NovelToon NovelToon
Dijual Keluarga Pada Mafia Kejam

Dijual Keluarga Pada Mafia Kejam

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Lari Saat Hamil / Balas dendam pengganti
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: Elfrida Sitorus

Dijual kepada mafia kejam, Arini disiksa dan dikurung dalam neraka bernama cinta. Tapi tak seperti gadis lemah dalam dongeng, Arini memilih bangkit. Karena tidak semua cinta pantas diperjuangkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elfrida Sitorus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 28

malam harinya, Reina sedang duduk di ruang kerja pribadinya. Ia menatap foto Rian yang tertidur di layar monitor CCTV kamar atas. Tenang, polos, dan damai.

Maeve masuk, membawa tablet.

“ada Pesan dari seseorang... yang kau tahu siapa.”

Reina mengangkat alis. Tablet itu menunjukkan undangan elektronik sederhana. Lokasi pertemuan, waktu, dan satu kalimat:

“Aku ingin bertemu. Hanya kita berdua.L.A.”.

Reina menatap layar itu lama. Matanya menyipit, lalu bibirnya menyunggingkan senyum kecil.

“Akhirnya,” gumamnya pelan.“Srigala itu mulai menggonggong karena mencium bau darah.”

Maeve bersedekap. “Kau yakin mau datang kesana sendiri?”

Reina berdiri. Tegas.

“Ya. Aku akan datang. Bukan karena dia meminta.Tapi karena waktunya sudah tepat.”

“Untuk apa?”

Reina berbalik, mata dinginnya menyala.

“Untuk menunjukkan padanya... bahwa Reina yang ia buang dulu, kini lebih tinggi dari singgasana manapun yang dia duduki.”

maeve mengangguk mengerti.

"apa kamu tidak membawa penjaga untuk jaga-jaga!!?.kita tidak tau,Leonardo sangat licik."

"tidak,kalau terjadi sesuatu aku bisa mengatasinya eve."

maeve hanya diam.dia tahu isi pikiran reina.sebelum bertindak,sudah pasti ada rencana yang tersusun dengan rapi.

----

ke esokan harinya,sesuai undangan yanng dia dapatkan.akhirnya reina pergi menuju cafe tempat dia bertemu dengan leonardo setelah 5 tahun lamanya akhirnya mereka bertemu kembali.cahaya menyinari interior kafe mewah dengan temaram keemasan. Aroma kopi mahal dan roti panggang menyelimuti udara.

Leonardo duduk lebih dulu. Setelan jas hitamnya rapi, jam tangan mahal berkilat di pergelangan.Tapi jemarinya yang mengetuk ringan meja menunjukkan sesuatu: ketegangan yang disembunyikan di balik topeng dinginnya.

Lalu Reina datang.

Langkahnya anggun, namun setiap gerakannya mengirim sinyal bahaya. Gaun hitam sederhana membalut tubuh rampingnya, matanya tajam bagaikan elang yang baru saja kembali dari medan pertempuran.

Mereka bertatapan. Hening menyelimuti udara.

Tak ada pelukan. Tak ada senyum palsu. Yang ada hanya tatapan penuh sejarah kelam.

Reina menarik kursi dan duduk perlahan, tenang, nyaris seperti ratu yang datang ke pengadilan.

“Aku hampir lupa bau parfummu,” katanya dingin. “Bau penjara.”

Leonardo menahan napas. “Reina…”

“apa mau mu?” Suaranya pelan, namun tegas. “Kau yang meminta pertemuan. Jangan buang waktuku.”

Leonardo menatapnya lama. Ada banyak hal yang ingin dia katakan pembenaran, mungkin penyesalan, atau sekadar pembuktian bahwa ia masih memegang kendali.

Tapi Reina tidak memberinya waktu.

“Lima tahun, Leo. Lima tahun aku hidup sebagai mayat berjalan karena ulahmu. Dan kau di sini, dengan jas mahal dan segelas espresso, berpikir aku akan duduk manis mendengar alasan?”

“Aku tidak pernah ingin kau pergi sejauh itu”

Reina tertawa kecil. Tawa getir. “Kau tidak ingin aku pergi? Kau pikir aku tinggal karena cinta?” Ia mencondongkan tubuh ke depan. “Aku bertahan dulu karena aku tidak punya pilihan. Kau...dan seluruh sistem kotormu menjadikanku barang dagangan. Seperti boneka.”

Leonardo terdiam. Rahangnya mengeras.

“Sekarang dengar aku,” ucap Reina pelan, tetapi nadanya mematikan. “Aku di sini bukan untuk masa lalu. Aku datang karena kau menyentuh garis merahku.”

“Rian…”

“Jangan sebut namanya dengan mulut kotormu itu,” bentak Reina tajam, membuat beberapa pengunjung menoleh sekilas. Tapi ia tak peduli.

Reina menatapnya lurus. “Anak itu hidup karena aku mengorbankan segalanya. Kau tak berhak menyentuhnya. Kau tak berhak mengakuinya.”

