mau mendengar ini...Dan apakah kau yakin tidak membawa ini sebagai persoalan pribadi jika kau mengetahuinya?" Alexander mencondongkan badannya padaku.
"Aku merasa aku perlu daftarnya...untuk berjaga-jaga dengan para pengawal pribadiku nanti. Ini resiko yang harus kuhadapi karena aku mortal bukan?. Mereka akan coba menyerangku seperti semalam. Jika aku tidak bisa membuka vortex atau aku tidak bisa sihir pelindung, aku akan berada dalam bahaya besar." aku bicara kenyataan yang terbayang dalam pikiranku.
"Kau benar ... aku menaruhmu dalam bahaya besar. Apa kau berpikir ingin mundur ?"
"Tidak, ini adalah tugasku untuk menerima resiko . Aku menerima tugasku. Tapi aku juga ingin meminimalkan ancaman yang kuterima dan termasuk mengetahui siapa saja yang mungkin menjadi ancaman bagiku." Alexander terdiam dengan jawabanku. Mungkin baginya aku terdengar terlalu politis baginya.
"Baiklah, jika kau ingin tau.... ada 187 klan vampire. Aku pernah berhubungan dengan 30 orang putri utama diantaranya. Termasuk Bella Greene, Julia Delacroix yang telah kutemui. Kau akan menerima daftarnya. Pengawal pribadimu Odette dan Odelia adalah orang yang kupercayai. Mereka sebelumnya adalah juga pengawal pribadiku dan pasukan utama petarung Ostrander. Kau bisa mempercayai mereka seperti aku mempercayakan kau ditangan mereka."
"Dengan pengumuman pertunangan ini, apakah ada penurunan pengaruh politik terhadap kedudukan Ostrander?" aku melanjutkan pertanyaanku.
"Jika maksudmu adalah pengaruh atas kekuatan kami, maka aku akan bilang tidak ada. Kekuatan klan Ostrander jauh diatas klan lainnya, pengumuman pertunanganku tidak berarti penurunan kendali politik kami. Hubunganku dengan salah satu putri utama klan adalah semacam pengakuan bahwa klan tersebut diakui oleh Ostrander, bukan sebaliknya dan aku tetap menjaga semua hubungan itu tanpa ikatan atau perjanjian apapun. Tapi percobaan penyerangan terhadap anggota keluarga utama Ostrander bisa berarti hukuman mati bagi yang terlibat atau bisa jadi Lord Valerie akan memerintahkan pengucilan dan perebutan aset keluarga jika yang terlibat adalah semua keluarga utama. " jadi aku bisa dikatakan memang ratu yang mempunyai pengaruh. Bukankah permainan ini sedikit menyenangkan jika kau mempunyai kendali.
"Wow... " mataku membulat mendengar penjelasan Alexander. "Apakah, menjadi partnermu memberi wanita-wanita itu keuntungan khusus." aku penasaran.
"Keuntungan? Mungkin materi dan kemudahan menjalin bisnis dengan klan Ostrander, karena aku adalah pimpinan bisnis keluarga. Atau mereka mungkin merasa punya prestige tersendiri bisa menjadi kekasihku. Hahaha... " Aku benci tertawanya. Pantas saja dia mengetahui harga semua batu permata. Dia benar sering mengirim hadiah kepada wanita-wanita hareemnya.
Aku diam. Tiga puluh orang orang! Sial! Sebanyak itukah. Aku berhadapan dengan pangeran klan dan hampir tiga lusin hareem wanitanya. Dan wanita wanita itu bukan wanita sembarangan, putri-putri utama klan. Dan mereka sebenarnya juga ingin sebuah pengakuan sepertiku, aku jelas menjadi sumber kecemburuan mereka.
"Ayo kita menonton saja... atau kau ingin berjalan-jalan dan belanja sesuatu di Champ Elysèes ?" dia menyebutkan lokasi fashion street high end di Paris. Aku ingat disana ada penthouse Alexander yang pernah disebutkan Julia Delacroix. Tidak, tentu saja aku sama sekali tidak punya keinginan untuk melihat Penthouse sampai kapanpun.
"Kita menonton saja... "
"Perasaanmu sedang tak baik hari ini? Kau ingin pulang saja? Jika istirahat bisa membantumu. Apa kau sudah meminum obatmu? " dia membayar tagihan sambil memperhatikan ekspresiku. Lukaku memang sedikit berdenyut sakit, aku lupa membawa obat yang harus kuminum.
" Aku lupa membawanya.... "
" Aku akan meminta Odelia pulang dan mengambilnya. Dimana kau menaruhnya" dia mengetikkan pesan di ponselnya.
"Kurasa ditaruh oleh pelayan di samping meja rias di kamarku." Alex melanjutkan mengetik pesan. Dia sekarang perhatian padaku heh...
"Baiklah nanti Odelia akan menyusul kita." dia menggandeng tanganku keluar restoran menuju tempat parkir mobil. Dan masuk ke mobil kami. Alexander dengan sigap memasangkan seat beltku karena lenganku sakit untuk menjangkau ke belakang. Dia tiba-tiba berhenti didepanku, dan wajahnya mendekat dan bibirnya mencari bibirku. Mengunciku dalam lumatan dalam.
"Alexa...Kita jarang punya kesempatan berdua seperti ini. Bisakah kita nikmati saja hari ini, tanpa membawa orang lain diantara kita." dia berbicara sambil berbisik. Kau yang selalu membawa orang lain Alex. Bukan aku. Aku diam saja. Percuma rasanya membicarakan hal itu. Aku cuma harus bertahan sampai perang selesai untuk menentukan langkah berikutnya bukan.
"Baiklah, ... ayo kita pergi saja " aku tersenyum canggung. Aku mendorong tubuhnya kembali ke kursinya. Dia mengalah, tidak memaksa kali ini. Mungkin kali ini ia masih merasa bersalah padaku karena kejadian semalam.
makasih othor karyamu menambah wawasan dan pengetahuan
💪💪💪💪