NovelToon NovelToon
Reinkarnasi Ke Dalam Tubuh Putri Buangan

Reinkarnasi Ke Dalam Tubuh Putri Buangan

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Time Travel / Fantasi Wanita / Cinta Istana/Kuno
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author: Nfzx25r

Seorang gadis muda yang memilih untuk mengakhiri hidupnya dengan terjun ke dalam laut lepas. Tetapi, alih-alih meninggal dengan damai, dia malah bereinkarnasi ke dalam tubuh putri buangan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nfzx25r, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pangeran Siluman Tampan

"Putri Minghua," teriak Mei yang terlihat sedang terengah-engah setelah sampai di atas. Putri Minghua menoleh ke arahnya dengan sedikit tertawa, "Mengapa kamu bisa sampai di atas sini?"

Mei mencoba mengambil banyak nafas sebelum menjelaskan, "Tadi, saya lihat Nona naik ke atas, jadi saya mengikuti saja tapi malah rasanya sangat berat dan melelahkan," mendudukkan dirinya pada akar pohon di sampingnya.

"Istirahatlah dulu, aku akan ke bawah untuk mencari buah-buahan segar," berjalan menuruni bukit dengan pelan dan anggun. "Nona, tunggu saya," Mei segera mengejar Putri Minghua meskipun rasanya dia tidak kuat tetapi sudah tugasnya untuk melayani sang Putri.

"Arghhh," terdengar suara teriakan keras di dalam hutan yang membuat Putri Minghua penasaran dan langsung berlari ke arah suara tersebut.

Mereka memasuki hutan lebih jauh hingga melihat sebuah lengan baju di belakang pohon besar dan terdengar suara merintih terus menerus di balik pohon besar itu.

Dengan pelan Putri Minghua melihat di balik pohon, dengan raut wajah yang terkejut, "Astaga!!" teriaknya. Seorang pria dengan paras yang tampan tetapi telinga kucing? dia tampan tapi memiliki telinga kucing di kepalanya, seperti siluman, Putri Minghua heran dengan wujud di depannya tapi dia tidak memperdulikan itu. Kondisinya terlihat banyak sekali darah di sekelilingnya dan juga sebuah panah berada tepat di dadanya.

"Mei, bantu aku angkat dia," sambil berusaha memegangi badan pria itu, sangat susah untuk membawanya ke tenda karena tubuhnya yang besar dan tinggi. Putri Minghua hanya bisa setinggi dadanya.

Mereka bersusah payah membawanya ke tenda dengan darah yang terus mengalir dan nafasnya yang sepertinya sudah tidak kuat lagi menahan sakit.

Sampai di sana, para pengawal membawanya masuk ke dalam tenda dan segera memanggil tabib untuk memeriksanya. Putri Minghua kembali ke tendanya dengan rasa lelah hingga dia mulai tertidur.

"Clara, jika kamu ingin menyelamatkan pria itu maka gunakanlah kekuatan yang ada di liontin itu, fokuskanlah dirimu."

Seketika dia langsung membuka matanya dan berlari ke arah tenda tabib, "Tabib, biarkan Aku yang menyembuhkannya," ucapnya sambil terengah-engah.

"Tapi Yang Mulia, ini pekerjaan yang sulit di lakukan," keraguan sang tabib terlihat jelas di wajahnya dan juga kekhawatiran jika sang Putri malah membuatnya terbunuh.

"Percayalah padaku Tabib," ucapnya dengan yakin akan kemampuannya. "Baiklah Yang Mulia, hamba akan keluar," memberikan penghormatan pada sang Putri kemudian segera pergi.

Putri Minghua melakukan apa yang di suruh oleh Putri Minghua yang asli dengan fokus dan mengerahkan semua kekuatan yang di milikinya. Mei dan Tabib menunggu di depan tenda dengan cemas, mulai mondar-mandir karena khawatir akan kondisi Putri Minghua.

Tak butuh waktu lama, Putri Minghua keluar dari tenda dengan wajah yang pucat hingga dia terjatuh tepat di depan Mei, "Nona," teriaknya dengan panik. Putri Minghua segera di bawa kembali ke dalam tenda dengan masih tidak sadarkan diri.

Suasana di dalam tenda mendadak jadi sunyi. Hanya suara napas berat Putri Minghua yang masih belum sadarkan diri terdengar di tengah kekhawatiran semua orang. Mei duduk di sampingnya sambil terus memegangi tangan sang Putri, air matanya sudah menggenang di pelupuk mata.

“Nona… kenapa harus memaksakan diri seperti ini…” ucapnya lirih sambil mengusap dahi Putri Minghua dengan kain basah.

Tabib berdiri tak jauh, matanya serius menatap sang Putri. “Apa yang dilakukan Nona tadi… bukan sesuatu yang manusia biasa bisa lakukan.”

