Dendy Saputra, seorang reporter yang menyewa rumah tua jauh dari kota. Bermula muncul hal gaib dan misterius dari rumah itu. Hingga ia menyadari jika dirinya adalah seorang Indigo.
Mata batinnya pernah ditutup lantaran pernah memiliki musibah yang hampir merenggut nyawanya akibat kelebihannya itu.
Lama-kelamaan dia pun terbiasa berkomunikasi dengan makhluk tak kasat mata.
Dapatkah Dendy menguak tabir misteri kematian orang-orang yang meninggal secara misterius?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Virus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
The Secret of Mystery
"Siapa pelakunya," tanya Dendy
Seketika wajah cantik itu berubah menjadi mengerikan dan mau menerkam Dendy. Key tiba-tiba berada di depan Dendy dan merentangkan tangannya kedepan. Ia merasakan aura dendam itu mau menyerang kekasihnya.
Entah apa yang diperbuat Key, wanita tadi langsung menghilang. Mungkin Key memiliki kekuatan yang belum ia ketahui, pengendali arwah.
"Sayang, apa kamu yang membuat roh itu menghilang? Bagaimana bisa? Kamu punya kekuatan pengendali?" tanya Dendy
"Gak tau, aku tadi ngerasa hawa dingin itu semakin panas dan ada bayangan kabut merah. Aku cuma reflek di depan kamu,"
"Hmm besok jangan ulangi lagi ya. Dia belum bilang siapa pelakunya," ucap Dendy
"Sekarang gimana, pintu ini jadi rusak gara-gara kamu," sahut Key
"Ya bentar aku panggil tukang kenalan aku," Dendy menghubungi tukang kenalannya.
Beberapa menit kemudian itu itu datang dengan peralatan yang dibutuhkan. Untung saja kusen pintu itu tidak rusak parah dan bisa diakali. Yang rusak hanya daun pintu dan pengaitnya.
Setengah jam kemudian tukang itu selesai mengganti kerusakan. Untung saja cepat selesai sebelum ibu kos kembali.
Dendy dan Key keluar rumah setelahnya, mereka tidak tahu mau kemana sembari berbincang di dalam mobil mencari jalan keluar permasalahan.
Dendy sudah menceritakan apa yang dia lihat dan apa yang di katakan makhluk astral tersebut. Soal dirinya yang hamil dan dikirimi Teluh. Tidak jelas siapa pelakunya.
"Gimana kalau Banthet kita masukin ke dalam rumah dukun itu. Kita kasih kamera mini di kalungnya," Key memberikan ide
"Ah jangan kasian Banthet kalo dia jadi korban gimana trus di tusuk-tusuk, dipotong lagi ihh gak ah," sahut Dendy
"Ya juga ya," sahut Key lalu dia bicara lagi
"Eh, Aku curiga antara dua, dukun itu sendiri dan ibu kos. Pertama mungkin aja tuh dukun ngehamilin anak kos trus gak mau tanggung jawab terus dia kirim Teluh. Nah kejadian teror Teluh ini kemungkinan ketiga teman kamu bicara yang enggak-enggak yang nyakitin hatinya. Atau Ibu kos yang membunuh anak Kosnya dan ketika ancaman Teluh datang dia merasa bersalah dan bertanggung jawab," sahut Key
"Kalau aku malah ngerasa yang ngirimin Teluh itu tempat kos lain yang gak jauh dari sini. Persaingan Key, seperti itu biasa. Dia hanya mengancam para anak kos dan membuat seolah-olah itu adalah kutukan dengan begitu gak akan ada yang mau kos disitu," Ujar Dendy yang melihat ada beberapa tempat kos di sana
"Bisa jadi sih, trus kita mulai dari mana?"
"Dari ibu kos, kita masuk ke dalam rumahnya dan mencari tahu siapa penghuni sebelumnya. Mumpung aku masih ingat wajahnya," ujar Dendy
"Hilih yang diingat wajahnya, awas kamu ya kalau macam-macam,"
"Masak iya sih key aku selingkuh sama makhluk itu,"
"Ya bisa aja kan, mungkin aja cantikan dia,"
"Rumah ibu kos dimana," Dendy mengalihkan pembicaraan
"Ya disamping kos-kosan ku lah. Dia ada dirumah persis disampingnya," ucap Key.
"Dirumahnya ada siapa?"
"Kalau jam segini sepi, pada kerja sama sekolah. Nah mumpung Bu kos juga lagi pergi kan?"
"Eh tapi dia nyimpen data anak kos gak ya? Biasanya kalo yang males gitu gak bakal nyantet data,"
"Dicatet kok, waktu aku mau ngekos dia tempelin fotokopi KTP aku di buku dia. Bukunya tebel ada tulisan tahun berapa didepannya, dan tanggal kita menempati kos tersebut,"
"Bagus deh, kalau gitu kita buruan,"
Dendy kembali lagi ke rumah kos. Kemudian masuk lewat halaman belakang dari tempat kos, ke rumah pemiliknya. Karena kebetulan pekarangan mereka menyatu dengan pekarangan rumah yang di tempati ibu kos.
