NovelToon NovelToon
Mengejar Cinta Tetangga Tampan

Mengejar Cinta Tetangga Tampan

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cinta Murni / Romansa / Idola sekolah
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: Story Yuu

Kiara dan Axel berteman sejak kecil, tinggal bersebelahan dan tak terpisahkan hingga masa SMP. Diam-diam, Kiara menyimpan rasa pada Axel, sampai suatu hari Axel tiba-tiba pindah sekolah ke luar negeri. Tanpa memberitahu Kiara, keduanya tak saling berhubungan sejak itu. Beberapa tahun berlalu, dan Axel kembali. Tapi anak laki-laki yang dulu ceria kini berubah menjadi sosok dingin dan misterius. Bisakah Kiara mengembalikan kehangatan yang pernah mereka miliki, ataukah cinta pertama hanya tinggal kenangan?

*
*
*

Yuk, ikuti kisah mereka berdua. Selain kisah cinta pertama yang manis dan menarik, disini kita juga akan mengikuti cerita Axel yang penuh misteri. Apa yang membuatnya pindah dan kembali secara tiba-tiba. Kenapa ia memutus hubungan dengan Kiara?.

MOHON DUKUNGANNYA TEMAN-TEMAN, JANGAN LUPA LIKE, DAN KOMEN.

Untuk menyemangati Author menulis.

Salam Hangat dari tanah JAWA TENGAH.❤️

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Story Yuu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 21 Ciuman Pertama

Sesampainya di rumah, Axel masih dengan wajah datarnya. Energinya telah habis terkuras mengawal dua wanita pecandu belanja, ia buru-buru masuk kerumah dan meletakkan semua tas belanja di ruang tengah. Tanpa banyak kata, ia bergegas menuju ke kamarnya untuk segera merebahkan diri di atas kasur.

Ia menghela napas panjang. “Tenagaku sudah habis,” gumamnya lirih, tubuhnya lemas seolah tak berdaya.

Sementara itu, di lantai bawah. Kiara dan Widia tengah asyik membongkar belanjaan mereka, keduanya terus cekikikan senang seolah tak menghiraukan satu pria yang kelelahan menjadi porter dadakan.

“Tante, apa kita nggak keterlaluan hari ini? Ara lihat… wajah Axel pucat tadi,” ucap Kiara tiba-tiba, teringat wajah lesu Axel yang terus cemberut sepanjang perjalanan pulang tadi.

“Biar saja, itu baru awal hukuman buat dia,” sahut Widia sambil terus menjajal beberapa baju yang dibelinya tadi.

Kiara mengatupkan alisnya, menatap heran pada Widia. “Memangnya Axel ada salah apa tante?” tanyanya penasaran.

Widia menghela napas sebentar, lalu meletakkan baju-baju barunya di atas sofa. “Ara… tante tahu soal kamu dan Axel di sekolah kemarin, tante nggak sengaja denger dari Rafa waktu belanja ke warung ibunya.”

Kiara tertegun, matanya sedikit membesar, seolah tak percaya Widia mengetahui tentang dirinya dan Axel. “Tante tahu?”

Widia mengangguk pelan, kemudian mendekati Kiara, wanita paruh baya itu menggenggam erat tangannya. “Ara… maafin Axel ya,” ujarnya pelan, lalu mendesah lesu. “Anak arogan itu, entah kenapa Axel menjadi berbeda setelah pulang. Padahal tante tidak pernah mendidiknya kasar seperti itu.”

Kiara menunduk, “Nggak apa-apa tante, kayaknya Axel butuh adaptasi lagi,” balasnya tanpa menatap Widia, sebenarnya gadis itu pun merasa terluka tiap kali mengingat kata-kata kasar pria yang dikaguminya.

“Kamu tidak membenci Axel kan,” tanya Widia, matanya berbinar penuh harap.

Kiara reflek mengangkat wajahnya, lalu buru-buru menggelengkan kepalanya. “Nggak tante, Ara nggak pernah benci sama Axel,” bantahnya dengan cepat.

Widia terkekeh pelan mendengar jawaban Kiara. Tatapan matanya lembut, namun terselip kesungguhan.

“Baiklah,” ujarnya sambil menepuk ringan tangan gadis itu, “oleh karena itu, Tante butuh kamu untuk mengembalikan Axel seperti dulu.”

