NovelToon NovelToon
Terpaksa Nikah

Terpaksa Nikah

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Berbaikan / Nikah Kontrak / Cinta Seiring Waktu / Pelakor jahat
Popularitas:3.8k
Nilai: 5
Nama Author: Star123

Rania Zakiyah, gadis berumur 21 tahun yang terpaksa nikah dengan laki-laki yang tidak dikenalnya. Akankah pernikahan mereka berlanjut atau harus berpisah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Star123, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 21

Arlo dan juga Rania langsung menoleh ketika nama Arlo dipanggil. Dari kejauhan terlihat wanita dan pria berjalan mendekati mereka. Rania kaget ketika melihat siapa laki-laki tersebut.

"Waa, siapa ini Kak? Akhirnya Kakak aku mau otw nih? Sudah dikenalin ke Mama? Pasti Mama langsung setuju deh, cantik gini" goda Bella sambil bermanja mesra disebelah tangan Rafa.

"Iy kan, sayang? Cantik" tanya Bella menatap wajah Rafa untuk meminta jawaban.

"Iya, Cantik" jawab Rafa sambil masih menatap tajam pada Rania. Wanita yang saat ini sedang dihindarinya tapi malah ketemu di rumah sakit.

Blush. Wajah Rania memerah, baru kali ini Rafa mengatakan dirinya cantik. Dengan cepat, Rania langsung membuang muka.

"Ga sah berfikir yang lebih, kami cuma teman. Kenalin, ini Rania. Adik tingkat Abang di kampus. Dia kesini karena mau ambil motor yang kemarin ditabrak Excel "

"Yang Kakak ceritain itu?" Arlo mengangguk.

"Jadi, yang nabrak Rania. Excel?. Brengsek" Rafa hanya bisa mengatakan dalam hati.

"Ran, ini Bella. Adikku. Dan yang ini Rafa" Arlo tidak menyelesaikan kalimatnya untuk mengenalkan Rafa. Bella menjulurkan tangannya dan disambut baik oleh Rania.

"Dia pacarku. Minta doanya ya semoga tahun ini kami bisa menikah" Bella tersenyum. Akhirnya apa yang disembunyikan Rafa beberapa hari ini ketahuan juga.

"Iya, Mbak. Semoga diberi kelancaran ya" ucap Rania mencoba tersenyum meski hatinya perih. Ya, sepertinya Rania mulai menyukai Rafa.

"Aamiin" hanya Bella yang menjawab. Rafa masih saja sama menatap Rania dengan perasaan yang tidak suka. Tidak suka dengan apa yang dikatakannya dan tidak suka dengan kedekatannya Rania dengan Arlo. Arlo juga tidak menjawab karena Arlo tahu jika hati Rafa sudah berubah untuk adiknya setelah perselingkuhan itu terjadi.

"Kamu sudah mau pulang?" lanjut Arlo yang menanyakan keberadaan Bella dan Rafa saat ini.

"Iya, Kak. Bosan" keluh Bella. Hampir empat hari Bella berada di rumah sakit. Hanya dinding putih dan peralatan rumah sakit yang dilihat Bella.

"Hati-hati, Raf. Gue pergi dulu" ujar Arlo. Perbedaan Rafa dan Arlo yang tidak begitu jauh dan selama ini mereka memang akrab karena hubungan Bella membuat panggilan mereka ya Lu dan Gue.

"Ok"

Rafa masih menatap kepergian Rania bersama Arlo sampai wanita itu masuk ke dalam mobi.

"Fa, ayo. Panas" rengek Bella sambil menarik tangan Rafa. Rafa mengeraskan rahangnya. Cemburu, sepertinya Rafa sedang merasakan itu. Jika bukan karena permintaan orang tua Bella yang menyuruh Rafa untuk bertahan sebentar pasti saat ini Rafa sudah meninggalkan Bella dan mengajak Rania pulang.

Sepanjang perjalanan menuju rumah Bella, Rafa lebih banyak diam berbeda sekali dengan yang dulu ketika rasa cinta Rafa untuk Bella masih ada. Rafa mengeratkan kemudinya dan membawa mobilnya lebih cepat. Bella tidak banyak berkomentar karena dia tahu jika Rafa masih marah padanya.

"Fa, Gue akan tetap bertahan asalkan Lu tetap bersama Gue" gumam Bella dalam hatinya.

Lima belas menit, mobil yang dikendarai Rafa dan Bella sampai di keluarga Abian. Setelah mematikan mesin, Rafa keluar dari mobil. Tidak ada bantuan untuk Bella membuka pintunya, Rafa hanya berdiri di depan mobilnya.

"Huft" suara helaan nafas terdengar dari mulut Bella. Tahu jika kekasihnya tidak mau membukakan pintu, Bella akhirnya membuka sendiri.

"Ayo" Bella kembali merangkul Rafa dan mengajaknya masuk.

"Ma.. Pa.." Panggil Bella. Kedua orang tuanya sudah menunggu kedatangan mereka di teras rumah.

