Cerita Mengenai Para Siswa SMA Jepang yang terpanggil ke dunia lain sebagai pahlawan, namun Zetsuya dikeluarkan karena dia dianggap memiliki role yang tidak berguna. Cerita ini mengikuti dua POV, yaitu Zetsuya dan Anggota Party Pahlawan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon A.K. Amrullah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Masa Lalu dan Kini Dunia
Saat malam mulai menyelimuti kota, para pahlawan berkumpul di aula utama mansion. Nyala lilin dan lampu sihir menerangi ruangan megah itu, menciptakan suasana yang tenang tetapi penuh dengan keseriusan. Mereka baru saja kembali dari latihan melelahkan, tetapi kini mereka dihadapkan dengan sesuatu yang lebih besar, memahami dunia baru yang telah menjadi rumah mereka sekarang.
Di tengah ruangan, seorang pria tua berdiri dengan postur tegap meskipun tubuhnya kurus. Rambut dan kumisnya sudah memutih karena usia, tetapi sorot mata birunya masih tajam, seolah dapat menembus jiwa siapa pun yang menatapnya. Dia adalah Leonardo, kepala pelayan mansion ini, seorang pria yang telah lama mengabdi pada kerajaan Sedressil.
Leonardo memandangi para pahlawan yang duduk di sekeliling meja besar dengan peta dunia yang terukir di permukaannya. Dengan suara dalam dan penuh wibawa, ia membuka pembicaraan.
"Selamat datang di dunia ini, para pahlawan."
Suasana ruangan menjadi hening. Semua mata tertuju padanya.
"Kalian telah dipanggil ke dunia yang luas dan penuh tantangan, Ishen World. Untuk memahami perjalanan yang akan kalian lalui, kalian harus mengenal dunia ini lebih dalam."
Leonardo mengulurkan tangannya ke atas peta, menunjuk ke tempat mereka berada saat ini.
"Sedressil, negeri yang telah memanggil kalian, adalah salah satu kerajaan manusia yang berada di sisi barat benua besar Bigenia. Kerajaan ini berdiri kokoh dengan sistem militer yang kuat dan para ksatria yang setia. Namun, dibandingkan dengan negeri lain, Sedressil hanyalah satu bagian kecil dari dunia ini."
Ia lalu menunjuk ke utara.
"Di utara, ada Moscovia, negeri nomor satu di dunia ini. Negara yang luas, penuh dengan ras yang beragam, tetapi tetap dipimpin oleh seorang raja manusia. Kekuatan Moscovia bukan hanya terletak pada militernya, tetapi juga pada banyaknya guild petualang yang berpusat di sana. Asosiasi Petualang, Asosiasi Pedagang, dan berbagai organisasi lainnya bermarkas di negeri ini. Bahkan, para petani di Moscovia memiliki keahlian luar biasa, mereka mampu bertani di tengah iklim dingin yang ekstrem."
Beberapa pahlawan tampak terkejut mendengar betapa besarnya pengaruh Moscovia.
Leonardo lalu beralih ke negeri tetangga.
"Di selatan Moscovia, terdapat Karkolm, negeri para Elf. Hutan-hutan kuno melindungi peradaban mereka, dan mereka dikenal sebagai pemanah ulung serta pengguna sihir bumi yang kuat. Elemen tanah dan air adalah kekuatan utama mereka. Letaknya yang berada di antara Sedressil dan Moscovia menjadikan mereka peradaban yang unik, terpengaruh oleh kedua negeri besar itu."
Tangannya bergerak ke arah timur.
"Di sebelah timur Sedressil, terdapat Yuan, negeri dengan seni bela diri yang mengandalkan kekuatan spiritual. Tidak hanya itu, seni tombak dan pedang mereka memiliki teknik unik yang tidak bisa diremehkan."
Ia menggeser jarinya keatas Yuan, diantara Moscovia dan Yuan
"Ini adalah negeri para Dwarf, Republik Dwarven, negeri pegunungan yang makmur karena pertambangannya serta keahlian para dwarf dalam membuat persenjataan. Selain itu, Ibukota mereka saja berada didalam Goa dan benar benar sangat indah, Aku pernah kesana sekali."