Mei menoleh dengan mata sembab, “Apa maksudnya, Tabib?”

Tabib mendesah pelan, menatap liontin hijau yang kini bersinar redup di dada Putri Minghua. “Itu adalah kekuatan roh kuno. Jika digunakan tanpa seimbang, bisa menguras seluruh energi penggunanya. Tapi… hanya orang terpilih yang bisa memakainya.”

Mei menggenggam tangan Putri Minghua lebih erat. “Nona pasti terpilih… karena Nona sangat baik…”

Beberapa saat kemudian, tubuh Putri Minghua mulai menggeliat pelan. Jemarinya yang lemah bergerak, dan kelopak matanya perlahan membuka, menatap langit-langit tenda yang redup dengan pandangan kosong.

“Nona!” Mei langsung memeluknya pelan.

“Aku di mana…?” suara Putri Minghua sangat lemah, seperti bisikan angin.

Mei buru-buru menyeka air matanya. “Nona pingsan setelah menyembuhkan pria itu… Tabib bilang Nona sangat kelelahan…”

Putri Minghua mengangguk pelan. Tubuhnya memang terasa seperti habis direnggut semua tenaga, tapi hatinya… anehnya terasa tenang.

“Apa… dia sudah selamat?” tanyanya pelan.

Mei tersenyum sambil mengangguk. “Ya, Nona. Dia sedang tidur di tenda belakang. Lukanya sudah menutup meski belum sepenuhnya pulih.”

Putri Minghua menatap liontin di dadanya, sinarnya memang sudah tidak sekuat tadi. Tapi benda itu terasa hangat… seolah mengatakan bahwa semuanya akan baik-baik saja.

Keesokan harinya, Putri Minghua bangun lebih pagi dari biasanya. Rasa penasaran tentang pria itu terus menggoda pikirannya.

Dia bangkit dengan hati-hati dan langsung disambut oleh Mei.

“Nona, tubuh Nona masih lemah, jangan terlalu banyak bergerak.”

“Aku hanya ingin melihat keadaannya sebentar,” Putri Minghua tersenyum tenang.

Mei akhirnya mengangguk, dan mereka berjalan menuju tenda tempat pria itu dirawat. Saat membuka tirai, Putri Minghua menahan napasnya. Cahaya matahari pagi menyinari wajah lelaki itu yang masih tertidur.

Dia tampak damai… meski bekas luka masih membekas di dada kirinya. Wajahnya tampannya nyaris sempurna. Garis rahangnya tegas, bulu matanya panjang, dan telinga kucingnya… bergerak sedikit seolah menangkap suara.

“Dia… tampan sekali,” gumam Putri Minghua tanpa sadar.

Mei langsung memalingkan wajah, menahan senyumnya. “Nona, apakah Nona… suka pria seperti itu?”

“Apa? T-tentu tidak… aku hanya kagum saja…” wajahnya mulai memerah. Tangannya refleks merapikan rambutnya yang tergerai, entah kenapa merasa gugup.

Tiba-tiba, mata lelaki itu terbuka pelan. Mata keemasannya menatap lurus ke arah Putri Minghua. Dalam sekejap, dunia seakan berhenti.

Putri Minghua terpaku. Jantungnya berdetak begitu keras.

Mata itu… tajam, tapi juga terluka.

Lelaki itu mencoba berbicara, tapi suaranya nyaris tak terdengar. “Kau… siapa…?”

Putri Minghua menelan ludahnya pelan. “Aku… aku yang menyelamatkanmu.”

Mata lelaki itu kembali menutup. Tapi sebelum tertidur lagi, dia sempat berbisik, “Kau… seperti cahaya…”

Putri Minghua tak bisa berkata-kata. Rasanya seperti baru saja disihir oleh kata-kata lelaki itu. Dia memegang dadanya sendiri, detaknya masih belum normal. “Mei… siapa sebenarnya dia…?”

Mei menggeleng, “Saya tidak tahu, Nona. Tapi telinga seperti itu… hanya dimiliki oleh makhluk dari ras siluman.”

“Siluman…” gumamnya pelan, “Tapi kenapa dia bisa dilukai manusia?”

Mei ikut bingung. “Mungkin… ada rahasia besar di balik kehadirannya di hutan kemarin.”

Putri Minghua menatap lelaki itu sekali lagi sebelum berjalan keluar. Hatinya campur aduk. Tapi yang pasti, lelaki itu bukanlah orang biasa. Dan dia… mungkin akan mengubah segalanya.

1
Cha Sumuk
ap ga ada ingatan yg tertggl hemmm
Murni Dewita
double up thor dan tetap semangat
Nfzx25r: Iya, makasi
total 1 replies
Murni Dewita
next
Murni Dewita
nyimak
Murni Dewita
👣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!