Bayangkan saja tiba tiba ada seorang wanita cantik lagi mabuk di tengah jalan sendirian, malam - malam dan menghentikan sebuah ojek yg lagi lewat? Lalu melamar mas ojek itu tanpa peduli latar belakangnya? "KAMU HARUS NIKAHI AKU, MAS OJEK!! POKOKNYA NIKAHI AKU ATAU AKU AKAN TERIAK JIKA KAMU AKAN MENCULIKKU!" ujar wanita itu. Apa yang dilakukan Mas Ojek itu ya ketika dilamar oleh wanita cantik yang sedang mabuk? Diterima atau tidak? Dan apakah wanita itu akan menyesal setelah sadar dari mabuknya jika ia sudah melamar Mas Ojek yang tidak ia kenal? Baca dan ikuti novel ini, sampai HAPPY ENDING ya!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SariRani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Membawa janin pria lain
Beno benar benar jadi penasaran siapa keluarga Anggoro ini.
Ia pun sebenarnya tertarik dengan wanita yang ia tolong karena cantik meskipun sedang mabuk.
"Baiklah, jika anda ragu siapa saya. Besok sore, saya akan datang kesini bersama keluarga saya. Atau besok pagi anda bisa mengkonfirmasi dengan orang tua saya jika anda mengenalnya" ucap Beno.
"Saya izin pulang dulu" lanjutnya.
Pria berambut putih dan istrinya tidak bisa berkata kata lagi.
Tapi Aulia kembali mencekal tangan Beno.
"Bawa aku. Siapapun kamu, bawa aku, please. Aku tidak mau pulang dan ditampar papi ku lagi" mohonnya dengan mata sudah lembab karena tangisnya.
"Aulia, sayang. Pulang saja nak. Mami janji, papi tidak akan menamparmu lagi" ucap ibu wanita itu.
"Tidak mam. Beri aku waktu. Papi sudah menyakitiku" ujar Aulia.
Beno pun mengangguk dan berjalan menuju motornya diikuti oleh Aulia. Mereka berdua pun meninggalkan kawasan rumah elit pondok indah dengan motor beat 2013.
Orang tua wanita itu pun terlihat pasrah. Putri yang sudah dimanja selama 26 tahun, kini benar benar lepas dari pengawasan mereka.
"Kita masuk aja, mas. Sudah malam. Lagi pula, jika pria itu benar putra bungsu keluarga Bagaskara, Lusi aman bersamanya" ujar wanita disamping pria yang merasa menjadi ayah gagal untuk putri bungsunya.
"Kalian boleh kembali bertugas. Terima kasih sudah mengawasi kami" lanjutnya kepada kedua security.
"Siap nyonya" sahut keduanya kompak.
Pria berambut putih dan istrinya pun masuk kerumah.
*Ada saja drama setiap keluarga itu. Baik kaya maupun sedang, maupun miskin ada saja ujiannya. Maka dari itu cukup fokus dengan keluarga sendiri tanpa membandingkan dengan keluarga yang lain 🤏🏻
Beno pun mengendari motor beatnya kembali membonceng wanita mabuk yang kini sudah sadar.
Mereka sudah keluar kawasan perumahan elit pondok indah. Tadi di pos, Aulia yang menyuruh security untuk membuka penutup jalan.
"Kamu beneran putra bungsu keluarga Bagaskara?" tanya Aulia.
"Menurut mu aku bohong?" tanya balik Beno.
"Tapi kenapa kamu jadi mas mas ojek dan ngaku bernama Beno?" tanya balik lagi Aulia.
"Penyamaran buat menemukan wanita yang tulus mencintai ku bukan karena siapa aku. Aku gak nyangka malah bertemu dengan wanita yang dijodohkan denganku" jawab Beno.
Aulia pun terdiam beberapa saat. Lalu saat yakin apa yang ingin ia lakukan selanjutnya, ia pun minta diturunkan di depan hotel.
"Turun kan aku di hotel situ saja, aku akan menginap disana" ujarnya.
"Kamu serius? Mau aja aku bawa pulang biar keluargaku nanti pagi mengenalmu" sahut Beno.
"Hmmm...pastikan dulu kamu sebagai putra bungsu keluarga Bagaskara baru bisa mengenalkanku pada keluargamu" ucap Aulia.
