Laura gadis berparas cantik, manis dan polos namun sayangnya dia sangat tak percaya diri dengan wajah nya itu. karena memiliki mata biru laut yang indah.
selama ini laura selalu berpikir hidupnya sangat kosong dan hampa meski ayah nya selalu memberikan cinta padanya, namun yang dia inginkan kasih sayang seorang ibu yang sudah lama dia tak merasakan.
tiba-tiba hidupnya berubah seperti tersambar petir setelah bertemu dengan laki-laki tampan. namun sifatnya yang membuat laura sangat kesal.
"ck, dasar jelek! minggir lo" ucapnya dengan mendorong tubuh laura yang mungil.
"yang seharusnya minggir itu lo, gak punya mata emangnya? padahal lo sendiri berdiri ditengah jalan dasar bigfoot!" sahut laura yang sedang membawa tumpukan penuh buku ditangannya.
kayden merigoh ponselnya disaku ia menekan aplikasi browser dan mencari nama bigfoot yang disebutkan laura.
telinga kayden memerah dia menatap tajam kearah laura. "hahaha, lo bilang gue apa tadi?"
"gue bilang bigfoot, lo tuli emang!" cetus laura
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon love_chan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Weekend
Dipagi hari yang sangat cerah laura sudah bangun, setiap libur sekolah gadis itu selalu membantu ayah nya berbelanja ke pasar.
Laura menunggu didekat mobil ada satu bahan yang lupa ayah nya beli, pagi-pagi pasar ramai oleh pengunjung dan banyak pemasok sayuran yang baru datang.
"Ayo pulang..." ajak charles menaruh belajaan dibelakang.
Laura dan charles masuk kedalam mobil perjalan menuju rumah sekitar 25 menit, laura tak ikut ke kedai karena harus merapihkan rumah.
"Kamu ke kedai siang atau sore ya jangan lupa sepeda kamu disana." Ucap charles.
Laura menganggukan kepala, ia turun dari mobil dan melangkahkan kaki masuk kedalam rumah.
Laura menaruh bahan makanan untuk masak makan siang nanti, ia segera membereskan rumah, mencuci baju.
Setengah hari membereskan rumah, laura memasak untuk makan siang rencana akan ke kedai nanti sore.
Selesai masak dia langsung pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri, beberapa menit selesai mandi dan berpakaian. Ia berjalan menuju meja makan untuk menyantap kakan siang nya.
"Cape juga ya, tapi tumben masakan gue keasinan." Ucap laura sambil memakan masakan nya.
Tok.. tok.. tok...
Terdengar suara ketukan pintu laura menyudahi makan nya, ia segera bangun dari tempat duduk berjalan menuju pintu masuk.
Klek...
Laura membuka pintu sedikit terkejut kaila berdiri didepan pintu dengan raut wajah masam.
Mata laura membelak dengan lebar. "Glek.." laura menelan saliva nya.
Kaila langsung masuk tanpa disuruh, gadis itu berjalan masuk kedalam dan duduk disofa tv.
Laura sedikit ragu dan bingung, sebagai tuan rumah laura mengambilkan minum untuk kaila yang menatap nya tajam.
"Kenapa dia kesini?" Gumam laura pelan.
Laura membawa minuman ke kaila dan menaruh dimeja, kaila hanya menatap laura tanpa mengatakan apapun.
"A-anu, tumben lo kesini la?" Tanya laura gugup.
"Kenapa lo gak senang gue kesini?" Cetus kaila.
Laura menggelengkan kepala. "Bu-bukan gitu, tapi tumben banget lo kesini." Ucap laura yang semakin tegang.
"Sejak kapan lo berteman sama clara?" Tanya kaila dengan serius.
Laura menelan salivanya. "Glek.." dia tahu akan terjadi seperti ini, meski sudah mencoba menghindari kaila tetap gadis itu akan datang menemui nya.
"Gu-gue gak sengaja ngobrol sama kak clara pas lagi bersihin taman belakang." Jawab laura.
Kaila memicingkan matanya ke arah laura dengan tatapan seolah tak percaya.
"Gak masuk akal." Cibir kaila.
~o0o~
Brak!!!
Pintu terbuka dengan secara terpaksa, kayden yang sedang tertidur pulas sontak bangun.
"Apa-apan ini?" Tanya nya yang masih setengah mengantuk.
Kedua bodyguard masuk kedalam kamar kayden dan berjalan kearah nya, kedua body guard itu menggendong tubuh kayden untuk turun dari tempat tidur.
Kayden yang matanya masih terpejam seketika langsung membelak kedua mata birunya itu.
"Apa sih! Lepasin gak? Gue pecat lo ya berdua." Teriak kayden yang meronta-ronta.
Kedua bodyguard itu sama sekali tak mendengarkan permintaan kayden, mereka dengan paksa membawa tubuh kayden.
