Menjadi anak yatim piatu tidaklah mudah bagi seorang perempuan bernama Khasanah .
Sejak kedua orang tuanya meninggal ia hidup seorang diri di rumah peninggalan kedua orang tuanya ,
Bagaimana ia menjalani kehidupan sehari-hari seorang diri ? apakah akan ada seorang membawanya dalam kehidupan yang lebih baik ?
Ikuti kisahnya dan dukung karya Author 👉 like 👉 komentar 👉 subscribe 👉 hadiah 👉 vote.
Harap membaca dengan bijak dan sampai selesai agar tahu endingnya .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anyue, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 25
Di dalam ruangan Yusuf dan Khasanah berbicara serius mengenai peresmian cabang perusahaan yang akan di buka minggu besok .
"Aku ke sini mengundangmu hadir dalam peresmian cabang perusahaan ku , aku ingin kamu memakai gaun pemberianku waktu itu , aku berharap kamu datang ," kata Yusuf penuh harap .
Sebenarnya Yusuf ingin memberi surprise kepada Khasanah di acara tersebut . Semoga saja Khasanah suka , Yusuf tidak pernah berhenti memikirkan Khasanah . Ia masih berharap kalau Khasanah masih single dan belum mempunyai kekasih .
"Insya Allah aku akan datang kalau tidak sibuk ," jawab Khasanah melihat keseriusan di wajah Yusuf membuatnya tidak tega . Ia sadar posisinya saat ini berstatus istri Abdi mana mungkin ia berkhianat .
“Baiklah kalau begitu aku antar kamu pulang ," tawar Yusuf .
"Tidak perlu , Khasanah akan pulang bersama suaminya ," jawab suara seseorang yang sedari tadi menahan rasa cemburu di dalam dadanya bersembunyi di balik pintu berjalan masuk ketika Yusuf menawarkan bantuan .
Kedua orang itu menoleh ke sumber suara seketika terkejut . Sedangkan Khasanah merasa bersalah menyesali tindakannya yang membolehkan Yusuf masuk ke dalam ruangannya tanpa ijin suaminya lebih dulu .
Khasanah langsung mendekati Abdi dan mencium tangannya . Melihat hal itu Yusuf tersenyum kecut merasa iri . Ia tidak bisa terus menerus berada di sana .
"Kamu sudah pulang ,Mas ," tanya Khasanah melihat wajah Abdi menatap tajam pada Yusuf tangannya mengepal kuat .
"Kenapa masih di sini ?" Abdi mengusir Yusuf dengan nada tidak suka .
Yusuf berjalan mendekati keduanya dan menatap bergantian . "Aku pamit dulu , Khasanah ," katanya sambil melirik Abdi lalu keluar dari ruangan tersebut .
Abdi meredakan amarahnya lalu menatap Khasanah dengan tajam . Khasanah merasa tersudut mengalihkan pandangannya .
"Aku sudah selesai ayo kita pulang ," ajaknya sambil menggandeng tangan Abdi keluar dari ruangan .
Sepasang suami istri itu masuk ke dalam mobil , Abdi menyalakan mesin lalu melajukan mobilnya pulang ke rumah orang tuanya .
Saat mobil melintas ke area kompleks perumahan elit Khasanah terkejut menoleh menatap Abdi tapi ia diam saja tanpa bicara apapun .
Mereka turun begitu Abdi memarkirkan mobilnya di garasi . Berjalan masuk ke dalam rumah . Rumah terlihat sepi keduanya langsung menuju kamar . Namun ketika akan masuk kamar terdengar suara seorang perempuan paruh baya dari lawan arah .
"Kalian baru pulang ?" Dewi berjalan menghampiri mereka sambil tersenyum .
"Iya Tante eh Mama ," jawab Khasanah mencium tangan Dewi .
Dewi melirik Abdi yang berdiri dengan wajah lelah melakukan hal yang sama dilakukan oleh Khasanah , ia merasa sesuatu hal yang berbeda .
Sejak menikah ia merasa seperti menjadi sosok anak kecil yang selalu melakukan hal kecil membuatnya rindu akan masa dimana semua serba nurut dengan aturan kedua orang tua .
Semakin dewasa aturan orang tuanya sering diabaikan bahkan dilupakan . Meskipun demikian Abdi adalah sosok pria yang bertanggung jawab dengan komitmennya .
"Setelah istirahat nanti kita makan bersama ya ," ucap Dewi kemudian berbalik menuju kamarnya .
Khasanah melihat kepergian Dewi sampai menghilang di balik pintu , baru dia masuk ke dalam kamar .