"Ya mangkanya itu, aku bawa kamu pulang sekarang. Ada banyak kamar kosong dirumahku. Lebih aman lagi" bujuk Beno.
"Tidak, Ben. Please, turunkan aku di hotel itu" paksa Aulia.
"Baiklah jika itu yang kamu mau" ujar Beno menurut.
Tak lama kemudian, motor beat berhenti didepan salah satu hotel mewah Jakarta.
Tiba tiba Lusi mengeluarkan beberapa lembar uang merah dari dompet ditasnya.
"Terima lah. Untuk jasa telah mengantarkan ku dan masuk drama keluarga Anggoro" ucap wanita itu.
"Terima kasih sudah melindungi ku tadi depan papi ku" lanjutnya.
"Gak perlu. Kamu bawa aja uangnya. Nanti siang jam 11an saat akan check out, aku akan menjemputmu. Aku menerima lamaranmu untuk menikahimu. Aku akan membawa keluargaku untuk datang ke rumah orang tuamu, biar mereka percaya juga jika aku anak keluarga Bagaskara" sahut Beno.
Aulia diam dan semakin bingung harus bagaimana saat ini. Ia memilih untuk mengangguk saja.
Beno tersenyum lalu menjalankan motor beatnya menjauh. Tapi setelah dirasa wanita itu tidak bisa melihatnya, ia pun memarkirkan motor di supermarket 24 jam untuk melihat apakah benar wanita itu masuk hotel.
Ia berlari, mungkin hanya berjeda 5 menit sejak ia meninggalkan Aulia didepan hotel.
Saat sampai disana, Aulia sudah tidak ada. Beno langsung berlari masuk hotel untuk melihat apakah ada wanita itu di lobby.
Tapi saat sampai, tidak ada. Ia pun bertanya pada security yang berjaga.
"Permisi pak, apakah ada wanita berpakaian dress mini masuk sini? Warna bajunya cream" tanyanya.
"Tidak ada mas. Tadi saya lihat ada wanita seperti yang anda sebutkan didepan hotel tapi dia tidak masuk dan berjalan menyebrang" jawab security itu.
"Sialan! Wanita itu mau apa sih!" batin Beno kesal.
"Baik, terima kasih infonya ya pak. Selamat bertugas kembali" sahut Beno.
"Ganteng banget tuh bang ojek. Gak kayak orang ngojek" gumamnya.
Beno berlari menyebrang jalan dan mencari keberadaan wanita setengah sadar itu atau mungkin sekarang seharusnya sudah sadar.
Ia ingin berteriak memanggil nama wanita itu tapi pasti jika Aulia mendengarnya malah lari. Sudah terlihat jika berniat kabur darinya.
"Cepet banget dia jalannya! Kemana dia?" lirih Beno sambil tetap berlari.
Hingga ia melihat ada wanita berpakaian dress mini berwarna cream berdiri di pinggir jembatan kecil penghubung antar desa di pemukiman itu.
Dibawahnya ada sungai kotor yang tidak terlihat di malam hari.
Beno yang tau jika wanita itu adalah Aulia, langsung berlari mendekatinya.
Grep!
"APA APAAN KAMU HAH? KAMU GAK TAU KALAU SUNGAI DISINI KOTOR BANGET! JIJIK BANGET KALAU HARUS BUNDIR DISINI!!" omel Beno sambil memeluk Aulia.
"LEPASKAN!! KENAPA KAMU KESINI HAH?!!" teriak wanita itu sambil mendorong tubuh Beno.
"Ya nyari kamu lah. Sekarang keadaanmu gak stabil, pikiranmu kacau habis diputusin cowok. Sadar, heh! Kamu anak orang kaya, mana ada putus cinta lalu pingin mengakhiri kenyamananmu jadi orang banyak duit" ujar Beno.
"KAMU GAK TAU APA APA!! PERGI SANA!! JIKA KAMU BENAR BENAR ANAK DARI KELUARGA BAGASKARA, TOLAK PERJODOHAN KELUARGA KITA DAN ABAIKAN LAMARANKU TADI! AKU SEDANG MABUK JADI ASAL NGOMONG!" seru Aulia.
"PERGI BENO!! AKU TIDAK MAU MENIKAHI SIAPAPUN SAAT INI" lanjutnya sambil berjalan mundur menjaga jarak dari pria didepannya.
