NovelToon NovelToon
Cinta Juga Luka

Cinta Juga Luka

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:548
Nilai: 5
Nama Author: iren qirenava

seorang gadis yang sangat menaruh harapan besar terhadap apa yang sedang di jalani,namun setelah dia mendapatkan kenapa dunia ini sangat jahat padanya membuat dia untuk melepaskan apa yang digenggam saat.

apakah setidak pantas itu dia untuk bahagia bersama nya?kenapa sangat tidak adil,jika memang akhirnya akan membuat dia sakit kenapa harus di pertemukan?kenapa harus dia?,apa salah dia sampai dunia tega padanya.


setelah menaruh harapan kenapa malah direbut dengan paksaan?

rindu semakin kuat disaat hujan turun dengan lebat.

kini hanya rindu yang melekat pada dirinya kesunyian yang menghantam nya dan sakit memukulnya.

namun kisah mereka sangat lucu dan so sweet saat-saat mereka bersama, ayo baca kisah nya sebelum mereka dipaksa untuk mengakhiri semuanya!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon iren qirenava, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

twenty sik

Kini sudah pukul 16.40 Nava harus pulang karna sudah sore juga, apalagi mamah nya sudah beberapa kali menelpon nya menyuruh agar cepat pulang.mereka mulai berjalan keluar meninggalkan ruang karoke

namun, baru beberapa langkah tiba tiba seseorang menarik tangan Nava dan membuat Nava menoleh ke arah nya

"pulang, bareng gue "ucap Dikta, setelah Nava menoleh mereka sudah tertinggal oleh teman teman nya.

"gausah, gue pulang naik taksi aja"tolak Nava memang disudah bilang bahwa dia akan pulang sendiri, takutnya nanti sampai rumah mmh nya akan salah faham.

"udah sore Nav, biar gue anterin aja "

"gausah Dikta, gapapa thanks" tolak halus Nava.

"lo berangkat bareng gue, otomatis pulang juga sama gue"

"gue takut, mmh gue salah faham nanti" jelas Nava

"biar gue, anterin sampe gang perumahan lo gimana?"bujuk Dikta

Nava berfikir sebentar sebelum akhirnya dia menerima ajakan Dikta."okei kalo gitu"

mereka berjalan keluar, yang sudah teman teman mereka siap duduk di atas motor menunggu Dikta dan Nava muncul

"kemana aja sih, kalian berdua?"tanya Messa yang sudah kesal menunggu

"tau tuh, pacaran mulu heran" saut Gio

"pacaran bapak mu Gi"sewot Nava

"terus.....ngapain aja?"tanya Putri

"Nava tadi gamau pulang sama gue"jawab Dikta sambil memberikan Nava helm

"loh, kenapa Nav?" tanya Adiana bingung

"takut mmh salah faham"jawab Nava dengan memakai helm

"oh, gue ngerti"saut Azkeano

"terus, Dikta nganter nya gimana?"kini giliran Karina bertanya

"gue anterin sampe gang perumahan" jawab Dikta, namun membuat Afkar, Gio dan Azkeano tersenyum tidak percaya, sejak kapan Dikta tega nganter cewek sampe gang? itu hanya alibi saja agar Nava mau di antar oleh Dikta.

"emang gang perumahan lo sama rumah lo deket Nav?" tanya afkar

"ga sih, tapi gapapa lebih baik gitu biar ga ketahuan mmh" jawab Nava

"kamu stik parents?"tanya Ireni

"gak juga sih, cuman males aja nanti jelasin nya" jawab Nava menaiki motor dikta

"bener, apalagi ortu suka ga percaya ga sih" saut Irani yang mengalami hal serupa kaya Nava

" males ngomong nya, mau seberapa panjang pun tetep akhirnya malah ngira aneh aneh."lanjut Irani membuat yang lain mengangguk paham

"sepanjang lebar se jauh mana pun tetep salah gitu?"tanya memastikan Bintang

"iya, bukan stik parents yang gitu doang gak sih?"tanya Ireni menatap mereka

"kaya semua butuh di jelasin, harus banget sejelas jelas nya"lanjut Ireni

"mereka khawatir namanya"saut Dikta membuat yang lain setuju dengan ucapan nya

"udah, keburu tambah sore nih" Nava yang sudah tidak tahan ingin segera pulang, takut Zevan pulang duluan nanti dia akan kena ceramah apalagi tau kalo pulang dianter cowok bakal jadi ribet.

kini Nava dan Dikta lagi menuju ke perumahan Nava, ternyata mereka se arah dan komplek perumahan pun sama namun Nava lebih jauh dari Dikta dan beda gang saja, saat akan sudah didepan gang yang Dikta bilang akan menurunkan nya malah tidak berhenti membuat Nava mengernyit bingung

"bukanya, sampe gang ya Dik?"tanya Nava

"tanggung Nav"jawab Dikta masih mengemudi motornya

"gue, takut kakak gue udah pulang terus liat gue dianterin sama cowok" panik Nava melihat sekeliling takut nya nanti pas pasan dijalan

"ga bakal, percaya sama gue"

"ga tepatin janji banget sih lo"kesal Nava

"lagian, udah sore gue takut lo kenapa napa" jawab Dikta sambil tertawa pelan

"gue lebih bahaya ketahuan pulang bareng lo"

"kenapa setakut itu?"tanya Dikta

" uda lama, dan ini pertama kali lagi gue di anterin cowok," jawaban Nava membuat Dikta terdiam tidak mengerti, maksud nya Nava apa ya.Udah lama? berarti pernah dong? begitulah isi pikiran Dikta.

