Hidup dengan berbagai peristiwa pahit sudah menjadi teman hidup bagi seorang wanita muda berusia 22 tahun ini, Ya ini lah aku Kimi Kimura..
Dari sekian banyak kilasan hidup, hanya satu hal yg aku sadari sedari aku baru menginjak usia remaja, itu adalah bentuk paras wajah yg sama sekali tidak ada kemiripan dengan dua orang yg selama ini aku ketahui adalah orang tua kandungku, mereka adalah Bapak Jimi dan juga Ibu Sumi.
Pernah aku bertanya, namun ibu menjawab karena aku istimewa, maka dari itu aku di berikan paras yg cantik dan menawan. Perlu di ingat Ibu dan juga Bapak tidaklah jelek, namun hanya saja tidak mirip dengan ku yg lebih condong berparas keturunan jepang.
Bisa di lihat dari nama belakangku, banyak sekali aku mendengar Kimura adalah marga dari keturunan jepang. Namun lagi-lagi kedua orangtua ku selalu berkilah akan hal tersebut.
Sangat berbanding terbalik dengan latar belakang Bapak yg berketurunan jawa, begitu pula dengan Ibuku.
seperti apakah kisah hidupku?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon V3a_Nst, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 7 - Berdebar
***
Semakin mendekati rumah calon istri, semakin resah pula hati William. 'Apa-apaan ini! Kenapa aku bisa seberdebar ini. Kimi.. kamu benar-benar membuat aku tidak waras! Awas saja kalau nanti kamu mengulah! aku akan menyeretmu!'
Vivi tersenyum melihat kegelisahan sang anak. Ia berpikir apa memang benar anak semata wayang nya ini telah jatuh cinta. Di umur menginjak 24 tahun, ini kali pertama Vivi melihat sang anak gelisah karena seorang wanita.
Bukan, Vivi bukan tidak mendukung, hanya saja ia khawatir William anak kesayangannya keliru. Mengingat belum pernah ada wanita mana pun yg ia bawa bertemi dirinya. Tidak ada pengenalan, mendadak sudah mau menikah saja.
"Ada apa Mommy? Kenapa senyum-senyum sendiri." James berbisik pada istrinya. Ia melihat sang istri yg terus saja tersenyum menatap William. Sedangkan William yg berada di samping supir terlihat begitu gelisah.
"Anak kita sudah besar sayang." Senyum merekah lebih tulus saat Vivi mengucapkan itu di telinga James sang suami. James mengerutkan dahi, lalu sesaat mengerti maksud sang istri. Ia pun mendekap Vivi dan meninggalkan ciuman hangat di pucuk kepala wanita yg masih membuatnya jatuh cinta setiap hari.
***
Beralih dikediaman Jimi. Mira bersama dengan Kimi tengah sibuk menyiapkan jamuan untuk tamu yg telah berjanji akan tiba sebentar lagi. Bagaimana kondisi Kimi? Jangan ditanya, ia bahkan menolak tegas saat diawal sang ibu berinisiatif untuk memberi jamuan.
Namun Jimi menengahi, ia tidak ingin di anggap tidak menghargai tamu. Di samping itu Jimi dan juga Mira melihat, sepertinya keluarga William bukan lah dari keluarga kalangan orang biasa. Hal itu terlihat dari kendaraan mewah yg dua kali dibawa William.
Jimi menghargai tekad sang pria yg sudah berkata ingin melamar putrinya. Diluar apa keputusan akhir. Biarlah Kimi yg menjawab. Walau sudah terlihat dari awal Kimi tidak setuju. Tetapi sebagai sesama lelaki, ia mengerti perasaan William. Maka dari itu, ia biarkan William memperjuangkan anaknya. Jika memang itu yg terbaik.
"Ma.. Ini terlalu berlebihan. Kimi saja tidak menyukai William." Ujar Kimi melihat hidangan yg terpampang di ruang tamu mereka.
"Huusstt! Yakin kamu tidak suka. Nak William itu tampan sekali nak. Mama saja kalau masih muda mungkin bisa tertarik!" Kikik Mira menjawab.
