Kris selalu di bully disekolahnya karena tak hanya lemah dan anak panti tapi juga memiliki wajah dibawah rata-rata. Suatu hari ia mendapatkan sistem pilihan, dia harus memilih satu dari dua pilihan setiap harinya. Mampukah Kris menjadi orang kuat dan kaya raya seperti impiannya dengan adanya sistem ditubuhnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Irfan Sajilie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21. Menghabiskan malam dengan kedua pacar
''mereka kemana?'' tanya Mira saat matanya tak ditutupi Alan lagi.
''pergi ke kamar'' jawab Alan hingga membuat Mira menutup wajahnya sendiri karena tau apa yang akan mereka lakukan kalau sudah pergi ke kamar.
''mau pulang?'' tawar Alan.
''nggak bisa pulang kalau jam segini, aku tinggal di kosan putri dan ada jam malamnya'' geleng Mira.
''kalau begitu menginap saja disini, aku juga akan menginap karena sudah terlalu malam untuk pulang'' ucap Alan berbohong sebab sejak awal ia tak berniat menginap di vila Kris.
''hmm'' angguk Mira.
''ayo jalan-jalan dulu sebelum tidur'' ajak Alan dan kembali diangguki Mira, mereka pun turun menuju taman.
Kris sendiri sudah memasuki kamarnya lalu melempar kedua pacarnya keatas ranjangnya yang super besar.
''kalian sangat pandai sekali bermain api'' desis Kris saat melihat kelakuan kedua pacarnya yang tengah menunggunya dengan postur sensu*al.
''kemarilah, kami akan memanjakanmu malam ini'' ucap Luna dengan tangan yang menaikkan gaunnya hingga terlihatlah kakinya yang mulus dan putih hingga lagi-lagi membuat Kris meneguk ludahnya.
GLEK
Desi juga melakukan hal yang sama.
Kris melepaskan dasi kupu-kupunya lalu melemparnya kesembarang arah, setelahnya melepaskan jas dan kemejanya hingga terlihatlah 6 kotak yang membuat Luna dan Desi berbinar.
Luna segera menarik Kris hingga Kris jatuh keatas ranjang, gegas keduanya menyerang Kris. Keduanya menciumi Kris hingga membuat Kris merem melek.
''ssshhhhh sayangggg'' desis Kris karena serangan keduanya sangat lihai dan nikmat.
Sreettttttt
Luna menarik resleting celana Kris hingga membuat Kris tersadar.
''sayang aku tak mau merusak kalian, tolong berhenti sampai disini saja'' tahan Kris.
''bukankah kamu sudah berjanji akan menikahi kami, mau melakukan itu sekarang atau nanti maka sama saja'' ucap Luna.
''betul itu, kami sudah menyerahkan diri kami padamu jadi tolong terima kami'' sahut Desi.
''baiklah kalau itu memang mau kalian'' ucap Kris lalu menyerang keduanya hingga tiga jam kemudian keduanya meminta berhenti karena sudah tak sanggup lagi melayani Kris padahal mereka melakukannya secara bergantian.
Waktu sudah menunjukkan pukul tiga malam, disaat banyak orang tertidur maka Kris tak bisa tidur karena mengingat apa yang baru saja terjadi. Ia meniduri kedua pacarnya hingga tiga jam penuh.
''tak kusangka mereka masih gadis, padahal mereka sangat cantik dengan body yang menggiurkan namun mereka bisa menjaga diri'' ucap Kris sambil memandang kedua pacarnya yang terlelap tidur dengan sangat nyenyak karena kelelahan.
Kris yang melihat penampilan keduanya yang tertutupi selimut membuat tongkatnya berdiri lagi.
''sialan, padahal sudah tiga jam lebih tapi tetap saja ingin lagi dan lagi. Memiliki tubuh kuat benar-benar sangat merepotkan'' maki Kris lalu pergi menuju kamar mandi untuk menuntaskan keinginannya.
Desi terbangun sebentar saat mendengar desahan Kris dari kamar mandi, wajahnya tiba-tiba dan sendu dan setelahnya kembali terlelap.
Beberapa saat kemudian Kris keluar dari kamar mandi dengan kondisi yang lebih segar, ia tidak tidur dan lebih memilih menonton drama di ponselnya sebab sudah tanggung kalau ingin tidur. Tidur kurang dari dua jam hanya akan membuat tubuhnya tak nyaman.
Beberapa jam kemudian langit mulai menerang, seketika layar hologram muncul didepan mata Kris.
