Beberapa pembaca mengatakan ini sama atau plagiat dari novel tertentu. Saya pastikan Tidak. Jika novel ini Plagiat, pasti sudah di hapus oleh NovelToon.
Menyaksikan kematian ibu kandung karena di bunuh.
Menjadi target berikutnya karena menjadi satu-satunya saksi dari pembunuhan ibu kandung. Lari menjadi satu-satunya pilihan.
Berpisah dengan kekasih dan pingsan karena perkelahian. Ketika sadar dari pingsan, Sistem Kuadrilliun menghampirinya yang mewajibkan Arga untuk hidup royal agar memiliki skil peningkatan kemampuan tubuh permanen.
Arga telah bersumpah untuk membalaskan kematian ibunya. Dengan dukungan skil peningkatan kemampuan tubuh, Arga sangat yakin dapat membalas kematian ibunya. Bisakah Arga menggunakan uangnya untuk mendapatkan tambahan skil...? Serta membalaskan kematian ibu tercinta?
Menyajikan cerita kekayaan, pengkhianatan, pertikaian, pertarungan, kesedihan, hingga romansa. semua tersaji di cerita ini, dan yang pasti kamu... akan sulit menebak akhir cerita.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pejuang imajinasi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Game fun
Arga berjalan memasuki mall dengan perasaan sangat senang karena telah membayangkan berbagai macam hal terlebih dahulu sebelum Arga benar-benar masuk ke dalam mall. Saat Arga akan memasuki pintu mall, Arga harus melewati pintu pemeriksaan terlebih dahulu. Terlihat ada 2 petugas keamanan yang sedang berjaga di samping-samping pintu pemeriksaan.
Mall ini memang terkenal dengan barang-barang branded. Jadi sangat wajar pula jika pengamanan di mall ini sangat ketat. Kedua petugas tersebut tidak terbiasa melihat pengunjung dengan penampilan sangat biasa saat memasuki mall. Melihat tampilan Arga yang hanya mengenakan kaos polos murahan dengan celana pendek kain yang juga murahan, kedua petugas tersebut merasa keheranan. Karena mereka tahu jika Arga yang baru saja keluar dari mobil bugatti divo. Jika saja mereka tidak tahu jika Arga baru turun dari mobil bugatti divo, mereka pasti tidak akan mengijinkan Arga untuk memasuki mall.
Arga tidak peduli dengan pandangan dari kedua petugas tersebut dan terus berjalan melewati pintu pemeriksaan. Saat Arga sudah berada di dalam mall, mata Arga seakan seperti mata seorang anak kecil yang baru pertama kali memasuki mall. Mata Arga seakan berkeliling memutari pandangan yang memang belum pernah dia lihat.
Dalam setiap langkah Arga saat menyusuri toko-toko yang berjejer di mall tersebut, tidak ada satu pelayan pun yang menawarinya untuk masuk ke tokonya meski hanya sekedar untuk melihat-lihat. Arga juga masih belum tertarik untuk memasuki salah satu toko. Karena Arga masih sangat menikmati kemegahan dari mall ini.
"Tampan, tapi tak berduit." Salah satu penjaga toko di salah satu toko membicarakan Arga yang baru saja di lewatinya.
"Iya. Bagaimana bisa orang semacam ini dibiarkan masuk oleh petugas di pintu masuk. Apakah mall ini sudah menurunkan standar untuk seorang pengunjung? Hingga pria seperti ini bisa masuk?" Jawab seorang penjaga toko yang sedang berdiri di sebelahnya.
Arga sebenarnya dengar dengan percakapan keduanya, tetapi Arga tidak memperdulikannya dan hanya pura-pura tidak mendengar. Ketika Arga terus berjalan, Arga melewati pusat game fun. Arga memutuskan untuk masuk ke sana dan berniat untuk bermain. Wajar jika Arga memiliki pemikiran untuk bermain, karena Arga tidak pernah merasakan apa itu bermain dengan mesin-mesin di game fun.
Arga memang pernah di ajak oleh ibunya ke sebuah mall dan bermain di game fun. Tetapi Arga hanya bermain satu permainan saja, hal itu dikarenakan perekonomian dari ibu Arga yang hanya memiliki penghasilan di bawah upah.
Arga menuju ke meja kasir yang menyediakan kartu untuk bermain di semua game yang ada di sana. Arga mengikuti antrian sama seperti yang lain.
"Kakak, bolehkah aku mendahuluimu? Karena sudah selayaknya pria dewasa mengalah kepada seorang anak2." Saat sudah tersisa satu orang di depan Arga, tiba-tiba ada anak laki-laki yang meminta ijin kepadanya untuk mendahului.
"Baiklah, silahkan mendahului, aku akan sabar menunggu setelah kamu selesai." Arga memberikan jalan kepada anak laki-laki tersebut untuk mendahului.
"Terimakasih kakak."
Tibalah giliran anak laki-laki tersebut untuk membeli kartu dan juga top up untuk nominal isi saldo kartunya. Anak laki-laki tersebut mulai menghitung uangnya yang ternyata hanya $27.