Tapi tanpa wanita itu sadari, jalanan belakangnya berlubang, dia bisa jatuh jika Beno tidak menariknya.
Grep!
Lagi lagi Beno memeluk wanita itu.
"AH LEPASKAAAAN!!!" teriak Aulia tidak tau terima kasih.
"SADAR!! NYAWAMU LEBIH BERHARGA DARIPADA PRIA BRENGSEK ITU!! SADAR AULIA!!" balas teriak Beno membuat aku wanita itu terdiam.
Pelukan dilepaskan namun kedua tangan Beno ia letakkan di kedua sisi lengan Aulia dan menatapnya tajam.
Mata Aulia sudah berkaca kaca. Tampak kesedihan yang mencolok di matanya.
"Aku..aku tidak bisa...menikahi siapapun saat ini" lirihnya.
"Aku..aku hamil..aku tidak bisa menerima perjodohan ini" lanjutnya membuat Beno speechless dan melepaskan kedua tangannya.
Pria ini berjalan mundur menjaga jarak.
"Ka..kamu hamil?" tanyanya tak percaya.
Aulia bisa melihat sorotan mata Beno yang terlihat jijik dan tidak percaya.
"Ya..aku hamil..jadi aku tidak bisa menikahimu. Seharusnya kamu tadi tidak usah mengaku anak keluarga bagaskara dan hanya sekedar mas mas ojek, Beno. Aku menikahimu karena kamu pria polos, mas mas ojek yang rela menolongku. Tapi ternyata, kamu menyamar. Kamu pria yang ingin aku hindari dan tidak ingin kukenal" jelas Aulia.
"Kenapa?" tanya Beno polos.
"Kenapa? Aku malu. Aku malu dengan keluargamu dan mempermalukan keluargaku didepan keluargamu. Bagaimana bisa keluarga terpandang seperti Bagaskara menerima menantu wanita yang hamil diluar nikah dengan pria lain? Aku tidak ingin ambil resiko dan mempermalukan papi mamiku lebih jauh lagi" jawab Aulia.
Beno terdiam sesaat dan mencerna penjelasan wanita didepannya itu.
"Wait, jika kamu hamil kenapa kamu mabuk hah? Kamu membohongiku?" tanyanya.
"Karena aku sangat marah dengan pria brengsek itu! Aku tidak ingin mengandung anaknya yang tidak ia akui. Tapi aku juga tidak tega membunuhnya atau menghilangkannya secara langsung" jawab Aulia.
Beno lagi lagi tak bisa berkata.
"Sudahlah, Beno. Pergi saja kamu dari hadapanku. Lanjutkan penyamaranmu untuk menemukan wanita yang lebih baik daripada aku" lanjut wanita itu lalu berbalik arah dan berjalan menjauh dari mas ojek yang telah menolongnya tadi.
Selangkah, dua langkah, hingga 5 langkah Aulia jalan didepannya, Beno pun memutuskan sesuatu.
Ia berlari menyusul Aulia dan berdiri didepan wanita itu.
"Jika kamu tidak ingin menikah dengan putra bungsu keluarga Bagaskara, menikahlah dengan mas ojek yang kamu lamar tadi, bagaimana? Kita menikah secara sederhana hingga anak ini lahir. Lalu jika kamu mau dan masih berniat menjadi istriku, maka aku akan menikahimu lagi sebagai Adi Bagaskara yang sesungguhnya" tawar Beno.
Aulia tak percaya pria didepannya ini sungguh sungguh menerima lamarannya ketika mabuk tadi.
"Tawaran macam ini. Sama saja aku menikahi Adi Bagaskara. Beno hanya nama samaranmu kan? Bagaimana dengan keluargamu? Bagaimana jika mereka tau aku hamil dengan pria lain? Apakah kamu rela menyakiti hati mereka?" tanyanya.
"Kita sembunyikan saja adanya kehamilan ini dari awal. Lagian masih kecil banget kan? Belum kelihatan. Nanti saat dia lahir sesuai waktunya, kita bisa katakan saja jika lahir prematur" jawab Beno dengan ide gilanya.
Aulia masih bingung kenapa pria ini memaksanya untuk menikah?
Apa yang sebenarnya Beno atau Adi Bagaskara inginkan dari wanita ini?