Mengisahkan Avan yang harus menikahi gadis yang masih SMA karena suatu kejadian? Usia terpaut 10 tahun mampukah mereka mempertahankannya?
"Aku tidak mau menikah denganmu!" Faza
"Tapi itu tidak bisa dihindarkan! Kau akan tetap menikah denganku!" Avan
Jangan lupakan saudaranya Aven yang suka sekali bermain wanita. Bagaimana dia yang disebut dengan 'Casanova' bisa menikahi seorang yang sangat lugu, polos dan sangat culun?
"Kau sangat jelek bukan seleraku! Jika bukan karena mamah kita tidak akan menikah" Aven.
"Aku tau! Yang terpenting adalah aku masih bisa sekolah dan Tuan tidak boleh menyentuhku!" Lola
musim kedua
Sebagai sahabat seorang Avan yang dulunya pernah merasakan sakit hati karena wanita suka dukanya lebih memilih Avan.
Rako berstatus duda kini harus terjerat kembali bersama wanita yang pernah membuatnya mengenal cinta
Kebengisan Rako membuat Kia ragu untuk menjadikan Rako sebagai prianya. Di tambah Rako yang telah mengambil kesuciannya secara paksa dan secara terang terangan masih saja berhubungan dengan wanitanya.
"Kau sudah menjadi wanitaku! Jangan sekalipun berniat untuk meninggalkanku!" Rako
"Kau membuatku jadi wanitamu tapi ingatlah, seorang wanita tidak selalu membutuhkan pria apalagi pria sepertimu!" Kia
musim ketiga
Kembali mengisahkan bagaimana perjuangan saudara kembar yang harus menghadapi bagaimana para istri dalam fase mengidam.
Avan dan Aven sampai kewalahan dengan permintaan aneh sang istri yang bahkan usianya masih sangat muda.
Akankah Faza dan Lola selalu membuat suami mereka tersiksa dan apakah sang suami bisa bersabar untuk menghadapi istri mereka.
Yuk simak kisahnya.🥰🥰🥰
Baca dulu cerita 🖤Jodoh Ditangan Anakmu, Pak Duda🖤
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fatmass, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
part 21 terima kasih berujung hukuman
"Suamiku geli. Sudah minggir!" Rengek Faza saat wajah dan lehernya dikcupi oleh bibir Avan.
Avan mengerutkan keningnya. Apa ia tidak takut jika melakukannya melihat ekspresi wajah Faza yang sangat tidak ada rasa takut.
"Aku mau minta hak ku!" Ujar Avan tiba tiba.
"Apa? Tapi--" Sebelum Faza melanjutkan perkataannya Avan lebih dulu membungkamnya dengan rasa manis dibibirnya.
Avan melakukan pemanasannya walau Faza terkadang masih suka memberontak. Namun seiring dengan kelihaian Avan membuat Faza menjadi terlena sehingga Faza mengeluarkan suara yang semakin membuat Avan bergairah. Avan pun melepas pakaiannya dan pakaian milik Faza sampai benar benar polos. Diusapnya wajah yang tertutup oleh rambut pendeknya.
Faza menggeliat dengan tubuhnya yang berantakan. Perilaku Avan membuat dirinya benar benar lupa bahwa ia harus menyerahkan mahkotanya dengan orang yang sudah berstatus suami.
Sampai Avan akan melakukan penyatuannya, Faza lebih dulu sadar dari hawa keterbawaannya.
"Hentikan! Lepaskan aku!" Teriak Faza yang mencoba mendorong tubuh Avan menjauh dari tubuhnya.
Avan memainkan jarinya di bagian sensitif Faza. Mencoba mengundang gairah Faza.
"Aku harus menghentikannya?" Goda Avan.
"Lepas...emh!" Racau Faza.
'Kenapa rasanya nikmat sekali! Apa aku harus menyerahkannya sekarang? toh dia juga suamiku. Tapi bagaimana jika dia tidak adil dan akan meninggalkanku!' Gerutu Faza di dalam hatinya.
"aku--Akhhh!" Teriak Faza saat dibawah sana sudah mencoba untuk diterobos.
"Sakit suamiku!" Lirih Faza.
'Ini saja belum sepenuhnya!' Ujar Avan dalam hati.
Mereka berdua pun terhanyut dalam kegiatan panas mereka tanpa menghiraukan masalah apapun. Mereka melakukan penyatuannya pada siang itu.
...🍀🍀🍀...
"Aku harus bagaimana!" Teriak Thea.
"Ini semua salahmu!" Bentak Shinta.
"Mamah kenapa menyalahkan aku! ini semua juga karena mamah! Timpal Thea.
Shinta memijat keningnya karena Thea. Dirinya yang sudah mendapatkan bank kehidupan namun malah pergi. Mengandalkan pekerjaan Thea saja itu masih kurang untuk menghidupi kehidupan materialistis dan boros mereka.
"Kau harus merebutnya kembali!" Sahut Hermawan tiba tiba.
Thea dan Shinta mengalihkan pandangannya dan menatap ke arah Hermawan.
