Kisah tentang kita, merupakan kisah yang memuat cerita sehari-hari ketiga pemuda desa bernama Parto, Seno dan Beni.
Cerita kegabutan mereka karena status jomblo yang masih melekat pada ketiganya, selalu menjadi bahan ejekan saat mereka berkumpul.
Selalu saja ada hal absurd yang mereka lakukan saat bertemu.
Keseruan apa yang mereka ciptakan saat bersama?
Bagaimana cara mereka menemukan sang pemilik hati?
Temukan jawabannya di sini😆
❤️KARYA INI DI CIPTAKAN OLEH DFE DAN DI MOHON DENGAN SANGAT UNTUK TIDAK PLAGIAT! MARI BERKARYA BERSAMA, TANPA MENJIPLAK KARYA ORANG LAIN❤️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dfe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Di warung Mbok Yuni
Hari sudah menjelang sore, panasnya sinar matahari siang tadi benar-benar membuat penduduk bumi bermandi keringat. Tak jauh beda dengan Parto, dia memilih menghentikan motornya di warung kopi Mbok Yuni. Lho enggak jadi ke rumah Embah? Iya jadi tapi nanti ngadem dulu, mulihin tenaga dan pikiran yang abis di jajah cewek galak bernama Shela.
"Mbok.. tolong gawekno (buatin) es,"
Kata Parto setelah duduk di kursi warung milik Mbok Yuni.
"Es apa To? es teh, es sirup, es degan, es soda gembira? Sing ndi?" Tanya Mbok Yuni.
"Buat dia kasih es mari-mas ae Mbok, oda kulino ngombe liane (enggak biasa minum lainnya) kaget ntar kalau dia minum soda gembira orang idupnya aja surem mulu kok hahaha "
Parto mencari sumber suara yang sangat dia kenal ya manusia itu adalah Beni, sejak kapan itu orang ada di situ. Duduk di kursi sambil jegang dengan santuy nya.
Wah tak ber ukhkuk sekali Beni ini, gaya duduknya aja sudah seperti juragan gabah yang habis panen berhektar-hektar hasil sawahnya.
"Kamu ini titisan jin iprit ya Ben, dimana-mana kok ada kamu. Bisa enggak kalau nongol itu salam dulu, biar enggak bikin orang sawan"
"Hahaha iya To iya tak salam dulu biar kamu enggak sawan, Assalamualaikum...
Abis aku salam, kamu mau salim sama aku enggak? Sini cium tanganku To, yang lembutnya kek eeq ayam yang baru keluar dari pabriknya hahaha anget To,"
Parto belum sempat membalas salam tapi, Beni kembali berkicau.
"Kenapa kalau kita ketemu kok mukamu pesti enggak enak banget To, di tekuk mulu kek baju seminggu oda di kumbah (enggak di cuci) kucel, spaneng (tegang), tak berbentuk. Sepertinya cita-citamu waktu kecil itu jadi 'kang gabut' ya hahaha"
Tadi pagi ketemu reog sekarang ketemu barongannya. Nyesel aku kenapa tadi mampir dulu kesini, apa ada yang lebih 'aach' dari hari ku ini?
Dari kejauhan terdengar suara motor cempreng kurang sajen punya Seno.
Halaah malah manusia satu itu muncul, lengkap penderitaanku hari ini wes..
"Wooh pada ngumpul ini mau pengajian kemana hah?"
Baru juga menghentikan motornya dan belum turun dari jok, masih nangkring di atas kuda besinya Seno udah heboh banget saat melihat Parto dan Beni ada di warung Mbok Yuni.
"Waalaikumsalam.." Kata Parto yang telat menjawab salam Beni tadi.
"Eh iya lupa.. Assalamualaikum sodara sebangsa setanah air, kelian ini ngumpul di sini kok enggak ajak aku to.. kelian melupakanku, apakah memang harus seperti ini akhir hubungan kita, getiing (benci) aku,"
"To,," Beni memanggil Parto. Parto hanya menoleh ke arah Beni dan ber 'hmm' saja.
"Aku baru tahu To, orang gila yang lagi viral dan di cari-cari banyak orang karena kabur dari rumah sakit jiwa itu ada di sini.. kumpul sama kita,"
"Ndi.. (mana)"
"Lha itu yang baru dateng.." Parto tersenyum saja mendengar candaan Beni.
Seno enggak menggubris perkataan Beni, candaan mereka yang seperti itu memang sudah wajar dan biasa mereka lakukan kalau lagi kumpul.
Memilih duduk di dekat Parto, Seno menajamkan indra penciumannya. Dia mencium bau amis dari baju Parto.
