Season 1: Perjalanan Menggetarkan Langit
Sebelum membaca novel ini, silahkan baca season 1 terlebih dahulu.
*********
Erlang Shen tersadar dan mendapati dirinya berada di tempat yang berbeda. Berkali-kali ia berusaha untuk keluar dari tempat itu, tapi tidak berhasil. Tak punya cara lain, Erlang Shen memutuskan untuk menjelajahi dimensi tersebut.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pena_Novel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 3 Sosok Bertopeng
Erlang Shen muncul diatas menara tertinggi sekte dewa elemen dengan memakai topeng dan jubah perak. Bahkan, rambut serta bola matanya berubah menjadi keperakan.
"Berhubung aku suka mengacaukan sesuatu, maka aku akan mulai dari sini. Sekalian saja aku cari tahu rahasia sekte ini," ucap Erlang Shen.
Erlang Shen melesat dengan jubah perak yang berkibar-kibar. Kecepatannya tak bisa dilihat oleh siapapun, kecuali beberapa orang. Salah-satunya Master Elemen itu sendiri.
Wuuuussssss
Erlang Shen mendarat di menara lain. Detik berikutnya ia kembali menghilang. Master Elemen yang melihat itu mengerutkan keningnya. Pasalnya dia tidak bisa melihat wajah dibalik topeng perak itu.
"Siapa dia? Kenapa mataku tidak bisa menembus topeng perak itu?" tanyanya.
"Aku yakin dia pasti orang yang menghancurkan gunung yang ada di dekat sekte." Master Elemen menghilang. Ia mencari-cari keberadaan Erlang Shen yang menggunakan topeng perak, tapi dia tidak bisa menemukannya. Sosok yang ia cari seperti dilindungi oleh kekuatan misterius yang tak bisa ia tembus.
"Sialan! Siapa pemuda itu?" tanya Master Elemen. Ia muncul di menara tempat dimana ia melihat Erlang Shen terakhir kali.
Wuuuussssss
Boooommmmm
Tiba-tiba saja, ledakan terdengar di sisi kiri sekte dewa elemen. Master Elemen yang sudah menebak siapa pelakunya. Sayang sekali ia tidak menemukan pelakunya. Yang ia temukan adalah sekelompok murid sekte yang tergeletak tak bernyawa di reruntuhan.
"Baj*ngan! Tunjukkan dirimu! Jangan menyerang diam-diam!" teriak Master Elemen.
Boooommmmm
Ledakan kembali terdengar di arah kiri. Master Elemen yang marah lantas menciptakan puluhan klon yang menyebar ke berbagai penjuru sekte.
Swuuuussss
Tiba-tiba saja, pusaran ruang yang sangat kacau muncul di langit sekte. Master Elemen benar-benar kebingungan. Pasalnya kekuatan ruang sekuat itu hanya bisa dikendalikan oleh satu orang saja.
"Swuuuussss"
Boooommmmm
Pusaran ruang itu meluluhlantakkan sekte dewa elemen. Tak tanggung-tanggung sekte yang dibangun selama bertahun-tahun hancur dalam waktu kurang dari setengah hari. Melihat sektenya hancur, amarahnya tak dapat ditahan lagi. Gelombang elemen yang sangat dahsyat menyapu reruntuhan sekte.
"Tunjukkan dirimu! Lawan aku kalau kau punya kekuatan!" Master Elemen berteriak. Teriakan itu disertai dengan gelombang elemen yang bisa menghancurkan apapun.
"Jika waktunya tiba aku akan melawanmu. Tempat yang dipenuhi kegelapan harus dihancurkan." Suara Erlang Shen menggelegar di langit bagai petir yang menyambar.
Wuuuussssss
Ruang yang sebelumnya kacau kembali normal. Hanya saja, bangunan sekte yang sudah hancur utuh kembali seperti tak terjadi apa-apa.
"Apa yang terjadi? Kanapa bangunan yang hancur kembali utuh?" tanya Master Elemen.
Tak mau pusing, Master Elemen langsung memeriksa kamar Erlang Shen. Sejak awal, ia sudah curiga dengan pemuda yang dibawanya. Kecurigaannya menguap saat ia menemukan Erlang Shen tergeletak di lantai dengan tubuh penuh luka. Bahkan, dia tak sadarkan diri.
"Kalau bukan dia, siapa orangnya?" tanyanya. Ia kembali memeriksa teman lain. Setelah Master Elemen pergi, Erlang Shen membuka matanya. Saat itu juga luka-luka yang sebelumnya dilihat oleh Master Elemen menghilang.
Erlang Shen duduk bersila dan memulihkan qi-nya. Kekuatan ruang dan pembalik waktu menggunakan qi terlalu banyak.
