Aluna seorang gadis bercadar terpaksa harus menikah dengan ketua geng motor atas wasiat dari mendiang ayahnya..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Izza naimah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21
tepat pukul 07.00 pagi, Anisa baru saja terbangun dari tidur lelapnya. dia melirik jam dinding, Raff lagi ya langsung berdiri dan bergegas untuk ke kamar mandi.
malam ini Anisa terjaga hingga pukul 02.00 pagi. makanan yang tertata rapi di meja makan ia kembali masukkan ke dalam lemari. makanan itu pun tak tersentuh hingga pagi hari.
" Aduh, aku bisa telat nih" gumam Anisa sembari memasang pakaian.
tadinya dia ingin mandi, namun mengingat waktu yang mepet. akhirnya Anisa hanya menyekap tubuhnya saja. tempat pukul 07.30, Anisa setengah berlari ke depan rumah. niatnya ia akan mencari ojek online.
" lagi nunggu apa Non?" tanya security yang berjaga shift pagi.
" eh? lagi nunggu ojek, Pak"
" loh? Kok ojek? den jayden kemana? biasanya kan berangkat bareng"
"anu- d-dia pergi duluan, pak. katanya ada yang harus dikerjakan pagi-pagi sekali" ucap Anisa berbohong.
" owlah. kalau begitu tuh benar Anisa Diantar aja sama Pak Ridwan. Iya memang ditugaskan buat ngantar para pekerja di sini kalau ingin berpergian penting keluar"
Anisa terdiam. kalau ia menerima tawaran itu, orang-orang akan tahu jika dirinya memakai jasa pekerja milik keluarga jayden. kemudian Anisa menggeleng.
" nggak usah, Pak. ojek saya bentar lagi nyampe sini. kasihan kalau di cance. itu sama aja Saya memutuskan rezeki orang itu" balas Anisa.
security itu mengangguk paham Seraya tersenyum.
" beruntung sekali Den jayden memiliki istri seperti non Anisa. sudah mah sopan, baik, terus masih banyak lagi keunggulan dan non Anisa"
Anisa tertawa pelan dari balik cadarnya.
" Udah dulu, ya Pak. ojeknya sudah di depan"
" ok, non. Hati-hati"
saat sudah sampai di depan sekolah. rupanya pagar sudah ter. Anisa segera berlari menghampiri security berjaga di sana.
" Pak, tolong bukain, dong tadi macet, pak "mohon Anisa.
" haduh! Kamu anak baru itu, ya? karena kamu anak baru saya bolehin masuk. tapi kamu ikut bergabung di barisan murid yang terlambat! "
" B-baik, pak"
Anisa pun bisa masuk, lalu ia berjalan gontai ke arah murid-murid yang terlambat. Di depan, berdiri seseorang wanita dengan perawakan berisi, wajahnya seram, Sepertinya dia adalah guru BK.
" kalian yang terlambat akan saya hukum berlari 10 putaran lapangan! "Perintahnya.
" Bu! itu namanya penyiksaan! " protes salah satu murid.
" kalau ada yang tidak suka dengan hukuman saya. kalian mending pulang! kalian!"
murid-murid yang terlambat pun terdiam. termasuk murid yang protes barusan.
" kerjakan hukuman kalian!" teriaknya lantang.
Anisa pun terpaksa ikut berlari di Barisan murid-murid. tasnya yang masih ia jinjing pun terasa semakin berat. baru 5 putaran, tapi Anisa seperti ingin pingsan. itu karena Anisa melewatkan sarapan.
Greb!
seseorang meraih tas Anisa.
" sini tas lo"
Anisa reflek menoleh ke arah samping, di mana berdiri seorang siswa tampan yang menatapnya dengan senyum khasnya. dia tersenyum dengan tangan yang masih meraih tas milik Anisa.
" R-radit? " kata Anisa.
" hem, iya. sini tas lo. biar gue yang bawa" sahur Radit.
" nggak usah Radit" tolak Annisa cepat, Seraya menahan rasanya agar tidak diambil oleh Radit.
Radit menyerangnya bingung. wajah Anisa terlihat ketakutan dan Hal itu membuat Radit menaruh curiga terhadap Anisa.
" lo.. " kalimat Radit terjeda.
" kalian berdua di sana! ngapain Cuman berdiri! cepat lari lagi" perintah guru BK yang masih mengawasi murid-murid yang mengerjakan hukuman.
