NovelToon NovelToon
MAWADDAH

MAWADDAH

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Cinta Terlarang / Keluarga
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: Saidah_noor

Jika perselingkuhan, haruskah dibalas dengan perselingkuhan ...

Suami, adalah sandaran seorang istri. tempat makhluk tersebut pulang, berlabuh dan tempat penuh kasih nan bermanja ria juga tempat yang sangat aman.

Namun, semua itu tak Zea dapatkan.

Pernikahannya adalah karena perjodohan dan alasannya ia ingin melupakan cinta pertamanya: Elang. teman kecilnya yang berhasil meluluh lantahkan hatinya, yang ditolak karena sifat manjanya.

Namun pernikahan membuat zea berubah, dari manja menjadi mandiri, setelah suaminya berselingkuh dengan wanita yang ternyata adalah istri dari teman kecilnya.

Haruskah zea membalasnya?
Ataukah ia diam saja, seperti gadis bodoh ...

Novel ini akan membawamu pada kenyataan, dimana seorang wanita bisa berubah, bukan saja karena keadaan tapi juga karena LUKA.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Saidah_noor, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tentang kita.

Aku tak paham, kenapa harus aku yang ikut dinas sedangkan aku masih baru di Perusahaan ini. Rasanya agak aneh sih, tapi jika aku protes bolehkah?

Aku beranjak dari tempat dudukku, menghadap pak Er yang tengah sibuk dengan komputernya. Tanganku saling meremas, merasakan gugup yang teramat takut jika aku tak sopan, namun aku butuh penjelasan.

"Ada apa, bu Zea?" belum aku bicara, pak Er bertanya lebih dulu.

"Ng, anu pak. Kenapa saya yang menemani pak Elang dinas, saya kan masih baru?" tanyaku akhirnya terucap juga.

Pak Er menghentikan aktivitasnya, menatapku dengan wajah serius.

"Karena anda masih baru, jadi harus tahu kegiatan dan agenda pak Elang. Anda juga diberi kesempatan untuk bisa mengenal Bos kita, selain itu kalau anda disini anda tak akan mengenal Bos kita," jelas Pak Er dengan cukup singkat.

Namun, aku masih merasa ada yang kurang sreg aja. Jika dipikirkan bukankah pak Er bisa menuliskan dan memberikan apa saja agenda dan kegiatan pak bos padaku, tapi kenapa langsung praktek? seperti ...

"Lagi pula, bukankah anda sahabatnya pak Elang. Kalau begitu gampangkan, Bu," ujar Pak Er lagi, hal itu sangat mengejutkan ku.

"Anda tahu soal kami?" tanyaku melebarkan mata, jujur aku semakin tak nyaman. Takutnya, Elang menerimaku karena aku temannya bukan karena alasan lain seperti pengalaman atau skil.

Aku menundukkan kepalaku, ada rasa malu yang meletup begitu saja. Jika orang kantor tahu aku dan elang pernah sahabatan, mereka pasti mikirnya aneh-aneh. Apalagi gosip tadi pagi masih hangat, jika mareka tahu pasti aku akan jadi bahan julid.

Ya, tidak semua rekan kantor itu seperti di TV. Kadang mereka suka memendam kebenciannya pada atasan demi jabatan, dan ya, kadang pula saling menikung antar rekan kerja demi naik jabatan dan gaji.

Itu realitanya.

"Sudahlah, Bu zea. Ini tugas anda, silahkan antarkan ini ke pak Elang," titah pak Er, pria dengan lesung pipit dan berkulit sawo matang itu memerintahku. Memberikan aku setumpuk berkas untuk diantar ke ruang bos yang ternyata cinta pertamaku.

Aku mengambilnya, untuk saat ini patuh saja demi pekerjaan. Karena mencari kerja itu susah, jadi aku harus mulai beradaptasi dengan dunia baru ini.

Akhirnya aku melangkahkan kakiku menuju ruang Elang, tanganku memutar knop pintu dengan jantung yang berdebar kencang. Ku ketuk pintu untuk memberitahu bosku sembari melongokkan kepalaku, takut Elang sedang sibuk.

"Masuk," sahut Elang, menoleh sejenak ke arah pintu hingga kami bertemu pandang.

Aku berjalan mendekatinya, tanganku gemetar sehingga berkas yang hendak ku simpan dimeja kerjanya berantakan. Segera ku rapikan berkas tersebut dimeja itu, sembari merutuki diri.

"Ma-maaf, Pak," ucapku, menaruh berkas yang sudah ku rapikan tepat didepannya.

