Hidup tanpa inti kultivasi, di dunia persilatan tentu tidak mudah. Penghinaan selalu datang, tatapan merendahkan selalu terlihat.
"Kelak, kau pasti akan mengetahui semuanya,"
🍃 Jangan lupa dukung karya Ana ya kakak semua 😉
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ⁖℘ձռձ༢࿔ྀુ, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TS 20
Jian Yi dan Jin Cheng terlihat duduk di dalam sebuah ruang baca, dan di depan mereka ada Tuan Yan yang tengah menatap mereka dengan serius.
"Paman Guru, sebenarnya apa yang ingin Paman katakan pada kami?" ucap Jian Yi.
"Aku akan mengatakannya nanti,"
Jian Yi diam, mereka sudah duduk di sana selama hampir satu jam. Tetapi tidak ada yang dilakukan, selain melihat Tuan Yun menatap Jian Yi dan Ji Cheng secara bergantian.
Jin Cheng sendiri menutup kedua matanya, menyerap kekuatan langit dan bumi yang ada di sekitarnya.
"Paman Guru, berapa lama lagi kau akan menatap kami berdua? Kakiku sudah sangat lelah karena terlalu lama duduk," ucap Jian Yi.
Tuan Yan menatap Jian Yi, "Kau ini! Lihat Jin Cheng, dia bisa duduk dengan tenang dan sambil menyerap kekuatan langit dan bumi, kenapa kau..."
"Dia menyerap kekuatan langit dan bumi untuk kultivasinya, dia dapat meningkatkan kultivasi dengan itu. Tapi aku tidak membutuhkannya,"
"Kau!"
"Paman Guru, jika kau masih tidak mau mengatakannya, aku akan keluar untuk berlatih,"
Tuan Yan menghela napas, "Baiklah, aku akan mengatakannya! Anak ini,"
Jian Yi terlihat tidak peduli dengan Tuan Yan yang kesal padanya.
Tuan Yan melihat Jin Cheng yang masih menutup kedua matanya.
"Jin Cheng, aku ingin mengatakan sesuatu," ucap Tuan Yan.
Kedua mata Jin Cheng terbuka perlahan, lalu menatap Tuan Yan.
"Apa Tetua Yan sudah memutuskannya?"
Tuan Yan mengangguk, "Ya, aku sudah memutuskannya,"
Jian Yi menatap Tuan Yan dan Jin Cheng bergantian, " Memutuskan? Memutuskan tentang apa?"
Tuan Yan menatap Jian Yi lalu kembali menatap Jin Cheng.
"Aku sudah memutuskan, mulai besok kalian akan berlatih bersama di pinggiran hutan lembah," ucap Tuan Yan.
"Berlatih bersama di pinggiran hutan lembah? Paman Guru, apa Paman sedang bercanda?"
"Tidak. Kau akan berlatih dengan Jin Cheng di sana. Di pinggiran hutan lembah hanya terdapat hewan spiritual tingkat dua dan tiga, kau pasti bisa mengalahkan mereka,"
Jian Yi menatap Tuan Yan dengan tidak percaya.
Hewan spiritual yang berada di pinggiran hutan lembah emang tidak begitu kuat, dan juga meski inti kultivasinya sudah tidak ada, Jian Yi masih bisa mengalahkan mereka.
Namun bukan itu hal yang penting. Jian Yi khawatir jika mereka berlatih bersama dengan melawan hewan spiritual di sana, Jin Cheng akan mengetahui bagaimana kondisi tubuhnya.
"Paman Guru, pikirkanlah lagi! Aku..."
"Aku sudah memikirkannya selama beberapa hari, dan hari ini aku sudah memutuskan agar kalian pergi berlatih di sana!"
Jian Yi hanya bisa terdiam, dia menatap kipas yang dia genggam.
"Kami akan melakukan apa yang Tetua Yan katakan, dan aku akan melindungi Nona Wen selama berlatih di sana," ucap Jin Cheng.
Jian Yi menatap Jin Cheng dengan kesal, karena menyanggupi keinginan Tuan Yan.
"Baiklah, jika begitu kalian berkemas sekarang. Kalian akan berlatih di sana selama satu bulan," ucap Tuan Yan.
Kini Jian Yi tidak bisa berkata apa-apa lagi, dia tentu harus menuruti perintah Tuan Yan untuk berlatih di pinggiran hutan lembah bersama Jin Cheng.
Setelah pembicaraan itu selesai, Jin Cheng keluar dari dalam ruangan itu. Meninggalkan Jian Yi dan Tuan Yan yang akan membicarakan sesuatu.
"Paman Guru, kenapa Paman melakukannya? Paman sangat tahu bagaimana keadaanku, jika dia mengetahuinya, bukankah..."
"Dia tidak akan mengetahuinya, jika kau tidak melakukan hal yang dapat membuat dia tahu,"
"Tetapi Paman Guru, aku..."
"Saat ini kau telah menguasi tiga teknik yang aku berikan, jika kau tidak melatihnya dengan lawan yang sebenarnya, itu hanya akan menjadi teknik tidak berguna,"
Tuan Yan berdiri dan berjalan beberapa langkah.
"Meski kau tidak lagi memiliki inti kultivasi, tetapi tubuhmu berbeda dengan orang lain. Karena itu kau masih bisa bertahan hingga sekarang, dan juga berlatih dengan baik," lanjut Tuan Yan.