Ia menggeser jarinya ke bawah Yuan.
"Dan ini adalah Dikhram, negeri padang pasir yang makmur berkat perdagangan. Mereka dikenal dengan pedang scimitar yang melengkung, serta pemanah berkuda yang luar biasa. Selain itu, unta adalah sahabat utama mereka dalam perjalanan melintasi gurun yang luas."
Leonardo mengalihkan pandangannya ke selatan.
"Di bawah Dikhram, berdiri negeri suci Celestial. Negeri ini dikuasai oleh Malaikat Putih, manusia bersayap putih yang memiliki kekuatan suci. Banyak penyihir sihir suci yang berasal dari sana, dan tempat ini menjadi pusat agama di dunia ini."
Beberapa pahlawan mulai berbisik-bisik. Negeri yang dihuni oleh malaikat tentu terdengar luar biasa.
Leonardo melanjutkan, menunjuk ke barat.
"Di sisi barat Sedressil, terdapat negeri disebuah pulau bernama Gijon. Negeri ini dipenuhi oleh semi-human, atau manusia setengah binatang. Werewolf, Felisian (manusia kucing), Centaur, Minotaur, Kobold, Bunny (manusia kelinci), dan Kitsune hidup berdampingan di sana. Meskipun hanya terdiri dari satu pulau besar, mereka memiliki budaya yang unik dan ksatria tangguh dari berbagai ras."
Lalu, ia menunjuk ke kepulauan timur.
"Di ujung timur, terdapat Nagumo, negeri samurai dan ninja. Mereka terkenal dengan kekuatan militer maritim yang luar biasa dan teknik pertempuran yang mematikan."
Setelah itu, Leonardo menunjuk ke bagian barat peta, ke sebuah benua kecil.
"Dan inilah Evlinia, benua yang terbagi menjadi tiga negara: Azaria, Levinia, dan Lucidna. Namun, lima ratus tahun yang lalu, mereka adalah satu negeri, dipimpin oleh Raja Iblis Agung."
Mata beberapa pahlawan membelalak.
"Raja Iblis Agung itu akhirnya kalah dalam perang besar, dan tiga jenderalnya mengambil alih wilayahnya, membaginya menjadi tiga negara yang ada saat ini. Azaria, di tengah, menjadi negeri Malaikat Hitam. Levinia, di selatan, berkembang sebagai negeri Iblis yang terkenal dengan kekuatan angkatan lautnya. Dan Lucidna, di utara, menjadi negeri yang dihuni oleh Vampire, terkenal dengan sihir apinya yang mengerikan."
Leonardo akhirnya menarik kembali tangannya dan menatap para pahlawan satu per satu.
"Inilah dunia yang sekarang kalian tinggali. Dunia yang luas, penuh tantangan, dan memiliki sejarah yang panjang. Masa depan kalian akan ditentukan oleh bagaimana kalian beradaptasi di tempat ini."
Ruangan itu terdiam sesaat. Para pahlawan menyadari bahwa mereka bukan hanya dipanggil untuk bertarung, tetapi juga untuk menghadapi dunia yang jauh lebih kompleks daripada yang mereka bayangkan.
Kouji menatap peta dengan serius. Akari tampak merenung di sampingnya, sementara Hanzo dan Hanabi saling bertukar pandang. Bahkan Ryunosuke, yang biasanya sinis, tidak berkata apa-apa.
Setelah penjelasan panjang mengenai dunia, para pahlawan masih duduk di tempat mereka. Beberapa tampak merenung, sementara yang lain mencoba mencerna informasi yang baru saja diberikan. Namun, ada satu hal yang masih mengganjal di benak Akari.
Ia menatap Leonardo dengan rasa penasaran.
"Leonardo-san," panggilnya. "Aku ingin tahu lebih banyak tentang Nagumo. Sepertinya negeri itu berbeda dari yang lain. Kenapa di dunia ini ada negeri dengan budaya seperti Jepang?"
