Kisah ini di ambil dari kisah nyata kehidupan seorang pria bernama Prima.
Prima pindah ke Semarang setelah lulus SMP di Bogor. Dalam perjalanan naik kereta api malam, dia bertemu Cintya, siswi SMA asal Ungaran yang juga menuju Semarang. Mereka mulai berbincang ringan selama perjalanan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon eimbot_okong98, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21
Semenjak itu untuk beberapa waktu, gw hidup di jalan jauh dari keluarga dan teman-teman gw.. dan Cintya juga tentunya.....
Di malam itu, saat keluar dari gerbang komplek.. gw menuju stasiun dan berencana untuk pulang ke Bogor. Tapi gw mengurungkan niat tersebut karena pertama gw masih mikirin nyokap, kedua Cintya dan ketiga sekolah gw. Akhirnya gw tidur di stasiun sampai menjelang pagi tiba. Setelah itu gw berjalan kaki tanpa tujuan... melewati jalan Cendrawasih dan sampailah di sebuah bundaran (gw lupa lagi nama bundarannya). Ada sebuah warnet ga jauh dari tempat gw berdiri, akhirnya gw memutuskan untuk istirahat sambil membuka billing disana.
Saat itu bulan November akhir dan akan memasuki Desember. Sudah 3 hari lamanya gw makan tidur di warnet yang beroperasi 24 jam ini. Yang gw kerjain cuma makan, tidur dan main game.. begitu seterusnya selama 3 hari berturut-turut tanpa pernah masuk sekolah. Gw berusaha melupakan rasa sakit hati yang masih gw rasakan dengan bermain game. Sampai akhirnya gw pun sadar kalo uang di dompet sudah menipis. Ga mungkin gw hidup seperti ini terus, apa yang harus gw lakuin seandainya. uang gw habis? apa masih bisa makan tidur dan bayar billing diwarnet? Gw pun keluar dari bilik dan duduk didepan warnet.. gw memikirkan sebuah rencana gimana caranya supaya gw bisa dapat uang.
Sore itu.. suasana di sekitar warnet cukup ramai. Jalanan padat dilalui kendaraan bermotor, orang-orang sibuk berlalu-lalang. Ada sebuah warung kelontong yang cukup besar tidak jauh berada disamping warnet, gw biasa beli air minum kemasan dan cemilan disana. Penjaga yang gw duga juga sebagai pemilik warung itu adalah seorang Ibu-ibu. Tas gw titip di warnet, gw berjalan ke arah warung tersebut dan terlihat beliau tampak kewalahan melayani para pembeli yang semakin bertambah banyak. Tiba-tiba timbul ide di kepala gw, awalnya gw ragu dan malu.. tapi karena udah ga ada pilihan lagi, gw memberanikan diri masuk dan mendatangi si ibu pemilik warung...
ditengah hiruk pikuk transaksi antar pedagang dan pembeli
"bu, saya dari warnet sebelah.. boleh saya ikut bantu-bantu disini bu?"
*ibu pemilik warung bergeming sambil memandang ke arah gw selama beberapa detik.. lalu..
ibu pemilik warung: "ohh, boleh-boleh.. coba tolong kamu ambilkan beras sekarung di belakang sana ya, nak" sambil menunjuk ke arah gundukan karung-karung berisi beras
"gw langsung menuju sebuah ruangan yang berisi tumpukan beras karungan. dan sambil bersusah payah mengangkat karung..
gw: "bu, taruh dimana berasnya?"
ibu pemilik warung: "kamu kasih ke bapak yang disana" sambil menunjuk ke seorang bapak-bapak
*dan setelah selesai melaksanakan first job gw
ibu pemilik warung: "nak, coba ambilkan gula pasir 1kg sama minyak goreng yang 2liter" sambil menunjuk ke lemari tempat penyimpanan berbagai kebutuhan pokok
gw: "ini bu.." gw meletakan diatas etalase
ibu pemilik warung: "nak, ambilkan tepung terigu dirumah, bawa kesini yang sudah ditimbang.. kamu ketok aja nanti ada anak ibu disana"
*gw pun berjalan ke belakang warung melewati sebuah pintu dan ada sebuah rumah bercat hijau yang berukuran sedang dan bertingkat persis dibelakang warung
Sedikit kurang percaya tapi gw bersyukur bisa mendapatkan pekerjaan ini. Dan baru kali ini gw merasakan susahnya mencari uang. Kita harus bekerja untuk mendapatkan uang dan meskipun sudah bekerja belum tentu kebutuhan hidup akan tercukupi begitu saja. Ternyata ini yang dirasakan ortu gw dulu untuk berjuang menghidupi anak-anaknya.
