NovelToon NovelToon
Arshaina & Alzeera

Arshaina & Alzeera

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Teen School/College / Keluarga / Persahabatan / Cinta Murni
Popularitas:777
Nilai: 5
Nama Author: FZR

ini karya author yang ke empat, mohon dukungan nya ya....
**************

alzeera sabrina akira, telah lama terpisah dengan saudara kembar nya dan ia berusaha mencari nya dan akhir nya ia di pertemukan dengan kembaran nya arshaina sandrina axira yang ternyata satu kampus dengan nya bahkan mereka satu kelas.

****************

sudah 14 tahun lama nya arzaneo giondra berpisah dengan adek kembar nya karna pembantaian pada keluarga nya 14 tahun yang lalu. ia juga sudah memiliki perusahaan yang ia beri nama 'zan group' yang sudah menempati no.2 di dunia setelah perusahaan 'ad company', dan ia juga membangun sebuah kampus yang ia beri nama 'az univercity'.

setelah mengetahui bahwa adek kembar nya berkuliah di kampus milik nya, ia pun meminta asisten pribadi sekaligus sahabat nya untuk mencari data tentang kehidupan adek kembar nya, sedangkan kepala kampus yang juga sahabat nya di mintai untuk menjaga kedua adek nya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon FZR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

kenyataan tak terduga

Sabrina dan Arvan serta Afzan dan pengasuh nya telah bersiap untuk pindah ke mansion pribadi milik Arvan yang tidak ada yang mengetahui nya kecuali ketiga sahabat nya.

"loh, kalian mau ke mana pagi pagi buta begini? Kok bawa bawa koper segala" ujar mommy Arvan.

"kita mau pindah ke mansion kita sendiri mom" jawab Sabrina.

"kenapa gak besok saja? Sekarang kan hari minggu, mommy mau kita kumpul kumpul dulu"

"maaf mom, kapan kapan saja kita kumpul nya"

"ya sudah kalo begitu, kalian juga harus cepat punya momongan karna mommy juga pingin gendong cucu saat masih bayi baru lahir"

"kita pergi dulu" ucap Arvan dingin.

Kemudian Arvan berlalu begitu saja dengan menggandeng istri nya yang sedang menggendong Afzan dan membawa dua koper besar, sedangkan Alma membawa koper besar dan koper kecil milik tuan kecil nya.

Mommy Arvan kesal dan menggerutu tidak jelas karna di lewati begitu saja oleh putra nya itu, hingga tidak sadar bahwa suami nya telah berdiri di samping nya.

"kamu kenapa mom? Kok keliatan nya lagi kesal gitu" ujar daddy Arvan.

"putramu itu dad, jangan kan berpamitan dengan sopan melihatku saja tidak"

"ya kamu gak usah kesal dong, bukan nya tiap hari dia emang begitu ya sama kamu?"

"iya sih, tapi gak seharus nya dia memperlihatkan sikap nya di depan istri nya nanti kalo istri nya benci sama mommy gimana terus gak di boleh in liat cucu kandung kita?"

"mom, Afzan itu juga cucu kita loh, seharus nya mommy bisa menerima nya sebagai cucu"

"aku gak mau cucu angkat dad, aku takut besar nanti dia akan mengambil hak yang bukan milik nya"

Daddy langsung memeluk mommy yang khawatir dan takut.

"aku tau perasaanmu, tapi tidak semua anak angkat seperti saudara angkatmu. Arvan pasti bisa mengurus nya nanti, kita doakan yang terbaik saja untuk mereka"

"dad, putri kita sudah tumbuh dewasa dan sangat cantik dan beberapa bulan lagi dia akan menikah"

"iya mom, daddy tahu"

"apa aku harus menceritakan semua nya pada Arvan dad?"

"bila kamu siap, daddy akan menemanimu untuk menceritakan semua nya. Untuk saat ini biarkan mereka sedikit salah paham dengan sikapmu pada cucu angkat kita"

"baiklah dad"

...****************...

40 menit kemudian, akhir nya mereka sampai di mansion pribadi milik Arvan. Mereka di sambut oleh beberapa body guard dan beberapa maid yang bekerja di sana.

Di sana terdapat empat mansion yakni milik Arvan dkk dalam satu lingkungan dan jarak satu mansion ke mansion lain hanya 30 meter dan ada penghalang serta dinding tinggi mengitari mansion mereka.

Para readers bisa bayangkan sendiri seberapa luas nya, baru memasuki gerbang mansion sudah di perlihatkan sebuah taman yang luas dan di tengah nya terdapat air mancur dan setelah nya ada empat buah mansion yang sama besar.

Di belakang mansion mereka terdapat halaman dengan luas yang berbeda serta paviliun untuk tempat tinggal para maid.

Arvan beserta istri, anak dan baby sitter nya masuk ke mansion, di lantai pertama terdapat tiga kamar tamu tepat di bawah tangga di depan ruang keluarga, ruang tamu, ruang makan, dapur, mini bar dan kamar mandi serta dua kamar untuk kepala maid dan maid pribadi Sabrina.

Sedangkan di lantai dua terdapat satu kamar utama, dua ruang kerja dan 5 kamar tidur yang tidak seluas kamar utama.

