Lupa ingatan?
Mana mungkin aku mau menerima jika ke dua orang tua ku menyuruh ku untuk menerima kekasih ku sendiri jadi adik angkat ku sekarang.
Baru kemarin diri nya melamar gadis yang akan menjadi adik angkat nya.
" Aku menolak, aku tidak mau jika dia menjadi adik ku" Tolak Wafa menahan kesal.
Halo semua nya, minta dukungan nya ya...biar semangat nulis nya. Thank you.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Syari Ba, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kamar Nisa dan kesedihan Wafa
Vani yang terbangun dari tidur nya, keluar dari dalam kamar, karena tenggorokan nya kering ingin segera minum air.
Saat itu pula Vani berpapasan dengan kakak nya yang akan menaiki tangga.
" Kak Wafa baru pulang?" Tanya Vani melihat kakak nya yang akan menaiki tangga.
" Iya,,,kenapa kamu belum tidur...?" Tanya balik Wafa.
" Kebangun kak,,,aku haus..." Jawab Vani lalu berjalan ke arah dapur.
Wafa menaiki tangga setelah adik nya pergi.
" Ya ampun,,,aku sampai lupa mau kasih tau Kak Wafa" Ucap Vani setelah meneguk air putih dari dalam gelas.
Padahal kan tadi berpapasan dengan kakak nya, karena saking haus nya tadi, jadi lupa deh.
Sudahlah, besok saja diri nya akan memberitahu kakak nya.
Wafa sudah sampai di lantai atas. Ia berjalan melewati beberapa ruangan sebelum sampai kamar milik nya. Dan sampai lah Wafa di kamar, tepat di samping kamar yang ia tempati.
Lampu kamar itu menyala, Wafa tidak tau jika kamar itu kini akan di tempati oleh Nisa.
Wafa mengangkat sebelah alis nya, siapa orang yang berada di dalam kamar itu malam - malam begini. Wafa tidak berpikir jika bisa saja Nisa yang berada di kamar itu. Wafa pikir kamar Nisa akan berada di lantai bawah, seperti kamar adik nya yang ada di sana.
Sudahlah, Wafa membiarkan nya , lalu berjalan masuk ke dalam kamar nya. Tubuh nya audah bau alkohol dan asap rokok. Wafa akan segera membersihkan tubuh nya. Keluarlah Wafa dari dalam kamar mandi setelah selesai membersihkan tubuh nya.
Wafa segera memakai pakaian yang sudah di siapkan nya tadi sebelum masuk ke dalam kamar mandi. Kaos polos berwarna putih di padukan dengan celana selutut berwarna navy yang kini melekat dengan tubuh kekar Wafa.
Mata Wafa belum merasakan kantuk, ia berjalan menuju balkon.
Mata nya fokus memandang gadis yang sedang berdiri di balkon samping nya. Baju tidur sepaha berwarna biru muda, dengan syal renda kecil yang menempel di ke du bahu nya.
" Apa dia nggak kedinginan?,,malam - malam begini berdiri di balkon dengan baju setipis itu,,,bahkan baju nya itu tidak menutupi tubuh nya sama sekali...hanya setengah badan saja yang tertutup dengan sempurna " Ucap Wafa tidak jadi ke balkon, melainkan langsung berjalan keluar dari kamar nya, dengan tujuan yang berbeda. Wafa akan pergi ke kamar Nisa.
Tepat di depan pintu kamar Nisa, Wafa berdiri. Tangan nya hendak memegang handle pintu, akan membuka pintu nya, tapi ia urung kan.
tok....tok...tok....
Beberapa kali Wafa mengetuk pintu kamar, tapi pintu tak kunjung terbuka.
Nis yang berada di balkon, fokus dengan bulan yang bersinar di langit malam, sampai tidak mendengar suara ketukan pintu kamar nya.
" Ck..." Wafa berdecak sebal.
Wafa langsung membuka pintu nya tanpa permisi, tidak sabar pintu nya yang tak kunjung terbuka dari tadi.
Pintu langsung terbuka, ternyata Nisa tidak mengunci pintu nya.
Wafa berjalan masuk ke dalam kamar Nisa. Tidak lupa menutup pintu nya kembali setelah berada di kamar.
Wafa celingukan mencari sesuatu yang ingin ia ambil sebelum menemui gadis pujaan nya.
Wafa menoleh ke arah ranjang, benda yang di cari nya sudah ketemu.