"To, kamu tadi pagi mandi enggak sih? Ini bau apaan kok amis banget," Seno bertanya sambil menggeser duduknya sedikit menjauh dari Parto.
Parto menerima gelas berisi es teh yang di berikan Mbok Yuni, meminumnya terlebih dahulu sebelum menjawab pertanyaan Seno. Memberikan sedikit kesegaran untuk tenggorokannya karena terasa sangat kering di sana.
"Mandi lah.. Amis ya? Ini bajuku kena lemparan pecahan telur, tadi pagi aku ketemu kunti penunggu pohon beringin. Ngamuk kuntinya, gara-gara telurnya pecah.. Karena murka, tu kunti nyerang aku pake sisa telur yang pecah, aku enggak sempat menghindar dari amukannya. Ya wes kek gini jadinya,"
Seno memandang ke arah Beni, hal sama di lakukan oleh Beni dan mereka pun tertawa mendengar penuturan Parto.
"Kok rajin amat kuntinya godain kamu, lagian ngapain itu kunti main lempar-lempar telur ayam.. enggak main telur yang lain aja hahaha"
Pikiran kalau jarang di bayklin ya gitu, kotor mulu bawaannya. Main telur yang lain? Telur apa cuba..
Beni memang paling jago masalah menjulidtin orang.
"Nah To.. setan aja males deket-deket sama kamu, alamat jomblo abadi kamu To.." Seno ikutan memprovokasi.
"Jangan bawa-bawa status.." ucap Beni menyalakan korek api untuk membakar ujung rokok yang dia selipkan di bibirnya.
Parto dan Seno gantian menertawakan Beni.
"Lah.. ada yang baperan, aku aja enggak noel (nyenggol) kamu lho Ben. Santuy aja sih.. jomblo bukan sebuah aib Ben, lihat tu Parto.. jomblo dari abis di sunat (khitan) tetep fine-fine aja dia.."
Terusin aja terus.. enggak sadar diri, dia sendiri aja juga jomblo main nunjuk-nunjuk aku buat contoh.
"Lah kok abis sunat tok jomblonya.. sebelum di sunat dia enggak jomblo gitu?"
"Ya tetep jomblo to Ben, bedanya sebelum di sunat kan dia masih bau kencur. Siapa juga yang mau di pepet bocah ingusan kek dia dulu. Giliran udah sunat kok ya status masih sama, bertahan dengan kesendirian hahaha.."
"Bau jelantah Sen bukan bau kencur hahaha,"
Ancen lucknut mereka. Di anggap aku wong-wongan sawah apa, asal gambleh.
"Kelian ini kalau kumpul kok selalu Parto yang di ece (di ejek), kesian.. enggak boleh gitu. Nanti dia marah terus berubah jadi Hulk gimana, ajor warungku di obrak-abrik."
"Hahaha tenang aja Mbok, dia udah jinak kok."
Parto kembali meminum es tehnya tanpa berkata apapun. Entahlah.. hari ini Parto di buat sangat capek karena ulah Shela,
Ah iya Shela, foto gadis itu tadi masih ada di galeri hpnya. Parto berbohong kepada gadis itu yang mengatakan kalau dirinya sudah menghapus foto Shela tadi pagi. Parto mengeluarkan hpnya.. langsung menuju galeri. Dia merengut seketika saat melihat penampakan di hpnya. Ya.. Parto sedang melihat foto Shela yang belepotan telur di hampir seluruh bajunya.
Seno melirik ke arah Parto. Tanpa aba-aba di rebutnya hp itu dari tangan Parto,
"Masih sore nonton apaan kamu To, dari tadi enggak fokus di ajak bicara hmm hmm tok.. ternyata nonton anuan," ucap Seno tanpa melihat dahulu apa yang sedang Parto lihat tadi.
"Anuan opo Sen, mana lihat.. Aduuh To, jomblo ya jomblo tapi ingat wayah (waktu). Lihat tempat juga ini dimana, kok ya tega-teganya nonton anuan dewean (sendirian). Mok ya bagi-bagi sama aku,"
Ucapan Beni di timpali gelak tawa oleh Seno. Sedangkan Parto langsung berdiri dari tempatnya duduk dan berusaha mengambil kembali hpnya dari tangan Seno.
"Heh.. sembarang kalau ngomong, nonton anuan apa? Jangan ngadi-adi kamu Sen. Balikin oee, kek anak kecil aja kamu.. Enggak punya hp sendiri apa hah?"
Seno tertawa saat melihat apa yang dari tadi Parto pelototin di hpnya. Karena penasaran Beni pun ikut menghampiri Seno untuk melihat apa yang Seno temukan di hp Parto.
.
.
.