Dhea mencintai seorang lelaki teman kerjanya yang bernama Dion. Namun cinta keduanya terhalang restu dari keluarga Dion. Sebab dhea berasal dari keluarga yang kurang mampu. Beda dengan dion yang serba berlimpah. Meski demikian dion tetap berusaha mendapatkan restu kedua orangtuanya agar keduanya menikah. Lama hubungan terjalin kedua orangtua dion takkunjung memberi sinyal restu. Hingga terjadilah hal yang terlarang .
***
"Dion aku rasa kita sudah tidak mungkin untuk menikah, orangtuamu tidak merestui hubungan kita", ucap dhea terisak sedih.
" Tidak dhea, aku mencintaimu, aku akan tetap berjuang agar kau menjadi milikku yang halal", tegas dion.
Mungkinkah dhea tetap bersama dion meski tak direstui dalam hubungan terlarangnya? Ataukah keduanya patah semangat dan memilih melepaskan? Kepoin kelanjutannnya yuk ;)
-----
Hay sahabat noveltoon, btw ini kisah nyata loh. Tapi bukan kisahku. Kisah kenalanku. Kepoin yuk ;) Jangan lupa vote ya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pangesticass, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tak Dapat Restu
Kedatangan Dion dan Dhea ke rumah dion untuk mendapatkan restu menikah. Keduanya sudah mantap ingin menikah dan berjuang bersama dalam bahtera rumah tangga. Sebelum sampai di rumah ibunya dion, bu ningrum namanya. Dhea dan dion mampir dulu di sebuah kedai makan di pinggir jalan. Melihat sangat jauh jarak yang ditempuh keduanya. Dari jakarta ke solo keduanya menggunakan kereta api paket ekonomi.
Di sebuah kedai makan soto yang tak jauh dari rumah dion. Dhea mengungkapkan lagi rencana ke depannya.
"Mas dion kalau besok sudah menikah gimana kalau kita menunda kehamilan sebab aku masih menanggung sekolah adikku. Mungkin kita tunda sampai 5 tahun ya mas. Kayaknya kan ada ya KB yang bisa 5 tahun itu", ungkap dhea.
"Iya boleh juga biar keuangan stabil"
"Amin"
"Kira kira biaya nikah berapa banyak ya dhea? Aku sebenarnya kan belum kerja ya. Kalau kita cuman ijab qobul saja di kua gimana?"
"Masya Alloh itu sudah bagus banget kok mas. Dhea doain rejeki mas lancara jaya biar segera punya momongan."
"Iya amin. Mas malah malu sama kamu gak bisa meratukan kamu bak princess"
"Its okay iam fine"
"Bagus deh"
"Hehehe sudah yuk selesaiin makannya terus ke rumah mama ku", ajak dion mengingatkan.
"Oke"
Sesampainya di rumah dion, dhea nampak terkejut. Dadanya berdebar debar ia merasa minder melihat keindahan rumah dion yang mewah. Ia melihat ada mobil putih yang terpampang di depan begitu besar mobil itu. Dan juga ada antena wifi yang ia sendiri bahkan tidak pernah memakai alat secanggih itu di rumahnya sendiri.
Mamanya begitu antusias melihat kedatangan dion. Ia nampak bangga dan bahagia pada dion itu bak putra mahkota.
" Dion sayang apa kabar sayang?"
"Baik ma. mama sendiri apa kabar? Lama tak jumpa?"
"Baik juga ma, Dion kangen banget sama mama"
"Makasih sayang. Ini siapa sayang?", tanya mamanya melihat sosok perempuan yang begitu manis dan ayunya.
"Ini ma namanya dhea. Dia cantik kan ma?", tanya dion berseri seri menatap dhea. Ya begitulah dion saat melihat keayuan dhea. Dhea memang sangat cantik dan ayu. Siapapun setuju dengan predikat ayu itu untuk seorang dhea.
"Ini pasti kekasihmu ya?"
"Iya ma cantik kan?"
"Iya cantik banget. Ehm ma, bicara di dalam yuk", ajak dion.
"Iya nak. Mari mba masuk"
"Makasih bu"
"Iya"
"Kurasa dion lebih baik menikah minggu depan ma berhubung hasrat seksual dion mulai membara juga. Kan lebih aman nya kalau dion menikah ma", ucap dion jujur.
"Ehmm. Begini loh mba mas bukannya ibu melarang tapi dion sendiri juga belum bekerja. Lalu ke depannya siapa yang menafkahi rumah tangga kalian?. Apalagi mama sendiri jujur mama ada tanggungan angsuran bank. Gimana kalau ditunda saja? karena ekonomi dion juga belum sebaik perkiraaan. Maaf ya mas mba", ucap bu ningrum meminta pemakluman. Sedang dhea nampak layu mendengar pengarahan bh ningrum.
"Oya ini mba siapa namanya?"
"Amadhea"
"Saya ningrum mba"
"Njih bu"
"Dulu saya kira kalau dion akan memiliki pekerjaan di tahun ini dan bisa membantu angsuran kami selaku orangtuanya. Sehingga angsuran tidak terlalu lama dan sering menunggak. Tapi mba, maaf sekali karena kami memang belum siap untuk memberi izin kalian menikah. Jadi maaf saya belum mengizinkan dion menikah"
"Iya sudah gapapa. Saya maklum kok"
"Makasih ya mba"
"Iya gapapa"
"Maaf ya dhea. Doain mas segera punya pekerjaan"
"Iya mas amin"
