NovelToon NovelToon
Pembalasan Sang Pewaris Api

Pembalasan Sang Pewaris Api

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Spiritual / Balas Dendam / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Teen Angst / Fantasi Wanita
Popularitas:54.1k
Nilai: 5
Nama Author: SSERAPHIC

Mengisahkan tentang Ling Yi, seorang gadis desa yang mendadak kehilangan kebahagiaannya akibat suatu bencana tak terduga.

Bukan karena musibah, melainkan karena peristiwa kebakaran yang di sengaja oleh pasukan jahat dari suatu organisasi rahasia.

Di saat itu pula, Ling Yi juga menyadari bahwa ia memiliki suatu keistimewaan yang membuat dirinya kebal terhadap api.

Malam itu, kobaran api yang menyelimuti rumah mungilnya itu akhirnya menjadi saksi bisu tentang kepedihan, kesedihan, kemarahan, serta kebencian yang memuncak dalam tekadnya untuk membalaskan dendam.

"Tidak bisa aku maafkan! Penderitaan ini, aku pasti akan mengingatnya seumur hidupku!"

"Akibat ulah mereka, aku sampai harus kehilangan ibuku, ayahku, tempat tinggal, serta semua harta bendaku,"

"Aku bersumpah! Suatu hari nanti, aku pasti akan menghabisi mereka semua dengan apiku sendiri!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SSERAPHIC, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tinggal Di Sini?

"A-apa maksud anda, tabib?" tanya Ling Yi dengan suara gemetar.

Sang tabib pun mengangguk pelan, dan melanjutkan dialognya untuk menjelaskan lebih rinci mengenai kondisi Ling Chen saat ini.

"Gua, bukanlah suatu tempat yang mudah untuk dihancurkan. Pasti membutuhkan tenaga ekstra untuk bisa menghancurkannya. Dan sepertinya, untuk membantu kalian menghancurkan tempat itu, ayahmu telah dengan sengaja menghabiskan seluruh kemampuan elemennya, dan mewariskan seluruh sisa-sisa energinya kepadamu. Dengan kata lain, dia telah kehilangan harta warisan leluhur dari dalam tubuhnya, dan membuat qi dalam dirinya terganggu. Itulah mengapa, ia sampai muntah darah, dan tubuhnya melemah dengan sangat drastis,"

Mendengar hal itu, Ling Yi menggelengkan kepalanya seolah tak percaya dengan jawaban yang di berikan.

"Tidak- ayah... itu tidak benar, kan? Ayah tidak benar-benar melakukan hal itu, kan?" tanya Ling Yi pada ayahnya.

Sang ayahnya hanya bisa tersenyum dan membelai lembut kepala putri semata wayangnya itu.

"Maaf, Ling Yi. Yang tabib katakan benar. Ayah memang sengaja mewariskan seluruh energi ayah padamu. Jadi, ayah tidak bisa lagi mengendalikan elemen api untuk ke depannya," ucap sang ayah dengan lembut.

Ling Yi pun menitihkan air mata setelah mendengar jawaban langsung dari sang ayah. Ia benar-benar tidak menyangka, bahwa ayahnya serius dengan perkataannya saat di gua, dan benar-benar mewariskan seluruh energinya padanya.

"Maaf ayah... maafkan aku. Karena aku, k-kamu malah-"

"Sudahlah, Ling Yi. Tidak perlu bersedih. Ayah hanya menginginkan, kamu bisa tumbuh menjadi wanita yang hebat, dan terus bertambah hebat untuk ke depannya. Ayah yakin, kamu pasti bisa mewujudkan impian ayah," ucap ayahnya yang langsung menyela untuk berusaha menenangkannya. "Bagaimana? Kamu bersedia, kan? Kamu mau kan menjaga kepercayaan, ayah?"