"Ekhem!" Deheman Jimi terdengar dari arah ruang keluarga. Mira sontak tertawa renyah diikuti Kimi yg sedikit menyunggingkan senyum.
"Aku tetap memilih kamu, walau sudah ada William di masa lampau sayang." Lanjut Mira diiringi tawa renyah. Meski sudah tua, Jimi dan juga Mira tetap menjaga keharmonisan rumah tangga mereka. Jimi masih sering kagum pada Mira walau dengan rupa yg sudah jauh berubah. dan begitu pun Mira yg masih sering menjahili suaminya.
"Ma.. apa aku jahat kalau saja aku menola-"
Tok tok
Suara ketukan pintu membuat Kimi tidak menyelesaikan kalimat, sudah terdengar suara ketukan pintu dan juga sapaan dari arah depan. Mira maupun Kimi berjalan ke depan. Jimi bergegas membuka handle pintu dan...
"Silahkan masuk.. hmm nak William."
Jantung Kimi berdetak lebih kencang saat mendengar nama William. Itu artinya, William serius dengan ucapannya. Dan itu artinya...
"Perkenalkan ini kedua orangtua saya Pa, Ini Mommy Vivi dan juga Daddy James."
Deg!
'Mati aku! Kenapa jadi seperti ini! Si otak sapi sialan!' Maki Kimi dalam hati. Ia tidak menyangka William akan sejauh ini. Dia saja belum tahu apa yg ia rasakan pada pria aneh itu, tiba-tiba saja William datang membawa orangtuanya untuk... Melamar! Gila sungguh gila. Begitu pikir Kimi.
"Mari... Mari Tuan dan Nyonya, silahkan duduk. Maaf kalau tidak.. nyaman." Ujar Jimi mendadak canggung. Ia merasa minder dari segi penampilan orangtua William. Mereka terlihat seperti orang berada, begitu kontras dengan keadaan keluarga Jimi yg serba.. apa adanya.
Begitu pun Mira, yg tadi nya ia begitu bersemangat. Begitu melihat penampilan yg katanya calon besan. Malah menciut bagai kerupuk di kasih air. Ia melipir kesamping suami sambil sesekali mencolek Jimi. Jimi menoleh dan hanya mengkode melalui mata. Mira mengerti dan kembali menegakkan tubuh.
"Terimakasih.. tidak perlu sungkan memanggil kami dengan sebutan seperti itu, sebut saja saya James dan Vivi, bagaimana?" Tanya John sembari mengulurkan tangan berniat untuk menjabat tangan sang calon besan. Ia menyadari kecanggungan di alami calon besannya. Maka dari itu, ia berniat untuk menjadi sisi yg mencairkan suasana.
"O-oh baiklah." Jimi merengkuh jabatan tangan calon besan dengan gugup. Sedikit ia tergagu karena tidak menyangka ternyata calon besan nya mau menjabat tangan kotor miliknya. Begitu lah istilah Jimi.
"Saya Jimi, dan ini istri saya Mira." imbuh Jimi setelah menjabat tangan.
"Hai hallo semua." Sapa Vivi ramah, ia juga berniat membuat suasana di rumah ini menjadi lebih hangat. Ia sama dengan sang suami. Ia juga merasa kalau calon besan di depannya ini merasa kerdil. Padahal mereka bukan lah dari kalangan orang yg memandang kasta.
Jimi dan Mira hanya mampu mengangguk. Rasa canggung masih begitu terlihat dari gelagat mereka yg salah tingkah. Sedangkan William, ia malah sibuk meneliti raut wajah sang calon istri.
'Apa yg dia rasakan, apa memang dia tidak mau menikah denganku? Apa aku memang seburuk itu, Apa aku tidak pantas menempati hatinya? Tapi kata Mommy aku ini tampan! Ya! aku tampan Kimi! Lihat wajah aku! Kalau sampai kamu menolak, aku akan menambah satu opsi lagi untukmu, selain menyeretmu paksa ke kantor pernikahan, aku juga akan membawamu ke dokter mata! Mata mu harus di ganti! Ck sial!'
***
BERSAMBUNG
HALO GUYS! SELAMAT MENIKMATI YA.