NovelToon NovelToon
Mafia Itu Kekasihku

Mafia Itu Kekasihku

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Mafia / Hamil di luar nikah / Cinta pada Pandangan Pertama / Roman-Angst Mafia / Menjual Anak Perempuan untuk Melunasi Hutang
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author: jasmoone

Farrah, gadis desa yang lugu, berhasil menaklukkan hati seorang Mafia kejam bernama Martin.

Kisah cinta mereka berawal ketika Martin tidak sengaja melihat Farrah menangis histeris di bandara, ia dipaksa ikut dengan seorang pria paruh baya sebagai ganti hutang ayahnya yang tidak bisa dibayar.

Meskipun saling mencintai, namun masalah besar yang dihadapi oleh Martin menjadi kendala dalam hubungan mereka.


Baca selengkapnya di novel ini >>>>>

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jasmoone, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tanda di punggungmu

   Betapa kagetnya Martin ketika mendapati perut Farrah sudah sangat besar, tanpa sadar air mata pun membasahi pipinya.

   Ia sangat bahagia karena setelah sekian banyak drama, akhirnya ia bisa bertemu dengan kekasih dan anaknya lagi.

   " Sayang! " ucap Martin seraya menghampiri dan memeluk Farrah.

   Namun respon tak terduga Farrah justru melukai hatinya.

   " Eiih, siapa kamu?, kok main peluk-peluk saja. " Ucap Farrah seraya mencoba melepaskan pelukan Martin.

   Respon Farrah itu sontak membuat Martin merasa kecewa, terlintas di benaknya ingin marah namun ia tak bisa marah pada Farrah, sekali pun Farrah telah melukainya.

   Dengan perasaan kecewa, Martin menatap dalam Farrah, " Kamu sedang tidak bercanda kan??? " tanya Martin dengan nada tinggi sambil memegang kedua bahu Farrah.

   " Aduhh, stop dramamu!, nanti didengar suamiku. " Ujar Farrah dengan ekspresi wajah penuh kebencian.

   Seketika Martin teringat ucapan Bagas di telpon tadi, mengatakan bahwa Martin harus memilih, antara merebut Farrah kembali atau merelakannya karena Farrah sudah punya suami.

   " Suami??, boleh juga!!! " Gumam Martin dalam hati.

   " Mana suamimu???, mana??? "Tanya Martin dengan nada membentak sambil menatap tajam mata Farrah.

   Mendapati Farrah tidak menjawab, Martin pun mengeluarkan pistol dari kantong jaketnya.

   Dengan tampang beringas dan sorot mata tajam, Martin mendekatkan wajahnya ke wajah Farrah.

   " Siapa suamimu???, siapa, sayang???, tak ada yang bisa memilikimu kecuali aku, dorrrrrr!!!!!. " Tanya Martin dengan nada tinggi seraya melepaskan tembakan ke arah langit-langit rumah itu.

   Kericuhan itu mengejutkan semua isi rumah, terdengar teriakan beberapa pembantu dari belakang.

...****...

   Tak lama kemudian, Bagas pun tiba-tiba muncul dari pintu samping.

   " Syukurlah loe sudah sampai, seperti yang gue ceritain di telpon tadi begitulah keadaannya. " Papar Bagas seraya mengelap keringat di keningnya.

   " Jadi kau memang bukan Farrah? " tanya Martin dengan tatapan penuh arti.

   " Nama saya memang Farrah tapi saya bukan Farrah yang kalian cari!!!. " Jawab Farrah dengan nada tinggi

   " Oke, kalau begitu!. " Balas Martin seraya menarik tangan Farrah dan membawanya menuju salah satu kamar di rumah itu.

   Aksi nekad Martin itu pun tak sengaja dilihat oleh lelaki yang diduga suami Farrah itu, yang tiba-tiba muncul dari arah belakang, lelaki itu pun menghampiri Martin dan mencoba melakukan perlawanan.

   " Hehh, siapa kamu?, lepaskan istri saya!!!. " Bentak lelaki itu seraya melayangkan pukulan ke wajah Martin.