Ling Yi terpaku menatap ayahnya dengan kedua mata yang basah. Ia pun menyentuh tangan sang ayah yang sudah menempel di pipinya, memejamkan mata untuk merasakan kehangatan dari belaian tangan yang sudah semakin keriput itu.

"Teruslah berjuang, Ling Yi. Doa ayah, akan selalu menyertai langkahmu," lanjut Ling Chen, yang terus berusaha untuk mendapatkan jawaban dari sang putri.

Air mata Ling Yi pun menetes semakin deras. Ia tertunduk lemah tepat di sebelah ayahnya. Sesak, rasa bersalah, sedih, haru, semua itu seolah bercampur aduk menjadi satu memenuhi rongga dadanya saat ini.

Merasa tak mampu berkata-kata lagi, Ling Yi pun akhirnya memilih memeluk leher ayahnya supaya tidak melukai punggungnya, dan menumpahkan tangisnya di pelukan sang ayah.

"Terima kasih, ayah... terima kasih..."

Ling Chen akhirnya ikut merasakan haru. Ia membalas pelukan Ling Yi dengan penuh kelembutan, sembari membelai kepala putrinya itu untuk menenangkannya.

Di sisi lain, sejak tadi Raja Xiao Wei terus memperhatikan interaksi harmonis antara ayah dan anak itu dengan penuh rasa gembira. Kini tibalah baginya bersuara untuk berusaha mencairkan suasana.

"Baiklah! Sebentar lagi sudah waktunya makan siang, bukan? Bagaimana... kalau sekarang kita semua bersiap, dan berkumpul kembali nantinya di meja makan?" ucap Raja Xiao Wei dengan raut wajahnya yang sumringah.

"Bagaimana, Ling Yi? Kamu pasti sudah merasa lapar, kan?" timpal Xiao Feng menambah candaan sang ayah.

Lambat laun, perkataan itu akhirnya sukses mengembalikan keceriaan Ling Yi. Ling Yi terkekeh kecil, dan tangisnya pun mulai mereda. Ia menguraikan pelukannya, dan mengusap kedua pipinya untuk menghapus air mata yang sempat menetes di sana.

"Memangnya hanya aku saja, apa? Sebetulnya kamu pasti juga sudah kelaparan, kan?" jawab Ling Yi berusah membalas meledek Xiao Feng.

Xiao Feng pun hanya terkekeh melihat sang pujaan hati yang berhasil terhibur karena dirinya. Begitu pula kedua ayah mereka yang turut tersenyum, di buat gemas menyaksikan perkelahian kecil dalam interaksi anak-anak mereka.

"Yang Mulia, kalau begitu hamba pamit undur diri terlebih dulu. Permisi," ucap Yan Cheng yang tiba-tiba bangkit dari duduknya, dan melangkah menuju pintu keluar.

"Hm? Memangnya kau mau pergi kemana?" tanya Xiao Feng sembari menyeringai, seolah paham dengan perasaan Yan Cheng saat ini.

Yan Cheng pun menghentikan langkahnya, dan menoleh ke arah Xiao Feng dengan tatapan yang kembali sengit. "Sepertinya aku hanya sedikit lelah. Aku akan mencari udara segar sejenak. Sudah, ya?"

Setelah itu, Yan Cheng akhirnya benar-benar keluar dari ruangan itu.

"Dia kenapa, ya? Kok kelihatannya aneh?" cetus Ling Yi dalam hatinya, yang belum merasa paham tentang apa yang Yan Cheng rasakan saat ini.

"Sepertinya, kalian semua begitu kelelahan ya?" ucap Raja Xiao Wei sembari menatap kepergian Yan Cheng dari ambang pintu. Sesaat kemudian, ia lalu beralih menatap Ling Chen dan juga Ling Yi bergantian.

"Ling Yi, bawalah ayahmu ke kamar untuk beristirahat sejenak, sembari menunggu pelayan menyiapkan makan siang. Dengan begitu, maka kalian berdua juga bisa beristirahat dengan lebih nyaman di sana,"

"Baiklah, Yang Mulia. Maaf sudah merepotkan. Hamba mengucapkan terima kasih banyak atas kebaikan anda,"

"A-apa? Kamar?"