"Key pinjem jepit rambut," ucap Dendy
Key memberikan jepitan rambut, Dendy langsung membukanya dengan itu. Agak lama, tetapi berhasil. Mereka masuk dari pintu belakang.
"Tempatnya di sana, masuk ke ruangan itu," ucap Key memberi arahan seraya berbisik. Takutnya masih ada orang didalam.
Mereka masuk ke salah satu ruangan yang biasanya untuk tempat pendaftaran penghuni kos baru. Disana ada meja dan belakangnya ada banyak buku-buku.
Dendy mencari buku sekitar tahun 2000 keatas, dibantu Key yang mencarinya dari tahun sekarang hingga kebawah.
"Astaga pusing kepalaku. Fotokopiannya ga jelas," ucap Dendy
"Betewe wajahnya kayak gimana yank?" tanya Key
krik krik krik
Suara jangkrik bersarang dikepalai Dendy, pertanda tulalit.
"Gimana mau nyari kamu aja gak tahu wajahnya, susah kali deskripsiinnya," ucap Dendy
"Yaudah aku bantu doa aja," sahut Key
Ia melihat-lihat ruangan ibu kos yang rapi dan bersih lalu matanya tersorot pada gadis cantik yang terpanjang di foto dindingnya.
"Cantik banget ya, ini kayaknya anaknya deh," ucap key
Dendy melihat Key dari tempat dia duduk lalu ikut memperhatikan foto di dinding itu.
Wajahnya persis seperti yang menghampirinya tadi. Dendy beranjak dan melihat lebih dekat, memastikannya jika itu benar wanita yang tadi bertemu dengannya. Wanita itu menggandeng tangan adiknya yang masih kecil. Tingginya sedada wanita itu.
Seketika terdengar suara orang bernyanyi menghipnotis dirinya.
Dendy berada di dimensi lain.
Wanita itu menangis dan berlutut dibawah kaki ibunya. Memohon sesuatu dan terus mengatakan jika wanita itu tidak ingin menggugurkan bayinya.
"Kalau kamu gak mau mengugurkan bagi itu, kamu harus nikah sama dia!" ucap Ibunya
"Aku gak cinta sama dia Bu, dia ngambil kesucianku. Entah gimana caranya mungkin dukun itu pakai pelet. Pokoknya aku gak mau nikah sama dia,"
"Sekar! Sebentar lagi dia datang bersama orang tuanya melamar kamu. Ibu harap kamu bisa menerima dia. Biar bagaimanapun juga itu anak dia," pekik ibunya tetapi Sekar sudah masuk ke kamarnya.
Tak berapa lama Dendy terbawa oleh perputaran waktu di tempat yang berbeda, ruang tamu.
Seorang pria, sebaya ibunya datang bersama orang tuanya yang rambutnya sudah memutih. Mereka datang baik-baik tetapi yang terjadi Sekar menolak lamaran tersebut dan mengata-ngatainya dengan sangat buruk dan menyangkut pautkan dengan profesinya yang sebagai seorang dukun. Hingga orang tua si pria terkena serangan jantung. Dan meninggal saat dibawa ke rumah sakit.
Dukun tersebut dendam dan mengirimkan Teluh pada Sekar. terus menerus Sekar mengalami sakit kulit dan membusuk. Sang ibu pun mengurungnya di rumah hingga hamil besar. Teluh tersebut semakin banyak. Hingga sebelum kehamilannya membesar ia keguguran. Tak ada siapapun saat itu. Sang ibu sedang pergi bekerja di toko depan gang. Ayahnya kerja. Sang Adik yang masih SMP lah yang mengetahui jika kakaknya keguguran. Namun terlambat ditangani. Sang kakak telah mati.
Dendy tersadar dari dimensinya. Seakan-akan dia kehabisan oksigen. Dendy mengatur napasnya dan mencerna dari penglihatannya.
Ibu kos itu bukan ibunya melainkan adik arwah itu yang saat itu masih SMP.
Dan kejadian Teluh ini membuat Ibu kos teringat akan masa lalu luka kakaknya. Sehingga ada rasa ingin bertanggung jawab karena dia pikir ini adalah kutukan dari sang kakak. Siapa yang tahu manusia hanya bisa berjaga-jaga dan berdoa.
"Den gimana? Apa yang kamu lihat?" tanya Key
Lalu ada suara gerbang dibuka.
"Kita harus cepat pergi dari sini," ujar Dendy
"Kita beresin dulu,"
"Gak ada waktu Key, buruan," ucap Dendy dengan napas tersengal-sengal.