Lidya Life Story

Terkadang orang butuh waktu untuk sendiri, tetapi bukan berarti menginginkan kesepian. Jadilah sahabat yang baik untuk nya dengan selalu ada dan menjadi pendengar setia segala keluh kesahnya.

...~Sarah Yehanna Haeri~...

***

Dua gadis cantik yang berbeda suasana hati dan pikirannya, mereka tengah duduk di bangku taman belakang kampus. Hening menyelimuti mereka karena tenggelam dalam pikiran masing-masing.

Jika yang satunya tengah berbunga-bunga, merasakan indahnya jatuh cinta.Tapi berbeda dengan gadis cantik di sebelah kanannya, dia sedang merasakan sakitnya jatuh cinta. Perasaan mereka untuk saat ini sangatlah bertolak belakang.

"Aku baru tau, ternyata jatuh cinta kepadanya tidak terlalu buruk." Ujar gadis itu yang tak lain adalah Lidya.

Mendengar itu gadis yang di sebelah kanan Lidya, dia tersenyum getir. Dia jatuh cinta tetapi bukan kebahagian yang di dapat melainkan luka karena jatuh cinta.

"Kamu beruntung bisa merasakan kebahagiaan di jatuh cinta pertama mu, sedangkan aku lihat lah jatuh cinta untuk pertama kalinya dan langsung di sambut oleh luka dan kehancuran hati." ucapnya seraya tersenyum getir, mengingat cintanya yang tak terbalaskan.

Hati yang awalnya tengah berbunga-bunga kini terenyuh karena ucapan Sarah. Dia seperti bisa merasakan apa yang sahabatnya kini tengah rasakan.

"Ahh Sarah jangan sedih gitu dong." ujar Lidya seraya memeluk sahabatnya.

"Iya,,,iya,,,lagian buat apa coba sedih hanya gara-gara si Rifki sialan itu. Tidak tau diri di cintai oleh Sarah yang cantik ini malah sok-sokan gak suka, Jungkook aja kalo liat aku klepek-klepek." kata Sarah yang sudah kembali narsis.

Lidya melepaskan pelukannya, lalu di tatapnya Sarah yang kini tengah cengengesan sendiri. Tadi saja melow sekarang cengengesan sendiri, sangat cepat sekali perubahan mood Sarah ini.

"Udah deh sar jangan ngayal terus. Rifki aja tidak sesuai ekspektasi apa lagi Jungkook." kata Lidya memutar bola matanya jengah.

"Ehh sembarangan si Rifki itu matanya rabun karena itu tidak tau mana yang cantik mana yang lampir." ujar Sarah tidak terima dengan ucapan Lidya itu.

Lidya hanya memutar bola matanya jengah, sangat sangat tidak berfaedah berdebat dengan Sarah. Sudah di pastikan dia akan kalah oleh Sarah dan kenarsisan yang Sarah miliki itu.

"Tuh lihat cantik nya udah melebihi jennie black pink gini." ujar Sarah seraya bercermin pada cermin kecil yang selalu di bawa kemana-mana oleh nya.

Tentu saja kecantikan Sarah tidak di ragukan lagi, semua orang tau itu. Tapi tingkat kenarsisan nya juga tidak ada tandingannya.

"Narsis abis!!...." seru Lidya lalu beranjak dari duduknya meninggalkan Sarah.

Sarah memanyunkan bibirnya kesal, dia memang cantik apa salahnya mengakui kecantikan yang dia miliki. Dia menggerutu kesal tapi juga ikut beranjak dari sana menyusul Lidya yang pergi lebih dulu.

***

"Apa ada bukti yang bisa kita gunakan untuk membuktikan bahwa mereka pelakunya?" tanya pria itu pada lawan bicara yang duduk berhadapan dengan nya.

Lawan bicaranya yang sama-sama pria itu menggeleng kan kepalanya, ada raut kekecewaan dari wajahnya.

"Untuk saat ini belum ada kak, tapi secepatnya akan aku dapatkan. Kakak tenang aja." jawab pria itu.

"Apa Sarah tau tentang yang sedang kamu lakukan." tanyanya lagi memastikan.

Lagi-lagi pria yang ada di hadapannya menggelengkan kepalanya sebagai jawaban.

"Aku tidak mungkin memberi tau Sarah kak, rencana ku bisa gagal jika Sarah tau. Aku kenal Sarah dia tidak akan bisa diam jika tau, dan resikonya bisa lebih besar lagi." jelasnya.

"Kak David tenang saja, aku juga tidak ingin ada korban lagi termasuk Sarah." lanjutnya.

Ya, salah satu dari mereka adalah David. Ketika dia di kantor ada seseorang yang menelpon nya dan meminta bertemu dengan nya. Dan disini lah mereka berdua di sebuah caffe yang tak jauh dari gedung perusahaan Pradipta Crop.

Pria yang di temui David ini sedang mencari informasi tentang kecelakaan orang tua David dan juga konflik yang sedang di alami Pradipta Crop. Kerena memang pelaku semua itu adalah orang yang sama. Satu lagi pelaku ini juga yang melenyapkan tangan kanan Hardi beberapa tahun lalu.

"Baiklah, aku percaya pada mu. Dan ya, berhati-hati lah jangan menganggap remeh mereka." Kata David seraya menepuk pundak pria itu.

David beranjak dari duduknya dan berjalan keluar, tapi baru beberapa langkah suara pria tadi menghentikan langkahnya.

"Lidya!" seru pria itu menghentikan langkahnya David.

David membalikkan badannya berjalan kembali ke arah pria itu. Kembali mendudukkan dirinya di hadapan pria itu.

"Apa maksud mu?" tanya David serius dan penuh rasa penasaran.

David menatap serius dan penuh selidik kepada pria yang ada di hadapannya itu. Penasaran apa sebenarnya maksud dari ucapannya yang menyebut nama Lidya. Apa semua ini ada hubungannya dengan Lidya?

David semakin di buat penasaran, bukan langsung menjawab pria itu malah diam. Harehh jiwa kepo David sudah meronta-ronta.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Next>>

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

...Jangan lupa berikan dukungan nya 🙏🥰❤️ ...

...Happy reading 🥰😍💕💕...