Sejak kecil Adrian Pratama Putra hidup di lingkungan keluarga yang menuntut kesempurnaan, dimana Orangtuanya selalu menetapkan standar yang sangat tinggi kepadanya, karena itulah Adrian setiap hari bekerja mati-matian agar bisa menjadi seorang anak yang diinginkan orangtuanya.
Hingga dimana Adrian telah berada dititik keputusasaan total — Telah menyerah dan tidak lagi mengejar dengan apa yang namanya keluarga. Di saat itulah dia mulai mengenal yang namanya novel yang selalu menjadi tempat hati Adrian yang dulunya retak kini mulai terpasang kembali berkat membaca novel.
Mungkin Akibat kebanyakan membaca sebuah novel Reyan tiba-tiba masuk kedalam salah satu novel yang pernah ia baca. Tapi masalahnya novel yang dia masuki itu ... dark fantasi!! Sebuah webnovel yang terakhir kali dia baca.
Terlebih lagi dia masuk kedalam tubuh lemah yang sebentar lagi akan menjemput ajalnya!?
Halo para readers. Ini karya pertamaku, jadi mohon maaf bila banyak kesalahan dan typo yang bersebaran😓
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NoxVerse, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20: Ujian terakhir—Bertahan Hidup
Sean beristirahat sejenak sebelum memulai ujian berikutnya yang di gadang-gadang sangat sulit itu.
Setelah beberapa waktu menunggu akhirnya ujian selanjutnya akan segera dimulai.
Di lapangan.
Banyak sekali murid yang di kumpulkan disini, mereka menunggu ujiannya resmi di umumkan akan dimulai.
Mereka yang berada di ini adalah murid yang telah melewati ujian pertama.
Karena mereka semua di kumpulkan di lapangan yang luas, banyak calon murid yang sangat gugup lantaran mereka sedikit takut bila mereka tidak lulus di ujian terakhir ini. Di ujian pertama saja banyak hampir dari setengah calon murid tidak lulus sama sekali.
Sean berbaris dengan tenang di antara banyaknya murid yang di kumpulkan di sini, menunggu instruktur yang bertugas di ujian kali ini. Sean juga menggunakan kacamata analisisnya untuk mengamati dan melihat beberapa informasi seluruh siswa di sekitarnya.
Hingga dimana sebuah ledakan sihir terjadi di depan mata mereka.
"kyak, ada ledakan!"
"Siapa yang berani menyerang academy ini?!"
"Tolong aku!"
"Cepat beritahu instruktur tentang kejadian ini!"
"Bagaimana ini?!"
"Menjauhlah dari ledakan!"
Banyak murid perempuan yang berteriak histeris dan murid laki-laki yang panik dan berpikir academy ini telah di serang oleh seorang teroris.
Sean hanya diam di tempatnya, soalnya dia tau Lewat kacamata analisis kalau yang meledakkan sihir itu pelakunya adalah instruktur sendiri.
"Diamlah murid-murid bodoh! Teriakan kalian membuat gendang telinga ku jadi sakit!" Suara tegas seorang pria dewasa terdengar dari dalam ledakan.
Setelah asap yang di timbulkan oleh ledakan itu menghilang, muncul lah sosok pria paru baya yang memiliki banyak sekali luka di sekujur tubuhnya.
Seluruh murid di kejutkan oleh kedatangan seorang pria yang tidak di kenal muncul di titik ledakan terjadi. Para murid dalam mode waspada segera memasang postur siap bertarung.
Dia menatap tajam murid yang hendak menyerangnya, di iringi seringai yang lebar dia berkata dengan semangat. "Khahaha, aku sangat suka melihat murid yang memiliki kewaspadaan yang tinggi."
"Tapi, sebanyak apapun kalian mencoba, kalian tidak akan bisa mengalahkan ku," ucapnya meremehkan.
Para murid sedikit geram mendengar pertanyaan sombongnya.
Pria itu mengeluarkan mana dari dalam tubuhnya—Mananya mengeluarkan warna merah membuat para murid kesulitan bernapas karena kekuatan mananya yang telah sampai di level mengerikan.
"Khuk! A-aku tidak tahan lagi." Sambil berbicara terba-bata Sean menatap ngeri orang di depannya.
"Lihat? Seperti inilah perbedaan dari kekuatan antara kita, seperti langit dan bumi."
Akibat tekanan mana yang begitu besar, para murid yang tidak bisa menahannya terjatuh berlutut di atas tanah.
Hingga hanya tersisa Sean dan empat murid yang masih berdiri dan menahan gila-gilaan tekanan pria garang itu. mereka semua telah mencucurkan keringat serta suara napas mereka terengah-engah.
Pria itu terkejut melihat masih ada yang bisa bertahan di bawah tekanannya. "Menarik!" seru pria itu. "Bisa bertahan di bawah tekanan ku adalah sebuah prestasi yang cukup membanggakan."
Setelah sedikit bermain-main dengan para murid, pria itu menarik kembali mananya yang telah dia keluarkan, sebelum terjadi sebuah masalah pada para murid.