Di ambil nya selimut tidak terlalu besar, dan tidak terlalu kecil oleh Wafa.
Kemudian Wafa berjalan ke arah balkon untuk menghampiri Nisa yang berdiri sendirian di balkon, dengan selimut di tangan nya.
" Kenapa belum tidur,,,ini sudah larut malam lo" Ucap Wafa sembari menyelimuti tubuh Nisa.
Nisa yang tiba - tiba mendengar suara seseorang, sontak langsung terkejut.
" Kak Wafa...?,,sejak kapan Kak Wafa masuk ke sini..?" Tanya Nisa.
" Baru saja.." Jawab Wafa memandang wajah cantik kekasih nya yang baru saja terkejut.
Setelah pembicaraan terakhir itu, Bibir Nisa tertutup rapat tak lagi bicara. Hanya mata nya saja yang memandang ke arah Wafa.
Wafa sedikit memiringkan kepala nya. Alos nya ia angkat sebelah, langkah nya maju selangkah demi selangkah sampai berhenti dekat di tubuh Nisa. Hanya jarak cecenti saja yang menjadi jarak ke dua nya.
Nisa mendongak melihat Wafa yang berdiri di depan nya.
detik berikut nya tiba - tiba..
" Cup....
Satu kecupan mendarat di bibir Nisa. Mata Nisa membulat sempurna, terkejut. Seakan tidak percaya apa yang baru saja kakak nya lakukan.
" Kak Wafa...?, Apa yang Kakak lakukan...?" Ucap Nisa.
" Cup...
Lagi - lagi Wafa mencium bibir Nisa tanpa menjawab ucapan Nisa barusan.
" Kak Wafa..." Wafa hendak mencium bibir Nisa , tapi Nisa langsung menahan ke dua bahu Wafa agar tidak mendekat dan mencium bibir nya lagi.
" Ini salah kak,,,ini tidak benar" Ucap Nisa melepas tangan nya di bahu Wafa.
" Apa nya yang salah dan tidak benar?" Tanya Wafa menatap manik mata yang terpancar cantik.
" Kak Wafa kan sudah punya anak,,,kakak tidak boleh mencium bibir ku,,,ini kesalahan" Jelas Nisa .
" Kamu sudah mengingat nya...?" Tanya Wafa girang, berpikir jika Nisa sudah mengingat Liam.
" Ingat Apa,,,?,,, aku tadi di beritahu Vani jika Kak Wafa sudah memiliki seorang anak laki - laki..."
" Jadi Nisa mohon,,,jangan lakukan ini lagi,,,semua ini tidak benar..." Pinta Nisa memohon.
Wafa tidak menghiraukan perkataan Nisa tadi. Wafa malah memeluk tubuh mungil milik Nisa.
" Kak Waf,,,!!!!,,,lepas...lepas kan aku....jangan perlakukan aku seperti ini,,,,semua ini salah,,,,jangan memeluk ku..." Ronta Nisa meminta untuk di lepas kan dari pelukan.
Sakit hati dan menahan tangis yang kini Wafa rasakan, melihat kekasih nya begitu jauh dari diri nya meskipun kini sedang berada di dekat nya.
" Tolong diam lah sebentar,,,,hanya sebentar aku ingin memeluk mu seperti ini,,,,aku benar - benar tidak bisa menahan kerinduan ku pada mu" Ucap Wafa membenam kan kepala nya di ceruk leher Nisa.
" Kak Wafa aku mohon pada mu, lepaskan aku,,,,jangan memeluk ku lagi" Pinta Nisa.
" aku tidak bisa melepaskan mu, setelah perjuangan ku mendapat kan mu"
" jangan seperti ini kasihan anak mu" Ucap Nisa.
" anak itu juga akan menjadi anak mu" Jawab Wafa.
" tidak, itu tidak benar....kakak itu sudah memiliki seorang istri, bagaimana jika istri kakak sampai mengetahui nya, dan melihat kita berdua...." Sambung Nisa.
" Kami lah yang akan menjadi istri ku kelak" Jawab Wafa.
" Berhenti bicara.... sekarang lepaskan aku..." Nis meronta sekuat tenaga. Di dorong nya tubuh Wafa dengan sekuat tenaga sampai pelukan Wafa terlepas dan tubuh Wafa sampai mundur beberapa langkah.
Nisa benar - benar bingung dengan lelaki yang kata nya adalah kakak lelaki nya ini.