Saat masuk ia tidak melihat Abdi tapi terdengar suara di dalam kamar mandi . Khasanah melihat isi kamar merasa takjub , kamar yang luas dengan warna dinding silver dan hitam sesuai dengan karakter Abdi .
Khasanah berdiri di dekat jendela melihat ke arah luar nampak kolam renang di samping rumah dan ada juga tanaman hias . Khasanah menikmati pemandangan yang indah di sana membuatnya tenang .
Sebuah tangan melingkar diperutnya membuatnya terkejut langsung menoleh ke samping wajah Abdi tersenyum dengan manis .
Khasanah merasa malu dan canggung dipeluk sedemikian rupa . Aroma harum sabun mandi menenangkan pikirannya . Ia menghirup aroma khas tubuh Abdi sambil menikmati .
"Aku mau mandi tapi tidak bawa pakaian , jadi_ ," belum selesai Abdi menimpali .
" Aku sudah siapkan pakaian untuk kamu pakai di lemari ada ," sahut Abdi sambil membalikkan tubuh istrinya dan dipandangi wajah cantiknya .
Cup , kecupan mendarat di pipi Khasanah membuat wajah cantik itu merah karena malu .
"Kebiasaan banget ," Khasanah memukul dada Abdi . Matanya melihat tubuh Abdi yang berbentuk seperti roti sampai menelan ludah .
Tangan Abdi menuntun tangan Khasanah agar menyentuh kulit perutnya dengan senyum smirk . Khasanah di buat tertegun seketika menarik tangannya dan mendorong tubuh Abdi agar menjauh .
”Aku mau mandi apakah ada handuk untukku ? " Khasanah memberi jarak hendak ke kamar mandi .
"Ada di dalam kloset ," jawab Abdi sambil memilih pakaian dan memakainya .
Khasanah masuk ke dalam kamar mandi sambil mengatur napas . Jantungnya berdegup cepat mengingat bentuk tubuh Abdi . Khasanah hampir saja tidak bisa mengontrol dirinya beruntung Abdi tidak meminta yang lain .
"Mana istrimu kenapa tidak keluar bareng ?" tanya Ibnu duduk sambil membaca koran hari ini .
"Sedang mandi ," jawabnya duduk di sebelah Dewi .
Kedua orang tua saling melihat Abdi heran , kenapa tidak menunggu atau mandi bareng itulah yng dipikirkan mereka namun kemudian keduanya tersenyum paham .
Abdi melihat kedua orang tuanya tersenyum merasa curiga .
"Kenapa kalian senyum-senyum, ada yang aneh ya ?" Abdi menyelidik .
" Tidak ada yang aneh kok ," elak Ibnu melanjutkan membacanya .
" Mama , papa coba tebak aku pulang sama siapa ? " Almira datang sambil teriak menuju ke ruang keluarga .
Semua orang menoleh ke arah belakang melihat siapa yang datang . Abdi terkejut melihat perempuan yang di belakang Almira .
"Yesha , apa kabar ?" Dewi berdiri dan Yesha berjalan mendekat lalu mencium tangannya kemudian mencium tangan Ibnu tapi matanya melirik Abdi yang masih duduk melihatnya curiga .
"Ada apa dia kemari , sama Almira lagi ," batin Abdi merasa tidak enak .
Yesha duduk di sebelah Dewi berdekatan dengan Abdi .
"Semuanya , aku ke kamar dulu ya ," Almira pamit masuk ke kamar untuk membersihkan tubuhnya .
Khasanah sudah dengan pakaian santai dan siap keluar dari kamar namun baru saja menutup pintu matanya menangkap sosok perempuan yang hadir di acara pernikahannya sambil mengancamnya .
Sebenarnya Khasanah tidak mau menemui perempuan itu tapi karena ini rumah suaminya , ia harus menghormati Yesha bagaimanapun juga Yesha pernah dekat dengan keluarga Abdi .
Khasanah bergabung dengan mereka duduk di sebelah Abdi .
"Sayang , kamu sudah selesai ayo kita makan ," ajak Abdi beranjak dari tempat duduk berjalan menuju ruang makan tanpa melihat Yesha yang sedang melihat Khasanah berada di dalam rumah itu .
"Kok ada dia sih , bikin bete aja ," batin Yesha wajahnya memancarkan aura kebencian .
"Ayo ,nak Yesha kita makan bersama ," ajak Dewi berdiri sambil menarik tangan Yesha .
Ibnu sudah lebih dulu duduk di ruang makan begitu melihat Yesha bergabung . Khasanah mengambilkan nasi untuk Abdi kemudian untuk dirinya sendiri .
Almira datang ketika semua mulai makan kemudian bergabung bersama mereka .