Akhirnya semuanya dapat bernapas lega.
"Nak, siapa kalian?" tanyanya pada murid yang bisa bertahan di bawah tekanannya.
"Sean Vaughn Baldwin."
"N-namaku, Luna."
"Elias Von Himer."
"Seraphine Frost."
"Kayzen."
Mereka memperkenalkan nama mereka sambil menatap penuh kewaspadaan pada pria yang berada di depan mereka.
Pria itu tersenyum lebar, memperlihatkan gigi putihnya. "Aku akan mengingat nama kalian berlima."
Atensi pria itu kembali melihat seluruh murid yang ada di lapangan. "Baiklah, namaku adalah Garrick, bertugas sebagai pengawas di ujian ini." Dia melipat kedua tangannya di dada sambil memperkenalkan dirinya.
"Ujian ini adalah bertahan hidup selama tiga hari di hutan dan mengumpulkan sebanyak mungkin material dari membunuh iblis yang berada di sana," tutur Garrick menjelaskan ujian kali ini.
Sean mengangkat tangannya. "Apa berarti kami di wajibkan untuk bertarung?" tanyanya.
Garrick mengangguk. "Tepat sekali. Di ujian kali ini kalian di wajibkan bertarung untuk memperebutkan material sebanyak mungkin. Semakin banyak material yang kalian dapatkan, maka poin kalian akan semakin tinggi."
"Tapi, ingat. Kualitas material juga memengaruhi poin yang kalian dapatkan, jika material yang kalian dapat itu buruk, maka poin yang kalian dapatkan akan sedikit," ucapnya.
Instruktur Garrick berteriak, "Kalau begitu, kalian semua kalian semua punya waktu 5 menit, bentuklah kelompok berisikan 3 orang sekarang juga!"
Seluruh murid dengan cepat berjalan kesana kemari untuk membentuk kelompok.
Sebelum orang-orang ingin mengerumuninya untuk di ajak masuk ke kelompok mereka.
Sean terlebih dulu berjalan ke arah Kayzen dan Luna. "Permisi, bisakah kita membentuk kelompok bersama?" tawar Sean pada keduanya.
"Tentu saja bisa," jawab Luna ramah.
"Terserah siapapun itu kelompokku." Kayzen menjawab dengan nada malas.
Sean mengangkat tangannya, mengajak bersalaman persahabatan dengan mereka.
Sean tersenyum mendengar persetujuan mereka. "Semoga kita semua kompak menjalani ujian ini."
Mereka mengangguk dan membalas jabat tangan Sean.
"Waktu sudah habis." Garrick mengumumkan. "Sekarang berbaris lah dengan teratur bersama kelompok kalian," perintahnya.
Para murid kembali berbaris rapi bersama dengan anggota kelompok mereka.
Garrick menyilangkan kedua tangannya dan berkata. "Ada total 25 kelompok di sini. Hanya 15 kelompok saja yang bisa lulus di ujian ini dan juga, ini adalah ujian terakhir kalian. Poin kalian lah yang yang menentukan posisi kelas kalian."
"Kalian juga harus menjalankan ujian ini dengan segenap kekuatan kalian! Disinilah kelayakan kalian di uji sebagai murid sejati di academy ini!" seru Garrick menggebu-gebu.
Seluruh siswa menjadi semangat mendengarkan pidato Garrick dan berjanji pada diri mereka sendiri, bahwa di ujian kali ini mereka harus lulus di academy ini.
Garrick tersenyum senang melihat semangat para siswa, tapi itu cuma sementara, di gantikan oleh ekspresi yang tegas dan dingin. "Jika kalian tidak sanggup untuk melanjutkan ujian ini, kalian boleh menyerah kapan saja."
Garrick menggunakan sihirnya dan memberikan semacam alat tombol kecil pada setiap kelompok.
"Tekan tombol ini jika kalian ingin menyerah," ucapnya.
Sean menatap alat yang terbang itu di depannya, dia mengambil dan menyimpan di saku celananya.
Seluruh kelompok juga menyimpan alat itu.
Garrick kembali menyeringai dan berkata, "Mari kita mulai ujiannya."
Cahaya lingkaran muncul di sekitar para siswa. Mereka semua tidak bisa melihat dengan jelas karena cahaya yang di keluarkan begitu silau di mata.
Setelah cahayanya perlahan mulai redup, semuanya membuka mata dan melihat bahwa mereka sekarang berada di sebuah hutan yang di penuhi pepohonan lebat.
Selamat datang di hutan kematian semoga kalian bisa bertahan hidup selama tiga hari di ini Meski tidak ada instruktur Garrick disini, tapi suaranya bergema di seluruh hutan.
[Misi Utama: Bertahan hidup dan berhasil masuk top 3 teratas di ujian ini.]
[Hadiah: 200 mana, 1.000 poin sistem dan karisma 10.]
[Penalti: karisma berkurang 20.]
[Waktu: 3 hari.]
[Selamat mengerjakan misi, Host.]