Jian Yi tidak mengerti dengan tubuhnya, karena sejak dulu dia merasa jika tubuhnya sama seperti tubuh yang dimiliki oleh orang lain.
"Cukup! Pergi berkemaslah, kau akan mengetahuinya setelah menghadapi beberapa hewan spiritual di sana," Tuan Yan menatap Jian Yi.
Jian Yi berdiri, dan memberi hormat, "Baik, aku mengerti Paman Guru,"
Sambil membawa kipasnya, Jian Yi keluar dari ruangan itu.
Tuan Yan sendiri hanya melihat kepergian Jian Yi, "Kelak kau akan mengerti tujuanku melakukan ini padamu,"
Di depan tempat tinggalnya, Jin Cheng berdiri sambil memegangi pedangnya.
Tak berselang lama, dia melihat Jian Yi yang berjalan akan kembali ke tempat tinggalnya.
"Apa kau sangat keberatan dengan keputusan Tetua Yan?" ucap Jin Cheng ketika Jian Yi berjalan melewatinya.
"Kakak seperguruan Chai, apa kau sedang berbicara denganku?"
"Jika tidak denganmu, lalu aku berbicara dengan siapa?"
"Aku pikir kau sedang berbicara sendiri, karena kau tidak memanggilku sebelumnya,"
Jin Cheng hanya diam seraya menatap Jian Yi, "Besok aku akan menunggumu di sini,"
Jian Yi mengangguk, "Baik,"
Setelah tidak ada lagi yang perlu dikatakan, Jian Yi kembali berjalan menuju tempat tinggalnya. Begitu juga dengan Jin Cheng yang berjalan memasuki gerbang halaman tempat tinggalnya.
Jian Yi masih tidak menyangka, jika latihan bersama dengan Jin Cheng akan dilakukan di pinggiran hutan lembah. Terlebih dengan keadaan dia saat ini.
"Baiklah, ini akan baik-baik saja. Aku pasti bisa melakukannya," ucap Jian Yi.
Jian Yi masuk ke dalam tempat tinggalnya, meletakkan kipas yang selalu dia bawa ke atas meja, lalu berjalan ke arah kamar mandi yang berada di ruangan sebelah kiri.
Di sisi lain, Dai Lu sedang merapikan beberapa kertas di ruang baca miliknya. Setelah menulis beberapa resep obat, dia masih harus pergi ke tempat penyimpanan obat, untuk berlatih membuat obat yang dia catat.
Setelah membereskan semuanya, Dai Lu berjalan keluar dari ruang baca. Namun langkahnya terhenti, karena di depan ruangan itu sudah berdiri Yi Ling yang menunggunya.
"Ling," ucap Dai Lu.
Yi Ing menatap Dai Lu cukup lama.
Dai Lu dan Yi Ling kini sudah berada di dalam ruang baca, Dai Lu tidak tahu apa yang membuat adiknya itu datang menemuinya.
"Apa yang membuatmu ke sini?" ucap Dai Lu.
"Kakak, apa kau bisa membuatkanku obat?"
"Obat? Apa kau sakit?"
Yi Ling menggelengkan kepalanya, "Tidak, tetapi aku merasa terkadang perasaanku tidak nyaman,"
Dai Lu menatap Yi Ling dengan seksama, "Mungkin kau kelelahan. Beristirahatlah lebih banyak,"
"Kakak, aku tidak merasa jika itu karena aku kelelahan,"
"Ling, aku melihatmu terus berlatih. Aku tahu kau ingin segera meningkatkan kembali kultivasimu yang sudah berkurang. Tetapi kau juga harus ingat, jika kau perlu berisitirahat dengan cukup,"
Yi Ling diam sejenak, "Kak, aku masih memikirkan alasan kenapa Jian Yi ingin pergi ke perguruan Xuan,"
Dai Lu diam sejenak, kemudian berdiri dan berjalan beberapa langkah.
"Mungkin dia ingin berlatih di tempat lain, lagipula di sana dia berlatih dengan Cai Jin Cheng. Jadi dia pasti akan semakin kuat dengan cepat,"
"Kita tidak pernah mengetahui sampai dimana tingkat kultivasinya,"
"Jika tidak salah, dia pernah berkata jika dia berkultivasi hanya untuk melindungi diri. Apakah itu dia sudah mencapai pengumpulan Qi tingkat tujuh atau baru pengumpulan Qi tingkat dua, baginya itu sama saja,"
"Tetapi Kakak, walaupun dia berpikir seperti itu. Kultivasi sangat penting, kita juga tidak tahu kapan musuh kerajaan Qin akan menyerang,"
Wen Dai Lu tersenyum, "Kau ini, ketika Jian Yi masih di sini, kalian berdua selalu berdebat. Tapi setelah dia memutuskan untuk ditempatkan di perguruan Xuan, kau justru merasa kehilangan,"
"Kakak, bukan seperti itu. Bagaimanapun dia juga keluarga kita, meski dia sering membuat ulah, tapi aku juga mengkhawatirkannya,"
Dai Lu hanya tersenyum melihat adik laki-lakinya, yang sedang mengkhawatirkan Jian Yi. Dia memang tidak pernah memperlihatkan kekhawatirannya pada orang lain.
gara" hbis nnton dracin ada yg namanya jian cheng jdi ke inget trus