"ayo kita istirahat dulu, mungkin keluargamu dan yang lain nya nanti sore baru datang. Mbak Alma juga istirahat dan nitip Afzan ya" ucap Arvan.

"baik tuan muda"

"ayo bee, kita ke kamar"

Mereka pun naik ke lantai dua di mana kamar mereka berada begitu juga dengan mbak Alma yang menggendong tuan kecil nya.

Sambil menunggu istri nya merapikan pakaian mereka di lemari, ia meretas cctv mansion nya untuk melihat keadaan putra sambung nya saat diri nya dan istri nya tidak berada di mansion tersebut.

"kamu kerja hubby?" tanya Sabrina seraya menghampiri suami nya yang duduk di sofa.

"ini kan yang kamu sembunyikan dariku bee" ucap Arvan seraya menunjukkn rekaman cctv yang memperlihatkan mommy memukul lengan putra mereka.

"maaf hubby, aku takut marah dan mungkin memang putra kita yang nakal sampai mommy marah dan memukul nya"

"aku gak marah bee, aku juga tidak bisa marah sama mommy. Kamu gak marahkan sama mommy?"

"aku benar benar minta maaf hubby, hati ibu mana yang tidak marah kala putra nya yang tidak melakukan kesalahan apapun tiba tiba di pukul seperti itu. Aku tahu dia hanya seorang anak angkat, tapi tidak seharus nya mommy melakukan itu" ucap Sabrina yang tak berani menatap suami nya yang ada di samping nya.

"aku mengerti perasaanmu bee, maaf aku tidak menceritakan sebelum nya tentang masa lalu mommy padamu"

"masa lalu mommy?"

"iya, aku telah mencari tau tentang masa lalu mommy saat aku belum melamarmu. Waktu itu mommy sempat menolak saat aku membicarakan tentang niatku yang ingin melamarmu dan aku menceritakan tentangmu termasuk anak angkatmu"

"saat mommy tau kalo kamu punya anak angkat, mommy langsung menolak dan kalo pun aku ingin tetap melamar dan menikahimu maka kamu harus meninggalkan anak angkatmu tapi aku langsung menolak permintaan mommy karna aku juga sayang Afzan, dan sejak saat itulah aku mulai mencari tau masa lalu mommy hingga setelah nya aku tetap nekad ingin melamarmu dan mommy pun setuju dengan terpaksa karna daddy juga tidak keberatan"

"mommy punya saudara angkat yang usia nya satu tahun lebih muda dari mommy, dari awal mommy sudah menolak kehadiran nya hingga lama lama posisi mommy yang sebagai anak tunggal tersingkirkan oleh saudara angkat mommy dan mengambil semua hak yang seharus nya milik mommy"

"puncak nya saat mommy di usir dan mereka memutuskan hubungan keluarga dengan mommy karna suatu masalah yang di buat oleh saudara angkat nya sendiri"

"sudah, jangan di lanjutkan lagi aku tidak kuat mendengar bagaimana penderitaan mommy saat itu"

"aku mengambil kesimpulan bahwa sebenar nya mommy sayang pada Afzan tapi mommy juga takut bila besar nanti dia akan seperti saudara angkat mommy yang mengambil hak yang bukan milik nya"

"kamu benar bee, lalu bagaimana kamu akan memperlakukan nya sekarang?"

"hubby, aku merawat saat dia masih berusia 6 bulan dan dia tidak mengetahui apapun sedangkan saudara angkat mommy di angkat saat dia sudah besar. Saat dia besar nanti, kita cukup meyakin kan nya bahwa kita juga sangat menyayangi nya dan kita harus bersikap adil dalam memberikan kasih sayang antara anak angkat dan anak kandung kita nanti nya"

"kalo dia melakukan seperti saudara angkat mommy bagaimana?"

"aku yang akan mengurus nya nanti dan kamu serta yang lain nya jangan ikut campur termasuk para orang tua" pungkas Sabrina.

Sabrina pun langsung beranjak dari duduk nya dan tidur di atas kasur dengan posisi membelakangi suami nya.

"hah...seperti nya aku tidak bisa bermain malam ini" gumam Arvan.

Arvan pun ikut tidur di samping istri nya tepat nya di belakang istri nya, kemudian ia memeluk nya.

"bee, apa kamu marah bee? Maafkan aku bee" ujar Arvan.

Namun tidak ada jawaban dari Sabrina, hingga Arvan pun menghela nafas pelan dan menyembunyikan wajah nya di ceruk leher Sabrina dan perlahan ia terlelap menuju ruang mimpi.

Sebenar nya Sabrina tidak marah pada suami nya, tapi ia kesal dan sedikit kecewa karna Arvan meragukan anak angkat nya dan seakan Afzan akan seperti saudara angkat mommy nya saat besar nanti.

Meskipun Sabrina hanya ibu angkat tapi tetap saja ia sebagai seorang ibu tidak terima apalagi putra nya di ragukan oleh suami nya sendiri padahal suami nya tau bahwa ia merawat nya saat usia nya masih 6 bulan.

...----------------...

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!