NovelToon NovelToon
Dibalik Istana Naga

Dibalik Istana Naga

Status: sedang berlangsung
Genre:Perperangan / Romansa / Fantasi Wanita / Harem / Balas Dendam / Enemy to Lovers
Popularitas:7.6k
Nilai: 5
Nama Author: Black _Pen2024

Untuk membalaskan dendam keluarganya, Swan Xin menanggalkan pedangnya dan mengenakan jubah sutra. Menjadi selir di Istana Naga yang mematikan, misinya jelas: hancurkan mereka yang telah membantai klannya. Namun, di antara tiga pangeran yang berebut takhta, Pangeran Bungsu yang dingin, San Long, terus menghalangi jalannya. Ketika konspirasi kuno meledak menjadi kudeta berdarah, Swan Xin, putri Jendral Xin, yang tewas karena fitnah keji, harus memilih antara amarah masa lalu atau masa depan kekaisaran. Ia menyadari musuh terbesarnya mungkin adalah satu-satunya sekutu yang bisa menyelamatkan mereka semua.
Langkah mana yang akan Swan Xin pilih?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Black _Pen2024, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 21 Cangkir Porselen musim semi vs mangkok tanah liat.

Peringatan itu menggantung di antara mereka, tajam dan final. San Long tidak menunggu jawaban. Dia berbalik, jubah pedagang minyaknya yang kotor menyatu dengan kegelapan gang yang pekat, meninggalkannya sendirian dengan gaung kata-katanya dan rasa bersalah yang membakar di perutnya. “Jangan percaya apa pun yang kau dengar… terutama tentang diriku.” Swan bersandar di dinding bata yang dingin dan kasar, napasnya tersengal. Para mata-mata di atap dan di sudut jalan kini tidak lagi berpura-pura. Tatapan mereka yang dingin dan penuh perhitungan terasa seperti jarum yang menusuk kulitnya. Dia telah merusak segalanya.

Dengan hati yang berat, ia menarik kerudungnya lebih rendah dan memaksa kakinya untuk bergerak, berlari tanpa suara melewati labirin jalanan yang busuk, kembali menuju dinding istana yang menjulang seperti tebing keputusasaan.

Setibanya di Paviliun Bunga Peoni, Bi Lan menyambutnya dengan wajah pucat pasi.

“Nona! Syukurlah Anda kembali!” bisiknya, suaranya gemetar. “Hamba khawatir setengah mati.”

“Aku baik-baik saja, Bi Lan,” sahut Swan, melepaskan jubahnya. Pakaian katun hitam di baliknya basah oleh keringat dingin.

“Apa… apa terjadi sesuatu, Nona?” tanya Bi Lan, melihat ekspresi kosong di wajah majikannya. “Anda terlihat…”

“Aku melakukan kesalahan,” potong Swan pelan. Dia berjalan ke arah jendela, menatap ke arah kediaman Pangeran Bungsu yang gelap di kejauhan. “Sebuah kesalahan besar yang bodoh.”

“Hamba tidak mengerti, Nona,” kata Bi Lan bingung.

“Tidak ada yang perlu dimengerti, Bi Lan.” Swan menghela napas panjang, napas yang sarat dengan penyesalan. “Yang perlu kau tahu adalah mulai sekarang, permainannya jadi jauh lebih berbahaya.”

Dua hari berlalu dalam keheningan yang menyesakkan. Gosip yang ditakutkan San Long tidak meledak seperti api, melainkan merayap seperti racun. Bisikan-bisikan samar tentang Pangeran Bungsu yang terlihat di kawasan kumuh mulai beredar di antara para pelayan, sebuah bom waktu yang menunggu untuk diledakkan oleh salah satu dari kedua kakaknya. Swan menghabiskan waktunya di dalam paviliun, pikirannya terus-menerus memutar ulang percakapannya dengan San Long. Pria itu jauh lebih rumit daripada yang ia duga. Sebuah teka-teki yang dibungkus misteri, tersembunyi di balik dinding es.

Pada pagi hari ketiga, seorang kasim dari Paviliun Anggrek Emas tiba, membawa sebuah undangan yang ditulis di atas kertas sutra berwarna lavender.

“Sebuah kehormatan untuk Nona Xin,” katanya dengan senyum yang dipaksakan. “Yang Mulia Selir Agung mengundang Anda dan beberapa selir pilihan lainnya untuk menghadiri upacara minum teh pagi besok. Beliau baru saja menerima kiriman daun teh Kera Emas yang sangat langka.”