"Kalian sudah datang?" tanya Kinan. "Ayo duduk di dalam, Fa" lanjut Kinan mengajak Rafa untuk masuk ke dalam rumah.

"Tan.. Om.. Rafa langsung pulang aja ya. Masih ada urusan" pamit Rafa kepada kedua orang tua Bella.

"Loh ga masuk dulu, Fa?" tanya Abian yang mencoba menahan Rafa.

"Iya, Fa. Ayo masuk dulu. Kita makan siang bareng, kamu belum makan kan?". Makan? Saat ini bukan makan yang ada di fikiran Rafa, Rafa hanya ingin pulang dan ketemu Rania untuk menjelaskan semuanya.

"Ga usah, Bel. Gue langsung pulang aja" kekeh Rafa yang ingin tetap pulang. "Om.. Tante.. Rafa pulang dulu ya" Rafa mencium punggung tangan kedua orang tua Bella. Meskipun hati Rafa sudah berbeda untuk Bella tapi menghormati orang tua Bella tetap dilakukan oleh Rafa.

"Fa.." panggil Bella yang tidak mau ditinggal Rafa.

"Sudah, sayang. Biarkan Rafa pulang dulu. Sudah beberapa hari dia jaga kamu di rumah sakit. Pasti banyak pekerjaannya yang terabaikan. Rafa juga butuh istirahat" kata Kinan mencoba menenangkan Bella.

"Ayo, kita masuk ke dalam. Kamu belum makan kan?" Bella akhirnya mengalah dan membiarkan Rafa pulang namun dengan tatapan yang tidak rela. Bujukan Kinan berhasil.

Di lain tempat, Rania dan Arlo sedang makan nasi padang berdua. Arlo banyak mencuri pandang pada Rania. Wawasan yang dimiliki Rania membuat Arlo tambah menyukainya.

"Study tour besok apakah kamu ikut, Ran?" tanya Arlo sambil menyuapkan sesendok nasi ke dalam mulutnya. Arlo memesan nasi padang dengan lauk daging cincang dan telur dadar, sedangkan Rania memesan nasi padang dengan lauk rendang. Panas begini cocok makan yang bersambal.

"Ikut, dok. Katanya dokter juga ikut ya sebagai alumni?" tanya Rania yang sudah selesai makannya.

"Iya, saya juga ikut"

Percakapan mereka masih berlanjut sampai Arlo selesai makan. Mereka banyak membahas yang berhubungan dengan kedokteran. Untuk Study tour besok, kampus mereka berencana akan mengunjungi rumah sakit ternama yang ada di surabaya.

***

Di perjalanan pulang, ketika Rania berhenti di lampu merah. Rania melihat ibu-ibu yang dulu menolongnya sedang kerepotan membawa barang. Rania yang kasihan langsung meminggirkan motornya.

"Assalamualaikum, ibu" sapa Rania sambil membantu memasukkan barang ke dalam tas.

"Walaikumsalam" ibu itu mengangkat kepalanya dan melihat Rania. Ya, ibu itu Riana. Mamanya Rafa.

"Loh, bukannya ini mbak yang dulu kecelakaan?" Mama Riana ingat dengan Rania. Rania mengangguk sambil tersenyum.

"Terima kasih ya, bu. Sudah menolong saya waktu itu"

"Sama-sama ya, Nak. Sekarang kamu gimana? Sudah sembuh luka-lukanya?" tanya Mama Riana mengedarkan pandangan ke arah luka Rania.

"Panggil Rania saja, Bu. Alhamdulillah, sudah. Ibu mau kemana biar saya antar" Rania menawarkan diri untuk menolong Mama Riana.

"Ga usah, Rania. Ibu ga mau ngerepotin"

"Rania ga repot kok, Bu. Kebetulan ini Rania sedang senggang" ucap Rania jujur. Kebetulan sekali semua perlengkapan untuk study tour besok sudah disiapkan Rania. Jadi, Rania tinggal berangkat saja.

"Makasih ya, Nak" ucap Ibu Riana sambil mengangkat beberapa barang untuk disimpan di motor. Rania selalu membawa helm cadangan supaya jika sewaktu-waktu temannya nebeng tidak perlu khawatir lagi.

"Sama-sama, bu" ucap Rania dengan tulus.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

1
Noveria_MawarViani
lanjut
wirdya maula
semangat terus nulisnya ya thorr😄
H
😂😂😂
Noveria_MawarViani
penasaran
Noveria_MawarViani
Bagus kak jalan ceritanya.

beri dukungan di Novel terbaruku juga ya kak, jangan lupa kritik dan saran untuk membangun penulisanku
Star123: Terima kasih, kak. siap kak, mohkn ditunggu ya😀
total 1 replies
Ketty Wewengkang Tingkue
aku suka ceritanya
Ketty Wewengkang Tingkue
lanjut penasaran ini ceritanya bagus
Ketty Wewengkang Tingkue
lanjut ceritanya bangus
Alex
lanjut kakak
Rini
pertahankan dong klu emang suka
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!