Gw ngetok pintu rumah dan ga berapa lama, keluar anak cewe yang gw perkirakan masih duduk di bangku smp atau sma kelas 1.. ketemu lagi gw sama cewe cantik
"iya mas..?" tanya si cewe yang tampak tangannya putih dilumuri tepung
gw: "saya disuruh ibu ngambil tepung"
si cewe: "ohh, sebentar ya mas.." sambil balik ke dalam seperti ingin mengambil sesuatu
"ga berapa lama dia keluar membawa dus berisikan tepung terigu yang sudah terikat dan terbungkus dalam plastik
gw: "sini saya bantu mba... siapa namanya?"
si cewe: "panggil aja Citra, mas"
gw: "oh, Citra ya.. namanya bagus"
Citra: "mas bisa aja" sambil tersenyum malu"
gw: "ya udah saya bawa ya.."
"Citra: "iya, hati-hati jebol dus nya mas"
Gw beraktifitas di warung tersebut dari sore sampai jam 20.00 malam. Belakangan gw ketahui kalau pemilik warung ini adalah bu Sri. Beliau janda ditinggal mati oleh suaminya yang dulu bekerja sebagai kapten kapal. Bu Sri mempunyai 2 anak.. 1 laki 1 perempuan (yang perempuan gw udah tau orangnya).
"nak, nama kamu siapa?" tanya bus Sri
"Prima, bu.." jawab gw
"kamu tinggal dimana?" tanyanya lagi
"di tembalang, bu" jawab gw
bu Sri: "oh di tembalang, terus disini kamu ditempat siapa?" masih dalam sesi tanya jawab
"ga di tempat siapa-siapa bu, saya lagi main aja disini" ucap gw
"oh begitu toh.. ya udah, ini upah kamu karna sudah bantuin ibu ya" sambil mengeluarkan beberapa lembar uang kertas dari dalam laci dan memberikannya ke gw
"terima kasih bu.. em, tapi besok saya boleh bantu-bantu disini lagi ga bu?" tanya gw berharap
"oh boleh.. ibu malah seneng kalau ada yang bantuin disini, biasanya anak ibu yang cowo bantu-bantu tapi dia sering keluar kota" terang bu Sri
"oh anak ibu yang cowo udah kerja ya?" tanya gw
"belum, masih sekolah koq anaknya.. kelas 3 sma. tapi dia itu susah kalau disuruh sekolah padahal sudah mau ujian" bu Sri bercerita
"terus dia keluar kota ngapain ya bu?" tanya gw masih kebingungan
"dia itu ikutan club-club vespa apalah gitu ibu ga ngerti.. sering diajak temannya turing ga jelas. kadang sampai seminggu baru pulang kerumah" lanjut bu Sri
"oh begitu ya bu.." ucap gw mengangguk-angguk
"nak, Prima sudah makan?" tanya bu Sri
"em, belum sih bu tapi nanti saya makan diluar aja bu.." jawab gw
"ga usah.. ngapain makan diluar? makan dirumah aja" bu Sri menawari
"jangan bu, saya ga mau ngerepotin ibu.. makasih tawarannya bu" jawab gw
"siapa bilang ibu nawarin kamu? ibu tuh nyuruh kamu.. udah sana ke rumah, minta nasi sama Citra" bu Sri sambil melambaikan tangan nyuruh gw berangkat ke rumah
Hari itu gw sangat bersyukur atas nikmat yang diberikan Tuhan kepada gw.. ternyata Tuhan maha melihat kepada hambanya yang kesusahan. Asal mau berusaha dan berdoa, Tuhan tidak akan segan-segan melimpahkan rahmat-Nya.
sambil mengetuk pintu
"permisi..." panggil gw
**Citra muncul dari dalam rumah "iya mas?" tanya nya
"saya disuruh ibu makan disini" ucap gw
"oh, yuk masuk mas" Citra mempersilahkan dan kami menuju ke meja makan tak jauh dari ruang tamu
*didalam rumahnya terlihat rapih meskipun penuh dengan segala rupa barang-barang untuk didagangkan
"sebentar ya mas, aku ambilin nasinya" ucap Citra
"iya, maaf jadi ngerepotin ya" ucap gw
"engga koq mas" jawab Citra
*setelahnya kami pun duduk bersama makan sambil ngobrol ringan
"kamu sekolah kelas berapa, Cit?" tanya gw
"kelas 3 smp, mas" jawab Citra
"oh gitu, dimana sekolahnya?"
