NovelToon NovelToon
Jaka Rasa Duda

Jaka Rasa Duda

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Fantasi Urban-Percintaan Modern / Tamat
Popularitas:4.1M
Nilai: 4.9
Nama Author: Tri Ani

Pradivta Anugra putra seorang pria yang belum menikah tiba-tiba mempunyai seorang putri yang sedang mengalami sakit.

Di pertemukan dengan seorang wanita bernama Ersya putri, seorang janda yang baru saja di ceraikan oleh suaminya satu bulan yang lalu dan di tinggal bertunangan.

Karena pertemuan mereka yang tidak terduga itu, membuat mereka terjebak ke dalam hubungan yang rumit

NB :
Maaf karya ini mungkin nanti up-nya tidak bisa setiap hari ya, harap maklum dan jangan di tagih up nya ya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tri Ani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mom Iyya cendiyi

Kedatangan

Iyya di rumah besar langsung di sambut hangat oleh Ara, Ara segera menggendong

Iyya dan membawanya ke ruang makan.

“Iyya

sayang …, apa Iyya sudah makan?” tanya Ara.

“Iyya

cudah makan tante!”

“makan

pakek apa?”

“Iyya

makan cama cayul!”

“Bagaimana

kalau sekarang tante buatkan Iyya kue dari sayur? Iyya mau?” tanya Arad an Iyya

pun menganggukkan kepalanya.

“Baiklah

duduk di sini yang manisa dan tante Ara akan buatkan kue special untuk Iyya!”

Ara

pun segera menuju ke meja dapur, ia memulai aksinya dan Iyya bermain gadget nya

sambil memperhatikan Ara yang sedang membuat kue.

Makanan

Iyya pun tidak boleh sembarangan, ia makan makana sehat saja. Jadi kemanapun

Iyya pergi, Iyya harus membawa makanan khusus dari rumah dan juga yang tidak

bisa ketinggalan adalah obatnya.

Tidak

berapa lama, setalah Sanaya mengetahui jika Iyya datang, Sanaya pun segera

menghampiri Iyya dan mommy Ara.

“Iyya

….!” Sapa Sanaya lalu duduk di samping Iyya.

“Nay

…!”

“Ayo

kita bermain!” ajak Sanaya.

“Nanti

Nay …, tante Ala cendang buatkan kue untuk Iyya!”

Sanaya

pun segera menoleh pada mommy nya, “Mom …, apa boleh Iyya bermain denganku?”

tanya Sanaya.

“Boleh

….! Tapi ingat nggak boleh main lari-larian, ajak Iyya mainan boneka saja ya di

dalam kamar!”

“Siap

mom!” ucap Sanaya, “Ayo Iyya …, mom Nay mengijinkannya!”

Akhinya

Iyya pun setuju untuk bermain dengan Sanaya. Tapi seperti yang di katakan oleh

Ara, Nay pun hanya mengajak iyya bermain boneka dan juga masak-masakan di dalam

kamarnya. Ia tahu jika keadaan Iyya tidak seperti anak-anak lainnya.

“Iyya

duduk dulu aja! Nay ambilkan boneka untuk Iyya!” ucap Sanaya sambil berjalan

meninggalkan Iyya dan mengambil mainannya.

Iyya

menunggu Sanaya sambil melihat foto-foto keluarga yang berada di atas meja

panjang yang menempel di dinding. Meja itu tidak terlalu tinggi hingga Iyya

bisa dengan mudah melihatnya. Foto-foto yang menampakkan keluarga yang lengkap,

berbeda sekali dengan foto-foto yang ada di kamarnya. Di dalam kamar Iyya hanya

ada fotonya dengan daddy Div.

Iyya

pun menoleh pada Sanaya yang masih sibuk dengan bonekanya, Nay memasukkan

beberapa boneka kesayangannya ke dalam keranjang.

“Nay

…!”

Iyya

menatap punggung Sanaya, Sanaya yang merasa di panggil pun menoleh padanya.

“Iya?

Ada apa? Sebentar ya aku belum selesai!” ucap Sanaya yang kembali sibuk memilih

boneka dan mainannya.

“Nay

…, pati cenang punya mommy ya?” tanya Iyya sambil menatap foto bahagia keluar

Nay yang sedang berlibur di pantai.

Sanaya

yang mendengar pertanyaan Iyya pun menghentikan kegiatannya, ia kembali menoleh

pada Iyya. Sanaya meninggalkan mainannya yang sudah berada di keranjang itu dan

berjalan menghampiri Iyya, ia berdiri di samping Iyya.

“Iyya

boleh kok menganggap mommy nya Nay sebagai mommy Iyya!” ucap Nay sambil memeluk

Iyya.

“Iyya

maunya unya mommy cendiyi …, mommy yang bacakan dongeng buyat Iyya cetiap malam

cebeyum tidul …!”

“Baiklah

kalau begitu kita berdoa supaya Allah mengirimkan mommy buat Iyya, kata bu guru

Nay, kalau menginginkan sesuatu kita harus berdoa, kata mommy Nay juga!”

“Iyya

mau …! Ajayi Iyya beldoa ya!”

“Nay

juga tidak bisa, tapi kalau kita berdoa dalam hati saja tidak pa pa, kata bu

guru sama saja!”

***

Setiap

hari menjelang hari persidangan, Ersya lebih suka menyendiri. Sepulang kerja ia

selalu mampir ke gedung tinggi yang ada di sebelah gedung tempatnya bekerja.

“Ehhhh

mbaknya lagi, mau ngapain lagi mbak?” tanya satpam yang berjaga di tempat itu,

ia sampai hafal dengan wajah Ersya.

“Mau

pinjam atap gedungnya ya pak!”

“Asal

jangan di buat bunuh diri aja mbak!”

