Novel Xianxia ini menceritakan tentang kisah perjalanan seorang anak dari pedesaan yang bernama Qiao Feng.
Anak itu mempunyai cita-cita ingin menjadi pendekar terkuat dan nomor satu di Kekaisaran Yuan.
Sayang sekali, untuk menggapai cita-cita itu tidaklah mudah. Qiao Feng harus rela menjalani kehidupan yang berliku dan penuh dengan cobaan berat.
Mulai dari penyerangan terhadap sektenya, misteri dalam dunia persilatan, gangguan dari para pendekar aliran sesat, maupun kekacauan di negerinya sendiri.
Bagaimana kisah lengkapnya? Apakah Qiao Feng berhasil menghadapi semua cobaan itu? Apakah impiannya akan terwujud?
Mari ikuti kisah perjalanannya dalam novel yang berjudul Pendekar Sembilan Pedang!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nnot Senssei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jurus Telapak Bayangan
Pemuda serba merah itu memandang ke sekelilingnya. Begitu puluhan kera melompat ke depan dan melancarkan serangan ke arahnya, dengan cepat Qiao Feng mengibaskan kedua tangan.
Wushh!!!
Segulung angin kencang tiba-tiba berhembus menghalau serangan puluhan ekor kera tersebut. Begitu terkena sambaran angin, mereka langsung jatuh ke atas tanah dan tidak bisa bangkit kembali.
Keadaannya persis seperti kapas yang diguyur oleh air. Hanya satu kali serangan balasan saja, puluhan kera itu langsung ambruk tanpa perlawanan.
"Siluman Kera Api," katanya berteriak kencang lagi. "Kalau kau tidak segera keluar, maka aku yang akan masuk dengan paksa,"
Qiao Feng kemudian berjalan beberapa langkah ke depan. Walaupun langkahnya tenang, tapi sebenarnya dia sudah berada dalam kewaspadaan tinggi. Semua persiapan awal sudah berada dalam genggamannya.
Baru saja tujuh langkah dia berjalan, tiba-tiba dari dalam goa sana terlihat ada satu bayangan putih yang melesat dengan sangat cepat.
Bayangan putih itu langsung menerjang dan menurunkan serangan kepadanya.
Wutt!!!
Serangkaian pukulan jarak jauh melesat. Hawa panas terasa sebelum serangannya benar-benar tiba. Menyaksikan hal itu, Qiao Feng tidak merasa kaget. Sebab dia memang sudah menduga sebelumnya.
Sambil tersenyum dingin, tubuhnya kemudian berkelebat di antara celah yang ada. Semua pukulan jarak jauh tadi tidak ada satu pun yang mengenai tubuhnya.
Wutt!!!
Sebelum kedua kakinya menjejak tanah, seekor siluman tahu-tahu sudah ada di depan mata. Dia langsung mengirimkan serangan selanjutnya.
Pukulan jarak dekat yang mengandung tenaga dahsyat dilancarkan puluhan kali. Gerakannya sangat cepat. Semua titik di tubuh menjadi incarannya.
Andai saja hal itu menimpa Qiao Feng yang dulu, mungkin saat ini dia sudah terkapar tanpa nyawa. Sayang sekali, Qiao Feng yang sekarang bukankah Qiao Feng yang dua tahun lalu.
Kalau dulu kemampuannya masih berada di tingkat Pendekar Surgawi, maka sekarang dirinya sudah berada di tingkat Pendekar Alam Nirwana tahap dua akhir!
Karena alasan itulah, dengan gerakan yang sederhana saja dia kembali berhasil menghindari semua pukulan jarak dekat tadi.
Wutt!!!
Dia segera mengirimkan serangan balasan. Telapak tangan kanan didorong ke depan. Hawa panas menerjang bersamaan dengan gerakan tersebut.
Siluman Kera Api terkejut. Dia tidak menyangka serangan itu sangat berbahaya. Buru-buru dirinya melompat mundur sejauh sepuluh langkah.
Setelah berhasil menyelamatkan diri, Siluman Kera Api segera bertanya. "Manusia, siapa kau? Kenapa secara tiba-tiba kau membuat masalah di tempatku?"
Sepasang matanya menatap dengan tajam. Dia juga memperlihatkan taringnya yang runcing tersebut. Tujuannya mungkin supaya lawan merasa takut. Sayangnya, Qiao Feng justru tidak memperdulikan semua hal itu.
"Siluman Kera Api, apakah kau masih ingat dengan seorang pemuda yang dua tahun lalu hampir tewas di tanganmu?" tanya Qiao Feng tanpa menjawab pertanyaan Sebelumnya.
"Ya, aku masih ingat," jawabnya tegas.
"Bagus. Inilah aku, pemuda yang hampir mati itu," Qiao Feng berkata sambil membusungkan dadanya. Seolah-olah dia sedang berkata pula 'ini aku, aku masih hidup,'.
Sementara itu, Siluman Kera Api terlihat kaget setelah mendengar jawaban barusan. Awalnya dia tidak ingin percaya. Tapi setelah diselidiki lebih lanjut, ternyata memang benar, dia adalah anak muda yang dahulu hampir tewas di tangannya.
