NovelToon NovelToon
Istri Rahasia Dosen Killer

Istri Rahasia Dosen Killer

Status: sedang berlangsung
Genre:Dosen / Nikahmuda / Hamil di luar nikah / Nikah Kontrak
Popularitas:5.7k
Nilai: 5
Nama Author: Qwan in

bercerita tentang seorang gadis buruk rupa bernama Nadia, ia seorang mahasiswi semester 4 berusia 20 tahun yang terlibat cinta satu malam dengan dosennya sendiri bernama Jonathan adhitama yang merupakan kekasih dari sang sahabat, karna kejadian itu Nadia dan Jonathan pun terpaksa melakukan pernikahan rahasia di karenakan Nadia yang tengah berbadan dua, bagaimana kelanjutan hidup Nadia, apakah ia akan berbahagia dengan pernikahan rahasia itu atau justru hidupnya akan semakin menderita,,??? jangan lupa membaca 🥰

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qwan in, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

18

Di dalam ruang kelas, Nadia duduk menatap sebuah buku catatan yang berada di hadapannya. Mencoba untuk fokus pada materi-materi yang telah diterangkan oleh dosen. Tetapi pikiran terus berputar pada kejadian-kejadian yang belakangan ini menimpanya. Dihamili oleh kekasih sahabatnya, terpaksa menikah dengan laki-laki itu dan kini ia terperangkap pada masalah yang berkaitan dengan masalalu pria yang kini menjadi suaminya.

Dertt..derttt...

Sebuah pesan masuk dari ponsel Nadia yang berada di laci meja miliknya.

Pak Nathan

( "Temui aku dibelakang gedung perpustakaan, setelah kelas usai nanti,")

Ia menatap layar ponsel itu beberapa detik, lalu meletakkannya kembali ke dalam laci meja tanpa membalas. Hatinya malas. Bukan karena tak ingin tahu, tapi karena ia tahu setiap pertemuan dengan Jonathan hanya membuatnya merasa lebih terjebak dalam hidup yang bukan pilihannya.

Lonceng kelas akhirnya berbunyi. Satu per satu mahasiswa keluar dari ruang perkuliahan. Dewi menghampirinya dengan senyum hangat seperti biasa.

"Nad, makan yuk. Aku laper banget, kamu juga belum makan, kan?"

Nadia tersenyum tipis, berusaha menutupi gelisah yang masih bersarang dalam dirinya. "Kamu duluan aja, wi. Aku ke toilet bentar, nyusul ya?"

Dewi mengangguk tanpa curiga.

"Oke, aku pesenin makanan, ya!"

Begitu sahabatnya itu pergi, Nadia berbalik arah. Ia melangkah dengan malas, menyusuri lorong-lorong sepi kampus menuju bagian belakang gedung perpustakaan. Langkahnya berat, seolah tubuhnya menolak untuk kembali berhadapan dengan kenyataan. Ia tahu, Jonathan, suami kontraknya. pasti ingin membahas tentang kejadian pagi tadi, saat Kevin mengantarnya ke kampus.

Nadia mendengus pelan. Ia tak merasa harus menjelaskan apa pun. Hubungan mereka hanya sebatas perjanjian. Tanpa cinta, tanpa hak untuk mencampuri kehidupan pribadi satu sama lain.

Namun ketika ia berbelok di sudut bangunan, sosok Jonathan sudah berdiri di sana. Tegak bersandar pada dinding, kedua tangannya dimasukkan ke dalam saku celana, menatap Nadia dengan sorot mata tajam yang sulit diartikan

"Berhenti merayu adikku," ucap Jonathan tiba-tiba. Suaranya berat dan penuh penekanan.

Nadia mengernyit, bingung.

"Aku tidak mengerti. Sebenarnya siapa yang selalu kamu maksud sebagai adik?"

"Kevin. Berhenti merayunya, Nadia," jawab Jonathan dengan nada dingin.

Nadia menghela napas panjang.

"Aku tidak merayunya. Kak Kevin sendiri yang selalu menghampiri dan bersikap perhatian padaku."

"Lalu kenapa kamu tidak menolaknya?" Jonathan mulai terdengar emosional.

"Apa kamu merasa senang disentuh oleh lelaki lain selain suamimu?"

Nadia terdiam sejenak, merasa tersengat.

"Apa maksudmu bicara seperti itu?"

"Kamu istriku, Nadia. Kamu mengandung anakku, darah dagingku. Apa kau lupa itu? Dan sekarang kau malah asyik bermesraan dengan laki-laki lain, bergandengan tangan dengannya di depan umum!" seru Jonathan, suaranya meninggi.

Nadia mengangkat dagunya, menahan air mata dan amarah yang mendesak keluar.

