NovelToon NovelToon
KIN, DENDAM HARUS TERBALASKAN

KIN, DENDAM HARUS TERBALASKAN

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Fantasi / Misteri / Horror Thriller-Horror / Hantu
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: Tsaniova

Melati dan Kemuning tak pernah melakukan kesalahan, tapi kenapa mereka yang harus menanggung karma perbuatan dari orang tuanya?

Sampai kapan dan bagaimana cara mereka lepas dari kutukan yang pernah Kin ucapkan?


Assalamualaikum, cerita ini murni karangan author, nama, tempat dan kejadian semua hanya kebetulan semata. Selamat membaca.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tsaniova, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rasakan Pembalasanku!

"Mas!" teriak Karsih yang melihat suaminya tiba-tiba pergi meninggalkannya.

"Mas, kamu kenapa?" tanya Karsih yang kemudian menyusul Sudradjat.

Namun, naas, saat baru saja keluar dari kamar, Karsih sudah mendapatkan sambutan mengejutkan dari suaminya yang tiba-tiba mencekiknya.

"Mati, kau! Mati!" ucap Sudradjat dengan menggebu, mencekik sekuat tenaga istrinya yang sekarang sudah sekarat di tangannya.

Hingga akhirnya, seorang asisten rumahnya itu datang, dia keluar dari kamarnya saat mendengar suara ribut dari luar.

Mbok sangat terkejut saat melihat majikannya sedang mencekik istrinya sendiri.

"Juragan, Juragan, jangan!" Si Mbok berusaha melepaskan tangan Sudradjat dari leher Karsih.

Sudradjat mengibaskan tangan Mbok, dia membentaknya. "Jangan apanya? Dia Kin, dia sengaja mau neror saya!"

Tiba-tiba, Sudradjat melepaskan cekikannya dari Karsih, dia menatap si Mbok yang mulai ketakutan melihat tuannya seperti kerasukan.

Sekarang, Sudradjat melihat sosok Kin pada si mbok, dia pun berbalik untuk menyerang art-nya, meninju wajah yang tersenyum miring itu.

"Ampun, Juragan!" teriak histeris dari si Mbok, wanita tua itu pun berusaha melarikan diri. Tapi, pria itu kalap, dia begitu ketakutan melihat Kin yang datang menemuinya, tak membiarkan hidupnya tenang.

Sementara Karsih, dia merangkak, berusaha untuk keluar. Tapi, pintu seolah terkunci dari luar. Akhirnya, mau tak mau, wanita itu mengangkat kursi, lalu mengayunkannya ke punggung suaminya.

Brak! Sudradjat tersungkur, dia menoleh dan terkejut saat melihat sang istri menangis juga ketakutan. "Kar, ada apa ini? Kenapa kamu nangis?" tanyanya seraya menghampiri sang istri yang sekarang menyenderkan punggungnya ke dinding rumahnya, wanita itu menggeleng menunjuk ke arah si Mbok yang sudah terkapar.

"Pembunuh!" teriak Karsih dan Sudrajat menatap tangannya yang berlumuran darah, lalu pria berkumis tebal itu menoleh, dia melihat si mbok sudah babak belur, terkapar di lantai.

"A-apa yang terjadi?" tanya Drajat pada dirinya sendiri, dia terduduk lesu. Dia tak bermaksud melukai orangnya.

"Enggak, dia nggak mati, Kar, aku bukan pembunuh!" kata Drajat, dia mencoba menjelaskan.

Lalu, Karsih tiba-tiba merasa mulas, sepertinya sudah waktunya untuk melahirkan. Sudrajat mengulurkan tangannya, menawarkan bantuan.

"Kamu menyakitiku, Mas," tutur Karsih seraya menyingkirkan tangan suaminya.

"Aku nggak bermaksud, aku tadi lihat Kin di sini, dia datang menghantui aku, Kar," jawab suaminya dengan tangan yang bergetar, berharap sang istri akan mengerti.

