Luka hati yang begitu dalam dan bahkan hampir saja membunuh dirinya, membuat seorang wanita hampir saja menyerah, namun sebuah kenyataan di dapati, dimana dirinya akan membalaskan dendamnya dengan Cinta lama yang datang kembali.
Bagaimana seorang wanita bernama Victoria akan menjalani kehidupan selanjutnya, sanggupkah dia memberikan hatinya kembali setelah menerima pengkhianatan dari suaminya sendiri.
Victoria dengan semua luka dan putus asa, merubah takdirnya bersama dengan identitas baru sebagian Rosanda.
Salam sehat dan jangan lupa bahagia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sinho, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
VicRos 21
Pada akhirnya, Rivan harus berpisah, seperti rutinitas biasanya, ketika hari sekolah tiba, Rivan akan di jemput oleh kedua kakek dan neneknya, disaat itu juga Victoria menyambut kedatangan Mertuanya.
"Selamat datang Ma" ucap Victoria yang masih agak canggung.
"Hei, santai saja Rosanda, bisa kan kami memanggil dengan nama itu?" ucap sang mertua yang tak lain adalah Anggel.
Victoria yang sedikit terkejut lalu mengangguk perlahan, tentu saja dengan menunjukkan senyuman, ada kekhawatiran dirasakan sesaat, hingga kemudian Raka mengucapkan sesuatu.
""Kami semua sudah tau siapa kamu dan jalan hidupmu, tentu saja dari suami mu Regan, dan kami tidak pernah memandang seseorang dari asal usul nya, dan lebih tepatnya, kami lebih melihat semua dari hati dan niatnya" ucap Raka.
"Mau orang biasa atau pun seorang Putri, tidak ada bedanya, Mama lebih melihat bagaimana kamu mengurus anak dan cucuku" sahut Anggel dengan senyuman.
"Terimakasih, maaf kalau saya masih banyak kurang dalam mengurus rumah tangga" jawab Rosanda.
"Tidak juga, buktinya Rivan begitu menyukaimu, bahkan sekarang kami harus menyusulnya dan sedikit memaksa untuk kembali ke kota" Anggel melirik Rivan yang tampak tak bersemangat.
Rosanda tersenyum, berjalan mendekati Rivan.
"Kita akan bertemu lagi saat weekend, dan disaat itu kita akan melakukan sesuatu bersama-sama seharian, okey?"
Rivan langsung tersenyum lebar, bahagia dan memeluk Rosanda seketika, tanpa disadari ada yang rasanya ingin protes saat ini juga.
"Tidak bisa, jika saat weekend hanya kalian berdua, lalu kapan perhatian untuk ku?" dari lantai dua terdengar suara Regan tak terima.
Raka yang sudah menduga akan kelakuan anaknya hanya menghela nafas, begitu juga dengan Anggel yang memutar matanya, lalu duduk disebelah Raka.
"Daddy!" teriak Rivan dengan tatapan horornya.
"Apa?, kamu sudah besar, jangan terlalu manja" sahut Regan seolah tak mau kalah.
"Tapi Daddy sudah bersama mommy setiap hari, kenapa protes padahal aku hanya minta dua hari saja?"
"Ck, Daddy istirahat dirumah juga saat weekend saja Rivan"
"Tapi_"
"Sudah cukup, kita akan bersama-sama melakukan kegiatan seharian, bertiga, bagaimana?" seketika Rosanda menyela.
"OKE!" bersamaan Regan dan Rivan bersuara.
Raka dan Anggel sampai menggelengkan kepala, melihat kelakuan bapak dan anak yang sama-sama tak mau mengalah, hingga terpaksa sang menantu mengambil jalan tengah.
"Ck, Jika mereka terlalu merepotkan mu, hubungi kami Rosanda, mereka akan kami beri pelajaran" Raka berkata dengan tegas, hingga membuat Anggel tertawa lirih.
"Sudahlah, hari sudah larut malam, besok Rivan harus sekolah, kita pergi sekarang sayang" Anggel pun akhirnya menghampiri cucunya, lalu membantu membawa tas dan koper kecil.
Regan dan Rosanda mengantarkan sampai depan, berbeda dengan Rosanda yang hanya diam, Regan sudah memberikan banyak sekali pesan pada Rivan.
"Daddy selalu saja cerewet"
"Hei, hormati aku sebagai Daddy mu Rivan" jelas Regan tak terima dengan ucapan anaknya.
Rosanda lalu mendekati, memeluk Rivan dengan lembut, membelai kepalanya sambil berkata.
"Daddy melakukan hal itu karena begitu sayang sama Rivan, apa Rivan mengerti?"
Rivan pun terdiam, lalu melihat ke arah Daddy-nya, "Sorry Daddy, love you"
Regan terdiam, menatap sekejap lalu mendatangi Rivan dan memeluknya erat.
Seketika bayangan anak perempuannya memenuhi relung hati Rosanda, hantaman yang begitu menyakitkan masih terasa, tanpa sadar Rosanda menggigit bibirnya, dan Regan yang menyadari hal itu segera melepaskan Rivan lalu berjalan ke arah nya.