"Kita hanya menikah di atas kertas, Pak Jonathan. Jangan lupa itu. Dan kamu tidak punya hak untuk mengatur siapa yang bisa dekat denganku. Bukankah kamu juga sudah punya calon istri yang sesungguhnya?"

Setelah mengatakan itu, Nadia berbalik dan bersiap meninggalkan tempat itu. Namun sebelum langkahnya benar-benar menjauh, tangan Jonathan dengan cepat mencengkeram pergelangan tangannya. Sentuhan itu membuatnya terhenti, dan sebelum sempat berkata apa pun, tubuhnya sudah terdorong pelan ke dinding di belakangnya.

Dalam sekejap, bibir Jonathan mendarat di bibirnya. Tidak ada aba-aba, tidak ada kata. Sebuah ciuman yang tiba-tiba, dalam, namun tidak memaksa. Seolah Jonathan sedang menyalurkan sesuatu yang tak mampu ia ucapkan.

Mata Nadia melebar, tubuhnya menegang. Ia tidak menyangka Jonathan akan melakukan hal gila itu, terlebih di tempat seperti ini. Di belakang gedung perpustakaan kampus, yang sewaktu-waktu bisa dilalui siapa saja.

Ia mencoba mendorong dada pria itu, berusaha lepas dari kungkungan lengan yang kuat. Tapi upayanya sia-sia. Tubuh Jonathan jauh lebih besar, lebih kokoh, sementara dirinya hanya gadis kurus dengan tubuh yang mulai lelah oleh banyaknya beban hidup.

Cukup lama, sebelum sesi ciuman itu berakhir. Jonathan memejamkan mata, melumat dalam bibir ranum milik Nadia. Sesaat ia merasakan rasa hangat yang mengalir deras di hatinya, sebelum ia menyudahi ciumannya.

" Kamu istri ku, Nadia. Aku tidak akan membiarkan laki-laki lain mendekati mu, sebelum aku menceraikan mu," bisik Jonathan tepat di telinga Nadia.

Nafas Nadia tersengal, dan wajahnya memerah dan dadanya berdegup dengan kencang. Antara malu dan juga marah. Ia mengusap bibirnya kasar, seperti ingin menghilangkan jejak yang tertinggal di sana.

Plakk...

Sebuah tamparan keras mendarat di pipi Jonathan.

" Dasar, gila," ucap Nadia dan segera pergi dari sana.

Jonathan terdiam. Tidak membalas, tidak menghindar. Tamparan itu menyisakan bekas kemerahan di pipinya, tapi ia hanya menatap punggung Nadia yang menjauh tanpa berkata apa pun.

Langkah kaki Nadia cepat, hampir seperti berlari. Dadanya naik-turun tak karuan, antara marah, syok, dan bingung. Udara di sekitarnya terasa menyesakkan, seperti tembok yang mengepung dari segala arah. Ia memeluk tasnya erat-erat, mencoba menenangkan diri, mencoba menyingkirkan bayangan ciuman tadi. yang tak seharusnya terjadi, yang tak seharusnya membuat hatinya terasa goyah.

Begitu masuk ke toilet wanita, Nadia langsung mengunci pintu bilik dan menatap wajahnya di cermin kecil yang menggantung di dinding.

"Bodoh..." gumamnya pada diri sendiri. "Kenapa aku diam saja? Kenapa aku tidak menendangnya? Kenapa jantungku malah berdetak secepat ini?"

Tangannya kembali menyentuh bibirnya, kali ini dengan lembut. Lalu buru-buru ia basuh wajahnya, mencoba menghapus sisa-sisa emosi yang masih tertinggal.

Beberapa menit berlalu. Setelah cukup tenang, Nadia keluar dari toilet dan berjalan ke arah kantin, tempat Dewi menunggunya. Ia memasang wajah sebiasa mungkin, menyembunyikan badai di dalam dadanya.

"Lama banget, Nad! Aku kira kamu pingsan di toilet," celetuk Dewi sambil menyerahkan sepiring nasi goreng.

Nadia memaksakan tawa kecil.

"Maaf, perutku sempat mulas tadi. Tapi sekarang sudah mendingan."

Dewi mengangguk, lalu memulai obrolan ringan seperti biasa. Tapi Nadia hanya setengah mendengarkan. Pikirannya masih melayang. Bukan hanya tentang ciuman itu, tapi juga tentang kalimat terakhir Jonathan...

“Aku tidak akan membiarkan laki-laki lain mendekatimu sebelum aku menceraikanmu.”

Kata-kata itu menggema seperti ancaman. Atau… mungkin lebih dari itu?

...

Kini Nadia melangkah keluar dari gedung fakultas dengan langkah yang pelan dan berat. Tubuhnya terasa lelah, bukan hanya karena aktivitas seharian, tapi juga karena tekanan batin yang terus-menerus menghimpitnya. Mungkin juga karena pengaruh kehamilan yang membuatnya lebih cepat lelah dari biasanya.