"Aku nggak bohong, berarti apa yang dikatakan warga benar kalau Kin gentayangan, dia mengganggu penduduk desa!" kata Sudrajat lagi. Karsih mulai percaya, dia pun mengangguk dan sekarang, Sudrajat meminta tolong pada orang-orangnya, membangunkan mereka tengah malam karena keturunan Sudrajat yang sudah berada dalam kutukan sejak dalam kandungan akan segera lahir.

Beberapa orang mengurus si Mbok yang tengah sekarat dan tidak lama kemudian terdengar suara tangisan bayi dari balik bilik kamar Drajat.

Kabarnya, anak itu berjenis kelamin perempuan membuat Drajat teringat akan sumpah Kin pada malam itu. Tapi, dia menepiskan perasaannya, dia berpikir kalau Kin sudah tiada maka sumpah dan kutukan itu pun akan terkubur bersamanya.

Untuk memastikan semua tetap aman, Drajat meminta penangkal pada seorang dukun dan dukun itu memberikan kalung untuk semua anggota keluarganya.

Kalung yang sudah dia beri jimat dan meminta pada Drajat untuk tidak melepaskan kalung itu apapun yang terjadi.

Dan benar saja, setelah menerima jimat itu Drajat dan keluarganya tak mendapatkan gangguan lagi.

Hingga tujuh tahun berlalu dan sekarang Drajat memiliki tiga putri yang cantik dan lucu.

Sekarang, Drajat dan Karsih sedang memperhatikan anak-anaknya bermain di ruang keluarga, ditemani teh hangatnya.

"Kar, seandainya kita punya anak laki-laki, pasti kebahagiaan kita lengkap," gumamnya, Drajat mengambil secangkir teh itu dan Karsih membalasnya dengan senyum.

"Ucapanmu masih sama seperti sebelum-sebelumnya, Mas. Dan kamu lihat, mereka semua perempuan, sudah takdir kita dengan anak-anak perempuan kita," tutur Karsih, dia bangun dari duduk, pergi ke kamar dengan menggendong bayinya.

Bayi yang belum genap berusia satu tahun itu dibaringkan ke tempat tidur bayinya dan saat itu dia menarik-narik kalungnya yang dirasa mengganggu.

Karsih yang harus pergi ke kamar mandi itu meninggalkannya untuk sebentar dan saat itu kalung jimat yang berada di leher bayi mungil itu terlepas.

Naas, saat Karsih kembali ke kamarnya dia melihat bayinya sudah membiru, kaku di tempat tidurnya dengan kalung yang jatuh di lantai.

"Aaaaaaaa!" teriak Karsih, sontak teriakannya itu mengundang semua anggota keluarga dan Karsih disalahkan atas semua yang terjadi.

Wanita berbadan sintal itu tak berhenti menangis, menyalahkan dirinya sendiri, Karsih juga melupakan tanggung jawabnya sebagai ibu, seringkali terlihat tersenyum saat menatap pakaian si bayi, lalu tiba-tiba menangis sesenggukan.

Keadaannya sangat memilukan, tapi tak membuat Drajat iba atau kasihan, dia masih terus menyalahkan Karsih, sepertinya Drajat sangat kehilangan si bungsu hingga dia masih tak bisa mengikhlaskan kepergian si bungsu.

"Teledor, kalau kamu nggak ninggalin Mawar sendiri di kamar, ini semua nggak akan kejadian, dasar teledor!" ucapnya dan entah ini sudah keberapa kalinya Drajat mengatakan itu.

Karsih yang duduk di tepi ranjang dengan memeluk baju Mawar itu bangun dari duduk, dia sudah muak dengan suaminya. "Kamu tau ini salah siapa, Mas! Aku jadi curiga," kata Karsih dengan datar dan dingin, matanya menyipit tajam.

"Curiga apa? Kamu pikir aku yang menyingkirkan anak sendiri?" Drajat tak mau disalahkan. Dia berkacak pinggang, dengan tangan satunya menunjuk ke wajah sang istri.

"Kamu lupa?" tanya Karsih.

"Lupa apa?"

"Kamu dan keturunanmu, semua ada dalam genggaman dendam Kin? Aku curiga, curiga kalau apa yang Kin katakan tentangmu adalah benar, Mas!"

"Maksudmu? Aku yang membuat Kin hamil?!"