"pernah pacaran berarti"tebak Dikta

"gak lah, gue masih mau fokus sekolah" sewot Nava

"kenapa?"tanya Dikta

"gada waktu, kakak gue selalu bareng gue"

"berarti, lo dijaga ketat sama kakak lo?"

"bisa dibilang iya"

"takut banget lo sama kakak lo"

"bukanya takut cuman males ngejelasin"

"kenapa male"

"seperti kata Irani, mau sepanjang apapun jelasin juga ga bakal percaya"

"kalo dibantuin jelasin, bakal percaya ga?" pertanyaan Dikta mampu membuat Nava kebingungan .

"maksud lo?"

"gue bakal bantuin jelasin kalo kakak lo marah atau minta penjelasan nanti" jelas Dikta

Nava yang mendengar itu mengerngit "kenapa mau"

"karna gue, berasa tanggung jawab aja sih"

"tanggung jawab? apa sih lo ngomong"kesal Nava yang sangat kebingungan itu

"gini Nava manis, lo berangkat sama gue dan pulang mau naik taksi tadi, lo kira gue ga khawatir apa lo pulang sendiri, jelas gue khawatir dong. Lebih baik gue yang di introgasi dari pada harus biarin lo pulang sendiri tadi "jelas panjang Dikta membuat Nava terdiam di bonceng Dikta

apa manis?khawatir? batin Nava

emang boleh sekhawatir itu

"Nav lo denger kan"ucap Dikta yang heran dari tadi Nava tidak berbunyi atau menjawab perkataanya, membuat Dikta memanggil nya dan sontak itu membuat lamunan Nava buyar

"h--hah? oh iya kenapa?"tanya Nava

"gue ngomong, lo ga denger?"

"oh denger, ko denger"

"apa hayo.....denger apa gue mau tau?" tanya Dikta

"ya, lo ngomong lah"

"iya, gue ngomong apa"

"iya tadi, yang lo omongin "

"iya apa neng geulis" ucap lembut Dikta membuat Nava menahan senyuman nya dibalik punggung Dikta

"gatau ah lupa gue"

"ehh malah gitu " Dikta tertawa melihat Nava yang lagi lagi salah tingkah oleh kelakuan nya, dia selalu memerhatikan Nava dari spion kaca motor yang membuat dia tahu pipi Nava sudah memerah yang artinya Nava sedang salah tingkah.

......................

beberapa kemudian, kini motor Dikta berhenti di depan rumah berlantai 2 itu sederhana namun cukup megah dan nyaman dengan pagar bewarna coklat hitam tinggi itu.

Nava turun, dan membuka helm kemudian memberika nya pada Dikta membuat Dikta langsung menerimanya

"thanks Dik"ucap Nava

"sama sama "

Nava menunggu Dikta untuk pergi terlebih dahulu sebelum ia masuk kerumah

"kenapa, ga masuk?"tanya Dikta

"nunggu lo, dulu"jawab Nava

"ga takut, kalo kakak lo udah pulang?"

Nava melihat kedalam rumah nya, menatap sekeliling untuk melihat apakah motor kakak nya sudah ada ternyata belum berarti kakanya itu belum pulang.

"belum, deh kayanya"ucap Nava kembali melihat pada Dikta

"okei, kalo gitu aman berarti yah" jawab Dikta

"aman"

"kalo mmh lo nanyain jelasin aja ya"

"iya, siap"

"kalo gitu, gue pamit" ucap Dikta menyalakan mesin motornya

"oke, hati hati" dan Dikta mengangguk menjawab Nava kemudian menancap gas motornya.

Nava melihat Dikta pergi, dan setelah itu dia membuka pintu gerbang nya dan menutupi kembali saat dia sudah berada didalam.Sampai di dalam rumah Nava melihat mamahnya yang masih masak

"hai, mah aku pulang"teriaknya

"pulang sama siapa anak mamah"setelah menghampiri Nava dari arah dapur

"dianter temen mah"jawab Nava

"cowo, cewe sayang?"tanya mamah

Nava ragu untuk menjawab takut mmh nya marah."cowo mah"ucap pelan Nava membuat ekspresi mamah Nava langsung terdiam

sebelum mamah nya menjawab nava sudah angkat biacara lagi."tapi bukan pacar sumpah dia anterin Nava karna, emang searah tadi jadi Nava nebeng hhe"

"yang.......bener kamu?"tanya mamah memastikan

"bener mah, suer deh sumpah"dengan mengangkat jari tengah juga telunjuk membentuk angka2

"awas, bohong kamu"

"ngga mah, sumpah deh"

"masa?"

"mamah ga percaya mulu ih"kesal n/Nava menghentakan kaki nya

"oke, mamah percaya kali ini" jawaban mmh membuat Nava tersenyum lega

"kalo gitu, Nava ke kamar dulu ya"pamit nya

"udah, bersih bersih turun ya kita makan" teriak mmh pada Nava yang sudah berlari keatas

"iyaaa mamah"

1
anggita
ceritanya agak datar, tapi oke lah. like👍, iklan👆. moga novelnya lancar.
iren qirenava: trimakasih
total 1 replies
anggita
Maaf🙏, saran saja klo awal paragraf/ alinea pakai huruf besar.
iren qirenava: oke, makasi atas saran nya
total 1 replies
Xavia
Wah, keren!
iren qirenava: makasi,baca bab brikutnya ya
total 1 replies
Nia Achelashvili
Jauh melebihi harapanku.
iren qirenava: seperti apa harapan nya kak?
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!