Cewek matre? Itu biasa! Lalu, bagaimana dengan cowok matre? Sangat luar biasa.
Itulah yang Delia rasakan, memiliki kekasih yang menjadikannya seperti ATM berjalan. Hingga pada akhirnya, putus cinta membawa Delia yang tanpa sengaja menghabiskan satu malam bersama dengan pria asing.
Bagaimana cerita Delia selanjutnya? Yuk simak!
So Stay Tune!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mom AL, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 28 ONS
Hari ini jadwal di kantor sangat padat, hingga membuat Aryan belum menanyakan kabar Delia. Setelah kejadian tadi malam, dia terus saja memikirkan wanita itu. Dirinya menghubungi nomor Delia, tetapi tidak tersambung.
"Tumben sekali nomornya tidak aktif." gumam Aryan heran. Dia terus mencoba beberapa kali, tetapi tidak ada jawaban.
"Aku akan telpon Kak Naima."
📱"Ada apa, Aryan?" tanya Naima setelah telepon tersambung.
"Kak, bagaimana keadaan Delia? Apa dia baik-baik saja? Dari tadi aku menghubungi dia, tapi tidak tersambung."
📱"Delia? Dia tidak ada dirumah, tadi aku melihatnya pergi, tapi dia buru-buru. Aku pikir dia ke kantormu."
'Dia pergi sendirian? Astaga, apa wanita itu tidak mendengarkan perkataanku tadi malam? Sesuatu yang buruk sedang mengincarnya, dan dia seenaknya pergi begitu saja.'
"Baiklah, aku matikan dulu teleponnya." Aryan langsung pergi keluar dari kantor, dia harus mencari Delia melalui GPS. Untung saja tadi malam Aryan menghidupkan GPS yang ada di ponsel Delia, untuk mengantisipasi.
Selama perjalanan Aryan terus saja memikirkan Delia, dia menjadi gelisah dan semakin menambah kecepatan mobilnya.
_____________
Delia yang kala itu baru saja selesai mandi langsung menerima pesan dari Tantenya. Disana tertuliskan jika Delia harus datang pukul sebelas siang, karena sang Tante sedang mengalami masalah. Wanita itu pun panik, Reina adalah keluarga satu-satunya yang Delia punya di dunia ini. Dia pun buru-buru pergi dari rumah tanpa memberitahu Naima terlebih dahulu.
Saat tiba di rumah Reina, Delia langsung masuk ke dalam sana. Terlihat kosong, seperti tidak berpenghuni.
"Tante!" panggil Delia berteriak. Suaranya yang bergema terdengar di seluruh penjuru rumah. "Tante Reina!" panggil nya untuk yang kedua kali. Namun, tetap tidak ada jawaban.
Langkah Delia membawanya menuju kamar, rumah itu terasa seperti horor kali ini. Setelah berada di depan pintu, Delia langsung membukanya. Tetapi kamar itu kosong, hanya saja tempat tidur Reina yang sangat berantakan.
"Kemana Tante Reina? Apa terjadi sesuatu padanya?" Delia menelusuri setiap sudut kamar itu.
Saat Delia membuka pintu kamar mandi, terlihat ada bercak darah di lantainya. Jantung Delia berdegup dengan kencang, dia berjongkok dan menatap lekat bercak darah itu.
"Ini darah segar," gumamnya dengan napas yang tidak beraturan. Kemudian Delia kembali menutup pintu kamar mandi itu.
Dia pun memutuskan untuk pergi mencari Reina ke tempat lain, tetapi, sebelum keluar dari sana, dirinya menemukan secarik kertas.
"Gudang? Apa itu artinya Tante Reina ada di gudang?" tanpa berpikir panjang, Delia langsung menuju ke gudang.
"Tante!" panggilnya setelah sampai di dalam sana. Delia mendengar suara langkah kaki, dia mencarinya.
"Siapa itu? Keluarlah! Aku tidak takut denganmu." teriak Delia penuh keberanian, padahal sekarang jantungnya berdetak tidak karuan.
"D—delia," panggil seseorang yang suaranya sangat Delia hapal. Wanita itu menoleh, dan dia melihat Reina yang terkapar di tumpukan kardus.
"Tante!" teriak Delia histeris, dia berlari menghampiri Reina. "Tante, apa yang terjadi? S—siapa yang melakukan ini pada Tante?" tanyanya sambil meneteskan air mata. Delia memegangi luka yang ada di pergelangan tangan Reina. Delia merobek pakaian yang dia pakai, lalu mengikat pergelangan Reina yang terluka.
"Tante, aku akan memanggil ambulance." Delia hendak berdiri, tetapi baru saja menegakkan tubuhnya, tiba-tiba kepala Delia dipukul dari belakang, hingga membuat wanita itu langsung jatuh pingsan. Begitupun dengan Reina yang juga tak sadarkan diri.
Seseorang yang tadi memukul Delia, buru-buru mengangkat tubuh Delia dan mendudukkannya di kursi, lalu dia mengikat Delia disana. Kemudian, dirinya tersenyum senang.