“Sampaikan terima kasihku,” jawab Swan, menerima gulungan itu dengan tangan yang mantap. “Aku pasti akan datang.”

Begitu kasim itu pergi, Bi Lan menatapnya cemas. “Nona, ini pasti jebakan.”

“Tentu saja ini jebakan, Bi Lan,” kata Swan tenang. Dia meletakkan undangan itu di atas meja. “Selir Agung tidak puas dengan drama ‘alergi’-ku tempo hari. Sekarang dia mau menyerang lagi, tapi kali ini di depan umum, disaksikan oleh semua orang.”

“Lalu kenapa Anda menerimanya, Nona?” tanya Bi Lan putus asa. “Anda bisa saja bilang Anda sedang tidak enak badan.”

“Karena melarikan diri hanya akan menunjukkan kelemahan,” jelas Swan. Matanya berkilat dingin. “Dan aku tidak akan pernah memberinya kepuasan itu. Kalau dia mau berperang, aku akan memberinya perang.”

Keesokan paginya, paviliun kecil di tengah taman pribadi Selir Agung itu sudah ramai. Udara dipenuhi aroma teh yang wangi dan bisikan-bisikan manis yang berbisa. Para selir lain, yang mengenakan jubah sutra berwarna-warni seperti sekawanan burung merak, duduk dengan anggun di atas bantal-bantal brokat.

“Ah, Selir Xin, akhirnya kau datang juga,” sapa Selir Agung saat Swan masuk. Senyumnya lebar, tetapi matanya sedingin es. “Kemarilah, duduk di dekatku. Aku sudah siapkan tempat khusus untukmu.”

“Anda terlalu baik, Selir Agung,” balas Swan, membungkuk dengan hormat sebelum duduk di tempat yang ditunjuk, tepat di seberang sang nyonya rumah. Posisi yang paling terekspos.

“Sama sekali tidak,” sahut Selir Agung. Ia memberi isyarat pada pelayan pribadinya. “Seperti yang kalian tahu, hari ini kita sangat beruntung. Aku tidak hanya akan menyajikan teh Kera Emas yang langka, tapi aku juga akan menggunakan pusaka keluargaku untuk menyeduhnya.”

Para pelayan membawa sebuah nampan kayu pernis dengan sangat hati-hati. Di atasnya, tergeletak satu set peralatan minum teh yang terbuat dari porselen berwarna putih tulang, begitu tipis hingga nyaris transparan. Permukaannya dilukis dengan gambar pemandangan musim semi yang sangat detail dengan tinta biru kobalt. Para selir lain menahan napas karena kagum.

“Set Porselen Musim Semi dari Dinasti Song,” gumam salah satu selir dengan nada penuh damba. “Aku dengar nilainya setara dengan sebuah puri di perbatasan.”

“Bahkan lebih,” koreksi Selir Agung dengan angkuh, matanya menatap lurus pada Swan. “Benda ini tak ternilai harganya. Setiap cangkirnya dibuat oleh tangan-tangan ahli seratus tahun yang lalu. Konon, hanya porselen inilah yang bisa mengeluarkan rasa sejati dari teh Kera Emas.”

“Luar biasa,” puji Swan, suaranya dibuat terdengar penuh kekaguman. “Di desaku, kami hanya minum teh dari cangkir tanah liat biasa.”

Selir Agung tertawa, tawa yang merendahkan. “Tentu saja. Tapi hari ini, kau akan merasakan perbedaannya. Teh yang nikmat bukan hanya soal daunnya, tapi juga soal wadahnya.” Ia berhenti, senyum liciknya semakin lebar. “Faktanya, aku ingin memberikan kehormatan khusus pada tamu kita yang paling baru. Selir Xin, maukah kau yang menyeduh teh pertama untuk kita semua?”

Hening. Semua mata tertuju pada Swan. Jebakannya telah terpasang. Menangani perangkat teh yang tak ternilai harganya membutuhkan pelatihan bertahun-tahun dalam seni upacara minum teh yang rumit. Salah satu gerakan kecil saja bisa berarti bencana. Menolak permintaan Selir Agung di depan semua orang akan dianggap sebagai penghinaan besar. Swan kini terpojok.

“Aku?” Swan mengerjapkan matanya, memasang ekspresi terkejut dan sedikit panik. “Tapi, Selir Agung… hamba… hamba tidak tahu caranya. Benda-benda ini… terlalu indah. Hamba takut malah merusaknya.”