Leonardo, yang hendak beranjak, kembali berdiri tegak. Ia tersenyum tipis, seolah sudah menduga bahwa seseorang akan menanyakan hal ini.
"Kalian memiliki mata yang tajam, Lady Akari," ujarnya dengan suara tenang. "Nagumo bukanlah negeri yang terbentuk secara alami seperti yang lain. Itu adalah negeri yang diciptakan oleh seorang pahlawan dari dunia lain, sama seperti kalian."
Para pahlawan langsung tertarik. Mereka saling berpandangan, beberapa bahkan mulai memperhatikan kembali peta di meja.
"Seorang pahlawan dari dunia lain?" ulang Kouji dengan penuh ketertarikan.
Leonardo mengangguk. "Lima ratus tahun yang lalu, saat Raja Iblis masih berkuasa, kerajaan-kerajaan dunia ini berada di ambang kehancuran. Dalam keputusasaan, para pemimpin dunia saat itu melakukan pemanggilan pahlawan dari dunia lain, sebuah ritual yang sangat langka. Dari ritual itu, muncullah Nagumo Kento dan rekan-rekannya."
"N-Nagumo?" Akari terkejut. "Jadi nama negeri itu berasal dari namanya?"
"Benar," jawab Leonardo sambil mengelus janggutnya yang sudah memutih. "Nagumo Kento bukan hanya seorang pahlawan biasa. Dia adalah pemimpin para pahlawan lain, seseorang yang memiliki kekuatan dan kecerdasan luar biasa. Bersama dengan rekan-rekannya, ia memimpin perang besar yang pada akhirnya menghancurkan kekuasaan Raja Iblis Agung."
Suasana menjadi lebih serius. Bahkan Ryunosuke, yang biasanya tidak peduli dengan sejarah, tampak tertarik dengan kisah ini.
"Setelah perang berakhir, dunia ini mulai membangun kembali peradaban yang hancur. Sebagai bentuk penghargaan atas jasanya, Nagumo Kento dan para pahlawan lainnya diberi wilayah di ujung timur dunia, di sebuah kepulauan yang kini dikenal sebagai Nagumo."
Hanabi mengangkat alis. "Jadi, mereka benar-benar tinggal di dunia ini setelah perang?"
Leonardo mengangguk. "Ya. Tidak seperti kebanyakan pahlawan yang mungkin ingin kembali ke dunia asal mereka, Nagumo Kento dan sebagian besar rekan-rekannya memilih untuk tetap tinggal. Mereka membangun hidup baru di negeri yang diberikan kepada mereka. Mereka menikah, memiliki anak, dan perlahan-lahan membentuk sebuah peradaban baru di kepulauan itu."
Ia lalu menunjuk ke Nagumo di peta.
"Namun, mereka tidak hanya sekadar tinggal. Mereka juga membawa budaya dari dunia asal mereka, memperkenalkan seni bela diri, strategi perang, dan nilai-nilai yang mereka anut. Seiring berjalannya waktu, keturunan mereka tetap menjaga warisan itu, hingga akhirnya terbentuklah negeri Nagumo, yang dikenal dengan Samurai dan Ninja."
Kouji menyilangkan tangan. "Jadi, bisa dibilang Nagumo adalah negeri yang berasal dari dunia kami?"
Leonardo mengangguk lagi. "Benar. Meski sudah berlalu ratusan tahun, pengaruh pahlawan dari dunia lain masih sangat kuat di sana. Keshogunan Nagumo saat ini masih dipimpin oleh keturunan langsung dari Nagumo Kento, dan negeri itu terus berkembang dengan prinsip yang diwariskan oleh leluhurnya."
Akari terdiam, merenungkan apa yang baru saja ia dengar.
"Menarik," gumam Hanzo, yang sejak tadi mendengarkan dengan penuh perhatian. "Jadi, ada kemungkinan kita juga bisa tetap tinggal di dunia ini, membentuk sesuatu seperti mereka?"
Leonardo menatap Hanzo sejenak sebelum menjawab dengan tenang.