Mendengar itu, dan disusul dengan Radit yang berlari beriringan di samping Anisa.
" Anisa, siniin pas lo. muka lu Puca. kalau gue bawa tas lo, beban lo nggak terlalu" pintar Radit masih berlari berdampingan.
Anisa tak merespon. matanya tak sengaja melirik ke arah bangunan di lantai dua yang di mana Di sana kelas jayden berada. entah kebetulan atau tidak, pandangan Anisa ber. wanita remaja itu mengedip-ngedipkan matanya, tak kalah atensinya menangkap wajah tampan jayden yang terlihat menahan amarah.
mata jayden melotot seperti memberikan isyarat bahwa Anisa harus menjaga jarak dengan. awalnya Anisa takut, namun Anisa berubah pikiran. Iya tak ingin terlihat lemah di hadapan jayden. Iya tidak ingin jayden menganggapnya sebagai boneka yang selalu menuruti kemauannya.
Anisa lalu menoleh ke arah Radit yang masih mengikuti langkah Anisa di sampingnya.
" Kenapa, Ham?" tanya Radit.
Anisa berhenti berlari, dan Hal itu membuat Radit ikut berhenti dari kegiatannya. kemudian Anisa melepas tas jinjinnya yang berada di punggungnya. Iya ulurkan dengan pelan ke arah Radit di sana.
" maaf kalau ngerepotin kamu. aku akan balas budi suatu saat nanti. Terima kasih Radit" ujar Anisa.
wajah Radit seketika sumringah dengan mata yang hampir menyipit menyeluruh. tangan Radit kemudian terulur mengambil tes milik Annisa dengan senang.
" sama-sama, lu nggak perlu balas. lagian gue kok Yang mau" balas Radit.
Sedangkan jayden saat ini mengepalkan kedua tangannya hingga bukul-bukul tangannya memutih. giginya bergemeletik seperti seseorang yang menahan amarahnya begitu besar.
" sialan!" umpat jayden.
" kamu mengumpat kenapa?" tiba-tiba seorang gadis dengan rambut warna blonde muncul di samping jayden.
Jayden reflek meliriknya dari sudut matanya. kekasih yang baru satu bulan ini menjalani hubungan dengannya.
" nggak papa" balas jayden singkat.
Celsa nampak mengkerut, hal itu disadari oleh jayden. lantas jayden Bangkalan nafas panjangnya. atensinya yang tadinya mengawasi Anisa Kini harus ia sudah. Iya tak ingin Rahasianya terbongkar hanya gara-gara kecerobohannya.
" Elu ke sini dijemput Althaf? " tangan jayden tiba-tiba.
Celsa mengangguk dengan wajah yang masih ditekuk.
" sorry, gue Ada urusan mendadak. jadi nggak bisa jemput lo"
Celsa kembali mengangguk lemah. padahal garis itu sangat menyayangkan sikap jayden yang selalu suka membatalkan janji seenaknya. hal itu sudah biasa. celsa juga tak tahu apakah jayden memang menaruh hati padanya atau hanya sebagai mainannya.
tapi jika dibilang untuk memainkan celsa. tidak bisa dikatakan itu benar. jayden sendiri sama sekali tak pernah menyentuh atau mempererat celsa. hal itu yang membuat celsa bingung. Sebenarnya apa yang membuat jayden menerima ajakan celsa untuk menjalani hubungan dengannya sewaktu satu bulan yang lalu.
" lo ngelamunin apa?" tanya jayden.
" Nggak kok, Jay. aku cuma bingung, Sebenarnya kamu saya nggak sih sama aku?"
" Kenapa Lo nanya gitu?"
" Aku Hanya penasaran. hubungan kita nggak seperti pasangan kekasih. malah kita nggak terlihat akrab untuk ukuran sepasang kekasih. kamu ngerti nggak yang aku bilang?"
Jayden ntar diam dengan manik mata yang menatap celsa dengan tatapan biasa.
" enggak, gue enggak ngerti Lo ngomong apa. dan gue perlu lo tahu. mantan-mantan gue nggak pernah gue ajak bicara satupun kecuali lo. lo Harusnya bersyukur gue nggak memperlakukan elo kayak mantan-mantan gue"
.
.
.
BERUNTUNG BUKAN ADHEK Q😡😡😡😡