"Santai aja, Ze. Jangan gugup gitu, kaya baru pertama ketemu saja," ujar Elang, senyum menawannya mengarah padaku seakan sengaja ia perlihatkan bahwa ia senang bertemu denganku.

Aku tak GR, dulu untuk tersenyum saja gak pernah ia tampakkan sejak aku mengatakan cinta padanya. Sekarang malah seolah ditebar aja itu senyuman.

Aku menghela nafas panjang, menenangkan diriku sendiri lalu menunduk tak ingin melihat wajah itu.

"Kalau begitu saya permisi, Pak," pamitku hendak pergi tapi ...

"Kamu gak kangen sama aku, udah hampir sebelas tahun loh kita gak bertemu," katanya, yang membuatku bingung.

Padahal terakhir kali, ia begitu senang tak bertemu lagi denganku. Namun kini, semuanya serasa berubah. Aku merasa, ia bukan Elang yang kukenal.

Aku menghempaskan pikiran itu, Elang berubah atau tidak itu bukan urusanku. Aku disini untuk kerja bukan ingin bertemu Elang.

"Bukannya bapak sudah bahagia dengan istri bapak, saya gak mau ganggu," deg, aku lupa dengan gosip tadi pagi.

Bibir bawah ku gigit bersamaan dengan mataku yang terpejam, ini sangat tak nyaman.

Kulihat Elang hanya tersenyum saja, ia menatapku dengan muka yang dibilang santai. Ia menyandarkan tubuhnya pada kursi kebesarannya, menggerakkan kursinya kekiri dan kekanan.

Ia menatapku dengan tatapan yang aneh, seperti seorang jaksa yang menatap pelakunya dengan penuh menyelidiki. Tapi, dengan aura yang begitu tenang.

"Gue udah jadi duda, Ze. Elo pasti gak tahu, gue maklum-in sih. Karena kita udah lama gak bertemu," ucap Elang dengan jelas mengatakan statusnya padaku.

Tak terlihat wajah orang yang penuh beban perceraian, seperti marah, mengomel atau penyakit patah hati lainnya. Lelaki itu begitu bahagia dengan status barunya itu, seakan tak ada yang harus ia khawatirkan.

Jelas itu bukan Elang.

"Itu urusan bapak, kalau bapak mau nikah lagi, ya silahkan," sahutku, aku sudah tak peduli.

Lihat! Elang menelan salivanya, tampak tersindir oleh perkataanku. Ia menggaruk belakang kepalanya yang entah gatal atau tidak, namun ia kembali tenang dan menyembunyikan rasa gugupnya dengan senyuman gila itu.

"Formal banget sih, Ze. Aku inget kita itu main bareng sejak kecil, aku juga sering bantu ngerjain PR kamu, dan masa kecil kita begitu indah, aku inget semuanya tentang kita. Jadi, gak usah formal gitulah," papar Elang, mengingatkan aku akan betapa bahagianya masa-msa itu.

Aku diam saja, tak tahu mau menyahutnya bagaimana. Karena keadaan dan masa sudah berubah, dia bosku sekarang bukan temanku. Sudah seharusnya aku menjaga sikap dihadapannya.

"Gimana kalo nanti, kita makan siang bareng?" ajak Elang membuatku membelalakan mata.

Ini gila, sumpah! Mana elang yang ku kenal itu?

Elang yang dulu gak pernah mau ku ajak makan siang bareng, dia akan cuek dan dingin menolak ajakan aku. Apalagi pas udah ada Alana.

"Saya bawa bekal dari rumah, Pak," segera ku jawab begitu, aku tak bohong demi menolaknya. Itu kulakukan demi menghemat uang.

Elang ber-oh, ia tampak kecewa mendengarnya. Bibirnya hendak mengatakan sesuatu, tapi aku segera membungkukan badanku.

"Saya permisi, pak. Ada kerjaan yang harus saya selesaikan segera," tanpa menoleh padanya lagi, aku secepatnya pergi dari ruangan tersebut.

Aku tak tahu dan tak mau tahu bagaimana ia merespon, sopan atau tidak yang penting aku tak ingin akrab dengannya lagi. Aku masih punya suami dan aku ... sangat tahu diri.

...

Aku melihat ponselku, tak ada balasan pesan atau pun panggilan dari suamiku. Entah dimana keberadaan ayah Arsya itu?

Ini membuatku gelisah.

Kuketikkan sesuatu dibenda pipih itu, lalu kukirim pada kontak bernama 'Suamiku'. Setelahnya ku simpan barang tersebut disamping tangan kananku.