"Itu semua tergantung pada pilihan kalian. Dunia ini telah menerima para pahlawan sebelumnya, dan mungkin, ia juga akan menerima kalian."
Setelah mendengar tentang Nagumo, Kouji masih merasa ada sesuatu yang mengganjal dalam pikirannya.
"Leonardo," panggilnya dengan suara serius. "Aku ingin tahu lebih banyak tentang perang lima ratus tahun lalu. Bagaimana bisa dunia ini hampir hancur? Dan... siapa sebenarnya Raja Iblis Agung yang dikalahkan saat itu?"
Leonardo menghela napas pelan, lalu menatap Kouji dengan mata birunya yang tajam.
"Sepertinya pertanyaan itu memang tak terhindarkan..." katanya. Ia melangkah mendekat ke meja, menatap peta dunia yang terukir di atasnya.
"Baiklah, dengarkanlah baik-baik. Ini adalah kisah tentang Perang Besar Lima Ratus Tahun Lalu, perang yang hampir mengakhiri dunia ini."
Ruangan menjadi sunyi. Semua pahlawan kini menaruh perhatian penuh pada pria tua itu.
"Lima ratus tahun yang lalu, dunia ini berada dalam masa keemasan. Negeri-negeri besar berkembang, perdagangan berjalan lancar, dan berbagai ras hidup dalam keseimbangan. Namun, kedamaian itu tidak bertahan lama.
Diabolos Bartholomeus, sang Raja Iblis Agung, muncul dari kegelapan. Ia bukanlah makhluk biasa, ia adalah iblis yang telah hidup selama ribuan tahun, mengumpulkan kekuatan dan menunggu waktu yang tepat untuk bergerak. Dengan sihirnya yang luar biasa, ia mengumpulkan pasukan dari negeri kegelapan dan mulai melancarkan perang terhadap dunia."
Leonardo menunjuk ke bagian barat peta, ke wilayah Levinia, Azaria, dan Lucidna.
"Dahulu, Levinia, Azaria, dan Lucidna bukanlah tiga negara seperti sekarang. Mereka adalah satu kerajaan besar yang dipimpin oleh Raja Iblis sendiri. Diabolos membangun pasukannya di sana, menciptakan gerombolan iblis, mayat hidup, dan makhluk kegelapan yang jumlahnya tak terhitung."
Leonardo mengangkat kepalanya, menatap semua pahlawan dengan serius.
"Namun, ancaman terbesar bukan hanya datang dari iblis. Ada sekelompok pengkhianat di pihak cahaya yang memilih untuk berpaling pada kegelapan. Mereka adalah Kultus Kehancuran."
Para pahlawan terkejut.
"Kultus Kehancuran?" ulang Akari.
Leonardo mengangguk. "Ya. Mereka adalah kelompok fanatik multi-ras yang percaya pada Dewa Kehancuran, Anarkia. Mereka tidak hanya mendukung Raja Iblis Agung, tetapi juga berusaha untuk membangkitkan Anarkia, yang konon memiliki kekuatan untuk menghapus dunia ini dan menciptakan ulang dari nol."
Suasana ruangan menjadi semakin berat.
"Kultus Kehancuran menyusup ke berbagai negara. Mereka menyabotase kota-kota besar, membocorkan informasi militer, dan bahkan mengorbankan ribuan nyawa dalam ritual terlarang demi membangkitkan lebih banyak monster. Dunia benar-benar berada di ambang kehancuran."
Leonardo lalu menunjuk ke beberapa negara di peta.
"Dalam keputusasaan, negeri-negeri besar membentuk Aliansi Perisai, aliansi pertahanan yang menjadi benteng terakhir dunia. Ada lima negara yang menjadi pilar utama perlawanan ini."
Jari tuanya menunjuk ke Sedressil, Moscovia, Celestial, Yuan, dan Karkolm.
Sedressil, negeri manusia yang paling kuat dalam strategi perang dan teknologi militer.