"Aku ingin memiliki 4 kartu dengan saldo yang sama. Uangku hanya ada $27." Anak laki-laki tersebut berbicara kepada perempuan yang merupakan penjaga kasir game fun.
"Dik, jika kamu menginginkan 4 kartu, dengan uang itu tidak bisa. Kamu hanya bisa mendapatkan dua kartu dengan saldo minimal. Dengan dua kartu tersebut, kamu tetap bisa bermain dengan ke tiga temanmu. Atau cukup satu kartu saja agar saldomu lebih banyak, karena hanya akan terkena potongan harga 1 kartu saja." Petugas tersebut menjelaskan.
"Mereka bukan temanku, tetapi adik-adikku. Aku tidak ingin mereka saling berebut untuk memegang kartunya. Jika memang hanya bisa untuk dua kartu, tidak masalah. Berikan aku dua kartu." Anak laki-laki tersebut berbicara dengan lugas.
"Hei, bagaimana jika aku memberikanmu kartu gamenya. Anggap saja itu hadiah dariku karena kamu berbicara sangat sopan." Arga menyela pembicaraan dari belakang anak laki-laki tersebut.
"Terimakasih kakak, tetapi aku tidak mau merepotkan siapapun."
"Aku tidak mereka di repotkan."
"Terimakasih atas tawarannya, maaf aku tidak bisa menerimanya. Kakak kasir, berikan saja aku kartu yang aku pesan."
"Baik, ini dia kartunya. Terimakasih." Dengan senyum cantiknya, kasir tersebut memberikan kartu kepada anak laki-laki tersebut.
Sekarang tibalah giliran Arga.
"Kakak, ada yang bisa saya bantu?"
"Sebelumnya aku ingin membeli kartu dan juga top up beberapa dolar. Tetapi aku berubah pikiran. Bagaimana jika aku ingin bermain unlimited di sini hari ini. Tentu dengan pengunjung yang lain juga akan gratis bermain sepuasnya." Setelah mendengar ucapan anak laki-laki tadi, Arga berfikir kenapa tidak di buat permainan gratis untuk anak-anak yang ingin bersenang-senang.
"Apa anda yakin?"
"Kenapa tidak?"
"Ada dua tipe penyewaan tempat di sini. Bermain saja tanpa hadiah dan bermain dengan tetap mendapatkan hadiah sesuai dengan nilai tukar tiket yang keluar dari mesin permainan. Kakak ingin yang mana?"
"Aku ingin semua unlimited dengan hadiah."
"Jika demikian, semua mesin akan saya matikan sistem pembayaran kartunya. Setiap permainan dapat di lakukan hanya dengan kartu permainan saja tanpa memotong saldo kartu. Nanti perhitungannya akan keluar di mesin permainan. Baru nanti setelah kita tutup akan dihitung berapa tagihan permainannya. Jadi hitungan kepastiannya ada di belakang. Tetapi kakak harus memberikan uang jaminan terlebih dahulu dengan minimal $500.000. Apa kakak sanggup?"
"Berikan tagihannya, aku akan membayar dengan sidik jari." Dengan santai Arga berbicara kepada petugas tersebut. Setelah beberapa waktu Arga sudah selesai melakukan pembayarannya.
Arga kini mulai bermain dengan berbagai macam permainan. Bahkan anak kecil yang tadi seharusnya hanya dapat bermain 3-6 game. Kini saldo kartunya sudah tidak berguna lagi. Dan hanya sebagai pembuka gamenya saja. Anak tersebut terus bermain tanpa menghitung lagi berapa kali mereka bermain.
Arga merasa sangat senang bermain dengan anak-anak kecil. Para remaja bahkan juga ada orang tua yang juga bermain. Hingga tanpa terasa sudah 4 jam Arga bermain. Keringat Arga sampai mengucur karena Arga juga menyempatkan diri bermain dance.
Arga yang sudah capek, menghentikan permainannya. Tetapi Arga merasa ini masih kurang, karena game fun tersebut tidak sampai ramai seperti yang di bayangkan Arga meski sudah gratis. Akhirnya Arga berdiri di depan game fun dan berteriak.
"Siapapun boleh main dan gratis sepanjang hari ini." Kata-kata tersebut terus di ulang-ulang oleh Arga hingga kini game fun tersebut sangat ramai. Bahkan di beberapa permainan, mereka harus mengantri.
"Tuan, jika seramai ini. Uang jaminan yang Anda berikan sangat teramat kurang. Bahkan hadiah besar mungkin juga bisa di dapat oleh salah satu pemain." Petugas tersebut tidak menyangka jika Arga akan memberi pengumuman semacam itu, bahkan Arga menulis (game fun gratis hari ini) di depan. Sehingga semua orang kini ingin bermain.
"Jika demikian, aku harus memberi jaminan berapa?"
"Setidaknya 5jt dollar tuan." Panggilan yang tadinya kakak, kini di ubah dengan panggilan tuan oleh petugas tersebut karena petugas tersebut sudah dapat menilai bahwa Arga bukanlah orang sembarangan.
waktu berjalan dengan cepat
slompret...kena gua....siip...siip