"Ini baru permulaan, Delia. Setelah itu, kau pasti akan merasakan trauma yang sangat berat, dan itu akan menjadi penderitaan untuk Aryan." gumam seseorang itu. Dia pergi dari sana, sambil membuka jubah yang dipakainya.
___________
Aryan telah sampai ke tempat tujuan, dia memandang rumah mewah yang saat ini ada di hadapannya. Sedikit merasa ragu, tapi firasatnya mengatakan jika Delia berada di dalam sana. Tidak ingin membuang waktu, Aryan pun masuk ke dalam rumah itu.
"Delia!" teriak Aryan. Keadaan di sana sangatlah sunyi, membuat Aryan merasa semakin khawatir. Sekarang jam menunjukkan pukul tujuh malam.
"Delia, kau dimana?" teriaknya terus menerus sambil berjalan menelusuri rumah itu, berharap Delia mendengar suaranya dan menjawab.
Di gudang yang lain, Delia mengerjapkan matanya. Perlahan dia menatap ke sekeliling, dirinya mengingat sesuatu.
"Hm! Emmph, empph!" teriak Delia tidak jelas karena mulutnya di bungkam menggunakan kain. Mata Delia mencari sang Tante, tetapi tidak ada disana.
'Ya Tuhan, dimana Tante Reina? Dia sedang terluka, dan begitu banyak darah yang keluar. Jika terlambat di bawa ke rumah sakit, aku tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya pada Tanteku.' batin Delia mengkhawatirkan Reina dibandingkan dirinya sendiri.
Aryan melewati sebuah gudang, dia terdiam sejenak di depan pintu yang sedikit terbuka itu. Rasa penasaran mendorongnya untuk masuk ke dalam sana, semua ruangan sudah dia periksa, kecuali gudang.
"Del!" panggil Aryan. Dia berjalan pelan, menatap dengan lekat seluruh isi gudang itu. Matanya terhenti pada sesuatu, yaitu Reina yang tengah pingsan. Dia pun berlari dan berjongkok di sebelah Reina.
Aryan mengecek apakah wanita paruh baya itu masih hidup atau tidak. Setelah memastikan, Aryan langsung menghubungi ambulance. Pikirannya semakin kacau melihat keadaan Reina.
"Delia!" teriak Aryan, tak terasa air matanya menetes tanpa pamit. Dia membongkar tumpukan kardus, dan saat hendak pergi ke ruangan lain, kaki Aryan memijak sebuah benda. Dia mengambilnya, dan ternyata itu gelang milik Delia.
"Ini milik Delia, berarti dia memang ada disini." Aryan berlari keluar dari gudang, dia sudah meminta pada tim medis untuk segera membawa Reina ke rumah sakit.
"Delia! Katakan sesuatu!" Panggil Aryan hingga urat lehernya menegang.
Delia yang sedang berusaha melepaskan ikatannya mendengar suara teriakan Aryan. Tetapi usahanya sia-sia, ikatan itu sangat kencang. Tidak kehabisan ide, Delia menjatuhkan kursi yang dia duduki, berharap Aryan mendengarnya.
Bruk!
Pria itu menajamkan pendengarannya, dia melihat ruangan lain yang tak jauh dari tempatnya berdiri. Aryan berlari masuk ke dalam ruangan itu, dan dia melihat Delia yang terjatuh di lantai bersama dengan kursinya.
Dia membuka ikatan itu dengan cepat, tak lupa kain yang untuk membungkam mulut Delia. Mereka saling berpelukan, Aryan yang merasa khawatir, dan Delia yang ketakutan.
"Sst! Tenanglah, sekarang aku sudah ada bersamamu. Maaf, maaf karena aku tidak bisa menjaga kalian dengan baik."
"Aku takut, Aryan. D—dia, dia menyakiti Tanteku." Delia mengurai pelukan, dia menghapus air matanya dengan cepat, lalu menatap mata sendu milik Aryan. "Tante, dimana tanteku? Bagaimana keadaannya? Dia terluka, Aryan. Dia mengeluarkan banyak darah, aku takut terjadi sesuatu padanya."
Aryan kembali memeluk Delia. "Dia sudah dibawa kerumah sakit, dia pasti akan selamat. Sebaiknya kita juga pergi ke rumah sakit, aku takut terjadi sesuatu padamu." ucapnya tanpa sadar, kali ini Aryan sangat mengkhawatirkan Delia, dia sampai melupakan kandungan istrinya itu. Tanpa berkata apapun lagi, Aryan menggendong Delia ala bridal style.
Mereka berdua akhirnya pergi ke rumah sakit untuk mengecek keadaan Delia. Selama perjalanan, Delia terus saja menangis, dia benar-benar merasa stres dengan kejadian yang menimpanya hari ini. Delia terus memegangi perutnya yang buncit, dia berdoa untuk keselamatan bayi dan tantenya. Sungguh, dunianya akan hancur jika dia harus kehilangan salah satu dari mereka.
'Ya Tuhan, tolong jaga bayiku, dan selamatkan tanteku.' doa nya dalam hati.
******
Bersambung
kaya kaca mbke /CoolGuy//CoolGuy/
biar della aja yg tunjukin bukti ke aryan biar dramatis dan usai