"Aku mau seperti Bibi tidak menikah saja," ucap ku yang pasti akan membuat bibi nya marah
"Kau ini jangan bicara sembarangan! bagaimana kalau di dengar oleh mama mu!"
"Aku tidak secantik Bibi dan tidak punya tubuh sebagus tubuh Bibi yang seorang model, mana ada cowok yang tertarik dengan orang sejelek aku ini, gadis pendek dan berkacamata tebal."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon waini, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Maskeran
Ian bertepuk tangan dengan keras “Mike kau hebat sekali, tidak kusangka orang sepertimu yang menyukai cewek cantik bisa juga menghina cewek cantik” puji Ian sambil menepuk-nepuk bahu Mike dengan seringai jail.
“Aku hanya ingin dia bisa membedakan siapa yang pantas dan tidak pantas dijadikan teman” ucap Mike.
“Lalu apa kalian pantas dijadikan teman?” Agatha balik bertanya pada mereka bertiga.
“Kau ini sudah beruntung bisa berteman dengan kami, selain kau tidak ada cewek jelek lain yang boleh mendekati kami. Kau ini jalan di samping tiga cowok tampan saja sudah menentang kodrat alam” ucap Ian.
“Kalau begitu aku minta maaf sudah melanggar kodrat Tuhan dan apa aku perlu naik panggung untuk mengucapkan selamat kepada Tuhan karena sudah menciptakan orang setampan kalian bertiga di dunia ini” ledek Agatha sambil bertepuk tangan dengan keras lalu pergi.
“Kalian semakin ngawur saja, entah apa yang kalian bicarakan selalu tidak nyambung” keluh Val dan Mike hanya bisa tergelak melihatnya.
“Val, kau ini selalu kelihatan tidak senang setiap kali aku mengganggu gadis jelek itu” Ian jadi tambah curiga, cowok itu memicingkan matanya menatap Val, tapi Val tidak mampu menjawabnya, ia malah menyusul Agatha.
“Ada apa dengannya? Tidak mungkin kan dia cemburu padaku?” Ian menggelengkan kepalanya.
“Kau kira Val biseksual seperti mu” ucap Mike bercanda.
...***...
Ian pergi ke kamar Agatha dan mengetuk pintu kamarnya beberapa kali.
“Mau apa?” tanya Agatha saat membukakan pintu kamarnya.
“Aku bawa produk baru untukmu”
“Tidak perlu!” Agatha menolak dan hendak menutup pintu kamarnya tapi Ian sudah masuk kedalam kamarnya dengan cepat.
“Kau harus mencobanya!” desak Ian.
“Kenapa sih kau mau membantuku?” Agatha meringis.
“Sebelum Bibi mu pergi, ia menyuruhku untuk membantumu menjadi seorang perempuan” senyum Ian.
Agatha membelalakkan matanya pada Ian. “Memangnya aku ini bukan cewek?” kesalnya.
“Apa kau masih merasa dirimu ini cewek? Sama sekali tidak pernah dandan” ucap Ian sewot.
“Aku tidak suka pakai make-up dan aku sangat nyaman dengan keadaanku yang sekarang ini” ucap Agatha yang merasa tidak ada yang salah dengan penampilannya saat ini.
“Benar-benar tidak feminim” ucap Ian.
“Bukan urusanmu!” Agatha mengerutkan bibirnya.
“Kalau kau begini terus tidak akan ada cowok yang mau menikah denganmu”
“Memangnya siapa yang bilang aku akan menikah?” bola mata Agatha melebar menatapnya.
“Bukankah setiap perempuan juga akan menikah nantinya” ucap Ian.
“Aku tidak berpikir demikian, apalagi mau menikah” ucap Agatha dengan cuek.
“Apa kau takut tidak ada yang mau menikah denganmu? jadi kau tidak mau menikah” tebak Ian.
“Tidak mau ya tidak mau!” serunya.
“Jadi kau ingin jadi perawan tua seumur hidup?” Ian menudingkan jari telunjuknya ke dahi Agatha.
“Terserah aku, kau tidak perlu ikut campur” desis Agatha.
“Ayo duduk sini” Ian mendorongnya duduk di depan cermin.
“Kau mau apa sih? Sudah sembarangan masuk ke kamar orang, sekarang juga ingin memaksaku”
“Aku akan membantumu untuk pakai masker wajah, kau harus ingat setiap hari sebelum tidur harus maskeran” sahut Ian.
“Aku tidak bisa membuatmu mendengarkan ku” ucap Agatha dengan nada berat dan kalah. “Kau sama sekali tidak mau mendengarkan ku”
“Kau juga tidak mau mendengarkan ku” ucap Ian lalu melepas kacamata Agatha, tapi Agatha menahan tangan Ian, mencegahnya melepas kacamata.
“Kau mau apa?” tanya Agatha.