Ling Chen terpaku mendengar perkataan Raja Xiao Wei, dan belum berhasil memahami situasinya.

"Benar, Ling Chen. Kamar. Mulai sekarang, kamu bisa beristirahat di kamar Ling Yi, dan tinggal di istana ini dengan nyaman. Atau, jika kamu menginginkannya, kami juga bisa kok memberikan satu kamar lagi, khusus untukmu,"

"A-apa? Apa maksud anda, Yang Mulia? Apakah selama ini, Ling Yi tinggal bersama kalian? Bukankah seharusnya sekarang kami kembali ke tenda pengungsian saja bersama warga desa yang lainnya?"

Ling Chen mengucap terbata-bata dengan penuh perasaan bingung. Raja Xiao Wei pun hanya bisa terkekeh gemas menatap pria di hadapannya itu yang terlihat kebingungan.

"Ling Chen... Ling Chen... kamu lucu sekali, ya? Apakah kamu benar-benar belum mengerti alasanku membawamu kemari?"

Ling Chen hanya terdiam dan menggelengkan kepalanya perlahan.

"Baiklah, biar aku jelaskan," ucap Raja Xiao Wei sembari mendudukkan diri di tepi ranjang Ling Chen.

"Begini, Ling Chen. Kamu masih mengingatku, kan?"

Ling Chen pun tersenyum mendengar perkataan itu.

"Tentu saja, Yang Mulia. Tentu saja aku mengingat anda,"

"Haha... syukurlah," ucap Raja Xiao Wei sembari tertawa ramah. Setelah itu, ia pun melanjutkan dialognya sembari menatap lekat ke arah Ling Chen.

"Ling Chen, aku masih bisa mengingatnya dengan jelas. Puluhan tahun lalu, kita bertemu saat kita masih melajang. Meskipun saat itu kita berdua tidak saling kenal, tapi kamu sudah dengan sangat baik hati mau menyelamatkanku dari maut. Jika bukan karenamu, tidak tau apa yang akan terjadi padaku sekarang ini. Semenjak kejadian itu, aku pun sudah menganggapmu sebagai seorang sahabat, dan merasa begitu berhutang budi padamu,"

Ling Chen hanya bisa tertunduk diam. Senyumnya merekah setelah mengingat momen-momen mengharukan yang baru saja di ceritakan oleh Raja Xiao Wei.

"Ling Chen, sekarang, aku ingin membalas semua kebaikanmu yang telah kamu lakukan untukku. Oleh karena itu, aku mohon, izinkan aku untuk menolong kalian berdua, dan tinggallah di istana ini untuk seterusnya,"

"A-apa? Tinggal di sini?"