“Maksud Tante?” Kiara mengernyit, menatap Widia dengan bingung.

Widia tersenyum tipis, nada suaranya lembut tapi tegas. “Ara, Axel butuh sosok seperti kamu. Kamu mau kan bantu Tante? Ayo kita ubah Axel bersama-sama.”

Hari itu, Kiara dan Widia sepakat bekerja sama untuk mengembalikan lagi sisi hangat Axel. Meski sedikit ragu, namun Kiara mendapat dorongan semangat dari calon mertuanya langsung. Ia pun segera mengatur strategi untuk semakin menempel pada Axel.

****

Malam harinya, Kiara tengah berbaring di ranjangnya. Matanya terus menyipit seolah sedang memutar otak merencanakan langkah baru.

“Aku harus makin menempel sampai dia merasa muak dan menyerah padaku,” gumamnya, sudut bibirnya menyungging tipis jelas senyum mencurigakan.

Sementara itu, Axel duduk termenung di kamarnya. Lampu meja menyala redup, hanya memberi cahaya samar yang menyoroti wajahnya. Ia baru saja menerima pesan singkat dari ayahnya yang mengabari akan segera datang menemuinya.

Bukannya merasa senang, dada Axel justru terasa sesak. Jarinya terus mengetuk-ngetuk meja tanpa irama, matanya kosong menatap layar ponsel yang kini tergeletak. Pikirannya berputar tanpa henti, gelisah dan berat.

Pemuda itu terus menghela napas panjang, kemudian bangkit dari duduknya, ia melangkah keluar dari kamar menuju rooftop atas.

Dari kamarnya, Kiara mendengar suara pintu yang terbuka. Ia segera mengintip sedikit, kedua matanya melihat Axel yang menyeret langkah berat menuju atap.

“Ngapain malam-malam gini ke rooftop?” gumamnya penasaran, ia kemudian mengikuti Axel diam-diam.

Sesampainya di atap, Axel memejamkan kedua matanya, menikmati udara malam yang berhembus pelan menerpa wajahnya.

Ia mendesah berat, “Tempat ini memang paling cocok buat ngelamun,” gumamnya, tangannya segera merogoh saku celananya lalu mengeluarkan sebungkus rokok dan satu buah korek api.

Dengan lihai, pemuda itu memantik korek, ujung rokoknya menyala merah, lalu ia hisap dalam-dalam. Asap putih perlahan mengepul dari bibirnya, melayang ke udara, sementara wajahnya tampak tenang seolah hanya lewat rokok itulah ia bisa menikmati sejenak ketenangan yang jarang datang.

Kiara yang bersembunyi di balik pintu sontak melotot, ia tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Idola sekolah yang cerdas dan teladan, sosok pria tenang yang dikenalnya, menyedot sebatang rokok dengan santai seolah sudah biasa ia melakukannya.

Tring! Ponsel Kiara berdering tiba-tiba.

Kiara spontan menekan tombol, buru-buru mematikan deringnya. “Sial,” gumamnya panik, ia terjebak di balik pintu tak bisa kabur kemana-mana.

Axel reflek menoleh saat mendengar dering ponsel, sebatang rokok masih menempel di bibirnya, ia berjalan pelan mendekati tempat persembunyian Kiara.

Dia kesini? Gimana ini?... Batinnya, napas Kiara tercekat, jemarinya meremas ujung bajunya dengan erat.

Saat sudah dekat dengan pintu, wangi parfume Kiara menyengat ke hidung Axel. “Ara?” panggilnya, ia langsung tahu orang di balik pintu adalah Kiara.

Kiara terbelalak mendengar suara Axel, Dia tahu, ini aku? Aish sial! Aku harus bilang apa… batinnya panik, bingung harus beralasan apa.

Dengan berat hati Kiara akhirnya keluar dari persembunyian, “I-iya… ini aku,” ucapnya terbata karena gugup.

Axel mengangkat alisnya, menatap heran pada gadis itu.

Tanpa banyak pikir, Kiara langsung mengangkat ponselnya. Cekrek! Lampu kamera menyala singkat, menangkap sosok Axel dengan sebatang rokok masih terselip di bibirnya.

Wajah Kiara berubah geli sekaligus puas, matanya berbinar nakal. “Kamu ini, dasar anak nakal!” serunya sontak membuat Axel terperangah.

