Kiki seorang gadis desa yang sederhana memiliki kemauan untuk merubah hidupnya. Ia memutuskan pergi ke ibu kota dengan hanya berbekal tekadnya yang kuat.
Ibu kota dalam bayangannya adalah sebuah tempat yang mampu mengabulkan mimpi setiap orang nyatanya membuatnya harus berkali-kali menelan kekecewaan apalagi semenjak ia dipertemukan dengan seorang lelaki bernama Rio.
Apa yang terjadi dengan kehidupan Kiki dan Rio? apakah keinginginan Kiki akan terwujud?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sephta Syani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 21
"Pak... Tidak... Tidak usah. " kiki masih berusaha menolak tapi Rio tak menjawab ia terus menarik tangan kiki dan segera membuka pintu mobilnya mempersilahkan kiki masuk kedalamnya. Kiki pun hanya bisa pasrah dengan perlakuan Rio.
Tanpa mereka sadari seorang perempuan memperhatikan mereka dari dalam mobilnya. Dia mencengkram erat kemudi saat melihat Rio begitu mudah menggandeng tangan perempuan. Wajahnya memerah menyiratkan emosi.
" awas kau Rio. Aku tak akan membiarkan kau bahagia. ". Tanpa melepas pandangannya perempuan itu terus mengikuti Rio. Saat mobil yang Rio tumpangi melaju cepat, mobilnya ia kemudikan dengan cepat pula. Tak sedetikpun ia mau kehilangan Rio.
Rio memacu mobilnya memecah padatnya jalanan. Sesekali Rio mencuri pandang pada Kiki yang menunduk di kursinya.
" kau tak senang aku mengantarmu? "Rio bertanya karena sepanjang perjalanan Kiki hanya menunduk.
" bukan begutu pak, saya hanya tak enak karena merepotkan bapak. Pasti bapak sudah di tunggu di rumah. "
" memangnya kau pikir siapa yang menungguku pulang? " pancing Rio ingin mendengar jawaban Kiki.
" mungkin istri bapak, atau keluarga bapak. " ucap Kiki semakin malu karena sejatinya ia tak mengenal pria yang adalah bosnya itu.
" ha....ha...haa.... Kau pikir aku sudah menikah apa? " Rio tertawa begitu riang mendengar perkataan Kiki. Entah mengapa ada desir aneh di hati Rio, karena baginya perkataan Kiki seperti mengisyaratkan bahwa Kiki cemburu padanya.
" maaf pak, saya tidak tahu. "
" aku belum menikah Ki. di rumah pun tak ada siapapun yang menungguku. jika pulang kerja aku langsung pulang karena mau apa lagi sendirian di cafe. Kadang aku pun hanya kumpul dengan teman temanku. "
" maaf pak. " ucap kiki sambil tersenyum malu.
" sudahlah ini bukan lebaran, tak perlu meminta maaf terus. "
Kiki pun berusaha untuk lebih rileks dia berusaha agar lebih tenang tak gugup karena satu mobil dengan Rio.
" sebetulnya siapa laki laki tadi, apa kau mengenalnya? "
" aku sebetulnya tidak mengenalnya pak. Aku bertemu dia tanpa sengaja. Waktu itu niatku hanya menolong perempuan yang dia aniaya. " kiki berhenti sejenak.
" dia mantan suami Vani pak, namanya Roni. "
" vani karyawanku di cafe? "
" betul pak. Waktu itu dia menganiaya Vani. Kata Vani, Roni tidak Rela berpisah dengan Vani. Namun selalu saja bertindak kasar. Sekarang Vani tidak masuk kerja, Roni tak bisa menemukannya. Makanya dia mencari ku karena dia pikir aku menyembunyikannya. "
Rio mengangguk, mengerti dengan ucapan Kiki.
" kalau begitu kau harus hati hati. Jangan sendirian lagi. "
Rio membelokkan mobilnya saat masuk ke sebuah komplek perumahan yang ditunjukan Kiki. Dia pun segera menghentikan mobilnya saat sampai di halaman rumah Kiki.
Sementara itu dari dalam rumah ibu Kiki nampak langsung membuka pintu. Rupanya Deru suara mobil kembali membuat ibu penasaran. Kedatangan juragan Marta tadi siang cukup untuk membuatnya selalu waspada.
" mobil siapa itu, jangan jangan anak buah juragan marta. " gumamnya. Namun saat melihat Kiki keluar dari mobil dengan diikuti seorang pria tampan ia hanya bisa mengeryitkan dahi karena heran. Pria di depannya itu sama sekali tak ia kenal.
" assalamualaikum... " kiki langsung mengucap salam begitu sampai di teras rumah. Ibu masih menatap laki laki didepannya dengan bingung.
" ibu... " kiki segera menyapa ibunya yang bengong.
" eh waalaikumsalam... Kiki. Mari masuk nak. " ucapnya untuk mengalihkan wajah gugupnya.
" kenalkan ini atasan kiki bu." ucap Kiki mengenalkan Rio.
" tadi kebetulan pak Rio menolong Kiki mengantatkan pulang." Kiki sengaja tak mau membuat ibunya panik jika cerita perlakuan Roni padanya di halte. Rio mengulurkan tangan pada ibunya Kiki.
" saya Rio bu."
" terima kasih bapak sudah repot repot mengantar anak saya." ibu Kiki mengucapkan terima kasih.
" sama sekali tidak merepotkan ko bu. Saya yang menawarkan diri mengantar Kiki."
" mari pak masuk dulu." Kiki yang merasa tak enak akhirnya menawarkan pada Rio untuk mampir ke rumahnya.
" terima kasih." ucap Rio sambil mengekor di belakang Kiki. Sebetulnya kiki hanya basa basi saja,ia tak berharap Rio benar benar mampir. Namun rupanya Rio malah dengan enteng mau mampir ke rumahnya. kiki mempersilahkan Rio untuk duduk di kursi tamu "saya buatkan dulu teh. "
Sesampainya di dapur kiki segera mengambil cangkir untuk membuat teh hangat. Namun suara ibunya malah membuatnya kaget
" Nak, kenapa bosmu mau mengantarmu pulang? "
" tidak tahu bu, tiba tiba dia memaksa untuk mengantar aku pulang. " jawab kiki enteng, ia tak mau menceritakan kejadian sebenarnya.
" kau yakin tak terjadi apa apa padamu?" Ibu masih menyelidik.
" tidak bu, memangnya ibu pikir aku kenapa? "
" bukan karena kau di jahili teman kerjamu kan? "
mendengar perkataan ibunya kiki berbalik ia menatap mata sang ibu. Ia heran kenapa ibu yang bisanya tak banyak bertanya dan selalu berpikir positif tiba tiba menjadi orang curiga seperti itu.
" ibu kenapa, tak biasanya ibu mencurigai orang lain seperti itu? " kiki malah balik betanya.
" ah tidak apa apa. Aku hanya bertanya. " ibu segera berlalu terkesan ingin menghindari Kiki.
" ada apa dengan ibu? " monolog kiki saat ibunya berlalu