Udara sore menyapa wajahnya lembut, namun tak cukup menenangkan pikirannya yang kalut.

“Nona,” panggil seseorang.

Nadia menoleh. Di sisi kiri gerbang kampus, berdiri sosok tinggi dengan setelan rapi. Alex.

Pria itu berdiri di samping sebuah mobil hitam, membukakan pintu belakang dengan sikap sopan namun tegas.

“Kak Alex?” Nadia memicingkan mata, heran. “Ngapain di sini?”

“Saya diperintahkan Tuan Jonathan untuk menjemput Anda,” jawab Alex tenang.

Nadia mendesah pelan, antara kesal dan pasrah.

“Aku bisa pulang sendiri,” tukasnya, pelan namun jelas.

“Maaf, Nona. Saya tidak bisa membiarkan Anda pulang tanpa pengawalan, akan sangat berbahaya untuk anda. Mengingat nyawa anda sedang dalam bahaya saat ini.” jawab Alex tetap tenang.

" Dan mulai saat ini, saya akan mengikuti kemana saja anda pergi," ujarnya lagi.

Nadia menatapnya beberapa detik, lalu mengalihkan pandangan ke mobil. Ia tidak ingin berdebat. Kepalanya sudah cukup pening. Entah mengapa dirinya bisa terjebak dalam situasi yang tidak mengenakkan ini.

Tanpa berkata apa-apa lagi, ia melangkah masuk ke dalam mobil. Duduk di jok belakang sambil memeluk tasnya, menatap jendela dengan tatapan kosong.

1
partini
nad seberapa kuat kamu pura pura kuat dan di dingin sama suamimu
dede imel
dewi??
mungkinn
partini
enak bener kamu
partini
lah malah bundir,,kasih karma dulu tu si Jo Thor biar dah nyesel tapi dia salah
Ma Em
Benarkan itu perbuatan Dewi yg akan balas dendam pada Jonathan , semoga Nadia dan kandungannya baik2 saja serta bisa diselamatkan oleh Jonathan
sutiasih kasih
masa lalumu mmbuat hidup nadia hncur jo....
partini
wow
sutiasih kasih
smoga km segera mnyadari musuhmu adalah wanita pujaanmu jo...
jgn bodoh trlalu lm jo.... kekuasaan jga hrtamu slm ini tk mmpu mngendus jejak musuhmu yg trnyata org trsayangmu🙄🙄
partini
hai Jo be smart,itu tlfn dari papa ngapain pergi ga terima tlfn di depan kamu ga lucu kan ,,come on Jo do something lah
sutiasih kasih
sepndapat..... sprtinya dewi dalang dri smua ini... dan nadia yg tak tau apa" hrus mnjadi korbannya....
sutiasih kasih
nadia ungsikn di tmpat lain dlu.... biar aman...
sutiasih kasih
awas y jonatan.... klo kelak km mnjilat ludahmu sndiri..... km taunya Nadia itu jelek... dekil... hitam...
klo nnti nadia bnyak uang.... bkalan balik lgi tuh wujud asli nadia....
krna sejatinya nadia dlunya cantik... hnya krna keadaan yg mmbuat dia tak mungkin merawat dirinya....
jdi kurang"i mncaci & merendhkn ibu dri ankmu....
Ma Em
Semoga Nadia selalu terlindungi dari niat orang2 yg akan mencelakakan Nadia, serta segera tertangkap orang yg sering teror Jonathan maupun Nadia .
Ma Em
Dewi mungkin yg dendam pada Jonathan , kalau bkn Dewi siapa lagi masa Nadia saja selalu diteror sedangkan Dewi calon istri Jonathan aman2 saja .
Ma Em
Berarti benar Dewi adiknya Sintia kalau dipikir lagi masa kekasih tercinta Jonathan aman2 saja malah Nadia yg diancam kalau bkn Dewi siapa lagi .
Ma Em
Semangat ga siapapun penjahatnya bisa segera ditemukan serta Nadia dan kandungannya baik2 saja , apa mungkin Dewi yg dendam pada Jonathan mungkin Wanita masa lalu Jonathan adalah saudaranya Dewi .
Ma Em
Jangan sampai Nadia celaka Thor , semoga Jonathan bisa melindungi Nadia dari marabahaya .
Ma Em
Jonathan benar2 bertanggung jawab dan takut kehilangan anak yg dikandung Nadia makanya Jonathan melakukan dan turuti semua permintaan Nadia .
Ma Em
Seru Thor aku suka karakter Nadia meskipun dari kampung tapi Nadia berani melawan ketidak Adilan berani melawan Jonatan yg sombong yg selalu menghinanya 👍💪😘
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!