Rara Artania, seorang remaja yang masih duduk dibangku sekolah menengah ke atas. Hidup hanya berdua dengan sang ibu yang bekerja serabutan.
Rara itulah sahabatnya memanggilnya gadis tangguh yang rela bekerja keras membantu sang ibu untuk menyambung hidup mereka.
Rara rela menukar waktu remaja untuk bekerja dan bekerja demi ia bisa melanjutkan sekolah kependidikan yang tinggi, agar ia dapat merubah nasib mereka untuk masa depannya menjadi lebih baik lagi, hingga suatu saat ia bertemu om-om tanpa sengaja membuat beberapa kesalahan, hingga mereka membuat negosiasi untuk saling menguntungkan membuat nikah kontrak.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon duwi sukema, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
21.Aku mencintaimu Rara
Dia semakin mendekat, apa yang ingin ia lakukan padaku. Aduh gimana ini jika meminta apa dulu ia bilang, jika aku harus melayanin dia sebagai ganti uangnya om Alex.
Alex segera mendekati Rara membisikkan ditelinganya, "Aku mencintaimu Rara."
"Apa om? Rara tak mendengar jelas ucapan om," bohong Rara.
"Aku mencintaimu Rara Artania," teriak lantang Alex.
"Om Alax sedang tak bermimpi kan? Om Alex jangan bercanda tak lucu, sudah aku mau tidur saja om, aku ngatuk," ucap Rara sambil menguap.
Rara segera menuju sofa untuk berbaring, lalu pura-pura tidur agar pembicaraan mereka tak semakin jauh pikir Rara.
Alex yang melihat Rara tidur disofa pun segera membopongnya memindahkan ke ranjang.
Kenapa om Alex memindahkanku segala, apa dia tahu kalau aku sedang pura-pura tidur batin Rara menutup rapat-rapat matanya.
Alex membaringkan Rara dengan hati-hati diatas ranjang, lalu mengecup keningnya.
"Mimpi indah ya Rara, aku sungguh mencintamu. Semoga kita bisa memulainya dari awal, menjadi teman dan akan menjadi sepasang suami istri sesungguhnya. Aku mengerti mungkin saat ini kau tak ada perasaan denganku, namun aku akan mencoba membuatmu perlahan-lahan jatuh cinta denganku," lirih Alex yang terdengar jelas oleh Rara.
Jadi dia benar-benar mencintaiku, tapi tidak mungkin dia suka denganku waktu itu saja sifatnya cuek sekali, di rumah juga gitu dia saja membiarkan diriku tidur dibawah tak dengannya ini mungkin ide dari sandiwaranya.
Alex segera ikut berbaring disamping Rara lalu melingkarkan tangannya diperut datarnya, ia menenggelamkan kepalanya dileher Rara.
Astaga om ini, mencari kesempatan dalam kesempitan enak sekali dia peluk-peluk seenak jidatnya umpat Rara dalam hatinya.
Rara pun yang tak bisa bergerak akhirnya terlelap dalam alam sadarnya, saat sinar matahari tembus menyinarni ruang kamarnya dari cela-cela gorden jendela kamar, Rara membuka perlahan matanya.
Ia terkejut saat ia memeluk Alex dengan erat bahkan ia menyadarkan kepalanya dilengannya.
Ia segera berlari kekamar mandi, mengutuk dirinya yang terlalu bodoh. Sedangkan Alex yang bangun lebih awal, sengaja pura-pura tidur melihat wanita disampingnya mulai terbangun, ia hanya bisa tersenyum puas.
Rara selesai mandi segera melilitkan handuk ditubuhnya mencari baju ganti untuk dirinya.
"Baju kamu ada dibagian kanan, kakek sudah menyiapkan semua keperluan kamu termasuk seragam sekolah yang akan kamu pakai hari ini. Kita akan tinggal disini untuk beberapa hari," kata Alex masih dengan berbaring diranjang dengan bermalas-malasan.
Rara segera mengambil seragam sekolahnya membawa ke kamar mandi.
"Sudah pakai saja disini! Kan aku suamimu," goda Alex.
Rara tak menggubris perkataan Alex, ia segera masuk kedalam kamar mandi. Alex segera berlari menyusulnya.
Rara yang merapikan seragam sekolahnya terkejut mendapati Alex berdiri dibelakangnya.
"Om, kenapa ikut masuk! Om harusnya ketuk pintu dulu," tegas Rara menautkan alisnya.
"Biarin sama istri sendiri apa salahnya, kan hanya ingin tahu tubuh seksi istriku," goda Alex dengan senyum mesumnya.
Rara segera meninggalkan Alex, ia segera bercermin di depan meja rias memakai bedak day creamnya, menyisir rambutnya agar terurai yang sedekit basah itu.
Alex yang keluar dari kamar mandi hanya melilitkan handuk pada bagian bawahnya saja.
"Sayang, ambilkan baju suamimu ini dong!" perintah Alex.
Apa dia tak punya tangan, sudah besar masih manja saja. Emang aku pembantunya apa umpat Rara kesal.
Bersambung...
