NovelToon NovelToon
PEMILIK HATI TUAN MUDA MAFIA

PEMILIK HATI TUAN MUDA MAFIA

Status: sedang berlangsung
Genre:Gadis nakal / Identitas Tersembunyi / CEO / Mafia / Romansa / Iblis
Popularitas:4.7k
Nilai: 5
Nama Author: TriZa Cancer

"𝘽𝙧𝙚𝙣𝙜.. 𝙗𝙚𝙣𝙜.. 𝙗𝙚𝙣𝙜.. "
𝘼𝙙𝙪𝙝 𝙖𝙬𝙖𝙨... 𝙝𝙚𝙮𝙮𝙮... 𝙢𝙞𝙣𝙜𝙜𝙞𝙧.. 𝘼𝙡𝙖𝙢𝙖𝙠..

𝘽𝙧𝙪𝙠𝙠𝙠...

Thalia putri Dewantara gadis cantik, imut, berhidung mancung, bibir tipis dan mata hazel, harus mengalami kecelakaan tunggal menabrak gerbang, di hari pertamanya masuk sekolah.

Bagaimana kesialan dan kebarbaran Thalia di sekolah barunya, bisakah dia mendapat sahabat, atau kekasih, yuk di simak kisahnya.

karya Triza cancer.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon TriZa Cancer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

PERTANDINGAN VOLY

Sepanjang sesi pemanasan, suasana lapangan benar-benar terasa aneh setidaknya bagi para murid pria.

Mereka diminta berlari mengelilingi lapangan dua kali, tapi nyatanya banyak yang malah salah fokus. Setiap kali Thalia lewat dengan rambut yang diikat tinggi, keringat tipis di pelipisnya, dan napas yang sedikit terengah, seolah waktu berhenti sejenak.

“Bro… sumpah, Thalia makin keringetan malah makin cakep,” bisik salah satu murid.

“Iya, aura-nya parah banget,” timpal yang lain sambil nyengir.

Bahkan ada dua murid yang saking nggak fokusnya sampai saling bertubrukan di tikungan.

“Aw!”

“Woy, lihat jalan lah! Jangan lihat cewek mulu!”

Thalia yang mendengar itu hanya menahan tawa, sementara Cia dan Sasa menatapnya gemas.“Nah kan, Lia. lo tuh magnet masalah, bikin mereka gagal fokus tau..” goda Sasa pelan.

Thalia hanya mengedik bahu. “Bukan salah gue kalau mereka gak bisa bedain lari sama terpesona.”

Namun di sisi lain lapangan, Athar yang ikut mengamati dari barisan belakang tampak… tidak tenang.

Wajahnya tetap datar, seperti biasa. Tapi Raka dan Rafi yang sudah lama jadi sahabatnya tahu ada sesuatu yang lain di balik ekspresi tenangnya itu. Sorot matanya tajam setiap kali mendengar cowok lain bersiul atau berkomentar tentang Thalia.

“Bro…” bisik Doni pelan ke arah Raka, “lu liat gak muka Athar?”

Raka mengangguk cepat. “Iya, datar sih, tapi urat lehernya keliatan, men.”

“Kayak mau nyantet semua cowok yang ngelihat Thalia,” sambung Dion menahan tawa.

Rafi mengangkat alis penuh arti. “Eh, jangan-jangan…”

“Jangan-jangan apa?” tanya Doni penasaran.

“Jangan-jangan dia cemburu,” jawab Rafi setengah berbisik.

Raka langsung menceletuk, “Cemburu? Ketua OSIS yang katanya gak punya emosi itu? Yang mukanya aja kayak mode pesawat?”

Doni menahan tawa. “Bisa jadi. Kan katanya kalau cowok datar itu, sekali jatuh cinta… langsung jatuh berat.”

Namun sebelum tawa mereka pecah, suara peluit guru olahraga terdengar keras.

“Ayo semua baris!..Kita latihan bola voli campuran!”

Thalia menepuk tangannya antusias. “Akhirnya olahraga beneran, bukan lari muter-muter kayak setrikaan.”

Athar menoleh sejenak ke arah suara itu.

Dan begitu melihat Thalia tersenyum lebar sambil mengibaskan rambutnya yang lembap… entah kenapa, dadanya terasa sesak.

Ia menghela napas pelan, lalu bergumam lirih hanya cukup untuk dirinya sendiri,

“Gadis absurd…”

"Baiklah anak-anak kita akan melakukan pertandingan bola voly, bapak akan acak untuk menentukan tim kalian. " Ucap guru olahraga dengan melihat buku catatannya.