“Sate

masih enak pak …, buat apa bunuh diri!”

“Ya

kali aja …., bisa kena kasus aku nanti!”

“Nih

boleh nggak jadinya?” tanya Ersya.

“Boleh

….!”

Ersya

pun sudah hampir masuk tapi satpam itu kembali memanggilnya.

“Bentar

mbak!”

Ersya pun kembali menghampiri satpam itu, “Ada apa lagi?”

“sebentar

mbak …, lihat pak bos mau keluar, sebaiknya mbak sembunyi dulu di pos satpam!”

ucap satpam itu sambil menunjuk pada pria yang sedang berjalan keluar dengan di

iringi beberapa orang besar di belakangnya.

Pria tampan itu berjalan di paling depan dan sekitar lima orang yang mengikuti

dengan penampilan rapi lengkap dengan jasnya.

Esya pun menuruti permintaan pak Satpam, ia memilih bersembunyi di dalam pos satpam

tapi dia lupa telah meninggalkan tasnya di atas meja.

“Selamat malam tuan Div!” sapa pak satpam.

Div pun menghentikan langkahnya, menoleh pada pak satpam.

“Apa kamu berjaga sendiri?” tanya Div.

“Iya

pak, tapi sebentar lagi teman saya akan datang, dia sudah ijin untuk datang

terlambat!”

Divta

melihat ada yang ganjil dengan pos satpam itu, ia seperti melihat seseorang di

dalamnya.

“Itu

tas siapa?” tanya Divta.

Ya ampun …, gue lupa lagi ambil tas

gue …., gimana kalau dia ke sini, batin Ersya, ia begitu

khawatir jika sampai pemilik gedung itu akan menghampirinya dan menemukannya

bersembunyi di sana.

“Ohhh

itu anu tuan …, itu tadi tas salah satu karyawan yang tertinggal, pemiliknya

bilang sebentar lagi akan datang untuk mengambilnya!” ucap pak satpammencoba

mencari alasan.

“Baiklah

…, berjagalah dengan baik!”

Divta

pun segera meninggalkan pos satpam, mobilnya sudah menunggu di depan. Terdengar

ponselnya berdiring membuat Divta menghentikan langkahnya dan menerima

panggilan masuk itu.

“Iya

hallo!”

“…..!”

“Aku

sudah akan ke sana, apa Iyya rewel?”

“…”

“Baiklah

katakan kalau daddy nya akan menyusul!”

Divta

pun kembali mengantongi ponselnya ke dalam saku jasnya, seseorang sudah

membukakan pintu mobil dan Divta segera masuk dan duduk di kursi belakang.

 “Kita ke rumah besar!” ucapnya pada sopir.

“Baik

tuan!”

Dan

mobil pun mulai melaju meninggalkan gedung bertingkat itu, begitu pun dengan

para pengawalnya dengan mobil yang berbeda. Hanya ada satu orang yang berada di

mobil yang sama sepertinya pria yang berada di samping sopir itu adalah

sekretarisnya.

“Mbak

…, mbak …., keluarlah sudah aman!” ucap satpam itu saat semua mobil sudah

pergi.

Ersya

pun segera keluar, kakinya sudah kesemutan keran terlalu lama berjongkok dengan

sepatu hak tingginya itu.

“Itu

tadi siapa sih pak?’ tanya Ersya sambil kembali merapikan baju dan rambutnya.

“Itu

pak CEO, mbak! Namanya tuan Div, ganteng masih bujang!”

Memang apa peduliku ….., batin

Ersya.

“Aku

sekarang sudah boleh ke atas kan pak?” tanya Ersya.

“Ya

silahkan, asal jangan melompat saja!”

“Itttssss

…!”

Ersya

pun segera meninggalkan satpam itu dan menuju ke lift, naik menuju kea tap

gedung. Menikmati suasana malam sendiri, baginya melihat bintang dari atas

gedung sedikit membuat hatinya lebih tenang.

Bersambung

Jangan lupa untuk kasih dukungan untuk author dengan memberikan like dan komentar nya ya kasih Vote juga yang banyak ya

Follow Ig aku ya

tri.ani.5249

Happy Reading 🥰🥰🥰

1
Marhaban ya Nur17
ngapa se Kim apa"nyosor
Marhaban ya Nur17
ada bae
Marhaban ya Nur17
gw kurang sreg neh klo Kim ama divia ciuman 🤔 kesannya gmn gtu
Marhaban ya Nur17
kaku amat Lee wkwkkw
Marhaban ya Nur17
plis deh vi lu hrs berani jan kaya ibu lu yyy hra niru mom echa
Marhaban ya Nur17
kok divia gampangan gtu se wkkwkw kaya g punya pendirian wkkwkkw beda ama mom echa
Marhaban ya Nur17
jujur vi biar hidup lu damai sentausa
Marhaban ya Nur17
sekali boong pasti ada berikutnya" g kelar"
Marhaban ya Nur17
banyak tele" nya divia wkwkkw
Marhaban ya Nur17
minta bantuan yura lee
Marhaban ya Nur17
banyak bahasa kalbunya divia
Marhaban ya Nur17
ciyeeee
Marhaban ya Nur17
membuat nenek kecewa ? nah trs keluarga mu g tambah kecewa klo g nikah dulu vi
Marhaban ya Nur17
Rizal belum beres y thor wkkwkkw
Marhaban ya Nur17
suruh nikah neh div wkkwwk
Marhaban ya Nur17
itu nenek gayung basmi aja
Marhaban ya Nur17
siap" puasa bang div
Marhaban ya Nur17
pasti di ancam trs neh iyya
Marhaban ya Nur17
ada sianidanya tuh
Marhaban ya Nur17
se Rizal belum di kirim ke antartika neh jd berulah trs
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!