Ini sudah jam istirahat, jadi waktunya untuk makan siang. Hanya ada aku sendiri, sementara pak Er sudah pergi untuk makan siang.

Kalau Elang ...

Dia baru keluar dari ruangannya, berjalan padaku. Dengan gayanya yang maskulin. Ia tak memakai jasnya, tak terlihat seperti orang yang mau pergi makan siang.

"Elo lagi makan siang, ya?" tanyanya.

Aku melihat mejaku yang memang sudah ada kotak makan dan minumnya, aku memang mau makan. Namun kehadiran pria itu secara tiba-tiba, membuat bulu kudukku berdiri.

"I-iya," jawabku, lalu aku membuka penutup kotaknya.

Aroma makanan dari sana menusuk hidungku, membuatku ingin segera menikmatinya. Aku tak masak banyak, hanya perkedel kentang dan mie goreng pedas yang ku masak untuk hari ini.

"Saya makan dulu, Pak," aku minta izin pada Elang yang masih bediri didepan mejaku.

Baru saja aku mau menyendokkan makananku, Elang mengambil kotak makanku. Membuatku mematung dengan sikap pria yang kini tengah menatap makananku.

"Ini masakan mamamu ya, Ze?" tanya Elang menyelidiki setiap sudut kotak makananku dan isinya.

Aku menumpukan siku kiriku diatas meja dan kudaratkan pipi kiriku pada telapak tangan dengan mata yang menatap pada pria tengil itu. Aku tak tahu sedang diuji kesabaran atau memang Elang sudah berubah jadi begitu.

Rasanya ingin mencakar muka tampan yang pernah membuatku malu karena ditolaknya. Ya, aku sadar betapa bodohnya aku dulu yang berani menembaknya duluan tanpa tahu perasaannya padaku. Mengemis cinta karena sikapnya yang hangat padaku.

Elang mencubit perkedel kentang miliku, lalu memakannya.

"Hmmm, enak banget. Tante Nuri emang pinter masak dari dulu. Gak kaya anak perempuannya, masak telor ceplok aja gosong," ujar Elang dengan mulut penuh dan masih mengunyah makananku.

"Maaf, ya. Pak Elang yang terhormat, saya sama ibu sudah lama pisah rumah setelah saya menikah. Jadi, itu masakan saya," paparku memberinya penjelasan yang betul.

"Oh, ya. Gua gak percaya," ujar Elang, ia merebut sendok yang masih kupegang.

Pria bernama Elang itu memakan makananku dengan lahap, bak orang yang tengah kelaparan.

Dan aku hanya menjadi penontonnya saja.

"Ini gak bisa dibiarin." Aku berdiri dan merebut kotak makanku darinya.

Alih-alih ia memberikannya, Elang malah merebut kembali dengan paksa dan memutar tubuhnya membelakangiku. Menatapku dengan sebal.

"Pak, itu makan siang saya," geramku, tapi lelaki itu malah menikmatinya tanpa dosa.

Setelah beberapa detik, ia mengembalikan kotak makan kosong.

wajah tanpa rasa bersalah itu, membuatku ingin ahhhhh ....

1
vj'z tri
semangat sayang tunjukan pesona istri sah jangan kalah sama ani ani 🎉🎉🎉🎉🎉🎉
vj'z tri
🥳🥳🥳🥳🤩🤩🤩🤩
Arga Putri Kediri
keren elang
vj'z tri
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣 puassssss
vj'z tri
langsung promosi cuy 🤣🤣🤣🤣
vj'z tri
aduhhhh senyum nya itu loh yang bikin anak orang tambah deg deg ser 🫣🫣🫣🤣🤣
vj'z tri
tak kenal maka tak sayang 🤭🤭🤭
vj'z tri
segini mah kurang kenyang aku Thor tambah lah 🤭🤭🤭🤭
vj'z tri
pembukaan kok langsung bikin emosi meluap 😤😤😤😤
vj'z tri
jangan bosan bertemu akoh lagi 🤭🤭🤭🤭
🌀 SãñõõR 💞: pengen ketemu kamu lagi loh 😅
total 1 replies
vj'z tri
aku mundur Alon Alon Mergo sadar aku sopooo🥺🥺🥺
⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘIncha ᴳᴿ🐅❤️⃟Wᵃf
lagi donk
vj'z tri
aku disini hadir kembaliiiii 🤗🤗🤗🤗🤗
mamah fitri
pengen tak tonjok laki modelan gitu.. udah ngasi duit 1jt doang tiap bulan dan istri tidak bekerja padahal suami mampu.. uang receh juga ditanyain mana?

kenapa harus pelit sih ma istri..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!