Bayangan dua tahun lalu segera melintas di pikirannya. Untuk beberapa saat, Siluman Kera Api tidak bicara. Dia pun tidak bergerak barang sedikit. Ia hanya menatap Qiao Feng dengan lekat.
"Kenapa diam saja? Apakah kau tidak menyangka bahwa aku bisa hidup sampai saat ini?" tanya anak muda itu lagi setelah menunggu beberapa saat.
Siluman penguasa hutan itu segera tersadar dari lamunan. Walaupun masih kaget, tapi dia berusaha menguasai dirinya kembali.
"Tidak juga. Aku justru merasa bersyukur," katanya sambil tersenyum menyeringai.
"Apanya yang disyukuri?"
"Karena kau kembali lagi ke sini. Dulu mungkin kau masih bisa lepas dariku, tapi sekarang jangan harap,"
"Oh, benarkah?" Qiao Feng mengerutkan keningnya. Ia kemudian memberikan senyuman ejekan.
Siluman Kera Api tidak menjawab dengan mulut. Melainkan dengan tindakan.
Tiba-tiba saja ia mengeluarkan kekuatannya. Aura warna merah api keluar dari seluruh tubuhnya. Hawa panas langsung menyeruak ke seluruh halaman tersebut.
Begitu kekuatannya sudah terkumpul penuh, dengan gerakan kilat dia langsung melesat ke depan.
Wushh!!!! Wungg!!! Wungg!!!
Serangkaian pukulan jarak dekat kembali digelar. Kali ini tidak hanya itu saja. Kedua kakinya juga turut serta melancarkan tendangan keras yang mengincar ke titik penting di tubuh manusia.
Melihat siluman itu sudah serius, maka Qiao Feng pun tidak mau bercanda lagi. Meskipun sekarang kekuatannya sudah meningkat pesat, tapi dia tetap berlaku seperti yang di amanahkan oleh gurunya dulu.
Dia tidak mau memandang rendah kepada musuhnya!
Benturan antar tangan dan kaki terdengar cukup keras. Setiap terjadi benturan di antara mereka, gelombang angin kejut langsung menerpa tempat sekitar.
Dalam pada itu, Siluman Kera Api merasakan tangan dan kakinya ngilu setiap kali terjadi benturan. Dia kaget bercampur heran, bagaimana mungkin dalam waktu dua tahun saja, anak muda itu bisa mempunyai kemampuan yang sangat tinggi?
"Jangan pernah melamun ketika bertarung!" teriak Qiao Feng di tengah-tengah pertempuran mereka. "Terima ini!"
Dia menarik tangan kanannya ke belakang seraya mengumpulkan kekuatan. Setelah itu, dirinya langsung melayangkan pukulan dengan cepat.
"Telapak Bayangan!"
Wutt!!!
Hantaman telapak tangan kanannya langsung menerjang ke depan. Serangan tersebut dengan telak mengenai dada Siluman Kera Api.
Dia langsung terlempar ke belakang. Tubuhnya melayang dengan cepat sampai menubruk goa yang tumbuh di belakangnya.
Blarr!!!
Ledakan terdengar. Goa itu seketika bergetar keras. Batu-batu goa yang ada segera berguguran. Kepulan debu mengepul tinggi menutupi pandangan mata.
Qiao Feng tidak mau berhenti sampai di situ saja. Dia kembali memburu ke depan sana. Begitu tiba di sisi Siluman Kera Api, dirinya langsung melancarkan serangan yang berikutnya.
Jurus Telapak Bayangan digelar kembali. Semua pukulan dan hantaman telapak tangan mengenai tubuh Siluman Kera Api tanpa bisa dihindari lagi.
Siluman itu meringis menahan rasa sakit yang mendera seluruh tubuhnya. Bersamaan dengan hal tersebut, dia pun terus berusaha membebaskan diri dari serangan lawan.
Melihat keadaannya yang mengkhawatirkan, Qiao Feng merasa sedikit kasihan juga. Akhirnya dia menghentikan gempuran serangan tadi, lalu kemudian melompat mundur ke belakang.
Dia sengaja memberikan Siluman Kera Api mendapat kesempatan untuk memperbaiki posisinya. Di sisi lain, dirinya juga sengaja melakukan tersebut.
Anak muda itu ingin bertarung lebih lama. Bukan karena ingin membuang waktu. Melainkan karena dia ingin mendapatkan pengalaman.
Seperti yang diketahui bersama, selama ini Qiao Feng hanya menghabiskan waktunya untuk berlatih seorang diri.
Jadi ketika ada lawan yang bertarung dengannya, tentu dia tidak mau menyia-nyiakannya begitu saja.
"Keluarkan semua kemampuanmu," katanya dengan lantang.
"Bocah, hebat juga kau. Aku akui, kemampuanmu saat ini sudah berbeda jauh dari dua tahun lalu," tutur Siluman Kera Api dengan jujur.
Bukan nya fokus kekuatan dulu, penuhi janji2 loe dulu malah mikir cewe 🤦♀️🤦♀️🤦♀️🤦♀️