“Jangan khawatir,” bujuk Selir Agung, nadanya manis dan berbisa. “Aku akan memandumu. Anggap saja ini pelajaran pertamamu tentang bagaimana menjadi seorang wanita bangsawan sejati.”

Swan menatap perangkat porselen itu, lalu kembali menatap wajah Selir Agung yang penuh kemenangan. Ia menundukkan kepalanya, tangannya yang tersembunyi di balik lengan bajunya mulai gemetar. Bukan karena takut, tapi karena menahan tawa. Permainan ini terlalu mudah.

“Hamba… hamba tidak bisa,” bisiknya, suaranya terdengar bergetar, nyaris menangis.

“Kenapa tidak?” desak Selir Agung. “Apa kau menolak permintaanku?”

“Bukan, bukan begitu, Yang Mulia,” isak Swan pelan. Ia mengangkat kepalanya, matanya kini berkaca-kaca, penuh dengan kesedihan yang dibuat-buat. “Melihat porselen yang begitu indah ini… hamba jadi teringat sesuatu. Sesuatu yang sangat menyedihkan.”

Seluruh selir di ruangan itu kini mencondongkan tubuhnya ke depan, tertarik oleh drama yang tak terduga ini.

“Ingat apa?” tanya Selir Agung, alisnya berkerut karena jengkel.

“Di desa hamba,” Swan memulai ceritanya, suaranya serak. “Ada seorang pengrajin keramik tua. Dia tidak membuat porselen yang indah seperti ini. Dia hanya membuat mangkuk nasi dari tanah liat biasa. Jelek, kasar, dan warnanya kusam.”

Ia berhenti sejenak, menyeka air mata palsu dari sudut matanya. “Tahun lalu, saat kekeringan melanda, desa kami kelaparan. Kami tidak punya apa-apa lagi untuk dimakan. Pria tua itu, dia menukar semua mangkuk buatannya dengan sekantong kecil gandum dari pedagang yang lewat. Dia membagikan gandum itu pada semua anak-anak di desa, termasuk adik-adik angkatku. Dia sendiri tidak makan sama sekali.”

Suasana di paviliun itu berubah total. Aroma teh yang wangi kini terasa hambar. Keindahan porselen itu tiba-tiba tampak norak.

“Beberapa hari kemudian, pria tua itu meninggal karena kelaparan,” lanjut Swan, suaranya kini mantap dan penuh emosi. “Sebelum dia meninggal, dia memberiku satu-satunya benda yang tersisa miliknya.” Swan merogoh ke dalam lipatan bajunya dan mengeluarkan sebuah benda kecil. Bukan jepit rambut giok atau perhiasan. Melainkan sebuah mangkuk minum teh kecil yang terbuat dari tanah liat kasar, warnanya coklat lumpur, dan permukaannya tidak rata. Benda itu terlihat sangat tidak pantas di tengah kemewahan paviliun itu.

Ia meletakkan mangkuk jelek itu di atas meja, di samping teko porselen seharga puri. “Dia bilang, ‘Jangan pernah lupakan, Nak. Nilai sebuah benda bukan pada keindahannya, tapi pada kehidupan yang bisa diselamatkannya’.”

Swan mengangkat kepalanya, menatap lurus ke dalam mata Selir Agung yang kini membelalak karena syok dan amarah. Air mata di wajah Swan sudah mengering, digantikan oleh tatapan yang dingin dan menantang.

“Jadi, mohon maafkan kelancangan hamba, Selir Agung,” katanya, suaranya kini terdengar jelas dan jernih di seluruh paviliun. “Bagi Anda, teko ini mungkin tak ternilai harganya. Tapi bagi saya… mangkuk tanah liat jelek ini jauh lebih berharga daripada semua emas di kekaisaran. Dan tangan hamba, tangan yang pernah memegang mangkuk ini… rasanya tidak pantas untuk menyentuh kemewahan yang bisa memberi makan seluruh desa hamba selama setahun penuh.”

Seluruh ruangan membeku. Para selir lain menundukkan kepala, tidak berani menatap Selir Agung atau Swan. Mereka tidak melihat seorang gadis desa yang naif. Mereka melihat seorang wanita yang baru saja memenangkan perang tanpa menghunus pedang. Ia tidak hanya berhasil menghindari jebakan, ia telah mengubah kemewahan Selir Agung menjadi simbol kerakusan dan kekejaman.