"Lepasin gue bilang." Sentak kayden yang digendong seperti karung beras. "Mami tolong kayden.." teriak kayden.
Dibawah sudah ada bianca dan allen sang kakak yang sedang menikmati kopi pagi nya.
Kayden melirik kearah kakak perempuan nya yang masih menggunakan piayama nya. "Lo ngapain disini?" Bisik kayden.
Bianca memutarkan bola mata nya dengan malas, ia menarik nafasnya dengan berat. "Lo liat manusia satu itu.." ucap pelan bianca sambil menujuk allen dengan matanya.
Kayden menganggukan kepalanya. "Ini ulah dia, pasti ada sesuatu makanya kita dibawa kesini." Ujar bianca yang sudah tau akan terjadi hal sesuatu yang dasyat.
Allen menaruh gelas kopi nya keatas meja, dengan santai menatap kedua adik nya yang terlihat berantakan.
"Kalian tahu sekarang jam berapa?" Tanya allen dengan datar.
Kayden melirik jam besar dimansion. "Sekarang jam 12 siang, emang ada apa sih kakak bawa kita berdua kesini." Dengus kayden yang kesal karena waktu tidur nya di ganggu.
"Apa kalian tahu ini sudah tengah hari dan masih santai tidur, hmm!" Allen menatap datar kearah kedua adiknya.
Kayden berdengus dia sangat kesal dengan tingkah allen seperti orang tua.
"Kakak gak tau sekarang hari apa? Sekarang itu weekend, ya wajar kita bangun siang kakak jangan kaya orang dewasa yang kolot deh!" Cetus kayden.
Bianca yang mendengar cetusan adik nya itu menggelengkan kepala, ia melirik kearah allen yang terlihat datar dari tatapan nya.
"Makanya kakak tuh jangan kerja terus jadi pemikiran nya benar-benae kol-." Bianca langsung membekap mulut kayden yang terus mengoceh.
"Apa sih segala bekap mulut gue." Kesal kayden.
Bianca memukul kepala kayden dan menarik baju nya. "Lo bisa diem gak! Lo liat wajah kak allen yang ada kita abis sama dia." Tegas bianca.
Kayden melirik kearah allen yang menatap tajam dengan ekspresi datar, kayden menelan salivanya terasa menakutkan kakak laki-laki nya itu.
"Berdiskusinya apa kalian sudah selesai?" Ucap allen dengan suara berat.
"Su-sudah kak.." sahut kayden dengan gugup.
"Kalau gitu cepat siap-siap kalian berdua, dalam waktu 15 menit kalian harus ada disini lagi!" Titah allen.
Kayden dan bianca tanpa protes langsung pergi kekamar mereka masing-masing, dengan tergesa-gesa mereka berdua berlari menaiki tangga.
15 menit bersiap-siap mereka berdua tergesa-gesa menurunin tangga, karena langkahnya tak terlalu cepat kayden tersungkur jatuh. Sehingga bersujud dihadapan allen.
"Sial segala jatuh.." keluh kayden.
Kayden segera bangun membuang wajanya malu karena terjatuh, ia melirik kearah bianca yang tetap tenang meski keringat bercucuran diwajah cantik nya.
"Ayo pergi." Titah allen yang berjalan pergi keluar dari mansion.
Kayden berdengus kesal tanpa mengatakan apapun allen pergi begitu saja.
"Dia tuh mau ngapain sih!" Gerutu kayden berjalan keluar mengikuti allen.
Mereka naik kedalam mobil yang dijaga oleh beberapa bodyguard keluarga mereka, selama 20 menit mereka sampai ditempat jet pribadi miliki keluarga alexander.
Bianca sudah memperkirakaan semua ini. "Ah pasti gue bakal ketemu malaikat maut." Gumam bianca sambil menghela nafas.
Kayden yang mendengar itu langsung menoleh kearah bianca. "Maksud lo apa?"
Bianca melirik malas, ia memilih tak menyahuti ucapan kayden. Allen dengan gagah sudah memakai pakaian seperti seorang ahli perang.
Mata kayden melotot dan ia melirik kearah bianca yang terlihat pasrah. "Kak, kita ini mau kemana ya? Kok pakaian kakak kaya orang mau perang." Tanya kayden dengan tersenyum canggung.
"Jangan banyak tanya cepet naik!" Jawab allen.
Bianca tak mau protes dan bicara, gadis itu dengan patuh pergi naik masuk kedalam jet pribadi yang megah.
Kayden menghela nafas panjang, didalam hatinya terus berteriak memanggil sang ibu yang entah ada dimana.
"Mami tolong kayden..." batin kayden.
Apa tak lebih kurangnya sakit mental ya begitu? 🤷🏻♀️🤷🏻♀️🤷🏻♀️🤷🏻♀️🤷🏻♀️