Leonardo bersandar. Napasnya berat. Matanya menajam. “jangan lupa...Aku ayahnya.”

Reina mengangguk perlahan, sinis. “Secara darah, mungkin. Tapi secara jiwa? Kau bahkan tak tahu tentang dia. Kau tak tahu warna favoritnya. Kau tak tahu lagu yang dia nyanyikan sebelum tidur.kau hanya ingin menjadikan dia alat."

Ia berdiri, mengambil dompet dari tasnya, meletakkan beberapa lembar uang di meja. “Terima kasih untuk kopinya. Ini lebih murah dari harga yang dulu kau bayarkan untuk membeliku.”

Leonardo memucat. Tapi sebelum ia sempat membalas, Reina sudah melangkah pergi, meninggalkan jejak aroma dendam dan kemenangan.

Reina melangkah keluar dari kafe dengan kepala tegak, sepatu haknya berdetak tegas di atas lantai marmer. Dari luar, ia tampak seperti wanita kuat yang menang telak dalam pertempuran. Namun, saat mencapai parkiran basement tempat sopir pribadinya menunggu, ia berhenti sejenak.

Tangannya gemetar.

Bukan karena takut. Tapi karena luka lama yang baru saja dikoyak kembali oleh pria itu.

Leonardo.

Nama itu masih menusuk seperti belati, menancap dalam di memori dan tubuhnya. Bukan hanya karena masa lalu kelamnya sebagai budak Leonardo, tetapi juga karena lelaki itu pernah hampir menghancurkan seluruh masa depannya.

Reina menarik napas panjang, menengadah, menahan air mata yang sempat menggenang di sudut mata. “Kau tidak boleh menang lagi, Leo. Tidak sekarang, tidak pernah.”

Ponselnya berdering pelan. Sebuah pesan masuk dari Davin.

“Keamanan di mansion baru sudah dipasang. Rian sedang bermain bersama Maeve. Semua aman.”

Reina mengangguk pelan, lalu mengetik balasan.

“Jaga dia. Aku akan pulang sebentar lagi.”

Ia menatap pantulan dirinya di kaca mobil. Perempuan di sana bukan Reina yang dulu bukan gadis yang ketakutan di malam gelap, bukan wanita muda yang dikurung dalam sangkar emas penuh ancaman. Ia sekarang adalah Reina O’Reilly putri mafia elite dunia yang bangkit dari reruntuhan.

----

Di dalam kafe, Leonardo masih duduk di kursinya. Tangan kirinya menggenggam gelas kaca, retakannya merambat perlahan, seakan meniru retakan di dalam dirinya.

Asisten pribadinya, davina, berdiri tak jauh, menunduk dalam diam.

“Berani sekali dia menatap mataku seperti itu,” gumam Leonardo, suaranya rendah namun menggigit.

“Dia sudah berubah, Tuan. Reina… bukan wanita yang sama seperti lima tahun lalu,” ujar davina hati-hati.

Leonardo menyipitkan mata. “Dia tinggal di Jakarta sekarang. Di kota ini. Bersama anakku.”

Kata “anakku” terdengar seperti racun di lidahnya. Bukan karena ia membenci Rian, tapi karena ia membenci kenyataan bahwa Reina membesarkannya sendirian… dan berhasil.

“Aku ingin tahu semua gerak-geriknya. Siapa yang menemuinya. Ke mana dia pergi. Dengan siapa dia tinggal. Aku ingin namanya, alamatnya, bahkan daftar pembantunya.”

davina mengangguk cepat. “Baik, Tuan.”

Leonardo menatap keluar jendela. Di sana, langit mulai berubah gelap. Tapi dalam pikirannya, Reina masih berdiri dengan sikap arogan dan tajam.

Wanita itu harus dijinakkan. Atau dimusnahkan.

“Kita mulai dari anaknya,” katanya dingin.

Yugo menatap Leonardo dengan ragu. “Tapi, Tuan, Reina tampaknya sudah memperkuat keamanan. Bahkan membawa orang-orang dari Irlandia.”

Leonardo menyeringai kecil. “Setiap sistem pasti punya celah. Bahkan istana pun bisa roboh jika fondasinya rapuh.”

Ia berdiri, lalu merapikan jasnya. “Siapkan orang-orang lama. Aku ingin Reina kembali bertekuk lutut.”

Sementara itu, Reina menatap langit Jakarta dari balik jendela mobil. Kota ini menyimpan banyak luka. Tapi juga akan menjadi saksi pembalasannya.

“Selamat datang di nerakamu sendiri, Leo...,” bisiknya. “Kau pikir aku pulang untuk berdamai? Tidak. Aku pulang untuk menghancurkan segalanya yang pernah kau bangun.”

1
KLOWOR GAMING apa??
Aku udah jatuh cinta dengan karakter-karaktermu. Keep writing! 💕
moa_dubadu_wariwari
Saya sudah tak sabar nunggu kelanjutannya, tolong secepatnya update thor!
Mar Briyith ER
Aksinya keren banget, semangat terus author!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!