Wajah Selir Agung memerah karena amarah yang tak bisa ia luapkan, lalu berubah menjadi pucat pasi karena malu. Ia membuka mulutnya untuk mengatakan sesuatu, tetapi tidak ada kata yang keluar. Dia telah dipermalukan. Di depan semua orang. Oleh seorang gadis perbatasan yang bahkan belum sebulan berada di istana.

Swan Xin berdiri dengan anggun. “Kalau Anda mengizinkan, hamba mohon pamit undur diri.” Ia membungkuk sekali, tanpa menunggu jawaban.

Ia berbalik dan berjalan keluar dari paviliun, punggungnya lurus seperti anak panah, meninggalkan keheningan yang lebih mematikan daripada teriakan mana pun. Ia berhasil. Ia telah memenangkan pertempuran hari ini.

Saat ia melangkah melewati gerbang taman, sebuah suara yang tenang dan penuh geli menghentikannya.

“Keseimbangan, ya?”

Pangeran Zheng Long berdiri di sana, bersandar di pilar, seolah telah menunggunya. Senyum tipisnya yang familier tersungging di bibirnya. Matanya berkilat-kilat, seolah baru saja menyaksikan pertunjukan catur yang paling menarik.

“Kisah yang sangat menyentuh,” lanjutnya, melangkah mendekat. “Aku hampir saja menangis.”

1
Yunita Widiastuti
tahta...oh ...tahta..
Yunita Widiastuti
🌹💪💪💪
Black_Pen2024 Makin Sukses 🎉✨: gift. maaf typo
total 2 replies
Ita Xiaomi
Cara aman menghilangkan bukti.
Eskael Evol
luar biasa
Black_Pen2024 Makin Sukses 🎉✨: Terima kasih kakak bintang limanya. jangan bosan baca karya karya author yang ongoing ya...🌹🥳🙏😄
total 1 replies
Eskael Evol
cerita nya sangat bagus
trmkash thor good job👍❤
Ulla Hullasoh
terlalu ingin tau xin jd membahayakan orang lain
Jeffie Firmansyah
awal cerita yg mantap 💪
Wiji Lestari
penasaran💪
Wiji Lestari
💪💪
Eskael Evol
keren trmksh thor👍❤
Black_Pen2024 Makin Sukses 🎉✨: 🙏🙏🥳Terima kasih kakak. semua dukungan kakak sungguh berharga buat author. Terima kasih🙏
total 1 replies
Eskael Evol
keren cerita nya smg ttp seru hingga ahir👍
Eskael Evol
bisa nggak ya nama² pemeran pakai nama biasa aja biar gak ribet dan bingung, sayang cerita bagus tapi malas baca nya
Black_Pen2024 Makin Sukses 🎉✨: maaf. akan saya perhatikan selanjutnya. Terima kasih untuk masukannya. 🙏🙏
total 1 replies
Ulla Hullasoh
karya yang bagus Thor.....🥰
Ulla Hullasoh
akhirnya selamat...sampe tarik nafas 👍
Black_Pen2024 Makin Sukses 🎉✨: Terima kasih kak. udah mampir di cerita author. semoga suka. boleh klik napen author untuk pilih novel author yang lain. berbagai genre juga.
jangan lupa subscribe, like, komen, gift, vote dan klik bintang limanya. Terima kasih dukungan para pembaca setia sangat berharga buat author. lope lope sejagat... 🥳🌹😍🙏
total 1 replies
Ita Xiaomi
Demi kelangsungan hidup Kasim Li😁
Arix Zhufa
ku kira MC cewek nya kuat...ternyata
Arix Zhufa
cerita awal nya bagus tp setelah baca sampe bab ini alur nya bertele tele
Black_Pen2024 Makin Sukses 🎉✨: Terima kasih masukannya. Akan saya perhatikan kembali. 🙏🌹
total 1 replies
Arix Zhufa
sampe di bab ini MC cewek nya keren
Black_Pen2024 Makin Sukses 🎉✨: semangat bacanya ya kak. thx all.🌹🥳🙏
total 1 replies
Arix Zhufa
bab 2 aja udh keren
Arix Zhufa
mampir thor
Black_Pen2024 Makin Sukses 🎉✨: Terima kasih kakak. semoga suka ya. masih banyak kisah author yang lain. bisa klik aja napen author dan pilih kisah kisah author yang mana yang suka boleh dibaca. Jangan lupa subscribe, like, komen, gift, vote dan klik bintang limanya thx u. lope lope sejagat😍🥳🌹🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!