[sistem pilihan harian]
perusahaan real food senilai 200 milyar rupiah
perusahaan ojek online senilai 200 milyar rupiah
'sepertinya harus bertanya pada kak Ridho dulu sebelum memutuskan memilih yang mana' batin Kris.
''simpan dulu sistem, nanti saja aku memilihnya'' ucap Kris lalu segera keluar dari kamarnya untuk lari pagi mengelilingi vilanya.
''selamat pagi tuan muda'' sapa para pengurus vila dan para pengawal saat melihat Kris.
Mereka sangat menyukai Kris sebab tak hanya ramah namun juga sangat royal, gaji mereka saja dua kali lipat dari gaji pengurus yang bekerja ditempat lainnya.
''EHEM'' Tiba-tiba terdengar suara deheman dari arah belakang Kris yang sedang melakukan push up dan ternyata adalah Alan.
''eehhh elo nggak jadi pulang tadi malam'' ucap Kris terkejut melihat Alan ada dibelakangnya.
''Mira nginep jadi gue juga nginep'' jawab Alan.
''oohhh'' angguk Kris lalu duduk di kursi taman, Alan juga duduk disamping Kris.
''bagaimana tadi malam?'' tanya Alan sambil menaik turunkan alisnya.
''apa maksud lo?'' tanya balik Kris pura-pura tak mengerti maksud Alan.
''ck nggak usah pura-pura tak mengerti deh'' decak Alan kesal.
''hahahaha'' tawa Kris melihat kekesalan Alan.
''cepet jawab pertanyaan gue, bagaimana rasanya tadi malam?'' tanya Alan kembali, ia sudah sangat penasaran dengan yang terjadi tadi malam.
''baiklah, baiklah akan gue jawab. Jujur sangat nikmat sekali apalagi mereka berdua masih perawan, tapi gue kurang puas'' jawab Kris membuat Alan mengernyit heran dengan kalimat terakhir Kris.
''kurang puas, apanya yang kurang puas? bukannya elo bilang tadi mereka masih perawan'' bingung Alan.
''gue main selama tiga jam dengan mereka, mereka sudah tepar tapi tongkat gue masih mau lagi. Sepertinya gue harus cari dokter buat ngelemahin dia, gue merasa kasihan dengan mereka yang hampir pingsan'' jelas Kris tanpa tau orang disampingnya sudah menganga lebar dan melotot.
''GILA LO KRIS, TIGA JAM TAPI NGGAK PUAS JUGA. ELO MAU NGEBUNUH ANAK ORANG HAH'' Teriak Alan.
''maka dari itu gue mau cari dokter, elo tau nggak dimana carinya?'' tanya Kris penuh harap.
''kalau elo cari dokter yang bisa ngelemahin punya elo maka nggak ada, soalnya nggak bakalan laku sebab orang-orang malah ingin nguatin kepunyaannya tau'' geleng Alan tak habis pikir dengan jalan pikiran Kris.
''terus gimana dong?'' tanya Kris dengan lesu.
''ya elo harus bisa nahan dan berhenti saat kedua pacar elo sudah tak sanggup lagi kecuali .....'' Alan tak menyelesaikan perkataannya.
''kecuali apa?'' tanya Kris penasaran sebab pilihan pertama yang di ucapkan Alan sangat menyiksanya.
''kecuali elo punya pacar lagi buat puasin punya elo yang terlalu kuat'' jawab Alan.
''sembarangan, gue nggak mau nambah pacar lagi ya. Dua aja cukup'' tolak Kris, meskipun dengan banyak pacar maka uang yang bisa ia dapatkan semakin banyak namun hidupnya bakalan tak tenang.
Kalau dapat pacar seperti Luna dan Desi yang mau berbagi maka tak masalah tapi kalau dapat pacar yang egois dan ingin memonopoli dirinya sendiri maka Kris tak akan mau.
''elo kan punya banyak uang, pasti bisa memiliki pacar yang banyak'' ucap Alan ingin menggoda Kris.
''tetep nggak, meskipun gue punya banyak uang. Elo nggak lihat apa bagaimana reaksi mereka tadi malam terhadap Mika hah, mereka kayak bom yang siap meledak. bayangin aja kalau gue punya pacar tiga atau lebih terus mereka semua cemburu, entah apa yang akan terjadi pada gue'' erang Kris sambil mencengkram rambutnya.
''hahahaha ternyata punya pacar satu dan tubuh biasa-biasa saja lebih enak, meskipun gue iri dengan kekuatan dan dompet lo'' Alan menertawakan nasib temannya yang sudah ia anggap sebagai saudara sebab mulai sekarang hingga dimasa depan nanti Alan sudah berjanji akan tetap disisi Kris meski apapun yang terjadi.