"di smp 2 mas" jawabnya singkat
*kalo gw liat, Citra ini agak pemalu orangnya. saat tersenyum, keliatan lesung pipitnya yang bikin gw klepek-klepek
Setelah selesai makan bareng ditemani Citra. Gw pamit dan mengucapkan terima kasih lalu menuju ke dalam warung lagi..
"besok saya datang jam berapa ya bu?" tanya gw ke bu Sri
"kamu kesini jam 10 pagi ya" jawab bu Sri
"iya, bu.. saya mau pamit dulu pulang ke rumah" ucap gw berbohong, takutnya kalo gw ngomong tidur di warnet malah disuruh bu Sri tidur dirumahnya. walaupun gw pengen
"eh, nak Prima.. kamu apa nda sekolah besok?" tiba-tiba bu Sri menanyakan hal yang paling ga gw harapkan
"saya sudah putus sekolah bu.. maaf saya ga bisa cerita kenapa sebabnya" jawab gw cepat-cepat tanpa pikir panjang
"oh begitu.. iya ibu ngerti. ya sudah ini bawa beras, gula, minyak buat dirumah ya. salam sama ibu mu" bu Sri menyodorkan sekantong plastik berisi sembako ke gw
"bu jangan repot-repot, saya jadi malu.." ucap gw berusaha menolak pemberian bu Sri
"hayo.. nda nurut sama ibu?" ancam bu Sri
akhirnya dengan terpaksa gw menerimanya "kalau begitu terima kasih banyak bu, maaf saya banyak merepotkan ibu hari ini" ucap gw
"iya sama-sama.. ibu juga terima kasih sudah dibantu hari ini, kalau nda ada kamu mungkin ibu sudah kewalahan" ucap bu Sri
Akhirnya gw melangkah pergi menjauh dari warung sambil menenteng plastik berisikan sembako pemberian bu Sri. Gw bingung, mau diapain ni beras sama minyak? Sambil gw berjalan di trotoar pinggir jalan, gw melihat ada *maaf* gelandangan yang sedang mengais-ngais di tempat sampah.. ada rasa iba gw melihatnya. Tanpa bermaksud menolak rejeki, gw pun memberikan sekantong plastik sembako ini ke gelandangan tersebut yang seorang ibu-ibu tua berusia sekitar 60-70 tahun. Lagipula gw bingung mau masak dimana, kan? Gw ngerti, mungkin bu Sri menyangka gw hidup miskin.. makanya beliau memberikan sembako bermaksud untuk meringankan beban nyokap gw dirumah. Cara gw ini salah tapi gw terpaksa harus berbohong karena gw ga punya alasan yang lebih baik lagi dari itu. Gw ga mau bu Sri tau kalo gw kabur dari rumah, takutnya nanti beliau berkesan negatif ke gw.
Setelah puas berkelana mengelilingi kota ditengah malam.. Gw memutuskan untuk kembali ke warnet. Saat itu sudah jam 01.30 dini hari.
Setibanya di warnet, ada perasaan ragu untuk buka billing. Tiba-tiba aja gw malas untuk menyia-nyiakan uang di dompet gw. Tapi gw ga enak tidur diwarnet kalo ga buka billing. Akhirnya gw keluar dari warnet dan mencari mesjid terdekat untuk menumpang tidur.
Adzan subuh berkumandang, gw bangun dari tidur dan bersiap-siap ikut shalat subuh berjamaah. Ga lupa gw ganti baju dulu, karena gw belum ganti-ganti pakaian selama beberapa hari ini.
Paginya jam 10.00 gw menuju ke warung untuk bekerja seperti biasa. Disitu gw berkenalan dengan anak pertama bu Sri yang laki-laki, namanya Ferlyadin biasa dipanggil Ferly.. orangnya baik dan kocak juga. Gw cepat akrab sama dia dan kita. sering jalan pake vespa nya untuk sekedar berputar-putar keliling kota. Ferly mengenalkan gw ke komunitas vespa.. gw merasakan keseruan setiap berkumpul dengan mereka. Perlahan gw mulai melupakan kepedihan yang gw alami, dan celakanya gw merasa mulai melupakan 'semuanya'...
Begitulah seterusnya hari-hari yang gw jalani selama kabur dari rumah.. tanpa terasa sudah hampir sebulan gw bekerja di warung bu Sri, saat malam tiba, kadang gw tidur di warnet kadang juga di mesjid. Selama itu juga handphone gw ga pernah di aktifin, karena gw tau pasti banyak yang telepon atau sms gw untuk nanyain keberadaan gw. Maaf buat semua orang yang peduli ke gw, tapi untuk saat ini gw sedang menikmati kesendirian gw. Entah kenapa, sejak saat itu gw merasa semua orang di lingkungan gw yang sebelumnya cuma pura-pura sayang sama gw...