Sorak sorai lapangan makin riuh saat guru menyebutkan Tim yang akan main, "Kelas IPA 1 VS Kelas IPS 1" teriak sang guru

Thalia yang dari tadi sudah bersemangat, langsung berseru riang sambil mengepalkan tangan.“Let’s go tim IPA! Biar IPS tahu kita gak cuma pinter, tapi juga jago voli!”

Guru olahraga melihat catatannya membagi Tim setiap kelas"Tim IPA 1 Ada Thalia, Cia, Sasa, Athar, Raka, dan Dion dan akan berhadapan dengan tim IPS 1, Aldo, Toni, Rendi, Leni, Sesil, dan Yola."

"Bagi nama yang bapak sebutkan tadi tolong bergabung dengan timnya"

Semangat Thalia yang berkobat tiba-tiba langsung drop begitu mendengar nama Athar ikut di timnya.“Yah Pak! Jangan Athar dong Pak!” teriak Thalia sambil menunjuk arah Doni dan Rafi yang duduk di pinggir lapangan. “Itu loh, ganti aja Doni atau Rafi, mereka lebih enak diajak ngomong daripada tembok!”

Semua murid ngakak.

Guru olahraga hanya menggeleng sambil menahan tawa.“Gak bisa, Thalia. Tim sudah ditentukan. Ayo cepat ke posisi.”

“Ck!” Thalia mendengus sambil berjalan ke arah lapangan, masih manyun.

Di seberang sana, Toni menangkupkan kedua tangan di depan mulut dan berteriak keras, “TENANG NENG THALIAAA! Aa Toni siap berkorban demi neng!”

Sorakan penonton pun meledak.

“Wooo! Go Aa Toni!”

“Awas kena bola, Aa!”

Cia dan Sasa sampai hampir jatuh karena menahan tawa, sedangkan Thalia hanya geleng-geleng kepala.“Ya ampun, ada yang lebih absurd dari aku ternyata…” gumamnya.

Permainan dimulai.

Servis pertama dari Dion berhasil diterima Aldo, tapi bola balasannya disambut cepat oleh Thalia.“Kyaaaahh! Makan nih bola cinta!” serunya sambil memukul bola dengan gaya berputar, membuat teman-temannya tepuk jidat tapi bola itu benar-benar masuk dan tak terjangkau tim lawan.

Poin pertama untuk IPA.

“WOOHOO!” sorak Cia dan Sasa sambil high-five dengan Thalia.

Lalu giliran lawan menyerang. Toni memukul bola dengan keras ke arah Thalia, tapi gadis itu justru mengedipkan mata ke arah Rendi yang berdiri di samping Toni. “Hati-hati, ganteng, nanti kena muka loh..” godanya sambil tersenyum.

Rendi langsung panik.

“Ha? Eh...apa?!”

Bola pun meluncur dan… dug! tepat mendarat di tanah di depan kakinya.

“Poin lagi untuk IPA!” seru guru olahraga.

Seluruh tim IPA bersorak.

Cia menepuk bahu Thalia. “Gila, lo curang banget sih!”

Thalia cengengesan. “Namanya juga strategi, bukan curang.”

Sementara itu, di sisi lain lapangan, Sesil dan Leni sudah protes habis-habisan.

“Pak! Thalia curang! Dia ganggu konsentrasi pemain kami!”

Cia dan Sasa kompak menjawab, “Lah, itu bukan curang tapi strategi lo juga bisa gangguin Athar, atau Raka tuh, kenapa sirik!”

Dan seolah menantang, Sesil langsung melirik Athar dengan gaya genit.

“Athar...jangan terlalu semangat ya, biar semangatnya cuma buat aku aja”

Tapi yang dia dapat cuma satu hal, tatapan datar dingin khas Athar yang bikin siapa pun bisa membeku.

Athar bahkan gak menoleh , cuma mendengus pendek dan menepis peluh di dahinya. Sesil langsung salah tingkah dan salah langkah saking gugupnya, dia malah kena bola voli di kepala.

Semua penonton bersorak “WOOOOH!”...

Thalia sampai tertawa ngakak sambil jongkok di lantai.“HAHAHA! Kasian, gombalin orang datar kaya patung pancoran, malah kena karma instan!”

Athar melirik sekilas ke arah Thalia yang masih tertawa sambil memegangi perut. Entah kenapa, melihat gadis absurd itu tertawa lepas begitu, sudut bibirnya sedikit terangkat.

Namun senyum kecilnya tak bertahan lama, karena Thalia tiba-tiba menatapnya sambil menunjuk bola.“Eh, tembok, giliran lo servis tuh!”