   Tanpa rasa kasihan, Martin pun menendang lelaki itu dengan brutal, hingga membuat lelaki itu terpental ke dinding dan akhirnya jatuh tersungkur ke lantai.

   Farrah pun berteriak kencang, ia berusaha melepaskan dirinya dari Martin, " tolong, tolong, lepaskan aku!!. " Teriak Farrah seraya memukul-mukul tangan Martin.

   Setibanya di kamar, sambil memegang dua tangan Farrah Martin pun mengunci pintu.

   Teriakan Farrah semakin kencang, " tolong!!, tolong saya!!!. " Teriak Farrah mencoba meminta tolong dengan orang-orang yang ada di rumah itu.

   Tak lama kemudian, terdengar suara mbak Ning mengetuk-ngetuk pintu kamar itu, Martin tampak mengeluarkan pistolnya lalu melepaskan satu tembakan ke arah plafon sebagai peringkatan.

   Mendengar suara tembakan dari dalam kamar itu, mbak Ning pun terdiam lalu berlari ke arah luar rumah.

...***...

   Melihat Martin semakin nekat, Farrah pun tampak berhenti menangis dan bertanya pada Martin.

   " Apa mau kamu sebenarnya? " tanya Farrah dengan suara serak karena habis berteriak kencang.

   " Kau sudah tahu apa mauku dan kau akan lebih tahu lagi setelah ini!!. " Jawab Martin seraya menarik ujung baju Farrah hingga robek.

   Martin pun kemudian mengangkat Farrah ke tempat tidur dan merebahkan tubuh Farrah dengan hati-hati.

   " Hentikan bangsat!!!. " Teriak Farrah seraya menepis tangan Martin.

   " Diam!!, " Bentak Martin seraya memegang pipi Farrah dengan kedua tangannya.

   Farrah tampak semakin gemetar, ketika mendapati Martin membuka kancing baju.

   Ia berusaha membalikkan badannya agar tidak berhadapan dengan Martin, namun tangan Martin berhasil menahannya.

   " Kau bilang tidak mengenalku??, bagaimana dengan ini apakah kau mengenalnya? " tanya Martin sambil menggosokkan telapak tangan Farrah ke rambut-rambut yang tampak subur di dadanya.

   Farrah tampak berusaha melepaskan tangannya dari dada Martin, namun tatapan maut Martin yang semakin mengancam membuat Farrah akhirnya tak berdaya.

   Kendati hampir sekarat, namun Farrah masih tampak berusaha melepaskan dirinya dari Martin.

   " Hentikan!, atau hidupmu akan hancur!!! " ancam Farrah dengan nada tinggi.

   " Hidupku sudah hancur, sayang!!!, kehancuran apa lagi yang belum kurasakan!. " Ujar Martin sambil membelai rambut Farrah dengan lembut.

   Di tempat tidur yang indah itu, Martin mendekap dan menatap Farrah sangat dalam hingga membuat Farrah semakin tak berdaya.

   Sorot mata Martin yang bak jurang tanpa dasar itu, membuat Farrah akhirnya terperosok ke dalamnya, Farrah pun membalas tatapan Martin dengan napas yang terdengar tak beraturan.

   Mendapati Farrah yang sudah mulai terjebak ke dalam jurang buatannya itu, Martin pun dengan perlahan merapatkan levrenya ke levre Farrah yang tampak gemetar itu, seketika Farrah benar-benar sekarat, ia tampak hanya pasrah dengan apa yang terjadi.

   " Apakah kau mengenalinya, sayang?, " bisik Martin seraya menggosokkan dagunya ke dagu Farrah.

   Martin tampak semakin gila, ia mencoba mengingatkan Farrah dengan mempraktikan kembali hal-hal pernah ia dan Farrah lakukan.

   Dengan mesra dan tampak tulus ia mengelus-elus perut Farrah yang sudah sangat besar itu, Martin sejenak tertegun ketika tangan nakalnya tiba di bahu Farrah bagian belakang.