"Bagaimana caranya sayang?" Tanya Shinta.
Hermawan pun menyeringai dan mulai merencanakan sesuatu untuk menjebak Avan.
...🍀🍀🍀...
Waktu berlalu sampai waktu sudah sore hari namun dua sejoli yang sibuk dengan adegan panasnya masih saja bergulat di atas ranjang.Gairah yang dimiliki Avan membuat Faza kewalahan apalagi ini yang pertama untuknya.
"Capek!" Lirih Faza
Avan menatap kearah Faza yang benar benar terkapar lemas dibawah kungkungannya. Avan pun segera menyelesaikan urusannya. Avan pun merengkuh tubuh kecil yang sudah menjadi istrinya itu.
Tiba tiba dering ponsel terdengar di telinga Avan. Avan pun berdiri dan mengambil ponselnya tertera nama yang sangat membuatnya malas. Namun bagaimana juga dia dan orang itu adalah memiliki kerjasama perusahaan walaupun sangat kecil manfaatnya.
"Apa?" Ketus Avan.
"-----" Ujar Hermawan
Avan pun coba memikirkan dan menatap ke arah istri kecilnya yang tengah tertidur itu. Tersenyum dan menyetujui undangan yang diberikan oleh Hermawan.
"Oke saya akan datang!"
Avan menaruh ponselnya dan menuju ke ranjang tidur dimana Faza terkapar karena ulahnya di sana. Avan pun berbaring di samping istrinya dan memeluknya.
...🍀🍀🍀...
Beberapa jam berlalu Avan terbangun dan hanya diam tersenyum ternyata istrinya itu tengah memeluk tubuhnya. Wajah imut dengan rambut pendeknya membuat Faza semakin lucu.
Beberapa saat Faza pun juga menggeliat membuat Avan kembali memejamkan matanya. Faza mendongak menatap ke wajah yang telah menjadi suaminya itu.
"Astaga apa yang aku lakukan!" Kesal Faza sembari menatap tubuhnya dan tubuh Avan yang tengah polos itu.
Faza hanya termenung sembari menatap Avan yang tertidur. Ia marah karena Avan yang telah mengambil mahkotanya pun tangannya menampar pipi Avan secara keras membuat Avan terkejut dan bangun.
"Apa yang kau lakukan!" Bentak Avan.
"Kau yang apa telah kau lakukan padaku!" Teriak Faza yang sudah dengan air matanya.
"Apa ini akan membuatmu senang? Lalu aku bagaimana kenapa kau tidak adil!" Teriak Faza yang langsung menarik selimutnya dan turun dari ranjangnya.
Namun belum ada beberapa langkah ia sudah berhenti.
"Sakit sekali!" Ujar Faza.
Avan pun menghembuskan nafasnya melihat tingkah istrinya yang kekanak kanakan itu. Berdiri dan mencoba menggendong istrinya namun Faza lebih dulu berlari menahan sakitnya menuju kamar mandi.
Avan pun memakai boksernya dan mandi di ruangan yang lain.
...🍀🍀🍀...
Avan pun turun dan mencoba untuk menghubungi Will namun dirinya telah melihat Will tengah duduk di ruang tamu dan menunggunya mungkin. Avan pun menghampirinya dan berhenti karena mendengar celotehan Will.
"Aku harus menunggu dengan suara aneh aneh itu. Apa tuan itu tidak sadar jika aku menunggunya!" Gerutu Will.
"Nyonya juga yang membuatku pusing. Kenapa mereka bisa bersatu!" Gumam Will.
"WILL!" Teriak Avan membuat Will menelan ludahnya.
Will menoleh ke arah Tuannya dengan wajah yang sudah masam karena ketakutan.
"Beraninya kau menjelekkanku dan istriku! Push up seratus kali!" Teriak Avan.
Will mencoba menelan ludahnya. Seratus? itu banyak sekali dan tangannya benar benar akan patah.
"Tuan aku--"
"Ayo cepat!" Kesal Avan dan Will pun menurut dan mulai terbaring akan melakukan push up.
Tiba tiba pengawal Avan yang bertugas mengawal Faza pun datang dengan membawa informasi yang semakin membuatnya marah.
"Will beraninya kau! Aku menyuruhmu memberi pelajaran dan kau malah berterima kasih karena istriku!" Teriak Avan.
"Tambah seratus kali!" Timpal Avan.
Will hanya berteriak di dalam hati. Sungguh malang nasibnya hari ini. Tiba tiba Faza pun datang dan heran dengan Will yang sedang push up.
"Suamiku kenapa Will push up?" Tanya Faza.
'Ayo tolong bantu saya nyonya!' Teriak Will dalam hati.
"Karena dia beraninya mengataimu karena menganggapnya maling!" Jawab Avan.
"Apa? Dia mengataiku? Suamiku tambah seratus kali!" Pekik Faza.
"Will kau dengar?" Ujar Avan.
'Mampus aku!'
...ig:@Fatmass.s...
typo yaakk.. ?!? 🙈
faza faza ada" katamya