Axel segera membuang batang rokok dari mulutnya, buru-buru ia meraih ponsel Kiara. Namun gadis itu dengan lincah mengamankan ponselnya.

“Apa yang kamu lakukan?” ujar Axel menatap tajam gadis dihadapannya.

Tak terintimidasi, Kiara justru membalas melotot menatap Axel. “Seharusnya aku yang nanya, apa yang kamu lakukan? Merokok?”

Axel menghela napas, ia memalingkan wajahnya sebentar lalu menatap kembali Kiara. “Ara… hapus foto itu sekarang,” ucapnya pelan, wajahnya bersungguh-sungguh.

Kiara cepat menggelengkan kepala, “No, no,” balasnya santai, sudut bibirnya terangkat tipis.

“Apa maumu? Kenapa mengikuti seorang pria di tempat remang-remang kaya gini?!” tanya Axel sedikit meninggikan suaranya, nyaris frustasi menghadapi kecegilan gadis itu.

Kiara hanya diam, matanya berkilat nakal. Ia mengedip cepat, lalu menatap Axel dengan wajah yang jelas-jelas sengaja menggoda, seolah menantang pria itu untuk bereaksi.

Axel memijat pelipisnya, “Ara… berikan ponselmu, hapus foto itu,” ucap Axel lagi, tajam penuh penekanan.

Kiara pura-pura tak mendengar, “Aku akan tunjukin ke tante Widia,” ujarnya pelan lalu berbalik hendak melangkah pergi.

Dengan sigap Axel meraih pergelangan tangan gadis itu, Kiara reflek menoleh berusaha melepaskan diri dari genggaman Axel.

Axel memegang erat tangannya, mata mereka saling menatap. Namun tidak ada kata yang terucap, Axel terus menajamkan pandangannya seolah memberi perintah agar Kiara patuh. Namun gadis itu sama sekali tak merasa takut, sangat berbeda dengan hari kemarin.

Di tengah ketegangan, keduanya mendengar suara Widia yang memanggil dari arah kamar mereka. 

Axel dan Kiara menoleh bersamaan.

“Lepas, atau aku teriak?” ucap Kiara, nada suaranya setengah mengancam, matanya menatap tajam Axel yang masih mencengkram tangannya.

Axel tidak bergeming. Senyum tipis terlukis di wajahnya. “Teriak saja,” sahutnya datar, enggan melepaskan genggamannya.

Kiara menatapnya tak percaya. “Kamu yakin?” tanyanya lagi, kali ini suaranya lebih pelan, nyaris seperti bisikan.

Kiara mengalihkan wajahnya siap memanggil Widia, baru membuka sedikit mulutnya, Axel spontan menarik tangannya, dengan lembut jemari pria itu menyentuh wajah Kiara lalu…

Cup!

Axel mengecup bibir Kiara untuk membungkamnya.

Mata Kiara langsung membesar, tubuhnya kaku seakan membeku di tempat. Jantungnya berdegup kacau, sulit membedakan antara terkejut, marah, atau… sesuatu yang lain.

Axel sendiri menahan napas, tatapannya masih terpaku pada wajah Kiara setelah bibirnya terlepas. Tak ada kata yang keluar, hanya keheningan dan detak jantung keduanya yang sama-sama tak beraturan.

**Axel ini akhhbdhhdjjkm!!!**

...****************...

Bersambung...

Mohon Dukungannya Teman-teman Sekalian...

Jangan Lupa Like, Vote dan Coment! Untuk Menyemangati Penulis.

Salam Hangat Dari Author, 🥰🥰

1
Anna
alahh modus ee si Axel ..
Anna
cerita nya fress, alur nya simple sukaa pollll ..
Yuu: makasih kakak sudah mampir🥰🥰
total 1 replies
Fausta Vova
thor, bisa ga yah up tiap hari???
🤣
ak pasti menunggunya thor
Fausta Vova
jangan ribet-ribet thor
otakku baru bangun nih
Yuu: Terimakasih sudah mampir, 🥰
total 1 replies
Duane
Gila, endingnya bikin terharu.
Yuu: Terimakasih ka. nantikan update selanjutnya ya🥰
total 1 replies
Maris
Plot yang rumit tapi berhasil diungkap dengan cerdas.
Yuu: Terimakasih 🥰🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!