   Martin tiba-tiba duduk dan membalikkan sedikit badan Farrah.

   " Farrah punya tahi lalat agak besar di punggung bagian kiri. " Gumam Martin dalam hati seraya membuka kain indah yang menutup punggung Farrah itu.

   Betapa terkejutnya Martin setelah memeriksa punggung wanita mirip Farrah itu, tatapannya tampak semakin tajam dan penuh amarah.

   " Kenapa kau berbohong Farrah?, kenapa kau bilang tidak mengenalku???. " Gumam Martin dalam hati seraya beranjak dan menutup kembali punggung Farrah.

   Farrah yang terlanjur sekarat, sontak heran melihat Martin yang tiba-tiba berhenti menyerangnya.

   Ia menatap ke arah Martin yang tengah memperbaiki kerah baju, tatapan Farrah yang seperti ingin menyampaikan sesuatu membuat Martin semakin penasaran.

   Setelah memperbaiki kerah bajunya, Martin pun duduk di tempat tidur itu.

   " Aku tahu kau berbohong, Farrah!!, tapi aku tidak tahu kenapa kau berbohong?. " Ujar Martin seraya memegang kepala Farrah.

   Farrah tampak terdiam, ia terlihat seperti memikirkan sesuatu.

   " Katakan apa yang membuatmu berbohong???. " Bentak Martin sambil menatap tajam mata Farrah.

   Suara tinggi Martin yang menggetarkan dinding kamar itu membuat Farrah menangis, matanya tampak seperti ingin menjelaskan sesuatu namun mulutnya tak mampu melisankannya.

   " Bicaralah Farrah, katakan apa yang membuat berbohong seperti ini?? " bentak Marti lagi seraya memegang kedua bahu Farrah.

   Farrah terlihat semakin tertekan, ia seperti ingin mengatakan sesuatu namun tampaknya ada hal yang membuatnya bungkam.

   " Farrah..., aku tahu ini kamu, katakan padaku apa yang membuatmu berpura-pura tidak mengenalku?, katakan Farrah!!!. " Tanya Martin dengan nada tinggi dan tatapan matanya tampak memikirkan sesuatu.

   Melihat Farrah tetap diam dan tak menjawabnya sepatah kata pun, Martin pun akhirnya sedikit melunak.

   Masih dengan wajah penuh amarahnya, Martin menghampiri Farrah dan memeluk kekasihnya itu dengan tulus.

   " Kalau tidak mengenalmu, mungkin aku sudah kalah dengan cobaan hidup yang begitu berat ini, namun hadirmu mengalahkan semuanya, Farrah. " Gumam Martin dalam hati seraya mendekap kepala Farrah dalam pelukannya.

   Farrah seperti merasakan ketulusan Martin, ia tampak menangis dan membalas pelukan Martin.

   Mendapati Farrah membalas pelukannya, Martin pun kaget, ekspresi lega yang tulus pun terlihat jelas di wajahnya.

   Dengan lembut, Martin menghapus air mata Farrah dengan tangannya.

   " Maafkan aku Martin, kamu benar, aku Farrah yang kau cari. " Ucap Farrah terdengar sesegukan.

  " Terus, kenapa kau berpura-pura tidak mengenalku? " tanya Martin.

   " Banyak hal. " Jawab Farrah.

   " Katakan Farrah,!, katakan padaku apa yang membuat mu berbohong seperti ini?. " Tanya Martin dengan nada serius.

   Farrah pun melepaskan badannya dari pelukan Martin, ia kemudian mengeluarkan ponsel dari kantong bajunya.

   " Semua karena ini. " Ujar Farrah seraya memperlihatkan sebuah photo di galeri ponselnya pada Martin.

1
Curtis
Bikin nangis dan senyum sekaligus.
jasmoone: Hehe, terima kasih sudah mampir kak ☺☺
total 1 replies
Lee
Hai..salam kenal ya..
mari saling dukung
dan semangat menulis 💪
jasmoone: Hai kak, salam kenal dari pemula ya 🤝💪
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!