Athar menarik napas panjang, menggeleng pelan.“Lihat aja..” gumamnya datar.

Dan saat servis dilakukan Athar, bola melesat cepat seperti peluru.

Thalia refleks menjerit, “WAAAH AMPUN TEMBOK!!...LO SERVIS BOLA APA UJI COBA RUDAL PERTAHANAN NEGARA..” sambil menjatuhkan diri ke tanah.

"Bentar lagi Nasa pasti telpon kalau ada benda asing yang masuk orbit.. " Ucap Thalia membuat satu lapangan terguncang oleh tawa.

Bahkan guru olahraga pun sampai menutup wajahnya sambil tertawa kecil, mendengar ucapan Thalia.

“Udah, udah! Ayo lanjut lagi!” suara guru olahraga terdengar lantang di tengah riuh tawa para murid. Ia menggeleng lelah, mengganti bola yang sebelumnya menghilang entah ke mana karena servis super keras dari Athar.

Semua murid kembali ke posisi. Wajah-wajah serius mulai tampak, terutama dari tim IPS yang tak mau dipermalukan lagi oleh tim IPA. Tapi di sisi lain, Thalia justru tampak tenang… bahkan terlalu tenang.

“Lia, serius dikit napa, ini penentuan loh,” bisik Cia.

Thalia menatap bola di tangannya dengan senyum misterius. “Tenang, Cia… liat aja nih, serangan pamungkas Lia cemesh of doom.”

Sasa langsung menepuk jidat. “Ya ampun, udah mulai absurd lagi nih anak...”

Thalia melangkah maju, mengangkat bola dengan gaya ala atlet profesional (walau jelas gayanya lebih mirip mau salto), dan…

DUUUG!..

Bola itu meluncur tajam, sempurna menembus pertahanan lawan.

“MASUK!!”

Sorakan menggema ke seluruh lapangan. Diiringan peluit panjang tanda berakhirnya pertandingan. “PEMENANGNYA TIM IPA 2!!”

Cia dan Sasa langsung berlari memeluk Thalia. “LIAAA KAMU KEREN BANGET..!”

Thalia ikut tertawa lepas, “HAHA! Kan gue udah bilang, cemesh of doom gak pernah gagal!”

Namun, tanpa sadar, dalam euforia itu Thalia ikut memeluk satu sosok lain yang berdiri di dekatnya, Athar. Tubuh Athar langsung menegang seketika. Tangannya yang semula terlipat kini menggantung kaku di udara.

Waktu seolah berhenti. Semua mata tertuju pada mereka. Bahkan angin pun seperti menahan napas.

Thalia, baru sadar beberapa detik kemudian, langsung melepaskan pelukannya sambil mundur canggung. “Eh… sori! Gue gak sengaja! Refleks! Refleks doang kok!” serunya cepat, wajahnya mulai memerah dengan cepat ia kabur kearah toilet untuk mengganti pakaian.

Sementara itu, Athar masih berdiri di tempatnya, membeku total. Pandangannya kosong, ekspresinya datar tapi jelas, otaknya belum kembali online.

Raka melirik Doni, Dion, dan Rafi… lalu mereka kompak bersiul nakal.

“Cieee… dipeluk Thalia tuh!” goda Raka sambil menyenggol bahu Athar.

“Witwiw...anget gak, bos?” tambah Doni ngakak.

“Eh, dia nge-freeze lo..! Parah sih ini..” Dion hampir jatuh karena tertawa.

“Fix! Athar resmi kena virus pesona Thalia!” Rafi menepuk pelan punggungnya.

Athar menatap mereka dingin, masih tanpa suara. Tapi rona merah samar di lehernya jelas tak bisa disembunyikan.

“Bacot.” ucapan pendek akhirnya ia keluarkan, tapi justru membuat keempat sahabatnya meledak tertawa.

Cia dan Sasa yang sedang menyusul Thalia ke toilet juga hanya bisa menahan senyum.

“Kayanya bukan cuma Thalia yang panas gara-gara olahraga deh…” bisik Cia pelan.

Sasa terkekeh. “Iya, ada yang kehangatan-nya beda level tuh...”kode Sasa pada Athar

Athar hanya menghela napas panjang, menunduk, mencoba menenangkan detak jantung yang entah kenapa masih belum mau normal.

1
Nagisa Furukawa
Gak sabar nih nungguin kelanjutannya, update cepat ya thor!
TriZa Cancer: siap kak di tunggu ya😍
total 1 replies
🌻🍪"Galletita"🍪🌻
Nggak sabar buat lanjut ceritanya!
TriZa Cancer: makasih kak sudah mampir di tunggu ya😍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!