"Lalu, siapa lagi? Kalau bukan kamu orangnya, nggak mungkin kutukan itu jadi nyata, Mas. Tapi, kamu seolah lupa dengan kutukan itu, kamu nggak berhenti menyalahkan aku atas semua ini!" Karsih tak tahan lagi dan dia pun mengungkapkan semua isi hatinya, kecurigaannya yang selama ini dia pendam.

"Kalau kamu nggak jahat sama Kin, nggak mungkin keturunan kita dalam kutukannya!" sambungnya dengan nada tajam.

Plak! Drajat kesal, akhirnya ada juga yang menyadari kalau dirinya adalah dalang dari kesengsaraan keluarga Kin.

"Kamu menamparku? Berarti apa yang aku katakan benar!"

"Kalau iya, memangnya mau apa?" Drajat mencengkeram rahang istrinya kuat-kuat.

"Jahat, kamu jahat, Mas! Kamu tega bawa aku dan keturunanku dalam kesengsaraan ini!" ucap Karsih. Dia melepaskan tangan suaminya dengan kasar.

"Lalu kenapa? Lagipula kita sudah mendapatkan penangkalnya, kecuali penangkal itu lepas, semua aman-aman saja, makanya jangan teledor!" Drajat pun keluar dari kamar.

Sementara Karsih, dia merasa tidak tahan lagi dengan suaminya. "Kamu kejam, Mas. Seharusnya, kamu yang bertanggung jawab atas semua! Hanya kamu yang pantas dapat hukuman ini, bukan aku atau anak-anakku!"

Karsih tersenyum, seolah sedang merencanakan sesuatu untuk suaminya. Kira-kira, bagaimana kelanjutan hubungan Karsih dan Drajat? Lalu, apakah kutukan itu benar-benar ada?

1
Rhina sri
kasian melati yg jadi karma dari bapaknya
Rhina sri
apa yg dilu drajat lakukan sm kinan kena sm melati🥺
Queen Alma: 🤧🤧🤧🤧🤧🤧
total 1 replies
Rhina sri
kesalahan drajat di masa lalu membuat anak anaknya gk tenang di hantui dgn dendam
Queen Alma: Semoga ada cara buat Melati sama Kemuning lepas dari kutukan Kin
total 1 replies
Rhina sri
walau si drajat udah meninggal kinan masih bls dendam tuk meneror anaknya
Queen Alma: Sakit hatinya masih belum reda ka 🥺🥺
total 1 replies
Rhina sri
makin seru ceritanya aku suka
Queen Alma: Terimakasih 😍🥰🥰
total 1 replies
Rhina sri
kin harus balas dendam lagi gk seru dong kalo harus di musnahkan sm dukun😂
Queen Alma: kutukan itu bakal tetep ada walau Kin udah nggak ada, udh jadi karma turun temurun 😩🥺
total 1 replies
Rhina sri
makin seru ceritanya.. buka ajah kalung jimatnya biar kin yg ngejar ngejar si drajat
Rhina sri
astagfiruloh tega banget semua org.. udah saatnya kinan balas dendam
Rhina sri
kasian kinan hamil dari laki laki bejat😭
Queen Alma: 🥺🥺🥺🥺🥺
sedih bgt yaaa
total 1 replies
ㅤㅤ
kasihan karsih, tega baget si drajat..
Queen Alma: bukan manusia emang si Drajat 😌
total 1 replies
ㅤㅤ
kin blum musnah kan, biar bsa balas dendam lgi.. 🤭
Queen Alma: heheee belum ko,
total 1 replies
ㅤㅤ
tadi prasaan hamil muda kok udh mau lahiran thor..
Queen Alma: kayanya dipersingkat deh 🤭✌
total 1 replies
ㅤㅤ
tega banget orang² kampung, kasihan Kin dan emak.ny.. 😢
Queen Alma: 🤧🤧🤧🤧🤧🤧
total 1 replies
ㅤㅤ
jahat banget si Drajat, mana memanfaatkan anak kecil lagi..😒
Queen Alma: jelmaan dia mah bukan manusia 😌😌
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!