1
Putri Wulandini
nanti aku balik lagi yakkk 😊😊😊
Roxanne MA
baguss ka
ᯓ🪽𝐒 𝐄 𝐑 𝐀𐙚ִ ִ ִֶָ⊹་༘࿐: terima kasihh kakk/Rose/
total 1 replies
Thaʀii
aku mampir nih thorr /Smile//Smile/
ᯓ🪽𝐒 𝐄 𝐑 𝐀𐙚ִ ִ ִֶָ⊹་༘࿐: aloo, makasih ya udah mau mampirr/Kiss//Kiss/
total 1 replies
Metana
bacanya sedikit" soalnya baru pertama baca genre fantasi latarnya china kuno kek gini/Smile/ masih adaptasi sama nama" mereka/Facepalm/
ᯓ🪽𝐒 𝐄 𝐑 𝐀𐙚ִ ִ ִֶָ⊹་༘࿐: wkwk iya gapapa kokk, moga cepet hapal dan paham yaa
makasih udah mau bacaa/Kiss/
total 1 replies
Metana
ini typo kah? yang menangis harusnya menangkis kali
ᯓ🪽𝐒 𝐄 𝐑 𝐀𐙚ִ ִ ִֶָ⊹་༘࿐: eh iyaa, baru nyadar ada typo/Sob/
otw revisi dehh, makasih ya buat koreksinya/Kiss/
total 1 replies
Lestari
semangat nulisnya 💪👍
ᯓ🪽𝐒 𝐄 𝐑 𝐀𐙚ִ ִ ִֶָ⊹་༘࿐: makasih udah mampir kakk/Kiss/
total 1 replies
Patrick Si Merah Jambu
Iya sama-sama
ᯓ🪽𝐒 𝐄 𝐑 𝐀𐙚ִ ִ ִֶָ⊹་༘࿐: /Sweat//Doge//Doge/
total 1 replies
anggita
ling yi., 💪
anggita
like iklan👍👆... moga novelnya lancar.
ᯓ🪽𝐒 𝐄 𝐑 𝐀𐙚ִ ִ ִֶָ⊹་༘࿐: makasih bnyk udh mampir kakk/Kiss/
total 1 replies
Anisa Febriana272
👍👍👍
Anisa Febriana272
Bagus bngt novel nya
🤗
ᯓ🪽𝐒 𝐄 𝐑 𝐀𐙚ִ ִ ִֶָ⊹་༘࿐: makasih udah mampir kakk/Smile/
total 1 replies
Bayu Bayu
bagus banget
ᯓ🪽𝐒 𝐄 𝐑 𝐀𐙚ִ ִ ִֶָ⊹་༘࿐: terima kasihh/Rose/
total 1 replies
Bayu Bayu
semangat
ᯓ🪽𝐒 𝐄 𝐑 𝐀𐙚ִ ִ ִֶָ⊹་༘࿐: makasih udah mampirr, smngt jugaa/Rose/
total 1 replies
Patrick Si Merah Jambu
huhu jadi terhura/Cry/
Patrick Si Merah Jambu: hehe/Chuckle/
ᯓ🪽𝐒 𝐄 𝐑 𝐀𐙚ִ ִ ִֶָ⊹་༘࿐: yoweslah karepmu/Facepalm//Facepalm/
total 4 replies
Patrick Si Merah Jambu
Semangat semoga berhasil, aku dukung kamu di sini sambil makan/Chuckle/
ᯓ🪽𝐒 𝐄 𝐑 𝐀𐙚ִ ִ ִֶָ⊹་༘࿐: /Facepalm//Facepalm/
total 1 replies
Patrick Si Merah Jambu
haha ternyata bukan aku aja yang kadang ga bisa bedain nama china/Facepalm/
ᯓ🪽𝐒 𝐄 𝐑 𝐀𐙚ִ ִ ִֶָ⊹་༘࿐: walahh/Facepalm//Facepalm/
total 1 replies
Patrick Si Merah Jambu
Waduh/Scare//Scare/
ᯓ🪽𝐒 𝐄 𝐑 𝐀𐙚ִ ִ ִֶָ⊹་༘࿐: ayoo selamatkann/Determined//Determined/
total 1 replies
Patrick Si Merah Jambu
Tentu saja /Heart/ apa lagi dong/Doge//Doge//Doge/
ᯓ🪽𝐒 𝐄 𝐑 𝐀𐙚ִ ִ ִֶָ⊹་༘࿐: /Facepalm//Facepalm/
total 1 replies
Patrick Si Merah Jambu
Ekhem!/Doge//Doge/
ᯓ🪽𝐒 𝐄 𝐑 𝐀𐙚ִ ִ ִֶָ⊹་༘࿐: kiw kiww/Doge/
total 1 replies
Patrick Si Merah Jambu
Oh pantes
ᯓ🪽𝐒 𝐄 𝐑 𝐀𐙚ִ ִ ִֶָ⊹་༘࿐: hooh/Doge//Ok//Ok/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!