Moscovia, negeri nomor satu di dunia yang dikenal dengan para petualangnya yang tak terhitung jumlahnya. Negeri ini juga menjadi pusat Asosiasi Petualang dan Asosiasi Pedagang, menjadikannya jantung dari kekuatan ekonomi dan perang. Bahkan, petani Moscovia begitu hebat sehingga mereka dapat terus memasok makanan tanpa henti, memastikan bahwa pasukan Aliansi Perisai tidak pernah kehabisan logistik.
Celestial, negeri para Malaikat Putih, yang dikenal dengan pengguna sihir suci terkuat di dunia.
Yuan, negeri bela diri dengan kemampuan seni pedang dan tombaknya yang indah serta kekuatan spiritual mereka yang kuat serta pasukan yang tahan banting, menjadi salah satu frontier terkuat dan paling hebat dalam bertahan dalam gempuran musuh.
Karkolm, negeri para Elf, yang unggul dalam sihir elemen bumi dan air, serta panah yang bisa menembus pertahanan iblis.
Leonardo menatap peta dengan ekspresi serius.
"Aliansi Perisai bertahan mati-matian. Pasukan iblis menyerbu tanpa henti, tetapi dengan strategi Sedressil, kekuatan petualang Moscovia, sihir suci Celestial, pertahanan Yuan dan sihir alam Karkolm, mereka berhasil menahan serangan selama bertahun-tahun."
"Tapi pertahanan saja tidak cukup," lanjut Leonardo. "Dunia ini tidak bisa terus bertahan hanya dengan bertahan. Kita butuh harapan baru, kekuatan baru..."
Ia menatap para pahlawan.
"Oleh karena itu, pahlawan-pahlawan dari dunia lain dipanggil. Dan di antara mereka, yang paling menonjol adalah Nagumo Kento dan rekan-rekannya."
Leonardo menunjuk ke timur, ke negeri Nagumo yang kini telah terbentuk.
"Nagumo Kento adalah pemimpin para pahlawan. Dengan kekuatan dan kecerdasannya, ia memimpin pasukan Aliansi Perisai dalam pertempuran besar melawan Raja Iblis Agung. Selama bertahun-tahun, mereka bertempur di berbagai medan perang, menembus garis pertahanan musuh, dan akhirnya... dalam perang terakhir, mereka berhasil menaklukkan Diabolos Bartholomeus."
Ia menghela napas panjang.
"Namun, kemenangan itu tidak mudah. Perang meninggalkan luka yang dalam. Negeri-negeri hancur, dan dunia kehilangan banyak pahlawan besar. Setelah Raja Iblis Agung dikalahkan, kerajaan iblis dipecah menjadi tiga bagian, Levinia, Azaria, dan Lucidna, masing-masing dikuasai oleh tiga jenderal iblis yang tersisa dari perang itu."
Ia menunjuk ke bagian selatan peta, ke sebuah pulau besar.
"Dan satu lagi... Dragnite," ujarnya. "Negeri para Naga. Meskipun mereka tidak banyak terlibat dalam perang, mereka tetap memiliki kekuatan luar biasa. Negeri ini adalah rumah bagi para Dragonoid, ras naga yang memiliki kekuatan sihir dan fisik luar biasa. Namun, mereka memilih untuk tidak ikut campur dalam urusan dunia, menjaga keseimbangan dari kejauhan."
Leonardo menatap para pahlawan satu per satu.
"Kini, dunia ini berada dalam keseimbangan yang rapuh. Luka perang lima ratus tahun lalu masih terasa, dan meskipun Raja Iblis telah tiada, ancaman dari Kultus Kehancuran dan sisa pasukan iblis masih ada."
Ia menatap mereka dengan tajam.
"Kalian semua dipanggil ke dunia ini bukan tanpa alasan. Kalian adalah harapan baru, sama seperti Nagumo Kento dan rekan-rekannya lima ratus tahun yang lalu."
Ruangan kembali sunyi. Para pahlawan meresapi cerita itu dengan serius.
Kouji mengepalkan tangannya. "Jadi... sekarang giliran kita untuk bertarung?"