"Rosanda?"
Tersentak kaget, Rosanda segera tersadar dari pikiran kelam yang sesaat tadi menyeretnya.
"I iya?"
Regan tersenyum, lalu menarik tangannya dan mengajak mendekati Rivan yang sudah bersiap pergi bersama dengan kakek dan neneknya.
Lambaian tangan di berikan, Rivan berteriak kencang mengucapkan akan segera kembali saat weekend nanti, Rosanda tertawa sedangkan Regan melihat hal itu dengan bahagia.
Terasa sepi, itulah yang dirasakan Rosanda, saat kembali masuk ke dalam kamar, dirinya duduk di depan cermin besar.
"Rosanda, sekarang itulah namamu" gumamnya perlahan tanpa berkedip menatap wajahnya di dalam cermin.
Tak berselang lama, masuklah Regan dengan langkah yang tak seperti biasanya, Rosanda terkejut.
"Regan, apa yang_"
Tiba-tiba saja, Regan meraihnya, memaksa tubuh Rosanda ikut dengan paksa, jelas ada pemberontakan disana, "Regan lepaskan!"
BRUG
Tubuh Rosanda jelas tak mampu melawan tenaga Regan, hingga akhirnya terbanting di atas kasur, seketika refleknya muncul saat tangan Regan akan menyentuhnya.
"Sialan, jangan memaksaku!" teriak Rosanda, saat tubuh Regan mulai menindihnya, dan akhirnya _
Bug!
Rosanda berhasil memukul Regan dan menjatuhkan ke samping, pergulatan terjadi, Regan kembali menyambar tubuh Rosanda yang hampir berhasil beranjak dari tempatnya.
"Regan!, Akh!" teriak Rosanda saat tangannya kali ini terkunci, dengan cepat Regan pun mencuri ciuman singkat.
"Apa yang kau lakukan!" teriak Rosanda jelas tak terima.
"Ini adalah latihan pertama, insting mu sangat buruk, tenagamu payah, dan harus banyak berlatih"
"Apa?!"
Tentu saja Rosanda terkejut dengan apa yang di bicarakan oleh Regan, jadi apa yang dilakukan tadi latihan pertama nya, kenapa tiba-tiba dan tidak memberi tahu sebelumnya, dasar curang! Batinnya.
"Sorry, tapi bibirmu semakin lama makin nikmat juga"
Bug!
"Akh!" Regan meringis saat satu bantal terlempar tepat mengenai wajahnya.
"Kau kejam sekali!"
"Kata kejam lebih pantas untukmu yang selalu memaksa dan mencuri ciuman dariku" sahut Rosanda yang terlihat masih kesal.
Regan tertawa, lalu kemudian duduk di sofa, tepatnya di depan Rosanda yang kini duduk di pinggiran tempat tidur.
"Dunia ini kejam" ucap Regan.
"Aku tau, dan sudah merasakan hal itu" jawab Rosanda.
"Lalu?"
"Aku akan membalas mereka!" sahut Rosanda.
"Dengan?"
"Sampai titik darah penghabisan, sampai mereka semua merasakan akibatnya dan siapapun yang membunuh anakku, harus menerima balasan yang setimpal"
"Itu konyol "
"Apa maksud nya konyol?" Rosanda tak terima.
"Jangan lupa prinsip utama"
"Keselamatan ku"
"Bagus kalau masih ingat itu"
"Tapi aku tidak bisa memprediksi apa yang akan terjadi saat melakukan semua itu" ucap Rosanda.
"Untuk itu, persiapan fisik dan mental itu penting, insting dan kemampuan mu yang dulu, itu yang di butuhkan saat ini, jangan lagi tertipu oleh sebuah kebaikan palsu yang hanya di lihat oleh mata saja"
Rosanda terdiam, kedua jari-jarinya terpaut dan saling dimainkan, nampak berpikir sangat serius saat ini.
"Sudah lama sekali, dan aku tidak tau bagaimana memulainya lagi" ucap Rosanda seperti mau menyerah sebelum berperang.
"Kita akan berlatih bersama, ikut kemanapun aku pergi, perjalanan bisnis ku terkadang cukup padat, dan satu lagi, rubah penampilan mu"
"Merubah?, maksud nya?"
"Masih ingat dengan Queen?"
Lama Rosanda mengingatnya, lalu kemudian melebarkan matanya, "Queensa, anak dari Tuan Kaisar?"
"Hem"
"Lalu?"
"Setidaknya mendekati dia cara berpenampilan mu, itu akan lebih baik"
"What?!"
Jelas saja Rosanda terkejut, dia saja mengenal keyakinan sang suami baru saja, dan sekarang masih dalam tahap belajar lebih dalam, bagaimana mungkin harus memakai pakaian yang serba menutupi badan, rasanya Rosanda Shock di buatnya.
Jangan lupa like Vote Komen dan tonton iklannya.
Bersambung.
lanjut thor...