"Kakek tua itu terlanjur mengetahui kalau aku punya 10 elemen. Satu-satunya yang bisa kugunakan adalah kekuatan ruang dan waktu," ucapnya.
Erlang Shen kembali menghilang dan meninggalkan klonnya yang sedang memulihkan luka. Erlang Shen berubah menjadi asap putih dan menjelajahi setiap bangunan yang ada di sekte.
Erlang Shen muncul di ruangan rahasia. Ruangan rahasia berisi berbagai jenis harta langka yang sudah tak bisa lagi ditemukan dimanapun. Salah satunya adalah ginseng bulan kembar.
"Ini namanya rezeki nomplok." Erlang Shen mengambil semua harta yang ada di ruangan itu tanpa menyisakan satupun. Ia hanya menyisakan secarik kertas.
"Kekuasaan yang diberikan kepada orang yang salah hanya akan membawa kehancuran." Itulah isi dari surat yang ditinggalkan oleh Erlang Shen.
"Segel yang ada di dantian seseorang menandakan bahwa orang itu berasal dari luar dimensi. Itu artinya orang-orang yang memiliki segel mudah diawasi," gumam Erlang Shen. Ia berkeliling sekte dalam wujud asap putih. Ia mengamati setiap orang yang ada di sana, tapi tak satupun dari mereka yang memiliki segel dantian.
"Sepertinya aku akan aman." Erlang Shen kembali ke kamarnya dan bersikap seolah-olah tak terjadi apa-apa. Tak beberapa lama kemudian, seorang pria tua berkunjung ke sekte dewa elemen. Ia memeriksa setiap orang yang ada di sekte, tapi tak satupun dari mereka yang memiliki segel dantian.
"Sepertinya dia tidak ada di sini!" ujar pria tua itu.
"Apa yang kau cari?" tanya Master Elemen.
"Aku mencari seseorang yang memiliki segel lingkaran bumi," jawab pria itu.
"Segel lingkaran bumi. Bukankah segel itu hanya akan terpasang di dantian orang yang berasal dari luar dimensi?" tanya Master Elemen.
"Tepat sekali! Seharusnya salah seorang diantara anggota sektemu ada yang berasal dari dunia luar, tapi tak ada satupun diantara mereka yang punya segel lingkaran bumi," jelas pria tua itu.
"Beritahu aku kalau kau menemukan seseorang yang berasal dari dunia luar." Pria tua itu menghilang tanpa meninggalkan jejak sama sekali.
"Aku curiga dengan seseorang, tapi dia tidak memiliki segel lingkaran bumi. Atau memang aku tidak memeriksanya sejak awal?" Master Elemen bergumam. Orang yang dimaksud adalah Erlang Shen.
"Jangan-jangan dia berasal dari dunia luar." Master Elemen menyimpulkan.
Untuk memastikan dugaannya, Master Elemen menemui Erlang Shen di kamarnya. Hal pertama yang ia periksa adalah kristal yang menyerap energi kehidupan dan qi seluruh anggota sekte.
"Apakah kau menemukan sesuatu yang aneh di sini?" tanya Master Elemen.
"Tidak, aku tidak menemukan sesuatu yang aneh di sini, Kek," jawab Erlang Shen.
"Kau yakin?" tanya Master Elemen disertai dengan aura penekanan yang sangat kuat.
"Tidak ada," jawab Erlang Shen. Ia hanya mengibaskan tangannya dan aura penekanan yang menyerangnya berbalik kepada Master Elemen.
"Nanti malam, temui aku puncak kristal!" Tanpa menunggu jawaban Erlang Shen, Master Elemen langsung pergi.
"Nanti malam! Apakah dia memiliki niat terselubung?" tanya Erlang Shen.
"Tuan, saran saya jangan kemana-mana. Setelah menyelidiki kondisi dimensi ini, aku menyimpulkan kalau dimensi ini sangat berbahaya dimalam bulan purnama," ucap Lao Hu yang tiba-tiba saja muncul entah darimana.
"Kau yakin dengan informasi itu?" tanya Erlang Shen.
"Benar sekali! Dan malam ini bulan purnama akan bersinar. Dan pada malam itu, penghuni dimensi ini tidak akan bisa bergerak alias membeku, tapi orang-orang pendatang dari dunia luar tidak akan membeku sama sekali," jelas Lao Hu.
"Membeku! hampir saja aku dijebak." Erlang Shen menimpali.
"Satu lagi! Es yang membekukan orang-orang tidak akan bisa dilelehkan siapapun. Itu adalah ciri utama para penghuni asli dimensi ini," lanjut Lao Hu.
"Es abadi!" Erlang Shen mulai bimbang. Pasalnya elemen esnya tidak sekuat tak sekuat itu.